DISUSUN OLEH :
Luthfiyah Irbah As-sa’idah D1A210101
Reski Khaerunnisa D1A210102
Suci Cahyati D1A210100
DISUSUN OLEH :
Luthfiyah Irbah As-sa’idah D1A210101
Reski Khaerunnisa D1A210102
Suci Cahyati D1A210100
VII. Prosedur
A. Nitrasi Toluena
1. Masukkan 6 mL H2SO4 pekat kedalam Erlenmeyer 125 mL.
2. Tambahkan toluena sebanyak 3 mL.
3. Dinginkan campuran reaksi dalam penangas es sehingga tidak terasa
panas.
4. Aduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlenmeyer
selama 10 menit.
5. Tambahkan perlahan campuran 2 ml H2SO4 pekat dan 2 ml HNO3
pekat ke dalam Erlenmeyer yang masih berada dalam penangas es
sambil diaduk.
6. Amati dengan teliti dan catat setiap perubahan yang terjadi.
VIII. Data Pengamatan
IX. Pembahasan
Reaksi nitrasi adalah suatu reaksi kimia yang melibatkan pemasukan
gugus nitro, –NO2 ke dalam sebuah molekul katalis atau katalisator adalah
zat yang dapat mempengaruhi laju atau kecepatan suatu reaksi dan diperoleh
kembali di akhir reaksi. Katalis yang mempercepat laju ke arah hasil
mempercepat laju ke arah kebalikannya. Jumlah katalis yang digunakan
hanya sedikit untuk sejumlah besar pereaksi dan katalis berperan hanya pada
reaksi tersebut (Mulyono, 2006).
Pada praktikum kali ini percobaan yang akan dilakukan adalah nitrasi
toluena yang dimana alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, pipet tetes, gelas
piala, gelas ukur dan penangas es. Sedangkan bahan yang akan digunakan
H2SO4 pekat, es batu, HNO3 pekat, toluena, aquadest. Adapun cara kerja
pada nitrasi toluena yaitu sebanyak 3 mL toluena dimasukkan ke dalam
erlemeyer 125 mL yang telah berisi 6 mL H 2SO4 pekat. Didinginkan
campuran reaksi dalam penangas es hingga tidak terasa panas. Diaduk
campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlemeyer selama 10 menit.
Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H2SO4 pekat dan 2 mL HNO3 pekat
ke dalam erlemeyer yang masih berada dalam penangas es sambil diaduk.
Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar
pengamatan hasil percobaan.
Hasil yang didapatkan setelah melakukan percobaan ini yaitu:
Sebelum penambahan H2SO4 pekat 6 mL, 3 mL toluena dan HNO3 pekat
sampel berwarna bening dan beruap. Setelah penambahan 6 mL H2SO4 pekat
+ 3 ml toluena terjadi perubahan warna menjadi putih keruh dan terasa
hangat hal ini terjadi karena adanya reaksi yang membebaskan kalor, yaitu
perubahan yang mampu mengalirkan kalor dari sistem ke lingkungan atau
melepaskan kalor ke lingkungan yang di sebut eksoterm. Bila perubahan
eksoterm terjadi temperatur sistem meningkat, energi potensial zat-zat yang
terlibat dalam reaksi menurun (Zulaikho, 2018).
Pada proses pendinginan dalam penangas es warna sampel semakin
keruh dan terasa dingin. Lalu saat ditambahkan campuran H2SO4 + 2 mL
HNO3 pekat sampel beruap terbentuk serat dan setelah digojog terjadi
perubahan warna kuning kecoklatan setelah didiamkan terjadi pembentukan
2 lapisan yaitu lapis atas berwarna bening dan lapis bawah berwarna kuning
kecoklatan, terbentuknya dua lapisan karena adanya perubahan sifat
kepolaran dimana air bersifat polar dan toluena bersifat non polar (Parlan,
2005).
X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum mengenai Nitrasi Toluena, maka praktikan
dapat menyimpulkan bahwa:
Nitrasi adalah salah satu contoh dari reaksi substitusi dari elektrofilik
Aromatic. Dalam reaksi ini, suatu gugus fungsi terikat secara langsung pada
cincin aromatik, yakni gugus nitro (-NO2). Asam sulfat sebagai katalis dan
senyawa organik berbentuk cincin. Toluena bersifat eksoterm karena terjadi
perubahan warna menjadi putih keruh dan terasa hangat saat penambahan
H2SO4 dan toluena. Hasil dari esterifikasi melalui proses pendingin balik
berupa larutan membentuk 2 lapisan yaitu lapis atas berwarna bening dan
lapis bawah berwarna kuning kecoklatan, disebabkan karena adanya
perubahan sifat kepolaran dimana air bersifat polar dan toluena bersifat non
polar.
XII. Lampiran
Proses Penuangan H2SO4 H2SO4 2 mL dan 6 mL
Pengamatan
Terbentuk 2 fase (lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah
berwarna kuning kecoklatan