KELOMPOK 3
FAHRI A LAUMA (201FF04002)
RIZKY AGUNG TAMBENGI (201FF04014)
SAKINA ISTIQOMAH (201FF04015)
SITA MARDIYANI (201FF04016)
YUYUN NOVITA SARI (201FF04021)
DESI WIDIAWATI (201FF04023)
MARSELINA NEDJA (201FF04025)
ANDINI DYAH RAMADHANI (201FF04029)
AULIA KANIA DEWI (201FF04033)
MUHAMMAD I. RHAMADIANTO (201FF04036)
NIDA KHAIRUNNISA (201FF04046)
SHOFIA FAUZIAH SAEFUDDIN (201FF04049)
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentifikasi sifat fisik dan kimia dalam suatu sampel.
2. Mengidentifikasi gugus fungsi alkohol dan fenol dalam suatu sampel.
3. Mengidentifikasi dan mengetahui golongan senyawa alcohol dan fenol dalam suatu
sampel.
Fahri A. Lauma_201FF04002
II. PRINSIP KERJA
Suatu senyawa yang memiliki gugus fungsi alcohol dan atau fenol dapat
mengalami reaksi kimia, seperti reaksi redoks, kompleks, kondensasi, dll, saat
ditambahkan suatu pereaksi yang selektif/spesifik terhadap gugus fungsi tersebut
sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan warna, terbentuknya endapan, perubahan
suhu, dan menimbulkan bau.
Prinsip pada percobaan praktikum kali ini yaitu mengidentifikasi sifat fisik
(warna, rasa, bau dan bentuk), pada sifat kimia yaitu menentukan kelarutan alcohol dan
fenol baik dengan pelarut air atau dengan pereaksi. yang digunakan untuk
mengidentifikasi gugus fungsi alcohol dan fenol serta golongan dari senyawanya.
Rizky Agung Tambengi_201FF04014
III. PENDAHULUAN
Gugus fungsi adalah pusat kereaktifan dan sifat suatu molekul.Alkohol dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai.Masyarakat awam menyebut alcohol untuk
etanol yaitu suatu jenis alcohol dengan dua karbon pada gugus alkilnya. Alkohol paling
sederhana yaitu methanol lebih dikenal sebagai spiritus yang digunakan sebagai bahan
bakar (Wardiyah, 2016).
Alkohol dapat membentuk ikatan hydrogen antar molekul-molekulnya sehingga
titik didih alcohol lebih tinggi daripada titik didih alkilhalida atau eter yang bobot
molekulnya sebanding. Karena kemampuan membentuk ikatan hydrogen ini maka
kelarutan alcohol dibandingkan alkilhalida yang sebanding juga lebih besar. Alkohol
berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkilhalidap adanannya tidak larut.
Alkohol R-OH memiliki bagian hidrofob (R-) danhidrofil (-OH). Bagian hidrokarbon
dari suatu alcohol bersifat hidrofob yakni menolak molekul-molekul air. Makin panjang
rantai hidrokarbon maka makin rendah kelarutan alcohol dalam air. Bila rantai
hidrokarbon cukup panjang, sifat hidrofobnya akan dapat mengalahkan sifathidrofil
(menyukai air) gugus hidrofil. Peningkatan kelarutan sebanding dengan bertambahnya
jumlah gugus hidroksil dalam senyawa. Semakin banyak gugus hidroksil maka
kelarutannya semakin tinggi (Wardiyah, 2016).
Fenol memiliki sebuah gugus hidroksil yang terikat langsung pada cincin
benzena. Walaupun memiliki persamaan dengan alcohol namun secara kimiawi fenol
berbeda dengan alkohol. Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak
berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol
(fenilalkohol) merupakan zat padat yang tidak berwarna yang mudah meleleh dan
terlarut baik didalam air. Dalam mencoba keasaman reaksi dalam zat-zat kimia seperti
asam asetat, dan lain-lain banyak digunakan indicator, indicator seperti kertas lakmus.
Fenol yang diketahui fungsinya sebagai zat desinfektan yang umum dipakai orang.
Berbeda dengan alcohol alifatik, fenol sebagai alcohol aromatic mempunyai sifat yang
berbeda. Dalam air fenol sedikit terionisasi menghasilkan ion H+ dengan Ka = 10-10
(Riswiyanto, 2009).
