Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk

terbanyak keempat di dunia yaitu sekitar 241,452,952 jiwa (CIA World

Factbook, 2004). Banyaknya jumlah penduduk menggambarkan begitu

padatnya aktifitas di negara tersebut. Aktivitas adalah segala kegiatan

yang dilaksanakan baik secara fisik maupun non fisik, jasmani atau

rohani. Sisa aktifitas manusia biasanya dalam bentuk sampah.

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari

proses alam yang berbentuk padat (Suyoto, 2008). Laju produksi

sampah terus meningkat, tidak saja sejajar dengan laju pertumbuhan

penduduk tetapi juga sejalan dengan meningkatnya pola konsumsi

masyarakat. Di sisi lain kapasitas penanganan sampah yang dilakukan

masyarakat maupun pemerintah daerah sudah cukup optimal. Sampah

yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap

lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitarnya.

Meningkatnya volume sampah dari kegiatan penduduk

berimbas terhadap lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah

juga makin terbatas. Kondisi ini akan semakin buruk apabila dalam

pengelolaan sampah di masing - masing daerah masih kurang efektif,

efisien dan berwawasan lingkungan serta tidak terkoordinasi dengan

baik (Rahmawati dan Azizah, 2005).

1
2

Menurut Pramudya (2001) dalam Susilo (2008), terdapat dua

jenis bencana akibat rusaknya daya dukung lingkungan. Pertama,

kerusakan karena faktor internal yakni kerusakan yang berasal dari

alam sendiri. Kedua, kerusakan karena faktor eksternal yaitu

kerusakan lingkungan yang berasal dari perilaku manusia, seperti

limbah rumah tangga yang dibuang di sungai-sungai. Menurut

Hadiwiyoto (1983) dalam Riswan (2011), sikap mental atau perilaku

merupakan salah satu faktor yang menimbulkan masalah sampah,

sehingga sukar untuk dikendalikan.

Sesuai UU Nomor 18/2008 Tentang pengelolaan sampah tidak

hanya menjadi kewajiban pemerintah saja. Masyarakat dan pelaku

usaha sebagai penghasil sampah juga bertanggung jawab

menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Pemerintah melalui

UU tersebut memberi ruang yang cukup banyak bagi pemerintah

provinsi Maluku untuk merencanakan dan mengelola sampah dalam

kawasannya ( UU No. 18 tahun 2008).

Hasil penelitian Riswan (2011) tentang pengetahuan

masyarakat terhadap PERDA Persampahan memperoleh uji korelasi

Spearman yang menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak,

dengan koefisien korelasi sebesar 0,646. Hal ini berarti pengetahuan

tentang peraturan daerah persampahan berkorelasi positif di kota

Yogyajakarta dengan cara pengelolaan sampah rumah tangga. Selain

itu juga telah diuji korelasi cara pengelolaan sampah rumah tangga
3

dengan perilaku terhadap kebersihan lingkungan, kesediaan

membayar retribusi sampah, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,

kesediaan membayar retribusi sampah dan perilaku terhadap

kebersihan lingkungan menunjukan hasil yang positif (Riswan, 2011).

Ini berarti bahwa pengelolaan sampah rumah tangga sangat

dipengaruhi oleh gejala-gejala tersebut.

Kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat

diperlukan untuk membantu pemerintah dalam menangani

permasalahan sampah. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah merupakan kendala terpenting dalam menangani

permasalahan sampah. Mengingat kondisi fisik perkotaan yang

lahannya semakin sempit dan kurangnya ruang terbuka untuk

pengelolaan sampah sehingga perlu di tingkatkan partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan sampah agar masyarakat mampu

secara mandiri peduli terhadap lingkungan. Untuk mewujudkan kondisi

lingkungan yang bersih dan sehat maka perlu adanya partisipasi dari

berbagai pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat khususnya

dalam pengelolaan sampah perkotaan dan pedesaan.

