Anda di halaman 1dari 66

Rheologi

Arlita Wulan Yuniar


PENGERTIAN
Kata Rheologi berasal dari bahasa YUNANI
- Rheo : Mengalir
- Logos : Ilmu

menggambarkan aliran zat cair atau perubahan


bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan
(Bingham & Crawford)
PENGERTIAN
• Reologi dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari deformasi
dan aliran (flow)
• Secara reologis selanjutnya, sifat mekanis
bahan dinyatakan berdasarkan 3
parameter; gaya, deformasi dan waktu
• Viskositas: suatu pernyataan tahanan dari
suatu cairan untuk mengalir
PENGERTIAN
• Laju geser (rate of share): perbedaan
kecepatan antara dua bidang cairan yg
dipisahkan oleh suatu jarak yg sangat
kecil (G)
• Tegangan geser (shearing stress): gaya
per satuan luas untuk menyebabkan aliran
(F)
WHY DO WE STUDY
RHEOLOGY?
• Untuk memperkirakan:
1. Pencampuran dan aliran bahan-bahan
2. Pengemasan bahan-bahan ke dalam
wadah
3. Pemindahan sebelum penggunaan
(penuangan dai botol, pengeluaran dari
tube, melewati jarum suntik)
PENGARUH RHEOLOGI
DALAM ILMU FARMASI
Dapat mempengaruhi;
1. Akseptabilitas px
2. Stabilitas fisika
3. Ketersediaan hayati (bioavailabilitas)
4. Pemilihan alat produksi produk obat
PENGERTIAN
TIPE ALIRAN
• Sistem Newton
• Sistem Non-newton
SISTEM NEWTON
Sistem Newton (istilah yang diperoleh dari nama Isaac
Newton) adalah suatu fluida yang memiliki kurva
tegangan/regangan yang linier. Keunikan dari fluida
newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir
sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Hal
ini disebabkan karena viskositas dari suatu fluida
newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang
bekerja pada fluida. Viskositas dari suatu fluida
newtonian hanya bergantung pada temperatur dan
tekanan.
SISTEM NEWTON

• “Balok” cairan  bidang dasar “ditempel” 


bidang atas bergerak dg kecepatan konstan 
bidang dasar akan mengikuti  bergerak dgn
kecepatan yang berbanding lurus dgn jaraknya
dari lapisan dasar yg diam
SISTEM NEWTON
• Mengikuti hukum aliran Newton
• Makin besar viskositas suatu cairan, makin besar gaya per
satuan luas (F) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
laju geser (G) tertentu.

F' dv F
 .  
A dr G
• Keterangan
 = koefisien viskositas ~ viskositas (eta)
F’/A = gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan
aliran(shearing stress)
dv/dr = perbedaan kecepatan antara 2 bidang cairan yang dipisahkan
oleh jarak yang sangat kecil (rate of shear)
• Satuan viskositas: poise = dyne.detik.cm-2
• Cps (centipoise)= 0,01 poise
F ' dr dyne  cm dyne det
  2 
Adv cm  cm cm 2
det
• Rheogram = Kurva yang menggambarkan
sifat alir
• Fluiditas, , didefinisikan kebalikan dari
viskositas
1
 

• Viskositas:
a. Viskositas absolut  zat cair sederhana,
zat cair murni
b. Viskositas relatif  sistem dispersi
heterogen
c. Viskositas kinematis = viskositas absolut,
merupakan viskositas dibagi dengan
kerapatan/densitas pada temperatur
tertentu.

 Satuan: stoke(s)
Viskositas kinematis  atau centi stokes

• Contoh soal :
1. Suatu viskometer Ostwald, digunakan untuk
mengukur aseton, dan diperoleh hasil
bahwa aseton tersebut mempunyai
viskositas 0,313 cp pada 25°C. Densitasnya
pada 25°C adalah 0,788 g/cm3. Berapakah
viskositas kinematis aseton pada 25°C?
2. Air biasa digunakan sebagai standar
viskositas cairan. Viskositas air pada 25°C
adalah 0, 8904 cp. Berapakah viskositas
relatif aseton terhadap air (viskositas relatif)
pada 25°C?
HUBUNGAN VISKOSITAS DAN
TEMPERATUR
• Viskositas gas meningkat dengan naiknya
temperatur
• Viskositas cairan menurun jika temperatur
dinaikkan
• Fluiditas  kebalikan dari viskositas
• Fluiditas cairan meningkat jika temperatur
dinaikkan
SISTEM NON NEWTON
• Zat yang tidak mengikuti persamaan alir
Newton
• Sistem dispersi heterogen cair dan padat
(larutan koloidal, emulsi, suspensi, salep,
dll)
SISTEM NON NEWTON
TIME INDEPENDENT TIME DEPENDENT
• Aliran plastis • Tiksotropi
• Aliran Pseudoplastis • Anti Tiksotropi/ Tiksotropi
• Aliran Dilatan Negatif
• Reopeksi
• Anti Reopeksi/ Reopeksi
Negatif
ALIRAN PLASTIS
• Disebut sebagai “Bingham bodies”
• Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0), tapi (akan)
memotong sumbu tegangan geser jika bagian lurus dari
kurva diekstrapolasikan ke sumbu x  yield value
• Yield value terjadi karena terjadi penggabungan partikel
dengan gaya Van der Waals
Rate of shear

f
Shearing stress
• F<yield value  zat cair tidak mengalir
(zat elastik (zat padat))
• F=yield value  zat mulai mengalir
• F>yield value  pemberian F berikutnya
akan menghasilkan G yg proporsional
seperti cairan Newton (garis lurus)
• Yield value  indikasi flokulasi
• Makin banyak suspensi terflokulasi 
makin tinggi yield value
• Kemiringan rheogram disebut mobility ≈
fluiditas pada sistem Newton.
• Kebalikannya adalah “viskositas plastis
“(U)

U
 F f f= yield value (dyne.cm-2)
F= tekanan geser
G G=kecepatan geser
Contoh : Partikel terflokulasi pada suspensi

Terbentuk struktur kontinyu

Adanya gaya van der waals (ikatan antar


partikel)

Yield value terlampaui

Ikatan pecah aliran terjadi


Contoh soal
1. Suatu bahan plastis diketahui mempunyai
yield value 5200 dyne cm-2. Pada
shearing stress di atas yield value, F
ditemukan meningkat secara linear
dengan meningkatnya G. Jika rate of
shear 150 dt-1 pada saat F = 8000 dyne
cm-2, hitung viskositas plastis sampel
tsb!
ALIRAN PSEUDOPLASTIS
• Contoh: dispersi cair dari tragakan, Na.
alginat, metil selulosa, CMC Na
• Kebalikan dari sistem plastis yg tersusun atas
partikel-partikel terflokulasi dalam suspensi
• Viskositas berkurang dengan meningkatnya
laju geser (rate of shear) (cairan menjadi
encer)
• Sebagian dari pelarut yang berikatan dengan
molekul kemungkinan dilepaskan,
menyebabkan penurunan efektif konsentrasi
& ukuran molekul yang terdispersi 
penurunan viskositas nyata
• Kurva dimulai/mendekati titik (0,0), pada laju
geser yg rendah  tidak ada yield value seperti
pada sistem plastis
• Reogram melengkung: akibat kerja geser thd
molekul bahan berantai panjang (polimer)
• >> Tegangan geser  molekul yg tidak
beraturan mulai meluruskan sumbunya yg
panjang sesuai arah aliran.

Rate of shear Shearing stress


F N  ' G
• Eksponen N meningkat pada saat aliran
meningkat semakin non-Newton
• N=1, alirannya adalah aliran Newton

log G  N log F  log '

Persamaan Regresi Linear


ALIRAN DILATAN
• Suspensi tertentu (persentase zat padat
terdispersi tinggi)  peningkatan daya
hambat untuk mengalir dengan
meningkatnya rate of shear.
• Volume meningkat dengan jika diberi
geseran  dilatan
• Kebalikan dari tipe aliran sistem
pseudoplastis
• Bahan pseudoplastis  sistem geser
pencair (shear thinning system)
• Bahan dilatan  sistem geser pemekat
(shear thickening system)  jika tegangan
dihilangkan  sistem dilatan akan kembali
pada fluiditas awal
• Aliran dilatan  suspensi seragam
mengandung partikel-partikel kecil dan
terdeflokulasi dengan kadar tinggi (≥ 50 %)
• Sifat dilatan:
1. Pada keadaan istirahat (F=0)
a. Partikel-partikel tersusun rapat dan dan
memiliki rongga antarpartikel (rongga)
minimum
b. Jumlah pembawa suspensi cukup
mengisi rongga tsb  partikel-partikel
bergerak pada laju geser yg rendah 
suspensi dilatan dapat dituangkan dari
botol karena suspensi cukup cair
2. Pada keadaan diberi gaya (F>0)
a. Tegangan geser meningkat  bulk
mengembang/melebar (dilate)
b. Partikel-partikel dlm usaha bergerak dg cepat
satu melampaui yg lain  peningkatan
signifikan rongga antarpartikel
c. Jumlah pembawa tetap  pada beberapa titik
tidak cukup mengisi rongga antarpartikel yg
membesar
d. Tahanan utk mengalir bertambah krn partikel2
tidak dibasahi secara sempurna oleh pembawa
Bertambah
kecep. geser

Partikel terbuka23Vol.
Void bertambah
Partikel rapat Vol void min
Konstensi rendah

