Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengtahui cara pembuatan
mediun sebagai media untuk menumbuhkan mikroba seperti amur dan bakteri.
Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakdsanakan di Laborsturium Mikrobiologi, fakultas
Pertanaian, Universitas Mataram.
Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at, 16 Oktober 2009 pda pukul
13.30-15.00 WITA.
LANDASAN TEORI
Media padat atau bahn gel sangat untuk dijadikan media biakan mikroba
adalah agar-agar ditambahkan pada larutan air dengan kadar 15-20 gr/L dilarutkan
pada suhu 1000 C sehingga membentuk larutan jernih. Campuran ini akan
memadat pada suhu 500 C (agar tidak cair lagi sampai dipanaskan pada suhu di
atas 800 C (sehingga setiap suhu yang sesuai dengan inkubasi biakan
mikrooraganisme dapat digunakan berikutnya (Marzuki, 2005).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (wheeter, 2003).
Dalam pembentukan media dapat digunakan 3 buah larutan peptone
dengan pH 7,9 yang berfungsi untuk membantu pembiakan media. Larutan PDA
(potato destrose agar) dengan menggunakan media bakteri. Dengan menggunakan
tempe (kopang) dan tomat (khamir) pembuatan media ini harus dipersiapkan
selama 2-3 minggu (Drilello, 2002).
Medium biakan yang digunakan untuk menumbhkan bakteri trdapat dalm
bentuk padat, emi padat, dan cair. Media padat dapat diperoleh dengan cara
menmbahkan agar-agar yang digunakan sebagai pemadat karena tidak dapat
diuraikan bakteri dan tidak cair di atas suhu 450 C. kandungan agar sebagai bahan
pemadat dalam mdia adalah 1,5-2%. Scara kimiawi mdia dipisahkan menjadi
media sintetik dan media non sintetik (Bibana, 2004).
Medium sintetik berguna sebagai medium dasar dalam penyidikan macam-
macam vitamin dan asam amino. Selain itu meda ini juga digunakan untuk
menumbuhkan bateri seperti Arocharter aerogenes dan Ecsceheria coli. Mdium
sintetik ini dapat berupa PDA (potatoe destrose agar), NA (Nutrint Agar) dan TC
(Tauge Cair). PDA berasal dari bahan dasar berupa kentang sementara NA berasal
dari larutan daging busuk. Sedangkan TC berasal dari ekstarak tauge yang
digunakan untuk menumbuhkan jamur (Rahardjo, 2003).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Kompor listrik
2. Kain saring
3. Kapas
4. Tabung
5. Reaksi
6. Erlenmeyer
7. Timbangan
8. Pisau
9. Pengaduk
Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. NA (Nutrien agar)
a. Ekstrak daging
b. Pepton
c. Agar-agar
d. Air suling
2. PDA (Potato Dektrose Agar)
a. Kentang
b. Dextrose
c. Agar-agar
d. Air suling
3. TC (Toge cair)
a. Tauge
b. Sukrose
c. Agar-agar
d. Air suling
Cara Kerja
A. Pembuatan NA
1. Dipanaskan air suling di atas kompor listrik
2. Dimasukkan akstrak daging kadalam air yang mendidih.
3. Diaduk hingga ekstrak daging tidak mnggumpal.dimasukkan pepton dan
diaduk hinngga rata kemudia dimasukkan agar-agar dan daaduk hingga
cair sampai larutan mendidih dan diturunkan
4. Dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditutupi dengan kapas dan diikat
dengan karet kemudian diinkubasi
B. Pembuatan PDA
1. Dipanaskan air suling di atas kompor listrik
2. dikupas kentang dan dipotong-potong kecil seperti kubus
3. Direbus dengan air suling kentang tersebut hingga matang
4. Disaring dengan kain saring bersih dan diatur volumenya hingga volume
air menjadi 1000 ml.
5. Dotambahkan agar-agar dan dipanaska hingga agar-agar cair dan larut
6. Diturunkan kompor listrik dan itambahkan dextrose da diaduk hingga
semuany menjadi homogen
7. Dimasukkan media terebut ke dalam erlenmeyer dan ditutupi dengan
kapas, ditutupi dengan kertaas dan diikat dengan karet.
8. Disterilkan
C. Pembuatan TC
1. Tauge direbus dengan air suling sampai mendidih
2. Disaring dan diambil ekstraknya
3. Dimasukkan sukrosa dan dipanaskan kembali sambil diaduk sampai
sukrosa larut
4. Diganti air suling yang hilang selama pemanasan hingga pada volume
semula
5. Disterilkan
HASIL PRAKTIKUM
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba.selain untuk menumbuhkan mikroba media
juga digunakan untuk memperbanyak isolat, pengujian sifat-sifat fisiologi dan
untuk menentukan jumlah mikroba. Agar suatu mikroba dapat tumbuh dengan
baik dalam suatu medium maka medium tersebut harus mengandung nutrisi yang
dibutuhkannya seperti air, nitrogen, pospor dan oksigen. Selain itu media juga
harus memenuhi faktor-faktor seperti pH dan zat-zat yang mendukung
pertumbuhan mikroba.
Pada praktikum ini dilakukan praktikum tentang pembuatan media yaitu
NA (nutrien agar), PDA (potato destrose agar) dan TC (toge cair). Media NA
dibuat untuk menumbuhkan bakteri heterotrof seperti Bacillus, Ralstonia Dan
Echiornia Coli. Pada pembuatan na ini terjadi perubahan warna setelah
penambahan pepton menjadi berwarna kuning. Kemudian setelah dimasukkan
agar warnanya menjadi kuning keruh dan kental, hal ini disebabkan karena agar-
agar akan menyerap air sehingga air akan menjadi sedikit dan kental. Tujuan
penambahan dekstrose adalah sebagai tambahan nutrisi yang akan menunjang
pertumbuhan mikroba yang akan dibiakkan pada media itu, sementara agar-agar
bertujuan untuk memadatkan cairan.
Pembuatan media yang selanjutnya adalah pembuatan PDA (Potato
Dektrose Agar). Media ini digunakan untuk menumbuhkan jamur seperti
sclerotium dan fusarium. Media ini kaya akan protein dan glukosa yang dapat
menunjang pertumbuhan biakan jamur. Pada pembuatan PDA ini terjadi
perubahan warna seperti halnya dengan perubahan warna yang terjadi pada NA.
namun warna pada PDA lebih jernih jika dibandingkan dengan NA.ini disebabkan
karena media PDA menggunakan sumber makanan utama yang berasal dari
ekstrak kentang yang direbus, sementar NA sumber makanan utamanya berasal
dari ekstrak daging busuk dan berwarna kemerahan. Hal inilah yang menyebabkan
warna pada NA lebih keruh karena penambahan dari pada daging busuk tersebut.
Selain PDA dan NA dalam praktikum ini juga dibuat media TC. Media ini
berasal dari ekstrak toge yang direbus dimana kandungannya inilah yang menjadi
sumber makanan mikroba yna akan ditumbuhkan. Adapun jenis mikroba yang
ditumbuhkan pada media TC ini berupa bakteri dalam bentuk suspensi seperti
cuek Bacillus, Ralstonia Dan Echerchia Coli. Pada pembuatan TC juga terjadi
perubahan warna larutan menjadi lebih kuning setelah penambahan dektrose.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan ini adalah sebagai berikut
1. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
2. Media NA dibuat untuk menumbuhkan bakteri heterotrof seperti Bacillus,
Ralstonia Dan Eschercia Coli.
3. Perubahan warna setelah penambahan pepton pada NA menjadi warna
kuning disebabkan oleh ekstrak rebusan kentang yang dijadikan sebagai
sumber makanan utama bakteri yang akan dibiakkan.
4. Media PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur seperti sclerotium dan
fusarium dimana Media ini kaya akan protein dan glukosa.
5. Media TC adalah media yang kaya akan protein dan glukosa yang dapat
menunjang pertumbuhan biakan jamur seperti Bacillus, Ralstonia dan
E.Coli.s
ACARA VI
ISOLASI MIKROBA DAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang dilakukan adalah untuk mengetahui dan
dapat melakukan beberapa cara dalam mengisolasi mikroba dan untuk
mendapatkan biakan murni jamur atau bakteri.
Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dilaboratorium mikrobiologi dasar Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 13 november 2009
pukul 13:00- 1500 WITA
LANDASAN TEORI
PROSEDUR KERJA
bahan-bahan praktikum
adapun bahan-bahan yang digunakan adalah
1. fusarium sp.
