Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN DAN JURNAL

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

DISUSUN OLEH :
Luthfiyah Irbah As-sa’idah D1A210101
Reski Khaerunnisa D1A210102
Suci Cahyati D1A210100

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS AL-GHIFARI
2022
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
MODUL VIII NITRASI SENYAWA AROMATIS

DISUSUN OLEH :
Luthfiyah Irbah As-sa’idah D1A210101
Reski Khaerunnisa D1A210102
Suci Cahyati D1A210100

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS AL-GHIFARI
2022
MODUL VIII
NITRASI SENYAWA AROMATIS

I. Hari dan Tanggal


Senin, 7 Februari 2022
II. Judul
Nitrasi Senyawa Aromatis
III. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum yaitu untuk memberikan informasi mengenai sifat-
sifat dan reaktivitas senyawa aromatik tersubtitusi.
IV. Prinsip Dasar
Prinsip dari percobaan ini adalah reaksi substitusi elektrofilik aromatik.
V. Dasar Teori
Nitrasi adalah proses memasukkan satu atau lebih gugusan NO2
kedalam suatu senyawa. Sebuah proses dimana satu atau sekelompok gugus
nitro (NO2) melekat pada sebuah atom karbon, oksigen, atau nitrogen dalam
senyawa organik. Atom hydrogen atau atom halogen pada senyawa sering
kali diganti oleh gugus nitro.
Reaksi-reaksi subtitusi pada atom karbon alifatik umumnya bersifat
nukleofilik. Reaksi subtitusi aromatic bersifat elektrofilik akibat rapatan
electron pada cincin benzena yang tinggi. Spesi yang bereaksi dengan cincin
aromatic dapat berupa ion positif atau dipol dengan ujung positif. Spesi yang
kekurangan elektron ini, elektrofil, dapat dihasilkan melalui berbagai cara,
tetapi reaksi antara elektrofil dan cincin aromatik pada dasarnya sama.
Mekanisme reaksi subsitusi aromatik elektrofilik terdiri dari :
a) Tahap 1

Reaksi tahap 1 menunjukkan benzene mendonorkan pasangan elektron


bebas (PEB) pada spesi elektrofilik (E+) menghasilkan intermediate
karbokation, ion arenium.
b) Tahap 2

Reaksi tahap 2 melalui eliminasi sebuah proton dari ion aremiun


menghasilkan benzene tersubtitusi.
Reaksi monosubsitusi aromatik elektrofilik pada benzena dapat berjalan
lambat atau cepat. Gugus pensubsitusi yang meningkatkan laju reaksi
disebut gugus pengaktivasi. Gugus pensubsitusi yang menurunkan laju
reaksi disebut gugus pendeaktivasi. Semua gugus yang mengaktivasi
cincin aromatik melalui dorongan electron adalah pengarah orto-para.
VI. Alat Dan Bahan
A. Alat Yang Digunakan
1. Erlenmeyer
2. Gelas Piala
3. Gelas Ukur
4. Pengangas Es
5. Pipet Tetes
B. Bahan Yang Digunakan
1. Toluena
2. H2SO4
3. HNO3 Pekat
4. Aquadest
5. Es Batu

VII. Prosedur
A. Nitrasi Toluena
1. Masukkan 6 mL H2SO4 pekat kedalam Erlenmeyer 125 mL.
2. Tambahkan toluena sebanyak 3 mL.
3. Dinginkan campuran reaksi dalam penangas es sehingga tidak terasa
panas.
4. Aduk campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlenmeyer
selama 10 menit.
5. Tambahkan perlahan campuran 2 ml H2SO4 pekat dan 2 ml HNO3
pekat ke dalam Erlenmeyer yang masih berada dalam penangas es
sambil diaduk.
6. Amati dengan teliti dan catat setiap perubahan yang terjadi.
VIII. Data Pengamatan

Sampel Hasil Keterangan


Toluena Terbentuk 2 fase Lapisan atas berwarna bening dan
lapisan bawah berwarna kuning
kecoklatan.