Fenol kurang terlibat dibandingkan dengan alcohol dalam proses metabolism
mendasar namun, ada tiga alcohol fenolik yang membentuk blok pembangun dasar dari
lignin, yaitu zat polimer rumit, yang bersama-sama dengan selulosa, membentuk bagian
berkayu pada pohon. Beberapa bahan alam fenolik yang harus dihindari ialah urushiol,
yaitu bahan allergen aktif dalam racun tumbuhan ivy dan oak (Hart, dkk. 2003)
Alkohol dan fenol merupakan senyawa yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Namun demikian, salah satu Jenis alcohol dan fenol Juga merupakan
senyawa yang sangat berbahaya. Oleh karenanya diperlukan pengetahuan dan
keahlian agar dapat memanfaatkannya dengan menghindari efek buruk yang
ditimbulkannya. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukanlah praktikum tentang
alcohol dan fenol.
Sakina Istiqomah_201FF04015
Sita Mardiyani_201FF04016
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan
Alat :
No Nama alat Gambar
1 Tabung reaksi dan rak
tabung reaksi
2 Bunsen
3 Pipet tetes
4 Plat tetes
5 Spatula
6 Beaker glass
7 Penjepit tabung
V. PROSEDUR
A. Analisis Gugus Fungsi Alkohol
1. Reaksi Reduksi-Oksidasi
• Sampel ditambahkan kmno4
• menghasilkan warna ungu
• setelah terjadi perubahan warna, sampel ditambahkan h2so4
• Lalu warna ungu menghilang
(Alkohol Primer)
o Sampel ditambahkan aqua brom dan reagen schiff
o Lalu terjadi perubahan warna menjadi merah violet
(Alkohol Sekunder)
o Sampel ditambahkan aqua brom dan reagen legal rothera
o Lalu terjadi perubahan warna menjadi merah coklat/violet
(Alkohol Tersier)
o Sampel ditambahkan HgO dan H2SO4
o Terjadi reaksi menjadi Hg2SO4 menimbulkan warna kuning
o Lalu dipanaskan dalam beaker glass berisi aquadest di atas hot plate
o Dan terdapat enadapan Hg yaitu berwarna abu-abu
2. uji lucas : untuk membedakan alcohol primer, sekunder, dan tersier
o Siapkan 3 sampel 1, 2 dan 3 dalam tabung reaksi
o Sampel ditambahkan ZnCl2 anhidrat
o Kemudian ditambahkan HCl pekat
Hasil :
o jika larutan menjadi jernih, maka sampel tersebut merupakan alkohol primer
o jika larutan menjadi keruh, maka sampel tersebut merupakan alkohol sekunder
o jika larutan menghasilkan endapan, maka sampel tersebut merupakan alkohol
tersier
3. Reaksi Warna Azo
o sampel ditambahkan diazo A dan diazo B (4:1 atau 1:1)
o kemudian ditambahkan NaOH 2 N lalu dikocok
o selanjutnya, dipanaskan
o terjadi perubahan warna kuning merah sampai cokelat kemerahan
o lalu ditambahkan amil alkohol
o warna tersebut tidak tertarik dengan amil alkohol
(Desi Widiawati_201FF04023)
4. Reaksi Esterifikasi
o Sampel ditambahkan asam karboksilat dan H2SO4 pekat dan dipanaskan akan
menghasilan bau ester yang khas
o Metanol/ etanol ditambahkan asam salitilat akan menghasilkan metil salisilat
dengan bauk has bau gandapura
o Metanol/ etanol ditambahkan asam benzoat akan menghasilkan metil benzoat
dengan bauk has bau pisang ambon
o Etanol ditambahkan asam asetat akan menghasilkan etil asetat dengan bau
khas bau pembersih kutex
5. Reaksi Cuprifil
o Sampel ditambahkan NaOH 2 N dan CuSO4 2% akan menghasilkan larutan
biru tua jernih
6. Uji Borat (untuk alcohol polivalen yang memiliki ikatan cis diol)
o Borat 1 % ditambahkan fenolftaein 0,2 % dalam etanol
o Kemudian ditambahkan NaOH
o akan menghasilkan warna merah rosa
o jika ditmbahkan sampel alcohol polivalen maka warna merah berkurang atau
hilang
Catatan: Disini terjadi reaksi antara Alkohol polivalen dengan Borat
membentuk asam yang lebih kuat. Reaksi hanya terjadi pada alkohol
polivalen yang mempunyai ikatan cis diol.