• Persamaan dilatan = persamaan pseudoplastis  N<1,


semakin berkurang dengan meningkatnya derajat
dilatansi
Rate of shear

Shearing stress
TIKSOTROPI
• Menunjukkan adanya pemecahan struktur
(dan juga geser pencair) yang tidak
terbentuk kembali dg segera jika tegangan
dihilangkan atau dikurangi
• Tiksotropi  suatu pemulihan isoterm dan
relatif lambat pada pendiaman suatu
bahan yg kehilangan konsistensinya
karena pemberian geseran (shearing)
• Terjadi pada shear thinning system (aliran
tipe plastis atau pseudoplastis)
• Sistem tiksotropi mengandung partikel
asimetris melalui berbagai titik kontak,
menyusun jejaring 3D seluruh sampel:
a. Saat diam: struktur memberi tingkat
kekauan pd sistem  struktur
menyerupai gel
b. Diberi geseran: aliran mulai terjadi sebab
struktur mulai pecah krn struktur mulai
pecah  transformasi gel menjadi koloid
c. Saat tegangan geser ditiadakan 
struktur mulai terbentuk kembali, tidak
terjadi dg segera. Pemulihan konsistensi yg
progresif bertahap saat partikel asimetris
saling kontak krn mengalami gerak Brown
acak.
Pseudoplastis
Rate of shear

Plastis

Shearing stress

Gambar tiksotropi pada aliran plastis dan


pseudoplastis
PENGKURAN TIKSOTROPI
• Dengan melihat putaran histeresis yang
dibentuk oleh kurva menaik dan menurun
dari rheogram.
• Luas daerah histeresis merupakan suatu
ukuran pemecahan tiksotropi.
PENGUKURAN SISTEM PLASTIS (BINGHAM
BODIES)

1. Menentukan pemecahan struktural


terhadap waktu pada rate of shear
konstan.
-----t2------ U1  U 2
--t1---
B
ln t 2
1/U
Rate of shear

1
1/U t1
2
B= konstanta
thiksotropi
Shearing stress
CONTOH SOAL
1. Hitunglah viskositas plastis, U1,U2, serta
koefisien thiksotropi dari data yang
diperoleh pada suhu 25°C: Konstanta laju
geser(G)=240 detik-1, t1=50 detik dan
t2=80 detik. Masing-masing mempunyai
tegangan geser (F) 9440 dyne cm-2 dan
6728dyne cm-2. nilai f pada kedua kasus
tersebut adalah 5000 dyne cm-2.
Tiksotropi
Dalam
Formulasi

6/19/2013
Konsistensi Digojog dituang Mudah mengalir
tinggi encer/cair

Sifat yang diinginkan

Kembali semula
Tidak segera mengendap Homogen, partikel tetap 28

Homogen tersuspensi
Dibutuhk
an dalam
- Emulsi :

6/19/2013
- Lotion
- Cream
- Salep
- Suspensi parenteral Injeksi procain penisilin
(sebagai depot) G dalam air

29
Derajat
tiksotrop Stabilitas suspensi
i pengendapan
Kecepatan

6/19/2013
Makin besar derajat tiksotropi makin kecil kecepatan pengendapan

Salep/cream :
Salep bacitracin usp dalam wadah tiksotropi

Digunakan pada kulit tiksotropi hilang

(karena tikso, konsistensi, yield value berkurang


jika T dinaikkan : 20-35C) 30
TIKSOTROPI
NEGATIF/ANTITIKSOTROPI
• Menyatakan
kenaikan
konsistensi pada

Rate of shear
kurva yang
menurun.
• Contoh : magma
magnesia
Shearing stress
Penyebab :
• Meningkatnya frekuensi tumbukan dari
partikel-partikel terdispers, atau molekul-
molekul polimer dalam suspensi,
menyebabkan ikatan antar partikel naik,
sehingga dalam keadaan keseimbangan
membentuk gumpalan-gumpalan besar.
Dalam keadaan diam, gumpalan pecah
menjadi partikel-partikel.
• Sistem kesetimbangan tampak seperti gel
dan memberikan kemampuan tersuspensi
dengan baik, namun mudah untuk dituang.
Akan tetapi, jika didiamkan, bahan akan
kembali ke sifat seperti koloidnya.
Rate of shear

Rate of shear
f

Shearing stress Shearing stress

a) Aliran Newton b) Aliran Plastis


Rate of shear

Rate of shear
Shearing stress Shearing stress

c) Aliran pseudoplastis d) Aliran dilatan


VISKOMETER

• Semua viskometer dapat digunakan untuk


menentukan viskositas sistem Newtonian

• Hanya viskometer yang mempunyai


kontrol shear stress yang bervariasi dapat
digunakan untuk bahan-bahan Non
Newtonian.
MACAM VISKOMETER
• Visk. Kapiler
Sistem Newton
• Visk. Bola jatuh

• Visk. Cup & bob Sistem Newton


• Visk. Kerucut dan lempeng dan
Non Newton
VISKOMETER KAPILER
• Disebut sebagai viskometer ostwald
• Dasar : Hukum Poiseuille

 r t P
4

8l V
• Ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan cairan untuk lewat antara dua
tanda ketika ia mengalir karena gravitasi
melalui suatu tabung kapiler vertikal.

