Anda di halaman 1dari 26

NONI RAHAYU PUTRI, M.

FARM, APT

1. Rheologi dalam farmasi


2. Tipe-tipe aliran
3. Pengukuran viskositas
L/O/G/O

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA


PERINTIS PADANG
2020
 Dalam bidang fisika, kekentalan disebut sebagai viskositas.

Sifat kekentalan inilah yang merupakan faktor utama yang


mempengaruhi daya mengalirnya suatu cairan.
Bidang farmasi : dalam pembuatan sediaan obat2an

Menghasilkan produk akhir yang mempunyai konsistensi


dan kelembutan yang dpt diterima
Dpt terjaga kestabilan setelah pemakaian dan penyimpanan
Pencapaian efek pengobatan
Mempengaruhi kenyamanan konsumen memakai produk
1. Cairan
a. Pencampuran cairan dengan bahan yang lain.
b. Pelewatan melalui mulut wadah, termasuk penuangan
dari botol, pengemasan dalam botol dan pelewatan melalui
jarum suntik.
c. Perpindahan cairan, termasuk pemompaan dan
pengaliran cairan melalui pipa.
d. Stabilitas fisik dari sistem-sistem dispersi.
2. Semisolid
a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit.
b. Pemindahan dari wadah atau pengeluaran dari tube.
c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-
cairan yang saling bercampur satu dengan lainnya.
3. Padatan
d. Aliran
a. Pelepasan
serbukobat
daridari basisnya.
corong ke dalam lubang pencetak tablet
atau ke dalam kapsul
selama proses pembuatan.
Makin tinggi viskositas, makin
besar tahanannya.
tekanan gesek
(shearing stress) kecepatan geser (shearing rate)

 Satuan viskositas
(shearing stress) vs (shearing rate)

 Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan


kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan
oleh jarak yang sangat kecil (dr).

 Shearing stress ( F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan


luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran

𝑭′ 𝒅𝒗
=𝜼
𝑨 𝒅𝒓

𝑭′
𝑨 𝑭
𝜼= =
𝒅𝒗 𝑫
𝒅𝒓
• Semakin tinggi, semakin encer zat cair
1. SUHU
• Semakin tinggi, semakin kental gas tsb

• Viskositas cairan naik dgn naiknya tekanan


2. TEKANAN
• Viskositas gas tidak dipengaruhi

• Gula pasir, meningkatkan viskositas air


3. Penambahan • Bahan suspensi, menaikkan viskositas air
bahan lain • Minyak / gliserin dgn penambahan air viskositas
akan turun

4. Berat
• Viskositas naik dengan naiknya BM
molekul

5. Konsentrasi • Viskositas berbanding lurus dengan


larutan konsentrasi larutan
TIPE ALIRAN

Non-
NEWTON
NEWTON

PLASTIS THIKSOTROPIK

PSEUDOPLASTIS ANTI THIKSOTROPIK

DILATAN RHEOPEKSI
 Aliran newton adalah jenis aliran yang ideal.

 cairan yang bersifat ideal


adalah pelarut, campuran pelarut, dan larutan sejati.
 Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate (kecepatan
tekanan) dan shearing stress (besarnya tekanan) adalah linear.
Tipe aliran yang mengikuti Sistem Newton,
 Viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu
 Tidak tergantung pada kecepatan geser, sehingga
viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser.
Note!!
 shearing rate atau rate of sheare (kecepatan tekanan),
contohnya : kecepatan dalam mengocok botol.

 shearing stress (besarnya tekanan),


contohnya : kekuatan mengocok dan kekuatan memencet tube.
Aliran Newton
 Tidak membutuhkan energi (tekanan) untuk bisa mengalir karena
akan mengalir dengan sendirinya mengikuti gaya gravitasi sehingga
viskositas (kekentalan zat) tidak berubah.
Contohnya : pada air yang mengalir, tanpa adanya energy
(tekanan), air dapar mengalir terutama pada
daerah yang miring.

 Makin besar viskositas suatu


cairan, makin besar gaya per
satuan luas (F) yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu rate
of shear tertentu. ′
𝑭
𝑨 𝑭
𝜼= =
𝒅𝒗 𝑫
𝒅𝒓
shearing rate (kecepatan tekanan) dan shearing stress
(besarnya tekanan) TIDAK LINIER

viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan


yang diberikan

aliran dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan besarnya energi


(tekanan), sehingga bisa mengalir. Bila tidak diberi tekanan, maka
sediaan ini tidak akan mengalir.
PLASTIS THIKSOTROPIK

PSEUDOPLASTIS ANTI THIKSOTROPIK

DILATAN RHEOPEKSI

Tipe aliran non-Newton terjadi pada dispersi heterogen


antara cairan dengan padatan seperti pada koloid,
emulsi, suspensi cair dan salep.
 Kurva tidak melalui titik (0,0) tapi memotong
sumbu shearing stress pada suatu titik
tertentu : harga yield (yield value = f)

 Cairan plastis tidak akan mengalir sampai


shearing stress dicapai sebesar yield value
tersebut.

