Anda di halaman 1dari 2

Titrasi Asam (asidimetri)

Titrasi asam melibatkan reaksi antara asam dengan basa, dapat berupa asam kuat atau
lemah dengan basa kuat atau lemah. (HCl 0,1 N atau H2SO4 0,1N)
Prinsip kerja  Reaksi antara asam dan basa
Antara ion H+ dengan ion OH- menghasilkan H2O (netral)
Titik ekivalen pada titrasi basa lemah dengan asam kuat adalah < 7 (pH asam).
Digunakan indikator yang mampu menunjukkan perubahan warna yang nyata pada pH yang
dekat dengan titik ekivalen.
“Penggunaan indikator sebagai petunjuk tercapainya titik ekuivalen yang ditunjukkan
dengan perubahan warna larutan”
Contoh-contoh indikator yang biasa digunakan pada titrasi asam adalah :
 Jingga metil/methyl orange (mo  indikator asam dengan pH 3,2 - 4,4
 Merah metil (mm)  indikator asam dengan pH 4,2 - 6,6

“ Indikator tersebut berwarna MERAH pada kondisi ASAM dan berubah warna menjadi
KUNING/JINGGA pada kondisi BASA”

Rangkaian alat :
Keterangan :
1. Buret ( sebagai tempat titran )
2. Statif & Klem ( untuk meletakkan buret
secara tegak lurus)
3. Erlenmeyer ( wadah larutan yang dianalisa)
4. Kran ( mengatur aliran larutan baku)

Reaksi :

Jenis Titrasi :

Pada Asam + Basa Kuat  Titrasi langsung


 Langsung dititrasi dengan larutan baku, tanpa penambahan indikator(zat ketiga)
 Reaksi sempurna 1 mol H+ dengan 1 mol OH-
Pada Asam kuat + Basa lemah  Titrasi balik /tidak langsung
 Titrasi menggunakan penambahan indikator (zat ketiga)
 Larutan baku yang digunakan harus dibakukan lagi/ dihitung molaritasnya
a. Prinsip kerja titrasi

b. Rangkaian alat
c. Reaksi yang terjadi
d. Penjelasan :
1) apakah jenis reaksinya?
2) apakah jenis titrasinya? Langsung atau tak langsung?

Anda mungkin juga menyukai