Menurut Bingham dan Crawford, menggambarkan aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan.
Dalam bidang penelitian dan teknologi farmasi, pengukuran rheologi digunakan untuk mengkarakterisasi:
Proses penuangan sediaan dari botol
Penekanan atau pemencetan sediaan dari suatu tube atau wadah lain yang dapat berubah bentuk.
Penggosokan dan pengolesan bentuk produk di atas permukaan kulit atau ke dalam kulit.
Pemompaan sediaan dan penyimpanan ke alat pengisian.
Pelewatan dari suatu jarum suntik yang diproduksi oleh industri.
menggambarkan konsistensi dari bentuk cair ke semisolid sampai ke padatan
APLIKASI RHEOLOGI DALAM BIDANG FARMASI
mencakup dalam hal preformulasi, formulasi, proses pembuatan (peracikan dan pabrikasi), pewadahan
dan pemakaian produk Farmasi.
Sifat Rheologi diterapkan dalam beberapa aspek di bidang farmasi, diantaranya:
1. Cairan
a. Pencampuran cairan dengan bahan yang lain.
b. Pelewatan melalui mulut wadah(penuangan/pengemasan dlm botol, pelewatan mll jarum suntik)
c. Perpindahan cairan, termasuk pemompaan dan pengaliran cairan melalui pipa.
d. Stabilitas fisik dari sistem-sistem dispersi.
2. Semisolid
a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit.
b. Pemindahan dari wadah atau pengeluaran dari tube.
c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-cairan yang saling bercampur
d. Pelepasan obat dari basisnya.
3. Padatan
a. Aliran serbuk dari corong ke dalam lubang pencetak tablet/kapsul selama proses pembuatan.
b. Kemampuan pengemasan dari padatan dalam bentuk serbuk atau granul.
4. Pemprosesan
a. Kapasitas produksi dari alat.
b. Efisiensi pemprosesan.
VISKOSITAS
suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir.
Makin tinggi viskositas, maka makin besar tahanannya.
Hal-hal yang memengaruhi viskositas adalah
1. Suhu
Makin tinggi suhu, maka viskositas cairan makin turun dan viskositas gas makin naik.
2. Tekanan
Viskositas cairan naik dg naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
3. Penambahan bahan lain
Penambahan bahan lain akan meningkatkan viskositas cairan
4. Berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul
5. Konsentrasi Larutan
Makin tinggi konsentrasi dalam larutan, maka makin tinggi viskositas cairan tersebut.
Tes 1
1) Ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di bawah tekanandisebut ....
A. Mikromeritik C. Viskositas
B. Rheologi D. Logos
2) Suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir disebut ....
A. Mikromeritik C. Viskositas
B. Rheologi D. Logos
3) Faktor yang memengaruhi viskositas cairan adalah kecuali ...
A. Suhu C. Tekanan
B. Berat molekul D. Ukuran partikel
4) Faktor yang menyebabkan menurunnya viskositas cairan adalah ...
A. Kenaikkan suhu C. Penurunan tekanan
B. Penurunan berat molekul D. Penurunan konsentrasi larutan
5) Salah satu aplikasi sifat rheologi dalam bentuk sediaan semisolid adalah kecuali ....
A. Penyebaran dan pelekatan pada kulit
B. Pengeluaran sediaan dari tube
C. Pelepasan obat dari basisnya
D. Aliran serbuk dari corong ke dalam lubang pencetak tablet solid/padatan
Tipe-Tipe Aliran
NEWTON
(Tidak membutuhklan energI)
TIPE TIDAK
DIPENGARUHI WAKTU
ALIRAN
NON NEWTON
(membutuhklan energI)
DIPENGARUHI WAKTU
A. SISTEM NEWTON
tidak membutuhkan energi (tekanan) mengikuti gaya gravitasi
jenis aliran yang ideal pelarut, campuran pelarut, dan larutan sejati.
Hubungan linear Besarnya Rate of shear sebanding dengan Shearing stress.
tetapan viskositas atau koefisien viskositas.
Tipe alir ini umumnya dimiliki oleh zat cair tunggal serta larutan dengan struktur molekul sederhana dengan volume molekul kecil.
viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak tergantung pada kecepatan geser, sehingga
viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser.