 Contoh : suspensi dengan partikel-partikel


yang terflokulasi.
(Suspensi terflokulasi adalah suspensi dengan
ukuran partikel yang besar, sehingga bila
mengendap, tidak terbentuk endapan yang
rapat, dan bila dikocok, akan segera
terdispersi dalam pembawanya).
 Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari
titik (0,0) , tidak ada harga yield.

 Viskositas menurun dengan meningkatnya rate


of share (kecepatan tekanan).

 Meningkatnya shearing stress (besarnya


tekanan) menyebabkan keteraturan polimer
sehingga mengurangi tahanan.

 Terjadi pada molekul berantai panjang seperti


polimer-polimer termasuk gom, tragakan,
natrium alginat, metil selulosa, karboksi
metilselulosa.
 Sistem pseudoplastis disebut pula sebagai
sistem geser encer (shear-thinning)
karena dengan menaikkan tekanan geser
viskositas menjadi turun.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah kecap atau saus tomat.


Sebelum dikocok, saus tomat akan susah dituang dari botol, tetapi
setelah dikocok maka akan mudah dikeluarkan dari botol. Apabila
semakin dikocok maka akan bertambah encer. Hal ini disebabkan
karena pengocokan menyebabkan kekentalan menjadi berkurang.
Kandungan natrium CMC pada saus tomat sebagai bahan
pensuspensi karena adanya pengocokan maka struktur polimernya
makin beraturan sehingga makin encer.
 Aliran dilatan merupakan kebalikan dari aliran
pseudoplastis.

 Viskositas meningkat dengan bertambahnya


rate of shear.

 Dimiliki oleh suspensi yang berkonsentrasi


tinggi (>50%) dari partikel yang terdeflokulasi.
 Dalam pengeluarannya dari wadah
membutuhkan tekanan yang kuat.
 Disebut sebagai sistem geser kental (shear-
thickening system)

Contoh :
1. Pada bedak calamine (caladine®), pada saat di dalam botol yang
didiamkan, konsistensinya encer dan partikelnya mengendap, tetapi
setelah adanya pengocokan maka partikel yang tadinya mengendap
akan menyebar dan menambah kekentalan dari lotio.

2. Aliran dilatan ini diaplikasikan pada sediaan bentuk salep dan pasta.
Sediaan salep dan pasta, butuh tekanan yang lebih besar untuk
mengeluarkan dari wadah.
 Tipe sediaan thiksotropik bila dalam
keadaan diam, akan menyerupai suatu
gel.

 Ketika diberi tekanan (dikocok),


struktur gel ini akan terpecah menjadi
partikel-partikel yang lurus (sol), jika
pengocokan dihilangkan (didiamkan),
tahap demi tahap struktur gel kembali
terbentuk.

Mekanisme :
Gel == sol == gel
(proses pertama berlangsung cepat sedangkan proses kedua berlangsung
lebih lambat).
Kurva menurun berada
disebelah kiri kurva menaik

Jadi, aliran thiksotropik, jika diterapkan dalam sebuah sediaan


farmasi, maka akan menghasilkan sebuah sediaan yang baik.
Hal ini disebabkan karena sediaan ini bila dikocok, akan menjadi
encer dan mudah dituang, namun bila pengocokan dihentikan
maka partikelnya tidak akan mengendap cepat, sehingga
penampilan dari sediaan ini kelihatan menarik karena
keseragaman penyebaran partikel.
Mekanisme :

Sol == Gel == Sol

Kurva menurun berada


disebelah kanan kurva menaik

 kebalikan dari aliran thiksotropik. Contohnya: magma magnesia.

 Sediaannya mengandung zat padat dalam jumlah sedikit (1-10%) dan


terflokulasi.

 Bila dikocok, struktur sol akan menjadi gel, dimana kekentalannya


bertambah, sehingga terjadi hambatan untuk mengalir, namun bila
didiamkan akan kembali menjadi sol.
 Suatu gejala dimana suatu sol lebih cepat
menjadi gel bila diaduk perlahan-lahan
daripada dibiarkan membentuk gel tanpa
pengadukan.
Dalam bidang Farmasi,
jenis aliran thiksotropik merupakan aliran yang ideal
yang diinginkan untuk suspensi, emulsi, lotio, krim, salep.

Kriteria dari aliran tiksotropik dalam sediaan :


1. Suspensi tidak akan mengendap dengan segera dalam wadahnya.
2. Menjadi cair bila dikocok.
3. Keseragaman suspensi bertahan lama selama digunakan.
4. Suspensi memperoleh kembali konsistensinya dengan cepat
sehingga partikel-partikel tetap berada dalam keadaan tersuspensi.
5. Untuk suspensi parental bersifat shear-thinking sehingga pada
saat melewati jarum suntik, struktur suspensi terpecah, dan akan
membentuk depot pada tempat injeksi.
L/O/G/O
Thank You!
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai