Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

UMKM KOPI MURIA WILHELMINA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Dosen Pendamping Lapangan: Agus Supriyanto, M.M.

Disusun Oleh:

Noor Ahmad Mushoffa (2020310122)

PROGRAM STUDI

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2023
A. Profil Kopi Muria Wilhelmina
a. Nama Pemilik : Hikmawati Inaya
b. Nama Perusahaan : Kopi Muria Wilhelmina
c. Alamat : Colo, Rt 04/Rw 04, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus,
Jawa Tengah 59353
d. No. Telpon : 08156696478
e. Tahun berdiri : 2013
f. Kriteria Produk : Home Industri
g. Jenis Produk : Budidaya Kopi dan Produksi Kopi
h. Jumlah Karyawan : 4
B. Sejarah Kopi Muria Wilhelmina
Kopi Muria Wilhelmina merupakan usaha kecil yang diproduksi sendiri dan
mulanya dipasarkan oleh founder di desa Colo, Dawe, Kudus. Warga desa Colo
merupakan mayoritas sebagai petani dan pengusaha, kebanyakan warga desa Colo
memilih mengembangkan usaha dibidang makanan dan minuman. Hikmawati Inaya
ialah seorang wanita yang hadir ditengah masyarakat desa Colo dengan membuka
peluang usaha yang pada waktu itu masih belum ada yang menekuni, yaitu usaha
dalam mengembangkan produk oleh-oleh minuman kopi. Kopi Muria tersebar
diwilayah desa Colo dan merupakan produk pertanian yang menjadi primadona
karena mempunyai nilai jual serta memiliki cita rasa khas yang berbeda dengan kopi
daerah lainnya. Potensi yang dimilikipun belum tergarap dengan maksimal. Melihat
kopi Muria dijual masih dalam bentuk cherry maupun green bean dengan harga yang
tidak menentu. Maka dari sini, kopi Muria Wilhelmina muncul untuk mengangkat
harga jual kopi dengan diolah, dibranding, dan dikemas dengan baik.
Kopi Muria adalah salah satu kopi peninggalan Belanda yang dikelola dan
selalu dikembangkan oleh masyarakat Colo sejak abad ke 18. Kopi Muria tersebar di
wilayah desa Colo pegunungan Muria dengan luas lahan ± 90 ha dan merupakan
produk pertanian yang menjadi primadona desa Colo karena mempunyai nilai jual
serta memiliki cita rasa khas yang berbeda dengan kopi daerah lainnya. Namun
potensi tersebut belum tergarap dengan maksimal. Kopi Muria dijual masih dalam
bentuk cherry (buah segar) maupun berupa green bean (kopi beras) dengan harga
yang tidak menentu karena didominasi oleh tengkulak. Selain itu banyak ibu rumah
tangga yang belum mempunyai usaha yang produktif untuk membantu perekonomian
keluarga.
Dari keprihatinan tersebut, pada tahun 2013 muncul ide mengolah biji kopi
dan membranding kopi Muria sebagai oleh-oleh khas Muria dengan nama brand kopi
Muria Wilhelmina agar harga jual kopi bisa terangkat ketika kopi tersebut diolah,
dibranding dan dikemas dengan baik.
Usaha kopi Muria ini dirikan dengan tujuan ingin mengangkat nama kopi
Muria dikenal oleh banyak orang untuk menambah nilai jual kopi, dan juga
harapannya masyarakat sekitar juga membantu membuka peluang bisnis untuk sama-
sama membranding nama kopi Muria ini. “Pada awalnya, tujuan dalam mendirikan
usaha ini ingin mengangkat nama kopi Muria dikenal banyak orang untuk menambah
nilai jual kopi Muria. Selain itu, proses produksi masih manual dalam penggorengan
dan juga pengemasannya menggunakan plastik biasa. Seiring berjalannya usaha,
sering mengikuti beberapa event festival untuk memperoleh pengalaman dan juga
ilmu terkait perkembangan produk usaha kopinya. Hal tersebut diungkapkan oleh
Hikmawati Inaya, selaku founder kopi Wilhelmina.
Selain itu, Shofil Pranyoto menyatakan “kopi Muria Wilhelmina ini
merupakan produk yang sudah menembus berbagai provinsi, seperti Sumatera,
Kalimantan, dan juga Papua. Pada awalnya, kopi ini dipasarkan di beberapa kios
wisata Desa Colo, yang berada di kompleks wisata religi makam Sunan Muria.
Setelah melihat respon konsumen bagus hingga kewalahan dalam menerima pesanan
sehingga dapat mendongkrak penjualan Wilhelmina ini”.