Tes 2
1) Aliran yang tidak dipengaruhi oleh suhu, gaya, dan tekanan serta kecepatan geser disebut ....
A. Aliran Newton
B. Aliran Non Newton
C. Aliran Plastis
D. Aliran Pseodoplastis
2) Aliran yang tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value disebut sebagai aliran ....
A. Plastis
B. Pseudoplastis
C. Dilatan
D. Thiksotropik
3) Sistem yang disebut pula sebagai sistem geser encer ( shear-thinning) karena dengan menaikkan tekanan geser viskositas
akan menjadi turun dikenal sebagai aliran ....
A. Plastis
B. Pseudoplastis
C. Dilatan
D. Thiksotropik
4) Sistem aliran dimana viskositas meningkat dengan bertambahnya rate of shear dan disebut sebagai sistem disebut geser kental
(shear-thickening) sistem
A. Thiksotropik
B. Pseudoplastis
C. Plastis
D. Dilatan
5) Jenis aliran ideal yang diterapkan dalam bentuk sediaan Farmasi yaitu ....
A. Plastis
B. Thiksotropik
C. Rheopeksi
D. Dilatan
PENGUKURAN VISKOSITAS
Stabil Bila dalam penyimpanan nantinya, sediaan tidak mengalami perubahan viskositas stabil dari point viskositas.
jenis viskometer yang dapat digunakan dalam pengukuran viskositas berdasarkan aliran yang bisa diukur :
A. Sistem Newton
1. Viskometer Kapiler
2. Viskometer Bola Jatuh
B. Sistem Non Newton
1. Viskometer Cup and Bob
2. Viskometer Cone and Plate
A. VISKOMETER KAPILER
Prinsipnya viskositas cairan Newton dapat ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan oleh cairan tersebut
untuk lewat di antara dua tanda ketika cairan mengalir akibat gravitasi melalui suatu tabung kapiler vertikal.
viskometer Ostwald
dimana :η 1 = viskositas cairan uji
η 2 = viskositas cairan yang sudah diketahui nilai viskositasnya (misalnya air)
ρ 1 = kerapatan dari cairan uji
ρ 2 = kerapatan dari cairan yang sudah diketahui nilai kerapatannya (misalnya air)
t1 dan t2 = waktu alir kedua cairan (detik)
D. 162,3 cp
3) Suatu sampel petrolatum putih dianalisis dengan viskometer Stormer, diperoleh data w = 1800 g, wf = 1420 g, v = 500 rpm dan
𝑊−𝑤𝑓
Kv = 50. Maka viskositas plastis dari sampel ini adalah ....𝑈 = 𝐾𝑣
𝑣
1800𝑔−1420𝑔
A. 38 poise 𝑈 = 50
500𝑟𝑝𝑚
B. 3,8 poise = 38 poise
C. 0,38 poise
D. 380 poise
4) Suatu emulsi minyak mineral ternyata menunjukkan aliran plastis ketika dianalisis dengan viskometer kerucut lempeng.
Diperoleh data yaitu puntiran (T) = 110 pada 200 rpm dan Tf = 25 pada 0 rpm, C = 1,168 maka viskositas emulsi tersebut adalah
𝑇−𝑇𝑓
A. 5 poise 𝑈=𝐶
𝑣
110−25
B. 10 poise 𝑈 = 1,168
200
C. 0,50 poise = 0,4964 0,5 poise
D. 0,10 poise
5) Jika pada emulsi di atas (nomor 4), Tf = 25 dan menggunakan persamaan f = 0,122 x Tf jika menggunakan viskometer
Ferranti-Shirley maka nilai yield value yaitu .... 𝑓 = 𝐶𝑓𝑥𝑇𝑓
A. 6,1 dyne/cm2 𝑓 = 0,122𝑥25
B. 5,1 dyne/cm2 𝑓 = 3,05 3,1 dyne/cm2
C. 4,1 dyne/cm2
D. 3,1 dyne/cm2
1. Dengan menggunakan viskositas Ostwald, diperoleh viskositas aseton 0,313 cp pada suhu 25oC. Kerapatan aseton pada
suhu 25oC adalah 0,788 g/cm3. Berapakah viskositas kinematis dari aseton pada suhu 25oC?
