MATA KULIAH:
BAKTERIOLOGI
DOSEN PENGAJAR:
Dra.Ratih Dewi Dwiyanti M.Kes
DISUSUN OLEH:
ALMA SUPHIA DEVI P07134116216
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Media dan Reagensia” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan tersebut adalah untuk memeuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Bakteriologi di POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN BANJARMASIN tahun ajaran 2016/2017, sehingga kami dapat
melanjutkan kegiatan pembelajaran ke tahap selanjutnya. Selain itu, penulisan
kali ini menjadi sarana latihan agar kami dapat membuat makalah yang lebih
baik dimasa mendatang
sifat yang melekat pada hasil buatan tangan manusia. Begitu pula dengan
makalah yang terlahir dari penulis pemula seperti saya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun, saya terima dengan tangan terbuka, serta
hati yang lapang. Kelak kritik dan saran tersebut dapat menjadi bahan
perbaikan bagi saya.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................7
2.1 Media dan Reagensia.........................................................................................7
2.2. Komponen Penyusun Media...................................................................................8
2.3. Jenis-Jenis Media...................................................................................................10
2.4. Persyaratan Media................................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................15
PEMBAHASAN..................................................................................................................15
3.1 Media dan Cara Pembuatannya.......................................................................15
3.2 Reagensia dan Cara Pembuatannya..................................................................31
BAB IV..............................................................................................................................32
PENUTUP..........................................................................................................................32
4.1. KESIMPULAN....................................................................................................32
4.2. SARAN..............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................34
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
dengan mikroba yang akan ditumbuhkan. Berdasarkan bentuknya, media
tumbuh dapat dibagi menjadi cair (broth) dan media padat (agar). Perbedaan
dari kedua media ini yaitu penambahan tepung adalah untuk memadatkan
media. Sedangkan media padat dibagi menjadi tiga macam, yaitu media agar
tegak (deep agar), agar miring (slants agar), danlempeng agar (plate agar).
Pada media cair prinsip utama dalam menginokulasikan mikroba atau
biakan adalah menumbuhkan mikroba tersebut dan mengamati pola
pertumbuhannya. Media cair merupakan media yang tidak mengandung agar,
contohnya LB dan NB.
Pada media padat prinsip utama dalam menginokulasikan mikroba atau
biakan adalah menumbuhkan mikroba yang sudah ditentukan dalam
praktikum dan mengamati karakteristik morfologisnya. Inokulasi pada media
padat dilakukan dengan teknik agar miring, teknik agar tegak, dan teknik
lempeng agar. Media padat merupakan media yang mengandung 15 % agar,
sehingga setelah dingin kemudian menjadi padat.
5
4. Untuk megetahui apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam
pembuatan media
5. Untuk mengetahui prosedur kerja dalam pembuatan Media
6. Untuk mengetahui jenis bakteri apa saja yang dapat tumbuh pada media
tersebut
7. Untuk megetahui jenis cara pembuatan Reagensia yang ada di Baketiologi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
didapat, bahan murni, mudah dimurnikan, mudah pembuatannya, stabil, tahan
lama, dapat membantu reaksi kimia, bereaksi sensitif dan spesifik dengan zat uji.
Reagensia merupakan pereaksi yang paling banyak digunakan dalam
Laboratorium Klinik untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan
hasil kegiatan uji. Untuk itu sebuah laboratorium selayaknya harus
mempersiapkan reagensia berupa larutan atau bubuk yang akan digunakan untuk
mereaksikan dengan bahan uji.
Beberapa Reagensia memiliki komposisi yang unik sehingga perlu teknik
atau proses pelarutan tertentu, ada juga dengan membagi larutan terlebih dahulu
kemudian dicampur larutannya, ada juga yang teknik pelarutan menggunakan
katalisator seperti pemanasan, pembentukan ikatan kompleks dan penggunaan
pelarut khusus.
Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botolnya supaya
tidak tertukar, disertai dengan pemberian konsentrasi pada label tersebut. Botol
yang umumnya digunakan terbuat dari borosilikat berwarna gelap atau coklat agar
terhindar dari kerusakan akibat cahaya matahari langsung. Konsentrasi yang
umum digunakan misal pada Indikator menggunakan persen (%), atau larutan
asam basa menggunakan normalitas (N) atau molaritas (M).
Apabila reagensia yang telah rusak atau telah lama dibuat, maka perlu
dibuang dan digantikan dengan yang baru. Ada beberapa reagensia yang stabil
hingga bertahun-tahun dan ada juga yang stabil hanya 1 bulan saja. Oleh sebab itu
perlu pengetahuan lebih dalam kestabilan tiap reagensia yang dibuat.
8
adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya
dibanding agar.
d. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya
juga sebagai pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk
memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.
2. Nutrisi atau Zat Makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme
sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe,
Mg dan unsur pelikan/trace element.
a. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa
organik atau anorganik esuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof
memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat,
lemak, protein dan asam organik.
b. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa
bernitrogen lain. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N
anorganik seperti urea.
c. Vitamin-vitamin.
3. Bahan Tambahan
a. Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium
dengan tujuan tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa)
ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat produksi asam
organik hasil metabolisme.
b. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba
nontarget/kontaminan.
4. Bahan yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Media
a. Agar
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan
terbuat dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai
pemadat (gelling) yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther
Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin, agar
tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi,
9
pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama
dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam.
b. Peptone
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti
otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara
memperolehnya.
c. Meat extract.
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa,
plasenta dan daging sapi.
d. Yeast extract
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol.
Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B
complex).
e. Karbohidrat.
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam
amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya
digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa,
manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi
adalah 0,5-1%.
1. Berdasarkan Bentuknya
Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau
gelatin. Bentuk media tersebut yaitu :
a. Media padat
10
Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau
zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat.
Media ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan
wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media lempeng.
Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai
wadahnya, media miring menggunakan tabung reaksi yang
dimiringkan, sedangkan media lempeng menggunakan petridish
(plate) sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk
pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.
c. Media cair
Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat,
umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroalga.
2. Berdasarkan Komposisi/susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
11
c. Media sintesis
Media sintesis yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang
jenis dan takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac
Conkey Agar.
3. Berdasarkan fungsinya
Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
a. Media Basal (media dasar)
Media basal adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat
mendukung pertumbuhan hampir semua jenis mikrobia, contohnya
adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
b. Media diferensial
Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba
yang berbeda, mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus
sehingga dapat dibedakan. Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar
(TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb.
c. Media selektif
Media selektif adalah adalah media yang memungkinkan suatu jenis
mikroba tumbuh dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain
terhambat. Contohnya: Media Salmonella Shigella Agar (SSA),
Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb.
d. Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang dirancang untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen
nutrisi yang mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya:
kaldu selenit, atau kaldu tetrationat untuk memisahkan bakteri
Salmonella thyposa dari tinja
e. Media uji
Media uji adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba,
umumnya ditambah dengan substansi tertentu yang menjadi
indikator, misalnya medium litmus milk.
12
2.4. Persyaratan Media
1. Tingkat keasaman (pH)
Kebanyakan mikroba tumbuh baik pada pH sekitar netral dan pH 4,6 –
7,0 merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan
kapang dan khamir tumbuh pada pH yang lebih rendah.
2. Suhu
Suhu merupakan salah satu factor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroba. Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu
optimum tertentu untuk pertumbuhannya.
3. Nutrient
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi
sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar
tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat
besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba
13
hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi tidak bersih
dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh
berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada
menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir
dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya
terkendali.
4. Oksigen
Mikroba mempunyai kebutuhan oksigen yang berbeda-beda untuk
pertumbuhannya. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, mikroba
dibedakan atas 4 kelompok sebagai berikut:
a. Aerob, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya.
b. Anaerob, yaitu mikroba yang tumbuh tanpa membutuhkan oksigen.
c. Anaerob fakultatif, yaitu mikroba yang dapat tumbuh dengan atau
tanpa adanya oksigen.
d. Mikroaerofil, yaitu mikroba yang membutuhkan oksigen pada
konsentrasi yang lebih rendah daripada konsentrasi oksigen yang
normal di udara. Mikroba perusak pangan sebagian besar tergolong
aerob, yaitu membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, kecuali
bakteri yang dapat tumbuh pada saluran pencernaan manusia yang
tergolong anaerob fakultatif.
5. Tekanan osmosis
Suatu tekanan osmose akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan
osmose lingkungan lebih besar (hipertonis) sel akan mengalami
plasmolisis. Sebaliknya tekanan osmose lingkungan yang hipotonis akan
menyebabkan sel membengkak dan juga dapat mengakibatkan rusaknya
sel. Olah karena itu dalam mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus
berada pada tingkat tekanan osmose yang sesuai, walaupun sel bakteri
memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmose dengan lingkugannya
tidak boleh terlalu besar.
6. Sterilitas
14
Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.
BAB III
PEMBAHASAN
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorgsnisme heterotof. Media ini merupakan
media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar.
Komposisi :
15
v1 v2
=
m1 m 2
1000 200
=
20 m2
4000
m 2=
1000
m2=4 gram
Cara pembuatan :
Timbang nutrien agar 4 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
(jangan sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas
kering dan diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15
menit.
keluarkan dari autoclave kemudian tuang dalam cawan petri secara
aseptis.
Biarkan dingin, isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
16
memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap
dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh
koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P.
Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan.
Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa
kontaminan tersebut adalah E.coli.
Komposisi :
7200
m 2=
1000
m2=7,2gram
Cara pembuatan :
17
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas
kering dan diberi lebel.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit.
Keluarkan dan isi dalam cawan petri secara aseptis.
Bungkus dengan plastik dan masukan dalam lemari pendingin
Komposisi :
18
Bacto pepton 10 gram Na2CO3 2,5 gram
NaCl 5 gram Aquadest 1 liter
Laktosa 10 gram Darah “O” 5%
Bacto agar 15 gram
Perhitungan :
v1 v2
=
m1 m 2
1000 200
=
20 m2
20 ×200
m 2=
1000
4000
m 2=
1000
m2=4 gram
5
V= × 200
100
V =10 ml
Cara pembuatan :
19
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
(jangan sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas
kering dan diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15
menit.
keluarkan dari autoclave kemudian campurkan dengan 10 ml darah
“O”.
Homongenkan lalu tuangkan kedalam cawan petri secara aseptis.
Isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
4. Agar Coklat
20
Dipotassium Phosphate 4,0 gram
gram KoEnzyme Enrichment 10,0
Monopotassium Phosphate 1,0 ml
gram Agar 10,0 gram
Perhitungan :
v1 v2
=
m1 m 2
1000 200
=
20 m2
20 ×200
m 2=
1000
4000
m 2=
1000
m2=4 gram
5
V= × 200
100
V =10 ml
Cara pembuatan :
21
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
(jangan sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air, tutup mulut erlenmeyer dengan kapas
kering dan diberi label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15
menit.
keluarkan dari autoclave kemudian campurkan dengan 10 ml darah
“O”.
Homongenkan lalu panaskan kembali dengan penangas air selama
5-15 menit hingga larutan berwarna coklat.
Tuangkan kedalam cawan petri secara aseptis dan dinginkan.
Isolasi dan masukkan kedalam lemari pendingin.
5. SIM Medium
22
v1 v2
=
m1 m 2
1000 200
=
30 m2
200 ×30
m 2=
1000
6000
m 2=
1000
m2=6 gram
Cara pembuatan :
23
SCA adalah media selektif yang berwarna hijau karena mengandung zat
warna brom thymol blue. Simmons citrate positif berwarna biru setelah
ditumbuhi kuman.
Kegunaannya yaitu untuk menderterminasi kemampuan bakteri yang
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dengan produk akhir basa.
Komposisi :
200 ×22,5
m 2=
1000
m2=4,5gram
Cara pembuatan :
24
Timbang SC sebanyak 4,5 gram dan masukkan kedalam
erlenmeyer.
Larutkan dengan aquadest 200 ml dan homogenkan
Panaskan diatas pemanas air sambil diaduk hingga larut sempurna
Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi
masing masing 5 ml menggunakan spuit.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering lalu masukan kedalam
pastik bening, kemudian ikat sekuat mungkin dan beri label.
Sterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 1210C
Keluarkan dari autoklaf dan masukkan kedalam lemari pendingin.
25
Preteosa pepton 5 Aquadest 1 liter
gram
Bacto laktosa 10
gram
Bacto sukrosa 10
gram
Perhitungan :
TSIA yang tersedia 65 gram dalam 1000 ml.
Misalkan TSIA yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
v1 v2
=
m1 m2
1000 200
=
65 m2
200 ×65
m 2=
1000
13000
m 2=
1000
m2=3 gram
Cara pembuatan :
Timbang TSIA 13 gram, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Larutkan dengan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan diatas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna.
Turunkan dari penangas air dan masukan kedalam tabung reaksi
masing – masing 5 ml menggunakan spuit.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering lalu masukkan kedalam
plastik bening, kemudian diikat sekuat mungkin.
Berilah label pada luar plastik bening dan masukan pada autoclave
dan sterilkan selama 15 menit pada suhu 1210 C.
Keluarkan dari autoklaf dan miringkan tabung.
26
8. Nutrient Broth
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan
dasar adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara
Nutrient Agar dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat
dan Nutrient Broth berbentuk cair. Susunan kimia sama-sama sintetik.
Fungsi kimia dari nutrient agar dan nutrient broth sebagai medium umum.
Medium Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang berwarna coklat
yang memiliki konsistensi yang cair dimana medium ini berasal dari
sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan
bakteri sama seperti medium NA.
Komposisi :
Bacto ekstar 3 gram
Bacto pepton 10 gram
Perhitungan :
NB yang tersedia 8 Gram dalam 1 liter
Misalkan NB yang dibutuhkan sebanyak 200 ml, maka :
v1 v2
=
m1 m 2
1000 200
=
8 m2
1600
m 2=
1000
m2=1,6 gram
27
Cara pembuatan :
Timbang 1,6 gram nutrient broth, masukkan kedalam Erlenmeyer.
Tambahkan aquades 200 ml dan homogenkan.
Panaskan di atas penangas air sambil diaduk hingga larut sempurna
(jangan sampai mendidih) .
Turunkan dari penangas air dan masukkan kedalam tabung reaksi.
Tutup mulut tabung dengan kapas kering, masukkan kedalam
plastic bening, lalu ikat dengan kuat dan beri label.
Sterilkan dalam autoclave dengan suhu 1210 C dalam waktu 15
menit.
keluarkan dari autoclave, biarkan dingin dan masukkan kedalam
lemari pendingin.
9. Media gula-gula
28
Komposisi :
massa= 1 gram
b) Lactosa
100
massa= ×1
100
massa = 1 gram
c) Sukrosa
100
massa= ×1
100
massa = 1 gram
d) Maltosa
100
massa= ×1
100
massa = 1 gram
e) Manitol
100
massa= ×1
100
massa = 1 gram
Cara pembuatan :
Campurkan berbagai macam bahan pembuatan media Gula-gula .
Dibuat dalam 200 ml aquadest ditambah pepton.
Untuk pepton, ditimbang 6 gram dalam 100 ml aquadest
29
NaCl ditimbang 3 gram dan dicampurkan dalam air pepton
Fenol red ditimbang 0,2 gram lal digerus, larutkan dalam
100 ml aquadest.
Untuk glukosa, laktosa, maltosa, sukrosa dan manitol, dibuat pada
plate yang
berbeda dengan cara yang sama. Setelah itu, disterilkan dalam
autoclave dan diisolisis dan disimpan dalam lemari pendingin.
v1 v2
=
m1 m 2
30
1000 200
=
13 m2
13× 200
m 2=
1000
2600
m 2=
1000
m2=2,6 gram
Cara pembuatan :
Alat Bahan
Pipet volume Kristal violet oksalat
Pipet tetes Alcohol 96 %
Beaker glass Lugol 4 gr
31
Botol reagen Safranin 0,25 %
Corong
Cara kerja:
Timbang bahan lalu gerus dan larutkan aquades sebanyak 300 ml.
