Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MEDIA DAN REAGENSIA

MEDIA BERDASARKAN KONSISTENSI & CONTOHNYA

DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR HIKMA
NIM : TLM23037

PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI
KENDARI
2023
MEDIA BERDASARKAN KONSISTENSI

Media adalah substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan


mikroorganisme. Sebelum dipakai dalam percobaan, media ini perlu disterilkan terlebih
dahulu, supaya tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan).
Agar mikroba yang kita kultur dapat tumbuh dengan baik, maka persyaratan yang harus
dipenuhi oleh suatu media adalah :

a. Didalamnya harus terkandung bahan-bahan yang diperlukan oleh mikroba yang akan
ditumbuhkan. Bahan-bahan ini meliputi unsur-unsur makro, unsur mikro, dan trace
elemen serta zat pengatur tumbuh.
b. Media tersebut harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan dikultur.
c. Media harus dalam keadaan steril sebelum dipakai untuk menumbuhkan mikroba
yang diperlukan.

Berdasarkan konsistensinya media pertumbuhan mikroorganisme dibedakan menjadi 3


yaitu: media cair, media semipadat dan media padat (Cappuccino, 2014).

1. Media padat (solid), yaitu media dengan komposisi agar atau zat pemadat kurang
lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Umumnya media padat digunakan
untuk membiakan koloni bakteri atau fungi.
Contoh :
a) Media Potato Dextrose Agar (PDA)
Media pertumbuhan yang dapat digunakan untuk menumbuhkan jamur salah
satunya adalah media PDA (Potato Dextrose Agar), media PDA ini merupakan
media yang umum digunakan. Media Potato Dextrose Agar merupakan media
terdiri atas dextrose, sari kentang dan agar.
Media ini sangat mendukung dalam pertumbuhan jamur karena tingkat
keasaman yang rendah yaitu berkisar antara pH 4,5 sampai 5,6 sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dari suatu bakteri (Ismawati, 2016). Dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C (Aini, 2015). Sifat media dalam
kondisi bubuk yaitu homogen dan berwarna cokelat muda. Sedangkan medium
yang sudah jadi tampak sedikit berkabut dan berwarna pucat hingga kuning
terang. Wadah botol PDA harus berada dalam lingkungan dengan kelembaban
rendah, suhu stabil, dan terlindung dari embun dan cahaya dengan menutup
botol serapat mungkin. Tanggal kadaluwarsa PDA harus 11 diperhatikan, media
harus dibuang apabila serbuk media sudah menggumpal atau warnanya sudah
berubah (Neogen Corporation, 2011). Harga Potato Dextrose Agar (PDA) instan
mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah per setiap gramnya (Muthmainnah,
dkk, 2019).Komposisi Potato Dextrose Agar (PDA) Safitri (2010) menyatakan
komposisi media PDA (Potato Dextrose Agar) yaitu:
 Potato extract : 200 gram
 Dextrose : 20 gram
 Agar : 15 gram
(Wahidah, dkk, 2019) menyatakan fungsi dari komposisi media PDA (Potato
Dextrose Agar) adalah: Potato extract: Potato extract atau ekstrak kentang
merupakan sumber karbohidrat atau makanan bagi biakan pada media PDA
(Potato Dextrose Agar). Dextrose: Dextrose atau gugusan gula baik itu
monosakarida maupun polisakarida merupakan penambah nutrisi bagi biakan
pada media PDA (Potato Dextrose Agar). Agar: Agar sebagai bahan pemadat. Agar
merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena
mengandung cukup air.
Cara Pembuatan PDA Sebanyak 3,9 gram PDA dilarutkan ke dalam 100 ml
aquades, kemudian diaduk menggunakan gelas pengaduk, sambil dipanaskan
hingga larut. Bahan yang telah homogen kemudian bisa dibagi ke dalam tabung
reaksi sebanyak 5-10 ml (ketika untuk perbanyakan jamur), lalu disterilisasi
menggunakan autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan sebesar 1 atm selama 15
menit (Prastica, 2017). 12 Setelah sterilisasi sesuaikan media ke pH 3,5 dengan
menambahkan 1 mL Asam Laktat 10% untuk masing-masing 100 ml media pada
500C (Istiqomah, 2019). Setelah inokulasi sampel, inkubasi dilakukan pada suhu
22 – 250C atau 30 – 320C selama 2-7 hari (Neogen Corporation, 2011). Pada
media PDA, khamir tampak sebagai koloni-koloni berwarna krem hingga putih.
Sedangkan kapang tumbuh sebagai koloni berfilamen dalam berbagai warna.
Penentuan jumlah jamur dalam satuan gram/ml larutan dihitung berdasarkan
jumlah koloni yang ada dengan mempertimbangkan faktor pengenceran jika
sebelumnya telah melalui prosedur pengenceran (Neogen Corporation, 2011).
b) Media Mannitol Salt Agar (MSA)