• Waktu alir sampel dibandingkan dengan


waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan
yang viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air)
Karena P tergantung pada kerapatan cairan
(), maka :
  K  t  P   K t  

1 1 t 1

2  2 t 2
Contoh soal
1. Jika waktu yang dibutuhkan aseton untuk
mengalir antara kedua tanda pada
viskometer Ostwald adalah 45 detik,
untuk air adalah 100 detik (25 ° C).
Diketahui kerapatan aseton 0,788 gram
cm-3, kerapatan air 0,997 gram cm-3 dan
viskositas air 0,8904 cps. Berapa
viskositas aseton?
Fig 5. Capillary Viscometer :
Ostwald-Cannon-Feske vicometer
VISKOMETER BOLA JATUH
• Disebut viskometer Hoeppler
• Prinsip :
Suatu bola gelas/besi jatuh ke bawah dalam
suatu tabung gelas yang hampir vertikal,
mengandung cairan uji pada temperatur
konstan. Laju jatuhnya bola dengan  dan 
tertentu adalah kebalikan fungsi viskositas
sampel tersebut.
  t ( S b  Sf ) B
Dimana :
t : waktu (lamanya bola jatuh)
Sb : Gravitasi jenis dari bola
Sf : Gravitasi jenis dari cairan
B : Konstanta bola
Fig 6. Hoepler falling ball viscometer
VISKOMETER CUP and BOB
Prinsip :
• Sampel di’shear’ dalam ruang antara
dinding luar, BOB (rotor) dan dinding
dalam CUP (mangkuk)
• Viskometer Couette, mis : visk. Mac
Michael  mangkuk yang berputar
• Viskometer Searle, mis : visk. Rotovisco,
visk. Stormer  rotor yang berputar
Viskometer stormer
Untuk aliran plastis

w w  wf
  Kv U  Kv
v v
Dimana : Dimana :
Kv : Konstanta alat Wf : intersep yield
W : berat beban value dalam gram

V : rpm
• Yield value f  K f w f

2 1
Kf  Kv x x
60 2,303 log (R c )
Rb

Dimana :
Rc : jari-jari mangkok
Rb : jari-jari rotor
Fig 7. Stormer Viscometer
CONTOH SOAL
1. Suatu sampel gel dianalisis dengan
viskometer Stormer yang dimodifikasi. Berat
w sebesar 450 gram menghasilkan
kecepatan rotor v 350 rpm. Suatu seri
kecepatan diperoleh dengan menggunakan
berat pengendali lainnya, diperoleh suatu
rheogram aliran plastis. Intersep yield value
wf diperoleh dengan mengekstrapolasi
kurva tersebut terhadap sumbu shearing
stress di mana v = 0, wf = 225 gram.
Konstanta alat Kv = 52,0 dan Kf = 20,0.
Berapakah vikositas plastis dan yield value
sampel tersebut?
VISKOMETER KERUCUT dan
LEMPENG
• Contoh: viskometer Ferranti – Shirley
• Prinsip:
Kerucut dikemudikan motor dengan
kecepatan yang berubah-ubah, sampel
dishear di antara lempeng yang diam dan
kerucut yang berputar. Rate of shear : rpm
(dengan dial pemilih). Shearing stress :
puntiran (dibaca pada skala penunjuk).
• Untuk cairan • Untuk cairan
Newton T plastis :
C T  Tf
UC
v v
f  Cf x Tf
dimana :
C = konstanta alat
T = puntiran (torque)
V = rpm
Fig 8. Ferranti-Shirley cone-plate viscometer
APLIKASI RHEOLOGI DALAM BIDANG
FARMASI
1. Cairan
 Pencampuran
 Pengurangan ukuran partikel dari sistem
sistem dispersi dengan shear
 Pelewatan melalui mulut,penuangan,
pengemasan dalam botol, pelewatan
melalui jarum suntik
 Perpindahan cairan
 Stabilitas fisik sistem dispersi
2. Semi solid
• Penyebaran dan pelekatan pada kulit
• Pemindahan dari wadah/tube
• Kemampuan zat padat untuk bercampur
dengan cairan-cairan
• Pelepasan obat dari basisnya
3. Padatan
• Aliran serbuk dari corong ke lubang
cetakan tablet/kapsul
• Pengemasan serbuk/granul

4. Proses
• Kapasitas produksi alat
• Efisiensi pemrosesan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai