Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN IV
PENAPISAN FITOKIMIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK V


Alfin Khoirunnisa DS 24030117120011
Lina Apriliana 24030117120003
Muhammad Daffa F 24030117140028
Sonia Setya Ningrum 24030117120016

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
(Sonia)
LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN IV
PENAPISAN FITOKIMIA

Semarang, 3 November 2018


Praktikan,

Alfin Khoirunnisa DS Lina Apriliana


24030117120011 24030117120003

Muhammad Daffa F Sonia Setya Ningrum


24030117140028 24030117120016

Mengetahui,
Asisten

Mariskha Nicky A
24030115120053
(Daffa)
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan penapisan fitokimia bertujuan untuk mempelajari cara


penapisan fitokimia dan menganalisis golongan kimia tumbuhan. Prinsip yang digunakan adalah
analisis golongan kimia tumbuhan dengan uji-uji spesifik dengan cara menambahkan reagen
yang memberikan reaksi positif terhadap golongan kimia dari daun mangga . Metode yang
digunakan adalah dengan cara penambahan reagen yang memberikan reaksi positif terhadap
golongan kimia dari daun mangga . Hasil yang di dapat daun mangga mengandung alkaloid
ditambah pereaksi dragendorff menghasilkan warna orange kemerah merahan dan dengan
pereaksi mayer menghasilkan bening,mengandung saponin akan menghasilkan gelembung atau
buih yang stabil, mengandung flavonoid menghasilkan lapisan warna orange dan putih,
mengandung tanin menghasilkan warna hitam,mengandung kuinon menghasilkan warna orange
kemerahan . Dan mengandung steroid menghasilkan warna biru.

Kata kunci : Fitokimia, Daun mangga, Reaksi positif

(Lina)
IV. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil Ket
1 Uji Alkaloid
- 0.5 gr daun mangga + 1 ml HCl + 9 ml Filtrat I + pereaksi mayer bewarna +
aquadest orange kemerah merahan
- pemanasan
- pendinginan Filtrat II + pereaksi diagendorff +
- penyaringan bewarna nening
Filtrat I + 2 tetes pereaksi mayer
Filtrat II + 2 tetes pereaksi diagendorff

2 Uji Saponin
- 5 g serbuk + 200 ml H2O Terdapat buih buih / busa +
- Pemanasan
- Penyaringan
- Filtrat dikocok vertikal, pendinginan
- Penambahan HCl 2 N, pengamatan
3 Uji flavonoid
- 5 ml filtrat dari saponin + Mg
Terdapat perubahan menjadi +
- Penambahan 1 ml HCl pekat
lapisan orange dan putih
- Penambahan 2 ml amilalkohol
- Pengocokan, pendiaman
- Pengamatan
4 Uji tannin
Terdapat perubahan warna menjadi +
- 2.5 g serbuk + 50 ml H2O, pendidihan
hitam pekat
- Pendinginan
- Penyaringan
Filtrat + FeCl3
5 Uji kuinon
- 2.5 g serbuk + 50 ml H2O, pendidihan Terdapat perubahan warna menjadi +
orange
- Pendinginan
- Penyaringan
- Filtrat + NaOH 1N
6 Uji steroid
- 5 g serbuk + eter 20 ml,
Terdapat perubahan warna menjadi +
- Maserasi 1 jam
biru
- Penyaringan
- Penguapan filtrat
- Residu + 2 tetes asam asetat anhidrat
- Penambahan H2SO4 pekat 1 tetes

(Sonia)
VI.PEMBAHASAN

Telah dilakukan percobaan penapisan fitokimia bertujuan untuk mempelajari cara


penapisan fitokimia dan menganalisis golongan kimia tumbuhan. Prinsip yang digunakan
adalah analisis golongan kimia tumbuhan dengan uji-uji spesifik dengan cara
menambahkan reagen yang memberikan reaksi positif terhadap golongan kimia dari daun
mangga . Metode yang digunakan adalah dengan cara penambahan reagen yang
memberikan reaksi positif terhadap golongan kimia dari daun mangga.

