Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALISIS

Analisis Kualitatif Senyawa Turunan Alkohol, Fenol, Bahan Dasar Salep dan
Bahan Pengisi Tablet

Dosen Pengampu :
Dra. Lilis Tuslinah, M.Si., Apt.
Ade Yeni Aprillia, M.Si

SIFAREINA
31117141
3C FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2019
No. Praktikum :I
Hari / Tanggal : Senin / 02 September 2019
No sampel : 330 & 355

“ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ALKOHOL, FENOL, BAHAN


DASAR SALEP DAN PENGISI TABLET”
A. TUJUAN
1. Menganalis preparasi sampel zat organik dalam sediaan farmasi
2. Menganalisis dan mengidentifikasi zat organik dalam sediaan farmasi
3. Menetapkan kemurnian dan mutu daripada bahan yang dipakai dalam
farmasi terutama bahan obat-obatan sehingga berfungsi untuk
menghindari pemalsuan

B. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut sistem IUPAC, penamaan alkohol sama seperti penamaan alkana
dengan menambahkan akhiran –ol. Rantai terpanjang yang mengandung gugus
hidroksil diberi nama dengan mengganti akhiran –na dengan –ol. Penomoran
rantai cabang dilakukan dengan memberi atom karbon yang mengandung gugus
hidroksil dengan nomor yang paling kecil. Jika terdapat rantai cabang pada
rantai utama, penamaan rantai cabang berdasarkan alfabet (Riswiyanto. 2009).

Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang


terikat pada atom karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH,
dimana R merupakan alkil, alkil tersubstitusi, atau hidrokarbon siklik. Alkohol
dapat dianggap merupakan turunan dari air (H―O―H), di mana satu atom
hidrogennya diganti dengan gugus alkil. Alkohol diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier (Riswiyanto, 2010: 209).

R-CH2-OH R2-CH-OH R3C-OH

Alkohol primer Alkohol sekunder Alkohol tersier

Pembagian alkohol dibagi berdasarkan :


1. Berdasarkan R-nya (strukturnya)
- Alkohol alifatis
- Alkohol aromatis
- Alkohol alifatis
2. Berdasarkan jumlah gugus hidroksi (-OH)
- Alkohol monovalen, adalah alkohol yang hanya mempunyai satu
gugus (-OH).
- Alkohol polivalen, adalah alkohol yang mempunyai dua atau lebih
guggus (-OH).
3. Berdasarkan letak gugus hidroksi (-OH) pada posisi atom
- Alkohol primer
- Alkohol sekunder
- Alkohol tersier

Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol atau
air.Fenol dengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah antara
etanol dan asam asetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah
dibandingkan OH, oleh karena itu,fenoksida dapat diolah dengan seuatu
fenol dan NaOH dalam air.reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas
alkohol. Fenol bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang
dihasilkan oleh resonansi,dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi)
oleh cincin aromatik. (Fessenden R.J dan J.S.Fessenden ; 1986 Hal : 279).

Rumus umum fenol adalah ArOH, di mana Ar adalah fenil atau fenil
tersubstitusi atau gugus fenil lain seperti naptil. Beberapa contoh fenol
adalah: metil salisilat, tirosin, eugenol, dan thymol (Riswiyanto, 2010: 344)

Fenol dibagi menjadi ke dalam dua golongan, yaitu :

1. Fenol monovalent, yaitu fenol yang hanya mengikat satu gugus


hidroksil.
2. Fenol polivalent, yaitu fenol yang memiliki banyak gugus hidroksil
terikat pada inti fenil.

C. PROSEDUR KERJA
1. Sampel no 330
sampel

Uji Organoleptik
+ Air, vortex dan sentrufugasi

Fase air
Uji umum

+ Diazo A, + Diazo B,

+ HCl, + NaOH
Merah Frambos

+ amilalkohol

(-) alkohol (+) fenol (warna merah


ditarik amilalkohol)

Reaksi penggolongan

+ FeCl3
Terbentuk
warna hijau

Hidroquinon
golonggan polivalen
2. Sampel no 355

Sampel
Uji organoleptik
Reaksi umum
+ Diazo A, +Diazo B,
+HCl, +NaOH
Frambos Merah
+ Amilalkohol

+ alkohol - fenol

Uji Cufril
+NaOH, + 1 tts CuSO4
tidak terbentuk kompleks Cu jernih
Alkohol Alkohol polivalen :
monopalen manitol, propilenglikol,
sorbitol.

uji penegasan
+ NH4OH, +CuSO4

Biru : sorbitol

D. Hasil pengamatan
1. Sampel no. 330
No. Cara kerja Hasil Pengamatan Dugaan
1. Uji Organoleptik
- Bentuk - Salep (semisolid) Matriks
- Rasa - Tidak berasa salep
- Bau - Tidak berbau
- kelarutan - Dalam air
2. Uji reaksi pada penegasan: larutan berwarna Vaselin
Sampel + H2SO4 + CHCl3 orange Flavum
Seharusnya :
Sampel + FeCl3 larutan warna

hidroquinon
2. Sampel no 355
No. Cara Kerja Hasil Pengamatan Dugaan
1. Uji organoleptik
- bentuk - larutan Gliserin,
- warna - tidak berwarna sorbitol,
- rasa - manis manitol,
- kelarutan - larut dalam air
2. Uji umum
Sampel + diazo A + diazo Warna merah trambos Golongan
B + HCl + NaOH  tidak tertarik Alkohol
merah trambos + amilalkohol
amilalkohol
3. Uji penggolongan (reaksi
cufril) Sorbitol,
Sampel + CuSO4 + NaOH Cu jernih manitol,
gliserin
4. Uji penegasan
Reaksi Cuprifil + NH4OH Biru Sorbitol
+ CuSO4

E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan analisis terhadap dua sampel
yaitu sampel no 330 dan 355 yang diduga termasuk ke dalam golongan
alkohol, fenol, bahan pengisi, dan bahan dasar salep.
Pada analisa sampel no. 330, dilakukan pengujian pertama yaitu uji
organoleptik dengan bentuk sediaan semisolid/salep maka uji selanjutnya
yaitu pengujian kelarutan, salep termasuk ke dalam zat aktif. Dengan
pengujian uji umum pada reaksi diazo untuk membedakan antara senyawa
alkohol dengan senyawa fenol. Dengan pemberian amilalkohol sebagai
pembeda, apabila hasil dari reaksi diazo dapat tertarik dengan amilalkohol
maka sampel termasuk golongan senyawa fenol dengan golongan polivalen
dengan sampel yaitu hidroquinon. Pada uji penggolongan dilakukan dengan
uji menggunakan pereaksi FeCl3 dan menghasilkan warna-warna karena
adanya pergantian gugus atom.
Pada saat pengujian, pendugaan terjadi kesalahan karena terkecoh
dengan bentuk sediaan sehingga saya menduga sampel tersebut merupakan
bahan dasar salep. Sehingga secara langsung melakukan uji penegasan
menggunakan larutan H2SO4, dengan hasil yang didapat berwarna orange
dan menduga sampel tersebut mengandung vaselin album.
Sampel no. 355 yang merupakan sorbitol yang merupakan senyawa
alkohol golongan sekunder dan golongan polivalen. Sampel ini dapat
diidentifikasi dengan melakukan reaksi umum diazo, dengan menggunakan
pereaksi diazo A berisi asam sulfanilat dan diazo B berisi NaNO2 dengan
penambahan HCl dan NaOH akan menghasilkan larutan berwarna merah
anggur. Pengujian tersebut diteruskan dengan pengujian penggolongan,
reaksi yang digunakan yaitu reaksi cuprifil dengan mereaksikan dengan
penambahkan larutan basa yaitu NaOH dan penambahan CuSO4, hasil yang
didapat akan menimbulkan larutan komplels Cu jernih bewarna karena
menyerap energi dari daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut untuk
melakukan transisi elektron pada atom pusat. Pada uji penegasan dilakukan
dengan menambahkan pereaksi NH4OH dan CuSO4 dengan larutan tetap
biru.
Pada sampel ini, saya melakukan pendugaan yang salah dan
menggangap bahwa sampel no. 355 ini mengandung gliserin, karena dengan
rasa yang manis, dan uji penegasan penambahan reaksi CuSO4 dan NaOH
berwarna biru.
F. KESIMPULAN
Jadi, sampel no. 330 adalah hidrokuinon,bukan vasellin album dan
untuk sampel no. 355 yaitu sorbitol bukan gliserin.
DAFTAR PUSTAKA
Riswayanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
kartika,2004, Kimia Anorganik, USU Press: Medan
Fessenden R.J dan J.S.Fessenden1986. Kimia Organik Edisi ketiga Jilid 1.
Jakarta : Erlangaa

Anda mungkin juga menyukai