(Marselina Nedja_201FF03025)
1. Uji Pendahuluan
No Sampel Prosedur Hasilpengamatan Alkohol Fenol
.
1 A +FeCl3 Kemudian,+ Kuning + -
etanol
Tidak ada perubahan
(tetap kuning)
+Diazo A+Diazo B +
NaOH, dipanaskan Merah frambos
+amil alkohol
Tetap merah
2. B. +FeCl3Kemudian, Ungu - +
+etanol
Warna ungu hilang,
menjadi warna kuning
+DiazoA+DiazoB+Na
OH, dipanaskan Coklat kemerahan
+amil alkohol
Membentuk 2 fase,
larutan bening diatas,
warna merah di bawah
3. C +FeCl3 Kuning + -
Kemudian,
+etanol Tidak ada perubahan
(tetap kuning)
2. Uji Lucas
No. Sampel Prosedur Hasil Alkohol Alkohol Alkohol
Pengamatan primer sekunder Tersier
1. A + pereaksi Jernih + - -
Lucas
2. B + pereaksi Keruh, - - -
Lucas endapan tak
larut
3. C + pereaksi Jernih + - -
Lucas
3. Uji Golongan
No Sampel Prosedur Hasil Alkohol
pengamatan primer
1. A +KmnO4+H2SO4 Ungu, +
dipanaskan Warna ung
uhilang
2. B +KMnO4+H2SO4, Ungu -
dipanaskan Tetap ungu
3. C +KMnO4+H2SO4, Ungu +
Dipanaskan Warna ungu
hilang
Uji selanjutnya yaitu uji golongan,pada uji golongan ini yaitu untuk
menentukan golongan alkohol primer dengan mengidentifikasi warna pada larutan uji,
yaitu dengan menambahkan KmnO4+H2SO4, untuk melihat perubahan reaksinya
maka dipanaskan setelah dan pada sampel A dan C setelah dipanaskan larutan tetap
berwarna ungu dan sampel B setelah dipanaskan warna ungu pada larutan hilang atau
larutan menjadi tidak berwarna.
Hasil uji sampel A dan C menunjukkan warna tidak berubah atau tetap
berwarna ungu. Hal ini secara teoritis mengidentifikasikan bahwa senyawa tersebut
mengandung golongan alcohol primer karena KmnO4 dan H2SO4 berikatan dengan
alcohol primer. Dan pada sampel B larutan berubah warna menjadi bening.
(Fessenden, 2003)
Selanjutnya yaitu uji reaksi spesifik atau uji esterifikasi, yaitu merupakan
reaksi yang mereaksikan sampel alkohol dengan asam karboksilat yang hasil
reaksinya adalah senyawa ester. Uji esterifikasi dalam percobaan ini yaitu dengan
mereaksikan sampel uji dengan asam asetat dan asam sulfat, lalu diamati aroma
khasnya.
Dari hasil percobaan Esterifikasi tersebut,pada reaksi terjadi reaksi
Uji berikutnya yaitu uji pada sampel C ditambahkan dengan Asam asetat dan
𝐻2 𝑆𝑂4 tidak terbentuknya bau atau aroma yang khas , pada penambahan larutan Asam
salisilat dan 𝐻2 𝑆𝑂4 adanya bau balsam, bau gandapura
𝐶𝐻3 𝑂𝐻 + 𝐶7 𝐻6 𝑂 + 𝐻2 𝑆𝑂4 → 𝐶8 𝐻8 𝑂3 + 𝐻2
Metanol As. Salisilat As. Sulfat metil sulfat
• Hart, H., LE.,Craine, dan D.J., Hart, 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat
edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga
• Riswiyanto. 2009. Kimia organik. Jakarta: Erlangga.
• Wardiyah. 2016. Kimia organic farmasi. Jakarta: kementerian kesehatan republik.