VI.1. Alkaloid
Uji Alkaloid ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan alkaloid
pada simplisia daun mangga. Pertama daun mangga ditambahkan hcl dan aquades.
Penambahan HCl berfungsi untuk membentuk garam alkaloid karena alkaloid yang
bersifat basa dapat larut dalam dalam pelarut yang bersifat asam. Lalu
pemanasan,pemanasan bertujuan agar membentuk garam alkaloid yang stabil. Setelah itu
dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu. Filtraat yang didapat diambil
dan ditetes kan di 2 plat tetes. Filtrat pertama ditambahkan pereaksi Dragendroff yang
mengandung ion Bi3+ dan HI, dimana uji positif jika terbentuk endapan merah bata.

Reaksinya :
R3N + Bi3+ + H+ + 4I- R3N.HBiI4
Alkaloid endapan merah bata
(Harbone, 1977)
Filtrat kedua ditambahkan dengan pereaksi mayer yang mengandung Hg2+ dan KI. Uji
positif jika terbentuk endapan putih.
Reaksinya :
R3N + Hg2+ + 2K+ + 4I- R3N.K2H3I4
Alkaloid endapan putih
(Harbone, 1977)
Berdasarkan hasil percobaan, filtrat I terbentuk endapan merah bata dan filtrat II
terbentuk endapan putih. Hal ini menunjukan bahwa senyawa alkaloid terkandung dalam
mangga. Dengan kata lain uji ini menghasilkan uji positif pada mangga. (Lina)

VI.2. Saponin
Uji saponin bertujuan untuk mengetahui adanya saponin yang terkandung pada
simplisia Mangga. Saponin merupakan suatu glikosida dengan gugus hidroksil pada
molekulnya dengan rumus C32H18O7. Saponin mempunyai sifat seperti sabun, dimana
ketika dilarutkan dalam air akan terbentuk busa atau buih. Metode pengujian saponin
dilakukan dengan mendidihkan Mangga yang telah dihaluskan ke dalam air. Tujuan
pendidihan ini adalah untuk memperbesar kelarutan saponin dalam air.
Penyaringan dilakukan dalam keadaan panas, hal ini dilakukan agar kandungan
saponin tidak berkurang bila suhu menurun. Penyaringan ini bertujuan untuk
memisahkan saponin dari simplisia dan senyawa lain yang terkandung didalamnya seperti
alkaloid, steroid, flavonoid. Filtrat yang dihasilkan kemudian dikocok secara vertikal
hingga terbentuk busa. Hal ini disebabkan saponin merupakan senyawa yang bersifat
seperti sabun, dimana memiliki gugus hidrofil dan hidrofob yang dapat bertindak sebagai
permukaan aktif dalam pembentukan busa.
Uji positif untuk saponin adalah dengan terbentuknya busa yang stabil. Saponin
dapat larut dalam air karena adanya gugus hidrofil (OH) yang dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air.
H H
O
H O HC Gugus saponin
Gugus saponin OH

H
O H
H
(Fessenden, 1999)
Penambahan HCl dilakukan untuk menguji kestabilan busa. Penambahan HCl dilakukan
dalam jumlah yang sedikit karena apabila ditambahkan dalam jumlah yang banyak dapat
menurunkan permukaan aktif sabun.
Dalam percobaan ini memberikan hasil yang positif karena terbentuknya busa
atau buih pada larutan tersebut. Larutan tersebut menghasilkan larutan kuning dengan
terbentuknya busa atau buih. Hal ini menunjukan bahwa didalam daun mangga
mengandung saponin. (Daffa)
VI.3. Flavonoid
Uji flavonoid bertujuan untuk mengetahui adanya flavonoid dalam simplisia
Mangga. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom kuinon, terdiri
dari 2 cincin benzena yang dihubungkan menjadi rantai linear yang terdiri dari 3 atom
karbon. Penentuan uji flavonoid dilakukan dengan menambahkan serbuk Mg dan larutan
HCl pada filtrat saponin. Pada proses penambahan ini terjadi reaksi eksoterm yaitu reaksi
yang melepaskan panas yang ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung gas
dan pelepasan kalor pada permukaan tabung reaksi. Gelembung gas yang terbentuk ini
adalah gas H2.
Reaksi yang terjadi :
Mg + 2HCl Mg2+ + 2Cl- + H2
(Markham, 1988)
Produk yang dihasilkan pada reaksi diatas adalah MgCl2 dan H2. Dimana MgCl2 berada
dalam kesetimbangan. Reaksi :
MgCl2 (aq) MgCl+ (aq) + Cl- (aq)
(Markham, 1988)
+
MgCl akan bereaksi dengan gugus karbonil pada flavon yang mengalami resonansi,
sehingga akan terbentuk ikatan baru yaitu pelepasan ikatan rangkap dan pembentukan
gugus hidroksil.
Reaksi yang terjadi :
H H
C C C

O + MgCl + O M gCl OH
amilalkohol
f lavon
(Markham, 1988)
Reaksi yang terjadi merupakan pembentukan ikatan baru dimana adanya MgCl + mampu
melarutkan flavon sehingga flavonoid dapat dipisahkan dari golongan kimia lain.
Penambahan amilalkohol berfungsi untuk melarutkan flvonoid. Hal ini disebabkan
flavonoid merupakan senyawa polar sehingga amilalkohol yang juga bersifat polar
mampu memisahkan flavonoid dari senyawa-senyawa yang bersifat non polar, misalnya
kuinon.
Larutan dikocok dengan tujuan untuk memperbesar distribusi flavonoid ke dalam
amilalkohol. Uji positif untuk flavonoid adalah terbentuknya larutan berwarna merah
lembayung.
Setelah dikocok, terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna putih dan lapisan
bawah berwarna. Orange .Hal ini menunjukan bahwa didalam daun mangga
mengandung flavonoid. (Daffa)

VI.4 . Tanin
Uji tanin ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan tanin pada
simplisia daun mangga. Pertama dilakukan proses proses pemanasan antara serbuk daun
mangga dengan aquades. Fungsi pemanasan agar tanin yang terlarut semakin banyak.
Selain itu proses pendidihan juga berfungsi untuk memecah ikatan-ikatan pada tanin
sehingga dihasilkan bentuk monomer-monomer tanin bebas. Kemudian dilakukan
pendinginan untuk mengendapkan senyawa-senyawa pengotor yang tidak larut pada suhu
rendah, misalnya saponin dan flavonoid. Selanjutnya dilakukan penyaringan yang
bertujuan untuk memisahkan tanin dari simplisia dan senyawa lain yang terkandung
didalamnya seperti alkaloid, steroid, dan flavonoid. Setelah itu, filtrat ditambahkan
dengan FeCl3. Penambahan FeCl3 berfungsi sebagai sumber atom pusat, dimana tanin
merupakan ligan yang membutuhkan atom pusat untuk membentuk kompleks yang stabil,
sehingga terbentuklah kompleks antara atom pusat Fe3+ dengan ligan tanin. Uji positif
yaitu terbentuk larutan berwarna hijau kehitaman.
Reaksi yang terjadi :

(Linder,1985)
Dari uji ini didapatkan hasil positif yaitu terbentuk atau dihasilkan larutan yang
berwarna hijaun kehitaman yang mengindikasikan bahwa terdapat kandungan tanin
dalam daun mangga. (Alfin)
VI.5. Kuinon
Uji kuinon ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan kuinon pada
simplisia daun mangga. Pertama dilakukan proses proses pemanasan antara serbuk daun
mangga dengan aquades. Pengujian dilakukan dengan merebus daun kersen dengan
aquadest hingga mendidih. Pendidihan bertujuan untuk memperbesar kelarutan kuinon
dalam air sehingga filtratnya dapat diuji dengan reagen-reagen. Setelah mendidih,
rebusan daun kersen beserta filtratnya didinginkan dalam suhu kamar supaya
mengendapkan pengotor (saponin dan flavonoid) dan melarutkan kuinon. Hal tersebut
dpat terjadi karena kuinon dapat larut dalam air pada suhu rendah. Campuran yang
didapatkan berupa larutan berwarna kuning kecoklatan. Filtrat yang didapatkan larutan
berwarna kuning pucat. Kemudian dilakukan pengujian dengan menambahkan reagen
NaOH 1 N. Penambahan NaOH bertujuan untuk mendeprotonasi gugus fenol pada
kuinon sehingga terbentuk ion enolat. Ion enolat tersebut akan mampu mengadakan
resonansi antar elektron pada ikatan rangkap π, karena terjadinya resonansi ini ion enolat
dapat menyerap cahaya tertentu dan memantulkan warna. Mekanisme Reaksi yang terjadi
:

(Hart,1983)

Setelah itu, hidrokuinon (gugus fenol pada kuinon) terdeprotonasi dengan NaOH
dan membentuk ion enolat.