Alat Bahan
Stamper dan mortar Gentian violet 1 gr
Spatula Phenol dalam air 90 ml
Batang pengaduk Carbolik acid kristal 2 gr
Gelas arloji Alkohol 96% 10 ml
Gelas ukur Aquades 100 ml
Botol reagen Iodium kristal 1 gr
Neraca aalitik KI 2 gr
Aquades 300 ml
Cat induk fuchsin 10 ml
Aquades 90 ml
Cara kerja:
32
Metode gram stain
Gentian violet
1. Timbang gentian violet sebyak 1 gram, haluskan dan masukan ke
beaker glass.
2. Masukan 90 ml phenol dalam air, aduk hingga homogen.
3. Masukan ke botol reagen dan beri label.
Lugol
Alat Bahan
Pipet volume Fuchsin alkohol 3% 10 ml
Pipet tetes Phenol 5 % 90 ml
Beaker glass HCl 37% 3 ml
Botol reagen Alkohol 95% 97 ml
Corong Methylen biru 0,1 gr
Aquades 100 ml
Cara kerja:
33
Carbol Fuchsin
1. Pipet fuchsin alkohol 3% sebanyak 10 m, masukan di beaker
glass.
2. Kemudian tuang phenol 5% sebanyak 85 ml, lalu pipet secara
perlahan-lahan hingga bertambah 5 ml.
3. Aduk hingga homogen.
4. Masukan ke botol reagen dan beri label.
Asam Alkohol
Alat Bahan
Neraca analitik Baskfuchins 8 gr
Gelas arloji Phenol pekat 16 ml
Spatula Alkohol 95% 60 ml
Stamper dan mortar Aquades 200 ml
Beaker glass Methylen blue 2 gr
Batang penaduk H2SO4 pekat 40 ml
Gelas ukur Aquades 100 ml
Pipetukur
Bola hisap
Botol reagen
Cara kerja :
Pembuatan kinyon
1. Menimbang basic fuchsin.
2. Gerus basic fuchin.
34
3. Masukan 20 ml alkohol 95% ke dalam mortor lalu aduk hingga
homogen dan masukan kedalam beaker glass, bilas stamper dan
mortir denngan alkohol 95% tadi ke beaker glass.
4. Aduk hingga homogen dan masukan ke botol reagen.
5. Pipet phanol sebanyak 16 ml dengan menggunakan pipet ukur dan
bola hisap.
6. Masukan ke dalam botol sampel, kocok botol dengan membolak-
balikn secara hati-hati.
7. Tambahkan aquades senyak 200 ml, kemudian kocok lagi dengan
botol secara hti-hai hingga homogen.
Pembuatan gabbet
Metode Neiseer
Alat Bahan
Stamper dan mortar Methylen biru 0,1 gr
Spatula Alkohol 95 % 2 ml
Batang pengaduk Asam asetat pekat 5 ml
Gelas arloji Aquades 95 %
Gelas ukur Bismarck brown 0,2 ml
Botol reagen Aquades 100 ml
Neraca aalitik
Cara kerja:
Neiseer A
1. Timbang 0,1 gr methylen biru, haluskan dan masukan
ke beaker glass.
2. Tuang 2 ml alkohol 95% dan aduk hingga homogen.
35
3. Tambahkan 5 ml asam acetat pekat.
4. Dan tuang 95 ml aquades, kembali aduk hingga
homogen.
5. Masukan ke botol reagen dan ber label.
Neiseer B
Metode Loeffler
Alat Bahan
Methylen blue)methylen :
Stamper dan mortar
0,3 gram.
Alcohol 95% )blue biasa :
Spatula
30 ml.
Kalium hidroksida (KOH)
Batang pengaduk
1% : 1 ml.
Aquadest
Gelas arloji
: 100 ml.
Gelas ukur
Botol reagen
Neraca aalitik
Cara Kerja:
Alat Bahan
Beaker glass Safranin 1,125 gr
Kertas Alkohol 95 % 7,5 ml
Spatula Aquades 142, 5 ml
Batang pengaduk Methylen blue 0,2 gr
36
Botol reagen Aquades 200 ml
Neraca
Stamper dan mortar
Bola hisap
Gelas ukur
Gelas arloji
Cara kerja:
Safranin
1. Timbang safranin lalu gerus dan tambahkan sedikit demi sedikit
aquades ke dalam mortir sambil tetap menggerus.
2. Masukan larutkan ke beaker glass.
3. Tambah alkohol 96% ke dalam beaker glass lalu masukan ke
botol reagen dan beri label.