Shofil Pranyoto menyampaikan “pada tahun 2013 hingga sekarang Kopi
Muria Wilhelmina terus membuat inovasi untuk memperbaiki kualitas dan
pengemasannya”, pungkasnya. Kopi yang diberi merek Wilhelmina ini menggunakan
biji kopi merah tua. Biji kopi ini nikmat dan tidak merusak citra rasa kopi asli. Jenis
kopi yang dijual hanya dua jenis yaitu robusta dan arabika.
C. Proses Produksi Pada Kopi Muria Wilhelmina
Berikut ini merupakan proses produksi pada Kopi Muria Wilhelmina:
1. Memanen Kopi
Langkah pertama dalam proses pembuatan kopi muria Wilhelmina adalah
memanen biji kopi. Proses ini dilakukan dengan memanen biji kopi yang telah
matang. Tigkat kematangan buah kopi dapat dilihat dari perubahan warna kulit
buah. Kulit buah yang hanya memiliki satu lapisan tipis dan berwarna hijau adalah
buah kopi yang masih muda. Sementara itu, buah kopi yang telah berubah warna
menjadi merah adalah buah kopi yang telah siap untuk dipanen.
2. Menyortir Buah Kopi
Setelah buah kopi dipanen, langkah selanjutnya adalah dengan menyortir dan
memisahkan buah kopi yang cacat. Selain itu, buah kopi juga dipisahkan dari
kotoran, seperti daun, ranting, tanah, atau kerikil. Proses penyortiran ini biasanya
dilakukan secara langsung di kebun setelah proses panen selesai.
3. Pengupasan Kulit Buah
Proses pengupasan kulit buah dilakukan dengan bantuan mesin pengupas
khusus. Proses ini umumnya dilakukan dengan mengalirkan air secara terus
menerus ke dalam mesin pengupas. Hal ini bertujuan untuk melunakkan jaringan
kulit buah sehingga kulit buah mudah terkelupas dari bijinya.
4. Proses Fermentasi
Proses fermentasi dilakukan dengan merendam biji kopi ke dalam air bersih
atau dengan menumpuk biji kopi basah ke dalam semen atau bak kayu. Kemudian
di atasnya ditutup menggunakan karung goni yang harus selalu dibasahi. Lama
proses fermentasi biasanya berlangsung sekitar 12 hingga 36 jam. Proses
fermentasi kopi selesai apabila lapisan lendir yang menyelimuti biji kopi telah
hilang. Setelah difermentasi, cuci kembali biji kopi dengan air untuk
menghilangkan sisa lendir yang masih menempel pada biji kopi.
5. Proses Pengeringan
Setelah difermentasi dan dicuci dengan bersih, langkah selanjutnya adalah
dengan mengeringkan biji kopi. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air
dalam biji kopi agar rasanya tidak berubah dan tahan dengan serangan jamur.
Lama penjemuran sekitar 2-3 minggu untuk mengurangi kadar air dalam biji kopi
yang semula 60-65% menjadi 12%. Proses pengeringan yang dilakukan oleh kopi
muria Wilhelmina yaitu dengan cara penjemuran. Hal itu dikarenakan, proses
penjemuran adalah cara yang paling mudah untuk mengurangi kadar air dalam biji
kopi terlebih pada cuaca yang panas.
6. Proses Sortasi Biji Kopi
Setelah melalui proses pengeringan, selanjutnya dilakukan penyortiran atau
pemisahan antara biji kopi yang bagus dengan biji kopi yang cacat. Proses ini
dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin karena pemisahan biji kopi
ini berdasarkan tekstur, warna, serta fisik.
7. Proses Roasting (Pemanggangan)
Pada proses ini, biji kopi yang bagus akan dipanggang menggunakan mesin
roasting dengan suhu minimal 150 derajat selama kurang lebih 20 menit. Setelah
melalui tahap ini, biji kopi kemudian didiamkan paling tidak selama 3 hari untuk
mengurangi kadar minyak yang ada.
8. Proses Grinding (Penggilingan)
Setelah didiamkan selama kurang lebih 3 hari, kemudian dilakukan
penggilingan pada biji kopi menggunakan mesin grinding.
9. Pengemasan
Langkah selanjutnya yaitu mengemas kopi yang telah menjadi bubuk ke dalam
kemasan sesuai yang dibutuhkan.
10. Proses Seal Kemasan
Proses terakhir yaitu men-seal kemasan agar kedap udara sehingga kopi bubuk
yang ada di dalam kemasan dapat bertahan lama.
D. Produk Kopi Muria Wilhelmina
Berikut ini merupakan beberapa produk dari Kopi Muria Wilhelmina:
1. Kopi Muria Wilhelmina Koncho

Kopi Muria Wilhelmina Koncho adalah kopi bubuk yang di produksi dari kopi
robusta dan coklat sehingga menghasilkan bubuk kopi dengan cita rasa yang unik.
2. Kopi Muria Wilhelmina Arabica
Kopi Muria Wilhelmina Arabica adalah kopi bubuk berjenis arabica. Kopi Muria
Wilhelmina Arabica mempunyai cita rasa yang khas dan unik diproduksi dari kopi
yang berkualitas tanpa bahan campuran apapun.
3. Kopi Muria Pak Nyoto

Kopi Muria Pak Nyoto terbuat dari biji kopi robusta pilihan dari Gunung Muria
yang diolah secara khusus sehingga menghasilkan cita rasa kopi yang mantap.
4. Kopi Muria Wilhelmina Black Robusta
Kopi Muria Wilhelmina Black Robusta mempunyai cita rasa yang khas dan unik,
diproduksi dari kopi jenis robusta yang berkualitas tanpa bahan campuran apapun.
5. Kopi Muria Wilhelmina Robusta

Kopi Muria Wilhelmina Black Robusta mempunyai cita rasa yang khas dan unik,
diproduksi dari kopi jenis robusta yang berkualitas tanpa bahan campuran apapun.
6. Kopi Muria Wilhelmina Gold
Kopi Muria Wilhelmina Gold adalah kopi bubuk yang diproduksi dari 75% kopi
robusta Muria petik merah, dan 25% kopi arabica diproses melalui sortir biji kopi
yang ketat sehingga menghasilkan bubuk kopi kualitas bagus dan dengan cita rasa
yang unik, digiling halus, cocok untuk penyuka kopi lelet.
7. Kopi Muria Wilhelmina Box Sachet 16 pcs

Kopi Muria Wilhelmina diproduksi dari kopi robusta muria petik merah diroasting
dengan mesin roasting sehingga menghasilkan kopi yang enak. Kopi box sachet
ini terdiri 16 sachet kopi 9gr siap seduh. Praktis tidak perlu repot menakar saat
menyeduh kopi.
E. Pelaksanaan Kegiatan PKL Di UMKM Kopi Muria Wilhelmina
Terkait pelaksanaan kegiatan PKL Di UMKM Kopi Muria Wilhelmina,
dimulai dari tanggal 8 Juli sampai 22 Agustus 2023. Disana terdapat beberapa bagian
dalam menjalankan operasional, yaitu pemanenan kopi, produksi dan marketing.
Selain penulis, ada empat mahasiswa lainnya yang ditempatkan Di UMKM Kopi
Muria Wilhelmina. Adapun jadwal jam kerja Di UMKM Kopi Muria Wilhelmina
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Jadwal Jam Kerja

Hari Jam Kerja (WIB) Keterangan

Senin, Selasa, Rabu, 08.30-12.00 -


Kamis, dan Sabtu
12.00-13.00 Isoma

13.00-15.00 -
Jum’at 08.30-11.45 -

12.00-13.00 Isoma

13.00-15.00 -

Ahad Libur Libur

Adapun kegiatan PKL selama sebulan kami belajar memanen kopi di kebun,
tepatnya di bukit sepuser. Setelah pemanenan langkah selanjutnya adalah dengan
mengeringkan biji kopi. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam biji
kopi agar rasanya tidak berubah dan tahan dengan serangan jamur. Lama penjemuran
sekitar 2-3 minggu untuk mengurangi kadar air dalam biji kopi yang semula 60-65%
menjadi 12%. Proses pengeringan yang dilakukan oleh UMKM kopi muria
Wilhelmina yaitu dengan cara penjemuran. Setelah pengeringan atau penjemuran
langkah selanjutnya adalah kami menyortir buah kopi dan memisahkan buah kopi
yang cacat dan di sesuaikan berdasarkan tekstur, warna, serta fisik. Selain itu, buah
kopi juga dipisahkan dari kotoran, seperti daun, ranting, tanah, atau kerikil. Setelah
penyortiran langkah selanjutnya adalah proses roasting (pemanggangan), biji kopi
yang bagus akan dipanggang menggunakan mesin roasting dengan suhu minimal 150
derajat selama kurang lebih 20 menit. Setelah melalui tahap ini, biji kopi kemudian
didiamkan paling tidak selama 3 hari untuk mengurangi kadar minyak yang ada.
Setelah didiamkan selama kurang lebih 3 hari, kemudian dilakukan penggilingan pada
biji kopi menggunakan mesin grinding. Setelah penggrindingan selesai langkah
selanjutnya yaitu mengemas kopi yang telah menjadi bubuk ke dalam kemasan sesuai
yang dibutuhkan. Setelah pengemasan langkah selanjutnya adalah men-seal kemasan
agar kedap udara sehingga kopi bubuk yang ada di dalam kemasan dapat bertahan
lama. Disana kami tidak hanya belajar cara produksi kami juga dibelajar cara
memasarkan produk dengan melakukan penjualan door-to-door langsung ke
pengunjung atau peziarah di Kawasan Makan Sunan Muria dan juga mengantarkan
produk Kopi Muria Wilhenmina ke tempat atau toko pelanggan Kopi Muria
Wilhemina di Kudus.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai