Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM KE-3

MEDIA PERTUMBUHAN MIKROBA


1. Tujuan Praktikum:
Untuk mengetahui komposisi medium dan cara membuat media Potato Dextrose
Agar (PDA), Potato Dekstrosa, Nutrient Agar (NA)

2. Landasan Teori
Media adalah bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Media juga sebagai dasar makanan mikroba, misalnya media yang
mengandung zat-zat organik, seperti perebusan daging, sayur-sayuran sisa makanan atau
ramuan yang dibuat manusia. Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang
mengandung komponen atau nutrisi yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya.
Mikroba memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroba
menjadi kultur murni. Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk
metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg,
juga mengandung sumber karbon, protein dan vitamin. Sumber karbon dan energi yang
diperoleh antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik. Sumber nitrogen
mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain, vitamin.
Selain itu, media tumbuh mikroba juga dibedakan berdasar sifat fisik yaitu media
padat, setengah padat dan cair. Media padat yaitu media yang mengandung agar 15%
sehingga setelah dingin media menjadi padat, media setengah padat yaitu media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, media cair yaitu media yang
tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth). Media
tumbuh mikroba juga dibedakan menjadi media sintesis yaitu media yang komposisinya
diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Media semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya
PDA. Media non sintesis yaitu media komposisinya tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar.
Menurut Singleton (2001), media memiliki beberapa fungsi antara lain:
1. Media basal: media dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa
syarat nutrisi.
2. Media penghambat: media merupakan medium yang memuat unsur tertentu yang
dapat menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3. Medium pemeliharaan: media dapat digunakan untuk pertumbuhan awal dan
penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan pada
suhu ruang maupun suhu dingin.
Media dapat diklasifikasikan berdasarkan susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya.
Berikut adalah klasifikasinya (Sawittoku, 2013):
1) Klasifikasi berdasarkan susunan kimia
a. Media anorganik, yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan anorganik
b. Media organik, yaitu media yang terdiri dari bahan-bahan organic
c. Media sintetik, yaitu media yang komposisi kimianya dapat diketahui secara
pasti. Media ini berisi garam anorganik, seperti asam amino, asam lemak,
alkohol, karbohidrat atau senyawa organik dan vitamin. Media ini biasanya
digunakan untuk mempelajari kebutuhan nutrisi mikroorganisme.
d. Media non sintetik, yaitu media yang komposisi kimianya tidak diketahui
secara pasti.
2) Klasifikasi berdasarkan konsistensi
a. Media cair, yaitu media yang tidak mengandung agar, seperti NB (Nutrient
Broth) dan LB (Lactose Broth).
b. Media padat, yaitu media yang mengandung agar sebesar 15% sehingga
setelah dingin maka media akan menjadi padat.
c. Media semi padat, yaitu media yang mengandung agar sekitar 0,3-0,4%
sehingga setelah dingin akan menjadi sedikit kenyal, tidak padat, dan tidak
begitu cair. Media ini dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan
mikroorganisme dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami
pencampuran sempurna jika digoyang, misalnya pada media Nitrate Broth
pada saat kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme
nitrat tetapi bakteri yang tumbuh diharuskan tumbuh merata pada seluruh
permukaan media.
3) Klasifikasi berdasarkan fungsi
a. Media diperkaya (enrichment) yaitu media yang mengandung komponen dasar
untuk pertumbuhan mikroorganisme dan ditambah dengan komponen
kompleks, seperti serum, darah, dan kuning telur. Mikroorganisme yang
tumbuh dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk
berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood
Tellurite Agar, Serum Agar, dan Bile Agar.
b. Media selektif (penghambat) yaitu media yang ditambahkan suatu zat tertentu
untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme lain dan merangsang
pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan.
c. Media diferensial, yaitu media yang bertujuan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme dari campurannya berdasarkan karakter spesifik yang
ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran
koloni, dan perubahan warna media disekeliling koloni.
d. Media penguji, yaitu media yang disusun oleh asam amino tertentu yang
digunakan untuk menguji vitamin, asam amino, dan antibiotik kemudian
dilakukan perhitungan jumlah mikroorganisme.
e. Media khusus, yaitu media yang digunakan untuk menentukan tipe
pertumbuhan dan kemampuan mikroorganisme untuk mengadakan perubahan
kimia tertentu.
3. Alat dan Bahan
Media Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Alat:
- Gelas Beaker
- Erlenmeyer
- Timbangan analitik
- Autoclave
Bahan:
- 250 g kentang (potato)
- 20 g dektrosa
- 15-18 g agar-agar
- 1000 ml aquades
Media Nutrient Agar (NA)
Alat:
- Gelas Beaker
- Erlenmeyer
- Timbangan analitik
- Autoclave
Bahan:
- 20 g nutrient agar
- 1000 ml aquades
- Label
Media Potato Dekstrosa
Alat:
- Gelas beaker
- Erlenmeyer
- Timbangan analitik
- Autoclave
Bahan:
- 250 g kentang (potato)
- 20 g dektrosa
- 1000 ml aquades
- Label