Methyl biru
Alat Bahan
Stamper dan mortar KI 0,45 gr
Spatula I2 0,9 GR
Batang pengaduk AQUADES 450 ml
Gelas arloji Safranin 0,79 gr
Gelas ukur
Botol reagen
Neraca aalitik
Cara kerja:
Yodium
1. Timbng KI lalu gerus.
2. Gram I2 lalu gerus sehingga tercampur dengan KI.
3. Tambahkan 150 ml aquades kemudian aduk hingga homogen.
4. Masukan dalam botol reagen dan beri label.
37
Safranin
Alat Bahan
Beaker glass Safranin
Spatula Malachite green 10 gr
Batang pengaduk Aquades 200 ml
Gelas arloji Aquades 250 ml
Botol reagen Koran
Label tissue
Corong
Neraca analitik
Botol reagen
Cara kerja:
Malachite green
Solotio safranin
38
Metode Klein
Alat Bahan
Stamper dan mortar Basic fuchsin 3 gr
Spatula Alkohol 95 % 100 ml
Batang pengaduk Phenol 5 gr
Gelas arloji Aquadest 100 ml
Gelas ukur M.blue 2 gr
Botol reagen Borax (Sodium tetra borax
Crystal ) 5 gr
Neraca analitik Aquades 100 ml
H2SO4 1 %
Cara membuatnya:
Carbol Fucshin
1. Larutkan basic fuchsin dengan alkohol.
2. Cairkan phenol dengan pemanasan tambahkan aquadest.
3. Reagen kerja 10 ml larutan 1 + 90 ml larutan 2.
H2SO4 1 %
M engencerkan 1 ml H2SO4 pekat dengan 100 ml aquades.
Methylen blue 1 %
1. Larutkan borax dalam aquadest.
2. Tambahkan M.blue dalam larutan borax sedikit demi
sedikit.
3. Masukkan dalam botol.
4. Saring setelah satu minggu.
Alat Bahan
5 % Potasium alum dalam
Pipet volume
aquades 10 ml
25 % Tanic acid dalam aquades
Pipet tetes
10 ml
1 % Basic fuchsin dalam alkohol
Beaker glass
9 % 10 ml
1,5 gr reagen pewarnaan Flagella
Botol reagen
(BBL)
Corong 35 ml alkohol 95 %
39
65 ml aquades
Cara kerja:
Formula 1
40
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Reagen adalah suatu zat atau senyawa atau larutan dalam konsentrasi
tertentu yang digunakan untuk mengetahui penjelasan dari suatu analisa dari
laboratorium. Zat atau bahan-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan
megandung bahaya. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui bahan-bahan
kimia yang ada didalam laboratorium beserta sifat dari bahan-bahan tersebut.
Untuk membuat suatu reagen yang terlebih dahulu seorang praktikan harus
menghitung dulu gram dari zat yang akan dilarutkan atau diencerkan.
Kemudian harus bisa menggunakan neraca analitik sebaik dan seefisien
mungkin. Neraca analitik memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi,
karena itu bekerja dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati.
Menggunakan neraca analitikpun harus selalu melakukan pemerikasaan
pendahuluan sebelum mulai menimbang. Setelah menimbang zat, seorang
praktikan harus tahu bagaimana cara melarutkan atau mengencerkan suatu zat.
Biasanya digunakan aquades sebagai pelarut, namun ada beberapa zat tertentu
yang tidak dapat dilarutkan dengan aquades sehingga harus dilarutkan
menggunakan pelarut tertentu.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri atas
campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan oleh suatu mikroorganisme untuk
tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut.
Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan penyedia
nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media
juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan
meyimpan mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium. Media
juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat koloni/pertumbuhan
mikroorganisme, serta sifat-sifat biokimiawinya. Di dalam laboratorium
mikrobiologi kedokteran media juga dapat digunakan untuk pembuatan
41
antigen, toksin dan untuk pasasi kuman dengan tujuan perubahan virulensi dan
lain-lain.
4.2. SARAN
42
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, 2008, Membuat Reagen Kimia di Laboratorium, Jakarta : Bumi Aksara
The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Inte
rpretation of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia,1990
43