+ NaOH + H2O

(Hart,1983)

Pada percobaan, saat dilakukan penetesan, larutan kuning pucat menjadi kuning
kecoklatan. Perubahan ini menandakan uji positif. Sehingga, dalam simplisia daun
mangga pada percobaan terdapat kandungan kuinon.( Alfin)
VI.6. Uji steroid/triterpenoid
Uji steroid/triterpenoid bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan
steroid/triterpenoid pada simplisia daun mangga. Tahap pertama yang dilakukan adalah
maserasi terhadap daun mangga ke dalam eter selama 1 jam. Maserasi merupakan proses
perendaman selama beberapa waktu agar zat (steroid/triterpenoid) yang terkandung
dalam simplisia daun manga dapat keluar atau terekstrak. Maserasi dilakukan selama 1
jam karena waktu 1 jam adalah waktu yang optimum untuk mengeluarkan atau
mengekstrak steroid/triterpenoid yang terkandung dalam simplisia. Pelarut yang
digunakan adalah eter yang bersifat nonpolar karena steroid merupakan senyawa organik
yang memiliki sifat nonpolar sehingga steroid dapat larut dalam pelarut nonpolar seperti
eter.
Larutan yang telah dimaserasi kemudian disaring dengan tujuan untuk
memisahkan residu daun mangga dari filtrat. Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan.
Penguapan berfungsi untuk menghilangkan pelarut eter yang tersisa pada filtrat. Residu
yang diperoleh dari penguapan kemudian ditambah dengan asam asetat anhidrat dimana
asam asetat anhidrat akan bereaksi dengan steroid melalui reaksi asetilasi menghasilkan
kompleks asetil steroid.
Reaksi yang terjadi :
O
CH 3 C
- CH3COOH O
Gugus steroid OH + O Steroid O C
CH3
CH 3 C senyawa kompleks
O asetil steroid
(Fessenden, 1999)

Penambahan H2SO4 pekat bertujuan untuk mendekstruksi kompleks asetil steroid.


H2SO4 pekat lebih bersifat reaktif jika bereaksi dengan steroid dibandingkan dengan
asam asetat anhidrat. Hal ini dikarenakan kemampuan H2SO4 yang lebih mudah masuk
mengatasi efek sterik yang besar dari molekul steroid sehingga senyawa kompleks yang
dihasilkan lebih stabil dari kompleks asetil steroid.
Uji positif terhadap steroid adalah jika terbentuk larutan berwarna biru.
Sedangkan uji positif terhadap triterpenoid adalah jika terbentuk kristal/endapan
berwarna merah kecoklatan.
Pada percobaan ini mengalami perubahan warna menjadi biru. Hal ini
menunjukan bahwa daun mangga positif steroid. (Sonia)
VII. PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
VII.1.1 . Penentuan kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan dilakukan dengan
penapisan fitokimia dalam suatu simplisia.
VII.1.2. Analisis golongan kimia tumbuhan dengan uji spesifik terhadap alkaloid,
saponin, flavonoid, tanin, kuinon, dan steroid/triterpenoid.
VII.1.3. Pada simplisia daun mangga positif mengandung alkaloid, saponin, flavonoid,
tannin, kuinon, dan stereoid
VII.2. Saran
VII.2.1. Sebaiknya praktikan teliti dalam mengamati perubahan warna yang terjadi.
VII.2.2. Lebih banyak variasi tanaman yang diuji agar mengetahui perbedaan kandungan.
VII.2.3. Saat pengujian pastikan reagen dicek terlebih dahulu agar tidak terjadi kegagalan
praktikum atau uji.
(Lina)
. DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, 1999, Kimia Organik,Jakarta : Erlangga


Harbone, 1977, Progress in Photochemistry, Pergamon Press, Oxford
Hart, H. 1983. Kimia Organik.Terjemahan Suminar, Jakarta: Erlangga.
Linder, 1985, Nutritional Biochemistry and Metabolism,New York : Elsevier Science
Publishing Company Inc,
Markham, 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, ITB Press, Bandung
(Alfin)
LAMPIRAN FOTO

Uji Alkaloid Uji Steroid

Uji Saponin Uji Flavonoid


Uji Tanin (Daun mangga) Uji Tanin (Kelor)

Uji Kuinon (Daun mangga) Uji Kuinon (Kelor)


(Alfin)

Anda mungkin juga menyukai