IX. Pembahasan
Reaksi nitrasi adalah suatu reaksi kimia yang melibatkan pemasukan
gugus nitro, –NO2 ke dalam sebuah molekul katalis atau katalisator adalah
zat yang dapat mempengaruhi laju atau kecepatan suatu reaksi dan diperoleh
kembali di akhir reaksi. Katalis yang mempercepat laju ke arah hasil
mempercepat laju ke arah kebalikannya. Jumlah katalis yang digunakan
hanya sedikit untuk sejumlah besar pereaksi dan katalis berperan hanya pada
reaksi tersebut (Mulyono, 2006).
Pada praktikum kali ini percobaan yang akan dilakukan adalah nitrasi
toluena yang dimana alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, pipet tetes, gelas
piala, gelas ukur dan penangas es. Sedangkan bahan yang akan digunakan
H2SO4 pekat, es batu, HNO3 pekat, toluena, aquadest. Adapun cara kerja
pada nitrasi toluena yaitu sebanyak 3 mL toluena dimasukkan ke dalam
erlemeyer 125 mL yang telah berisi 6 mL H 2SO4 pekat. Didinginkan
campuran reaksi dalam penangas es hingga tidak terasa panas. Diaduk
campuran reaksi dengan cara menggoyangkan erlemeyer selama 10 menit.
Ditambahkan perlahan campuran 2 mL H2SO4 pekat dan 2 mL HNO3 pekat
ke dalam erlemeyer yang masih berada dalam penangas es sambil diaduk.
Diamati dengan teliti dan dicatat setiap perubahan yang terjadi pada lembar
pengamatan hasil percobaan.
Hasil yang didapatkan setelah melakukan percobaan ini yaitu:
Sebelum penambahan H2SO4 pekat 6 mL, 3 mL toluena dan HNO3 pekat
sampel berwarna bening dan beruap. Setelah penambahan 6 mL H2SO4 pekat
+ 3 ml toluena terjadi perubahan warna menjadi putih keruh dan terasa
hangat hal ini terjadi karena adanya reaksi yang membebaskan kalor, yaitu
perubahan yang mampu mengalirkan kalor dari sistem ke lingkungan atau
melepaskan kalor ke lingkungan yang di sebut eksoterm. Bila perubahan
eksoterm terjadi temperatur sistem meningkat, energi potensial zat-zat yang
terlibat dalam reaksi menurun (Zulaikho, 2018).
Pada proses pendinginan dalam penangas es warna sampel semakin
keruh dan terasa dingin. Lalu saat ditambahkan campuran H2SO4 + 2 mL
HNO3 pekat sampel beruap terbentuk serat dan setelah digojog terjadi
perubahan warna kuning kecoklatan setelah didiamkan terjadi pembentukan
2 lapisan yaitu lapis atas berwarna bening dan lapis bawah berwarna kuning
kecoklatan, terbentuknya dua lapisan karena adanya perubahan sifat
kepolaran dimana air bersifat polar dan toluena bersifat non polar (Parlan,
2005).

X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum mengenai Nitrasi Toluena, maka praktikan
dapat menyimpulkan bahwa:
Nitrasi adalah salah satu contoh dari reaksi substitusi dari elektrofilik
Aromatic. Dalam reaksi ini, suatu gugus fungsi terikat secara langsung pada
cincin aromatik, yakni gugus nitro (-NO2). Asam sulfat sebagai katalis dan
senyawa organik berbentuk cincin. Toluena bersifat eksoterm karena terjadi
perubahan warna menjadi putih keruh dan terasa hangat saat penambahan
H2SO4 dan toluena. Hasil dari esterifikasi melalui proses pendingin balik
berupa larutan membentuk 2 lapisan yaitu lapis atas berwarna bening dan
lapis bawah berwarna kuning kecoklatan, disebabkan karena adanya
perubahan sifat kepolaran dimana air bersifat polar dan toluena bersifat non
polar.

XI. Daftar Pustaka


Mulyono. 2006. Kamus Kimia. Bumi Aksara : Jakarta
Parlan. 2005. Kamus Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Zulaikho, Siti. 2018. Laporan Praktikum Reaksi Eksoterm Dan Endoterm.
Palembang
Dewi L, dkk. 2021. Modul Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia
Terpadu Universitas Al-Ghifari : Bandung

XII. Lampiran
Proses Penuangan H2SO4 H2SO4 2 mL dan 6 mL

Penambahan Toluena sebanyak 3 mL Campuran 1 dan 2

Penambahan secara perlahan campuran 2 mL H2SO4 pekat dan 2 mL


HNO3 pekat ke dalam erlenmeyer yang berada dalam penangas es (6 mL
H2SO4 + 3 mL toluena)

Pengamatan
Terbentuk 2 fase (lapisan atas berwarna bening dan lapisan bawah
berwarna kuning kecoklatan

Anda mungkin juga menyukai