Bisanya digunakan untuk biakan Koloni bakteri Staphylococcus aureus dalam


media Mannitol Salt Agar (MSA) terlihat berwarna kuning emas, bulat, dan
cembung.Media Mannitol Salt Agar (MSA)adalah media selektif-diferensial yang
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri patogen Staphylococcus aureus dan
hanya bakteri tertentu yang dapat hidup, seperti bakteri Gram positif
Staphylococcus epidermidis.
c) Media MCA (Media MacConkey Agar)
Media MacConkey Agar adalah media selektif dan media diferensial yang
digunakan untuk mengisolasi bakteri batang gram negatif berdasarkan
kemampuan bakteri memfermentasi laktosa atau tidak. Media MacConkey Agar
digunakan terutama untuk famili Enterobacteriaceae dan genus Pseudomonas.
Media MacConkey Agar dikembangkan oleh seorang bacteriologist yang
bernama Alfred Theodore MacConkey.

Komposisi Media MacConkey Agar:

 Peptone (Pancreatic digest of gelatin)17 gram


Proteose peptone (meat and casein) 3 gram
 Lactose monohydrate 10 gram
 Bile salts 1,5 gram
 Sodium chloride 5 gram
 Neutral red 0,03 gram
 Crystal Violet 0,001 gram
 Agar 13,5 gram
 Aquadest 1 liter
pH akhir pada media MacConkey agar : 7,1 ± 0,2 pada suhu 25°C.
Fungsi Bahan Pada Komposisi Media MacConkey Agar Pepton :
untuk menyediakan nitrogen, vitamin, mineral dan asam amino esensial untuk
pertumbuhan bakteri. Laktosa : untuk menyediakan karbon dan energi serta
untuk membedakan bakteri yang bisa memfermentasi laktosa dengan bakteri
yang tidak memfermentasi laktosa. Bile salts (garam empedu): sebagai agen
selektif yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Kristal
Violet : sebagai agen selektif yang berfungsi menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif. Natrium Klorida : untuk menyediakan elektrolit dan
keseimbangan osmotik. Neutral red : sebagai indikator pH, akan berwarna merah
jika pH di bawah ini 6,8. Agar : untuk memadatkan media.
Cara Pembuatan Media MacConkey Agar Timbang 50 gram bubuk Media
MacConkey, larutkan dengan aquadest sebanyak 1 liter. Panaskan sampai
mendidih untuk melarutkan media. Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C
selama 15 menit. Tunggu suhu sampai hangat-hangat kuku (45°C-50°C).
Homogenkan, tuang ke dalam cawan petri.
Interprestasi Hasil Media MacConkey Agar

kiri : koloni bakteri yang dapat memfermentasi laktosa ; kanan : koloni bakteri
yang tidak dapat memfermentasi laktosa. Pada bakteri yang dapat
memfermentasi laktosa (contoh : Escherichia coli, Klebsiella sp.) koloni dan media
akan berwarna merah atau merah muda, karena adanya produksi asam dari hasil
fermentasi laktosa, dengan adanya indikator neutral red media akan berwarna
merah atau merah muda. Pada bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa
(contoh : Salmonella sp., Shigella sp.) koloni dan media akan berwarna transparan
atau tidak berwarna karena bakteri tidak memfermentasi laktosa menjadi asam.

2. Media semi padat atau semi cair (semi solid), merupakan media yang dibuat dengan
komposisi agar pada konsentrasi kurang dari 0,5%. Media jenis ini umumnya
digunakan untuk budidaya bakteri microaerophilic atau untuk penentuan motilitas
bakteri.
Media setengah padat (semisolid). Media setengah padat yaitu media yang
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak dapat dan tidak
begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba
dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna
jika tergoyang. misalnya bakteri yang tumbuh pada media NFB (Nitrogen free
Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah
permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur.
Media ini juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada
media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan
metabolisme nitral tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh
media. Fungsi media semisolid lainnya adalah untuk uji motilitas. Konsentrasi agar
yang tidak begitu padat memungkinkan bakteri motil dapat bergerak dan berpindah,
sedangkan non-motil cenderung tetap ditempatnya. FDA BAM Media M103(2001)
menyarankan menggunakan agar sebanyak 4g/l untuk mendapatkan media semisolid
dalam uji ini.

3. Media cair (liquid, broth) merupakan media yang mengandung nutrisi tertentu
namun tidak ditambahi bahan pemadat, seperti gelatin maupun agar. Umumnya jenis
media ini digunakan untuk pertumbuhan mikroalga. Contoh medium cair antara lain
nutrient broth (NB) dan glukosa broth.
Contoh :
a) Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar
adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar
dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient
Broth berbentuk cair. Susunan kimia sama-sama sintetik. Fungsi kimiadari
nutrient agar dan nutrient broth sebagai medium umum. Medium Nutrient
Broth (NB)merupakan medium yang berwarna coklat yang memiliki
konsistensi yang cair dimana medium iniberasal dari sintetik dan memiliki
kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri samaseperti
medium NA.
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar
adalahekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan
NutrientBroth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk cair.
Susunankimia sama-sama sintetik. Fungsi kimia dari nutrient agar dan nutrient broth
sebagaimedium umum. Medium Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang berwarna
coklat yang memiliki konsistensi yang cair dimana medium ini berasal dari
sintetik dan memilikikegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri sama
seperti medium NA.
b) Potato Dextrose Broth (PDB)

Air kaldu dekstrosa kentang (bahasa Inggris: potato dextrose broth,


PDB) merupakan medium umum pertumbuhan yang digunakan dalam
mikrobiologi, yang terbuat dari kentang (Potato infusion) dan dekstrosa. Agar
dekstrosa kentang adalah medium yang paling banyak digunakan untuk
menumbuhkan fungi dan bakteri.

c) Lactose Broth (LB)

Media cair yang sering digunakan diantaranya adalah peptone . pepton


merupkan protein yang terdapat dalam daging . air susu , kedelai, putih telur ,
media kental biasanya memiliki unsur agar-agar yang berfungsi untuk
mengentalkan tanpa mengubah kandungan nutri media tersebut.
Media Lactose Broth. Kiri: tabung durham didalam media menunjukkan bakteri yang
melakukan fermentasi

Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform


dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan
nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber
karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform.
Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk
koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5%
pepton; dan 0,5% laktosa.

ALAT DAN BAHAN


Alat  Autoclave
 Aluminium foil  Pipet ukur
 Tabung reaksi  Erlenmeyer
 Spatel  Bola hisap
 Tabung durham  Gelas ukur
 Benang pulung  Kapas berlemak
 Kompor Listrik  Api Bunsen
 Neraca analitik  Etiket
 Gelas beaker  Pengaduk kaca
 Tissue

Bahan
 Lactose broth powder oxoid CM0137
 Aquadest
 Kertas pH
 Kertas buram

CARA KERJA

 Di timbang bubuk lactosa broth oxoid CM0137


 Di masukan ke dalam erlenmeyer yang berbeda
 Di tambahkan aquadest dan di aduk hingga homogen
 Di panaskan di atas kompor listrik , larutan dipanaskan sampai larut
sempurna
 pH larutan diukur dengan menggunakan pH stick (pH media Lactosa
broth = 6,9 ).
 Tabung durham dimasukkan ke dalam tabung reaksi
 Dipipet media ke dalam tabung menggunakan pipet ukur yang
ukurannya 10 ml.
 Tabung ditutup dengan ibu jari kemudian di bolak balik ,agar tabung
durham terisi penuh
 Tabung ditutup dengan kapas berlemak , dibungkus aluminium foil dan
diikat dengan benang pulung.
 Disterilkan di autoclave pada suhu 121derajat C selama 15 menit.
 Media siap digunakan

Pada proses penghomogenan larutan dilakukan dengan mengaduk larutan


dari bubuk laktosa broth dengan aquades. Setelah itu, dilakukan juga
pemanasan larutan dengan menggunakan kompor listrik sambil di aduk
menggunakan batang pengaduk. Tidak diperbolehkan melakukan pemanasan
terlalu lama karena dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada
kandungan atau komposisi pada reagen, bahkan kandungan tersebut dapat
pecah dan sangat berpengaruh pada pertumbuhan bakteri nantinya. Untuk
mengetahui apakah larutan itu homogen atau tidak, dapat melihat bagian
dinding wadah. Jika larutan itu homogen, maka tidak terlihat adanya butiran-
butiran bubuk pada dinding wadah. Setelah pemanasan selesai, pH larutan d
cek dengan kertas pH. Karena kondisi pH harus sesuai dengan kebutuhan
bakteri yang akan dikembangkan, maka pH larutan yang diharapkan adalah
6,9 . Jika larutan terlalu asam, dapat ditambahkan NaOH dan jika terlalu basa
dapat ditambahkan HCl.

Erlenmeyer ditutup menggunakan kapar berlemak. Fungsi dari kapas


berlemak itu sendiri untuk mengurangi penguapan yang dapat berpengaruh
pada volume larutan dan mencegah terjadinya kontaminasi udara luar.
Setelah itu, memindahkan larutan ke masing-masing tabung reaksi. Pada saat
pemindahan tersebut dilakukan juga fiksasi untuk menjaga kesterilan larutan.
Pada proses ini yang diperlukan adalah keterampilan tangan dan ketelitian
mengukur volume larutan yang dipindahkan menggunakan pipet ukur.
Sebelum di pindahkan, tabung reaksi di lengkapi tabung durham terlebih
dahulu dimana itu digunakan nantinya sebagai identifikasi bakteri dengan
mendeteksi terbentuknya gas dari fermentasi bakteri. Jika terdapat gas pada
tabung durham itu menandakan adanya bakteri yang tumbuh. Sebaliknya jika
tidak terdapat gas itu menandakan tidak ada bakteri yang tumbuh pada
reagen tersebut. Tabung durham diletakkan pada posisi terbalik bertujuan
agar gas yang dihasilkan bisa masuk ke dalam tabung. Yang perlu diperhatikan
juga dalam pemindahan larutan ke tabung reaksi, setelah selesai tabung
reaksi dibalikkan dengan jempol sebagai penutup dimana bertujuan agar
tabung durham terisi penuh dan tidak ada gelembung didalamnya.

Setelah selesai, tabung di tutup dengan kapas berlemak untuk mengurangi


penguapan dan dibungkus dengan menggunakan kertas buram dan diberi
label. Langkah terakhir adalah sterilisasi autoclave pada suhu 121 derajat C
selama15 menit.

DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ums.ac.id/42888/3/BAB%20I.pdf
file:///C:/Users/USER/Downloads/Modul%20Praktikum%204%20Membuat%20Medium.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/
7afcb15c2c6bc37870553bb57e33e346.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/175619-ID-none.pdf
https://medlab.id/media-macconkey-agar/

Anda mungkin juga menyukai