4. Cara Kerja Pembuatan Media


Media Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Cara membuat :
1. Kupas kentang dan iris menjadi bentuk dadu kecil-kecil dan timbang sebanyak 250 g.
2. Tuang 1000 ml aquades ke gelas Beaker selanjutnya masukkan irisan kentang dan rebus
sampai lunak.
3. Saring ekstrak menggunakan kertas saring/saringan dan tampung menggunakan gelas
Beaker.
4. Tambahkan aquades sampai volume mencapai 1000 ml kembali.
5. Masukkan 15 g agar-agar, aduk dan larutkan sampai homogen.
6. Tambahkan 20 g dekstrosa, aduk dan larutkan sampai homogen lagi.
7. Atur pHnya menjadi 6-7 dengan menambahkan larutan HCl 1 N atau NaOH 1 N dan ukur
dengan pH indikator universal.
8. Tuang media ke Erlenmeyer dan sterilkan menggunakan autoclave dengan cara kerja
seperti diuraikan pada materi I.
Media Nutrient Agar (NA)
Cara membuat :
1. Tmbang 23 g NA, larutkan dalam 1000 ml aquades dan aduk sampai homogen,
2. Tuang ke Erlenmeyer dan atur pHnya menjadi 6-7 dengan menambahkan larutan HCl 1 N
atau NaOH 1 N dan ukur dengan pH indikator universal.
3. Sterilkan mediua menggunakan autoclave dengan cara kerja seperti diuraikan pada materi
I.
Media Potato Dekstrosa
Cara membuat :
1. Kupas kentang iris menjadi bentuk dadu kecil-kecil dan timbang sebanyak 250 g.
2. Tuang 1000 ml aquades selanjutnya masukkan irisan kentang dan rebus sampai lunak.
3. Saring ekstrak menggunakan kertas saring/saringan dan tampung menggunakan gelas
Beaker.
4. Tambahkan aquades sampai volume mencapai 1000 ml kembali.
5. Tambahkan dekstrosa, aduk dan homogenkan lagi.
6. Atur pHnya menjadi 6-7 dengan menambahkan larutan HCl 1 N atau NaOH 1 N dan ukur
dengan pH indikator universal.
7. Tuang media ke Erlenmeyer dan sterilkan menggunakan autoclave dengan cara kerja
seperti diuraikan pada materi I.
8. Amati keadaan semua media pada hari ke-1, 2 dan 3 setelah sterilisasi media, tulis datanya
pada Tabel 2 dengan memberi tanda (+) pada kolom keadaan.
5. Hasil Pengamatan

Tabel 2. Hasil pengamatan pertumbuhan mikroba


No Media Pengamatan Hari Keadaan (+)
Ke-
Kontaminasi Tidak Kontaminasi
1 PDA 1
2
3

2 NA 1
2
3

3 Potato Dekstrosa 1
2
3
6. KESIMPULAN

7. DAFTAR PUSTAKA

8. LAMPIRAN

Medan, ………………….
DOSEN PRAKTIKAN

(……….……………) (……….……………)

Anda mungkin juga menyukai