Jawaban:
Dik : η = 0,313 cp
ρ = 0,788 g/cm3
Dit : Viskositas kinematis aseton?
η
Jwb: 𝑈 =
ρ
0,313𝑐𝑝
𝑈=
0,788 g/cm3
= 0,397 centistoke
2. Suatu bahan plastis diketahui mempunyai yield value 5200 dyne cm-2. Pada shearing stress di atas yield value, F ditemukan
meningkat secara linear dengan meningkatnya G. Jika rate of shear 150 detik-1 pada saat F 8000 dyne cm-2
Hitung U (viskositas plastis) dari sampel tertentu.
Jawaban:
Dik : f = 5200 dyne cm-2
F = 8000 dyne cm-2
G = 150 detik-1
Dit : U = ....?
𝐹−𝑓
Peny : 𝑈 =
𝐺
(8000−5200)
𝑈=
150
= 18,67 poise
Difusi Obat
proses perpindahan zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
gradien konsentrasi Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan
A. JENIS-JENIS DIFUSI
Berdasarkan energy yang dibutuhkan:
1. Difusi Biasa.
tidak memerlukan energi atau ATP (Adenosine Tri-Phosphate).
terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak
berpolar/berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma (phospholipids)
2. Difusi Khusus
terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion.
memerlukan protein khusus yang memberikan jalur /membantu dalam perpindahan partikel.
karena tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah.
Berdasarkan jenis membran yang dilalui:
1. Difusi molekuler atau permeasi
melalui media yang tidak berpori, bergantung pada disolusi dari molekul yang menembus dalam keseluruhan
membran.
Contoh: Transpor teofilin yg melalui suatu membran polimer meliputi disolusi obat tsb ke dlm membran.
2. Difusi yang melalui pori suatu membran yang berisi pelarut,
dipengaruhi oleh ukuran relatif molekul yang menembus membran serta diameter pori tersebut.
Contoh: Lewatnya molekul-molekul steroid (yang disubtitusi dengan gugus hidrofilik) melalui kulit manusia yang terdiri dari
3. Difusi melalui suatu membran dengan susunan anyaman polimer
memiliki saluran yang bercabang dan saling bersilangan.
Disolusi Obat
A. KONSEP DISOLUSI
adalah proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan melarut dalam media pelarut.
Disolusi terjadi pada tablet, kapsul, dan serbuk.
PROSES DISOLUSI OBAT DALAM TUBUH
B. KECEPATAN DISOLUSI
jumlah zat aktif yang dapat larut dalam waktu tertentu pada kondisi antar permukaan cair-padat, suhu
dan komposisi media yang dibakukan.
Persamaan Noyes – Whitney
M = massa zat terlarut yang dilarutkan
t = waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan zat
dM/dt = laju disolusi dari massa tersebut (massa/waktu)
D = koefisien difusi dari zat terlarut dalam larutan
S = luas permukaan zat padat yang menyentuh larutan
h = ketebalan lapisan difusi
Cs = kelarutan dari zat padat (konsentrasi larutan jenuh dari senyawa tersebut)
C = konsentrasi zat terlarut pada waktu t
dC/dt = laju disolusi
V = volume larutan
Faktor yang mempengaruhi disolusi obat:
1. Sifat fisika kimia obat.
a. Sifat Kelarutan
Laju disolusi akan diperbesar karena kelarutan terjadi pada permukaan solut.
Kelarutan obat dalam air juga memengaruhi laju disolusi.
Sifat kelarutan dipengaruhi oleh faktor:
Polimorfisme
Keadaan amorfBentuk amorf lebih mudah terdisolusi daripada bentuk kristal
Asam bebas, basa bebas, atau bentuk garam Obat berbentuk garam lebih mudah larut dari pada obat berbentuk
asam maupun basa bebas.
Ukuran partikelMakin kecil ukuran partikel maka zat aktif tersebut akan cepat larut.
Surfaktan membantu kelarutan dengan mekanisme menurunkan tegangan Antarmuka.
b. Pembentukan kompleks, larutan padat, dan campuran eutektikum
Dengan adanya pembentukan kompleks maka zat yang tidak larut akan dapat larut
Contohnya kompleks antara I2 dan KI.
c. SuhuSemakin tinggi suhu maka akan memperbesar kelarutan memperbesar harga koefisien