Alkohol
1. Berdasarkan Struktur
a. Alkohol Alifatis Contoh : Primer (etil alkohol), Sekunder (isopropil alkohol),
tersier (amylon hidrat) disebut Alkohol monovaen alifatis jenuh
b. Alkohol Aromatis Contoh : Benzil alkohol (jenuh) dan cinnamil alkohol (tak
jenuh)
c. Alkohol Siklik Contoh : Sekunder (menthol) dan tersier (terpenhydrat)
Pereaksi: Larutan borax 1% dan larutan fenolftalein 0,2% dalam etanol 70%.
Pemerian :
a. Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas (kasar, pedas tidak enak, toksik),
warna nyala tidak ada, kebiru-biruan, TD 64,70 C
b. Lebih toksik daripada etil alkohol/etanol
c. Tidak membentuk campuran azeotropik dengan air
d. Jika diminum mabuk lama sampai dengan kebutaan dan kematian (tergantung
dari volume yang diberikan) karena dalam tubuh , metanol tidak dioksidasikan
dengan sempurna hanya sampai HCOOH yang mengakibatkan kematian.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, alkohol, eter dan pelarut organik lainnya
Kegunaan metanol sebagai berikut :
-Pelarut misalnya dari schellac dsb
-Sebagai anti freeze radiator mobil
-Untuk mendenaturasikan etanol
-Untuk pembuatan formaldehid, metil salisilat, metil klorida
Identifikasi:
1. Jika 0,2 ml larutan sampel ditambahkan beberapa tetes
KmnO4 1% dan 2-3 tetes H2SO4 pekat, aduk, setelah
15menit tambahkan 2-3 tetes asam oksalat 5% dalam H2SO4
50% (sampai warna ungu hilang), lalu tambahkan 2 tetes
pereaksi Schiff akan terbentuk warna merah atau rosa.
2. Jika 1 tetes sampel ditambahkan 1 tetes larutan K2Cr2O7 dan
1 tetes H2SO4 akan terbentuk warna hijau.
3. Esterifikasi:
- Dengan penambahan asam benzoat dan H2SO4 pekat akan
terbentuk metil benzoat diidentifikasi dengan aroma pisang.
- Dengan penambahan asam salisilat dan H2SO4 pekat akan
terbentuk ester dengan aroma minyak gandapura. Pada
metanol, bau minyak gandapura lebih pekat dibandingkan
dengan etanol yang sedikit lemah
4. Dioksidasi dengan KmnO4 / H2SO4 pekat formaldehid Formaldehid
dapat ditentukan dengan asam kromatropat. Menghasilkan warna
ungu.
Cara melakukan:
Jika 1 tetes sampel ditambahkan 1 tetes H3PO4 5% dan 1 tetes
KmnO4 5% dalam tabung reaksi, setalah 1 menit kemudian
ditambahkan sedikit kristal NaHSO3, kocok sampai warna larutan
hilang (bila perlu ditambahkan 1 tetes H3PO4 dan NaHSO3). Lalu
ditambahkan 4 ml H2SO4 12 N dan sedikit kristal asam
kromatropat, kocok dan panaskan di atas penangas air (600 selama
10 menit) akan terbentuk warna ungu.
Reaksi ini negatif untuk etanol, propanol, iso propanol, normal
propanol, tertier butanol. Reaksi ini positif untuk gliserin yang akan
menghasilkan warna kuning berflorosensi hijau dan jika
ditambahkan furfural warna akan berubah menjadi kecoklatan.
5. Reaksi iodoform
Hasil reaksi : warna kuning jika diencerkan praktis
tidak hilang (lihat di bawah mikroskop)
C. Gliserin atau Gliserol
Pemerian : Cairan jernih, kental seperti sirup, jernih tidak berwarna, tidak
berbau, manis, diikuti rasa hangat di lidah, jika disimpan beberapa lama
pada suhu rendah dapat memadat membentuk masa hablur tidak berwarna
yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200 C, diuapkan tak
dapat kering, higroskopis, TD = 290 0 C
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, praktis tidak
larut kloroform, eter, minyak lemak
Kegunaan :
a. Mempunyai sifat menghaluskan maka dipakai dalam larutan air misal kulit
yang kasar
b. Sebagai pencahar dan juga dipakai sebagai pemanis dan pelarut
c. Sebagai pengawet untuk fermen-fermen dan vaksin-vaksin
d. Konsentrasi 25% sebagai antiseptik
e. Untuk membuat gliserol trinitrat dipergunakan sebagai vasolidator dan
pembuatan dinamit
Reaksi warna :
a. Reaksi Cuprifil
b. Reaksi Charlety
Identifikasi:
1. Pada cawan porselin panaskan 3 tetes zat dengan 0,1 g asam borat atau KHSO4
akan terbentuk uap akrolein (baunya merangsang). Uap akrolein dapat ditest
dengan kertas saring yang sudah dibasahi dengan 1 tetes natrium nitro prussid
5% dan 1 tetes piperidin 20% makan kertas saring akan berwarna biru gentian.
2. Campur 1 ml zat dengan 10 ml HNO3, hati-hati tambahkan 10 tetes larutan
K2Cr2O7 melalui dinding tabung maka pada batas larutan terbentuk cincin
biru, yang tidak berdifusi ke lapisan bawah.
3. Reaksi Cuprifil: 500 mg zat ditambahkan 1 ml natrium hidroksida 10% dan
beberapa tetes larutan CuSO4 akan terbentuk pewarnaan biru jernih (biru
tua). Pada pemanasan tidak terjadi endapan Cu2O.