Di Kota Ambon masalah kebersihan lingkungan sangat

dijunjung tinggi oleh pemerintah kota. Hal ini terbukti dari begitu

banyaknya program kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah

kota, salah satunya adalah program Jumpa Berlian (Bersih

Lingkungan) Kota Ambon telah beberapa kali mendapatkan Tropi


4

Adipura yaitu pada tahun 1989, 1991, 1992, 1993, 1994, 1996, 2012

dan sertifikat Adipura pada tahun 1988, 1990, 1995 dalam 5 tahun

terakhir ini Kota Ambon selalu mendapat penghargaan dari pemerintah

pusat karena kebersihan dan tata kelola kota yang begitu baik. Namun

demikian kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih

sangat minim. Di daerah Air Salobar Jalan. Mallailoho RT002/RW006

adalah salah satu daerah yang kesadaran masyarakat akan

kebersihan sangat minim. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya

partisipasi masyarakat dalam membuang sampah pada tempat yang

sudah disediakan, jarak antara tempat pembuangan sampah yang satu

dengan yang lainnya cukup jauh, untuk itu masyarakat berupaya untuk

menetapkan tempat pembuangan sampah yang sesuai dengan

banyaknya penduduk di RT 002/RW 006 Air Salobar Kecamatan

Nusaniwe Kota Ambon.

Sosialisasi dan pembelajaran tentang pemeliharaan lingkungan

yang dilakukan pemerintah kota terus dilakukakan dan diharapkan

kedepannya masyarakat sadar akan pentingnya kebersihan

lingkungan. Selain itu masalah teknis tentang kebersihan perlu

diketahui masyarakat seperti cara pengelolaan sampah organic dan

anorganik, sampah logam dan non-logam, sampah basah dan sampah

kering, dan seterusnya. Hal ini bertujuan agar sampah-sampah yang

telah terkumpul di tempat sampah dapat diangkut dengan mudah oleh


5

petugas kebersihan dan juga tidak menimbulkan penyakit bagi

masyarakat di sekitar tempat pembuangan sampah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memilih dua

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara pengelolaan sampah warga di Kelurahan Air

Salobar RT 002 / RW 006 Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.

2. Bagaimana penerapan promosi kesehatan melalui metode

penyuluhan terkait pengelolaan sampah pada masyarakat di

Kelurahan Air Salobar RT 002 / RW 006 Kecamatan Nusaniwe

Kota Ambon tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan melalui

program pengelolaan sampah.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum.

Untuk mengetahui cara pengelolaan sampah di Kelurahan Air

Salobar RT 002 / RW 006 Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.

2. Tujuan Khusus.

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

pengelolaan sampah pada RT 002 / RW 006 di Kelurahan Air

Salobar Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.

b. Untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap pengelolaan

sampah pada RT 002 / RW 006 di Kelurahan Air Salobar

Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.


6

c. Untuk mengetahui tindakan masyarakat dalam pengelolaan

sampah pada RT 002 / RW 006 di Kelurahan Air Salobar

Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan usulan penelitian

1. Bagi Peniliti :

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang

Kesehatan Lingkungan, Khusunya dalam bidang Pengelolaan

Sampah.

b. Untuk memperoleh pengalaman dalam upaya penyelesaian

dalam masalah Lingkungan di lapangan.

2. Bagi Masyarakat Pada Umumnya:

a. Dapat menambah wawasan pengetahuan mereka tentang

Lingkungan yang bersih dan sehat khusunya bagaimana

Penanganan sampah yang baik dan benar.

b. Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perilaku

mereka dalam Penanganan sampah.

3. Bagi Instansi:

a. Sebagai masukan dan bahan informasi agar meningkatkan

kualitas pendidikan kesehatan masyarakat.

b. Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan perbaikan serta

meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat

tentang pentingnya Kesehatan Lingkungan.


7

c. Bagi Institusi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku)

Sebagai bahan dokumentasi data bagi Jurusan Kesehatan

Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai