Di susun Oleh:
Nama: Qrani S. Putri
Kelas : XI.Analis
Mapel: Mikrobiologi
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah Mengenai
Media Padat Semi-Solid,Cair, sintetis,dan Non-Sintesis.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
untuk pembaca.
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang....................................................................................................
B.Tujuan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Definisi(Media Padat Semi Solid,Cair, sintetis,dan Non sintetis)........................
B.Deskripsi.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Sediaan semi solid adalah sediaan setengah padat yang digunakan untuk
pemakaian luar, sediaan semi solid terdiri dari salep,krim, ungenta, pasta dan
lain-lain.Salep adalah sediaan setengah padat yang digunakan untuk
pemakaian topikal padakulit atau selaput lendir dan termasuk golongan
sediaan semi solid yang umumnya berminyak tidak mengandung air, untuk
mendapatkan sediaan semi solid yang baikmaka harus mencari basis salep yang
cocok yang dapat menyatu dengan bahan aktifnyadan dapat meresap pada
kulit dengan zat pembawa yang cocok.
B.Tujuan
Tujuan dari makalah ini berdasarkan latar belakang adalah :
1.Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis sediaan semi solid.
2.Untuk mengetahui formulasi sediaan semi solid yang baik.
3.Untuk mengetahui metode pembuatan sediaan semi solid.
4.Untuk mengetahui evaluasi sediaan semi solid.
BAB II
Pembahasan
A. Definisi Media Padat semi-solid,Media Cair,Media
Sintetis,Media Non-Sintesis
1.Media Padat Semi-Solid
Media yang mengandung bahan yang sama dengan media cair, tetapi
ditambah sedikit agar (setengah konsentrasi agar), sehingga menjadi
agak padat. Media ini dipakai untuk menumbuhkan mikroba yang banyak
memerlukan air dan hidup dalam lingkungan yang anaerob atau anaerob
fakultatif.
2. Media Cair
Medium cair adalah medium yang sepenuhnya cair agar mikroorganisme
bisa tumbuh di permukaan atau tersuspensi dalam cairan. JAP biasanya
ditumbuhkan dalam medium padat atau semi padat untuk memudahkan
proses pengamatannya.
3.Media Sintetis
Media sintetis yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia. Misalnya
media untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan Clostridium. C.
Media semi sintetis yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan –
bahan alami dan bahan – bahan sintetis.
4.Media Non-Sintesis
Media alami/non sintetis Merupakan media yang disusun dari bahan-
bahan alami dimana komposisinya tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang,
tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya: Tomato juice agar,
brain heart infusion agar, pancreatic extract.
B.Deskripsi
Media mikroorganisme pada dasarnya digunakan untuk menumbuhkan,
mengisolasi, menguji sifat-sifat fisiologi, hingga sebagai alat dalam menghitung
jumlah mikroorganisme (Lay, 1994). Media berisi campuran bahan nutrisi atau
zat-zat makanan yang dibutuhkan mikroorganisme, dimana komposisi sifat fisik
dan kimiawinya dapat terkontrol maupun tidak. Untuk menghasilkan media
yang dapat menjadi tempat mikroorganisme tumbuh dengan baik, maka media
harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
1. Mengandung semua nutrisi yang mudah dicerna mikroorganisme
2. Mempunyai pH, tekanan osmose, dan tegangan permukaan yang sesuai
3. Steril
Media yang baik mampu menyuplai makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme. Supaya makanan dapat menstimulir pertumbuhan
mikroorganisme, maka harus mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan
mikroba, diantaranya, karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat
besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Hal ini senada dengan pernyataan Jaweiz
dan Melnick (1996), bahwa media harus mengandung semua kebutuhan untuk
pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber energi (contoh: gula), sumber nitrogen,
juga ion inorganik essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin.
Kondisi fisik media juga dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
didalamnya. Umumnya mikroba dapat tumbuh baik dalam kondisi pH tertentu,
yaitu pada rentang 4,6 -7,0. Selain pH, mikroba juga hanya hidup dalam kondisi
tekanan osmose yang sesuai. Apabila sel mikroba berada pada kondisi tekanan
osmose yang tidak sesuai, maka akan mengalami plasmolisis atau dapat juga
membengkak yang mengakibatkan rusaknya sel Selain itu, media yang baik juga
harus ada dalam kondisi steril. Kondisi steril yang dimaksud adalah media tidak
mengandung kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba,
maupun mengaburkan atau menurunkan kualitas pengamatan mikroba murni.
Secara garis besar berdasarkan wujudnya, media mikroorganisme dibagi
kedalam tiga jenis. Pertama media padat (solid), yaitu media dengan komposisi
agar atau zat pemadat kurang lebih 15% agar sehingga media menjadi padat.
Umumnya media padat digunakan untuk membiakan koloni bakteri atau fungi.
Kedua adalah media semi padat atau semi cair (semi solid), merupakan media
yang dibuat dengan komposisi agar pada konsentrasi kurang dari 0.5%.
Media jenis ini umumnya digunakan untuk budidaya bakteri microaerophilic
atau untuk penentuan motilitas bakteri. Ketiga adalah media cair (liquid, broth)
merupakan media yang mengandung nutrisi tertentu namun tidak ditambahi
bahan pemadat, seperti gelatin maupun agar. Umumnya jenis media ini
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Contoh medium cair antara lain
nutrient broth (NB) dan glukosa broth.
Berdasarkan komposisi kimiawi komponen penyusunnya, maka media terdiri
atas media alami (non-sintetis), media semi sintetis dan media sintetis.
Berdasarkan sifat kegunaannya, media mikroorganisme dapat dikategorikan
meliputi media: umum, selektif. Deferensial, dan pengaya. Beberapa contoh
media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi antara lain;
lactose broth, EMBA (Eosin Methylene Blue Agar. Nutrient Agar, MRSA
(deMann ogosa Sharpe Agar). Trypticase Soy Broth (TSB), Plate Count Agar
(PCA), Potato Dextrose Agar.
1.Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah
1. Siswa dapat memahami tata cara pembuatan media mikroorganisme.
2. Siswa dapat memahami syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu media
untuk pertumbuhan mikroba.
3. Siswa dapat membuat media mikroorganisme berdasarkan wujud dan
komposisi penyusunnya.
Penutup
A.kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu :
Sediaan semi solid adalah sediaan setengah padat yang dibuat untuk tujuan
pengobatan topikal melalui kulit.
Daftar Pustaka
Aditin, 2014. Laporan Praktikum Mikrobiologi Media Pertumbuhan.
Laboratorium Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Makasar. Universitas
Islam
Negri Allaudin Makasar. (http://www.academia.edu diakses pada tanggal 6
Januari 2020)
Ahmad dkk, 2019. Penggunaan Tepung Biji Klawih (Artocarpus communis)
sebagai Sumber Karbohidrat Media alternatif untuk Menumbuhkan
Trichophyton rubrum. KTI. Bandung: Poltekkes Kemenkes Bandung
Aini, Nurul. 2015, Media Alternatif untuk Pertumbuhan Jamur Menggunakan
Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Skripsi. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Alexopoulus, dkk. 1996. Indtroductory Mycologi. Singapura: John Wiley & Sons.
Aryal, Sagar. 2019, Potato Dextrose Agar (PDA)-Principle. Uses. Composition,
Procedure, and Colony Characteristic https://microbiologyinfo.com. Diakses
pada tanggal 20 Januar 2020.