4. Reaksi Carletty positif: yaitu zat bebas air ditambahkan sedikit kristal asam
oksalat, kristal resorsin dan teteskan beberapa tetes H2SO4 pekat makan akan
terjadi warna ungu kemerahan, jika diencerkan dengan air warna hilang.
5. Reaksi Muliken: yaitu 1 ml larutan zat ditambahkan 3 tetes larutan pirogalol
dan 1 ml H2SO4 pekat, panaskan di atas penangas air selama 2 menit,
dinginkan segera (di bawah aliran air) maka akan terbentuk ungu merah, jika
ditambahkan etanol maka warna akan beruba menjadi merah rosa dan lama
kelamaan menjadi tidak berwarna.
D. ETILEN GLIKOL
Pemerian: Cairan agak kental, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis.
Dapat bercampur dengan air dan allkohol.
- pereaksi Schiff
- ditambah resorsin dalam H2SO4 dan dipanaskan di atas penangas air
akan terbentuk warna merah
E. PROPILEN GLIKOL (Trimetilen glikol)
Identifikasi:
Reaksi yang berlaku untuk senyawa alkohol polivalen umumnya postif. 1. Reaksi
Cuprifil: positif.
2. Reaksi Akrolein: positif.
3. Reaksi Muliken: positif.
4.Reaksi Carletty: menghasilkan warna jingga coklat, lebih muda daripada etilen glikol.
5.Dioksidasi dengan HNO3 5% akan menghasilkan keton/asam keto propionat yang
dapat ditunjukkan dengan pereaksi Legal Rothera.
F. MANNITOL dan SORBITOL
Pemerian : Kristal tidak berwarna, bau merangsang, rasa pahit dan panas.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, etanol dan eter, dalam 3 bagian CHCl3.
Identifikasi:
1. Larutan zat ditambahkan larutan natrium hidroksida akan terjadi kekeruhan karena
terbentuknya CHCl3.
2. Larutan zat ditambahkan larutan Na2S akan terjadi pewarnaan kuning yang lama
kelamaan menjadi merah selanjutnya terbentuk endapan merah.
3. Campur 1 ml larutan natrium hidroksida dengan 1 ml piridin, kocok lalu panaskan
dalam penangas air selama 2 menit (pereaksi tidak boleh berwarna). Ke dalam
pereaksi ini ditambahkan 1 ml larutan zat, kocok, panaskan di atas penangas air
maka pada lapisan piridin akan berwarna rosa atau merah. Hasil positif untuk klor
butanol, CHCl3, triklor etana, triklor etanol, dan triklor etilena.
4. Dipanaskan dengan beberapa tetes natrium hidroksida dan anilin akan tercium bau
isonitrtil.
5. Test Beilstein positif: terbentuk nyala hijau.
6. Larutan dalam air ditambahkan larutan AgNO3, tidak terbentuk endapan. Pada
campuran ditambahkan beberapa tetes larutan KOH dalam etanol, panaskan di atas
penangas air, asamkan dengan asam HNO3 akan terbentuk endapan putih.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat B. Bahan
- Tabung reaksi SAMPEL REAGEN
-α-Naftol -H2SO4(p)
- Pipet tetes -Resorchinol -NaOH
- Spatula logam -β-Naftol -HNO3 (p)
-Nipagin -Iodium
- Lampu spritus -Nipasol -Formalin
- Cawan uap -Metanol -CuSO4
-Etanol -Diazo A dan
- Mikroskop -Asam Salisilat B
- Kapas basah -Asam Asetat -Resorsin
-Asam Benzoat
II. PROSEDUR/LANGKAH PERCOBAAN
1. Organoleptis:
- Dilakukan pengamatan organoleptis yang meliputi ; bentuk,
warna dan bau dari masing-masing zat
- Identifikasi dan catat hasil pengamatan
2. Kelarutan:
- Diuji kelarutan sampel dengan masing-masing pelarut
- Dicatat hasil pengamatan
3. Reaksi Umum
a. Reaksi esterifikasi Dengan (asam karboksilat, asam
benzoat, asam asetat dan asam salisilat) yang diperhatikan
bau esternya.
Cara : Zat dimasukkan ke dalam tabung reaksi + As. Karboksilat + H2SO4 (p)
Ditutup dengan kapas panaskan diatas waterbath tuang diatas air
dicium bau uapnya
Identifikasi aroma uap yang dihasilkan :
Methyl Salisilat : Minyak Gandapura
Ethyl asetat : Bau Cutex
Ethyl benzoat : Bau pisang ambon
b. Reaksi Diazo
Zat + Diazo A + Diazo B kemudian dibasakan dengan NaOH (Diazo A : Diazo B
yaitu 4:1) menghasilkan warna merah frambos
c. Reaksi iodoform Zat + Iodium + Basa (KOH, NaOH) warna kuning CHI3
d. Reaksi Cuprifil Larutan + CuSO4 + NaOH, hasil : biru tua, stabil dengan
pemanasan, tidak timbul endapan CuO
e. Reaksi Charlety Larutan + asam oksalat + resorsin + asam sulfat, Hasil
warna ungu violet kemudian ditambahkan air, Hasil : warna ungu hilang
dan ditambahkan kembali asam sulfat, Hasil : warna timbul kembali
f. Reaksi Marquish Zat + formalin + H2SO4 cincin warna