2. seleratium sp.
3. bacillus sp.
4. ralstonia sp.
Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan adalah
cara goresan
1. diambil suspensi biakan cair secara aseptis menggunakan jarum ose
2. digoreskan jarum ose tersebut sehalus mungkin diatas permukaan medium
cawan petri
3. digoreskan ose seperti garis empat buah sebanyak tiga tempat didekat
nyala api
4. dibungkus cawan petri dengan isolasi dan diberi nama biakan tersebut
(nama biakan, tanggal dan kelompok)
5. diinkubasi pada suhu 37o didalam inkubator selam 2-3 hari
6. diamati bentuk pertumbuhan sel bakteri hasil inkubasi
cara sebaran
1. diambil 0,5-1 ml suspensi dengan pipet steril dan diletakkan diatas
permukaan medium
2. diratakan biakan dipermukaan dengan menggunakan drigalski digerakkan
dengan arah memutar
3. dibungkus dan diberi label pada cawan petri, diinkubasi selama 2-3 hari
4. diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni dan penyebarannya
cara taburan
1. diambil 2 ose suspensi bakteri dan diletakkan didalam cawan petri steril
2. dituangkan secara aseptis medium yang sudah disiapkan didalam cawan
petri steril dan digoyangkan cawan petri dengan memutar diatas atau
sekitar lampu spritus
3. dibungkus dan diberi label, diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu 30o
4. diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri
HASIL PENGAMATAN
B. Cara sebaran
Ralstonia sp Bacillus sp
Bentuk koloni Titik-titik Bulat
Permukaan koloni Mencembung Mencembung
Tepi koloni Berombak Utuh
Warna Putih Putih
Jumlah 123 1
C. Cara taburan
1. Bacillus sp. : Terkontaminasi
2. Ralstonia sp.: Terkontaminasi
PEMBAHASAN
Suatu mikrobia yang hidup dialam terbuka jarang dijumpai tumbuh
sebagai biakan murni, tetapi pada umumnya dalam populasi campuran dengan
mikrobia lainnya. Untuk mengidentifikasi mikrobia termasuk pengujian
morfologi, perlu dilakukan pengisolasian pada mikrobia. Tidak semua mikrobia
dapat diisolasi dan ditumbuhkan dalam medium buatan. Cara mengisolasi bakteri
berbeda dengan cara mengisolasi jamur karena masing-masing mempunyai sifat
yang berbeda.
Tempat hidup atau habitat mikrobia dalam menentukan cara isolasi yang
digunakan, masing-masing mikrobia memerlukan medium yang spesifik untuk
dapat diisolasi dari habitatnya. Dalam hal ini diperlukan medium selektif,
sehingga hanya mikrobia yang tahan terhadap keadaan medium itu saja yang
tumbuh.
Pada praktikum kali ini dilakukan isolasi terhadap mikrobia, hal ini
bertujuan untuk mengetahui dan dapat melakukan beberapa cara dalam
mengisolasi mikrobia. Ada 3 cara yang dilakukan dalam mengisolasi mikrobia
yaitu cara goresan, cara sebaran dan cara taburan. Pengamatan dilakukan pada
bakteri ralstonia sp. Dan bacillus sp. Dan pada jamur Fusarium sp. Dan
Skelaratium sp.
Cara goresan pada dasarnya dilakuka dengan menggoreskan suspensi
bahan yang mengandung bakteripada permukaan medium agar pada cawan petri
steril atau dalam tabung reaksi. Alat yang digunakan adalah ose. Pada
pengamatan ini dalam 4 hari didapatkan isolasi bakteri dengan cara goresan yaitu
pada Ralstonia sp. Bentuk koloninya titik-titik, tepi oloni berombak, permukaan
koloni melengkung dan warna koloni putih, itu pula pada hari pertama
pengamatan.pada hari kedua didapatkan hasil goresan bakteri yang berbeda yaitu
pada ralstonia sp. Ukuran koloni menjadi 4,2 cm tetapi tetap berupa titik-titik,
bentuknya panjang tipis, wajah permukaan mengkilat, kepekaan koloni lunak.
Bacillus sp ukuran menjadi 3,5 cm, berbentuk bulat, memanjang dan melebar,
wajah permukaan mengkilat dan kepekaan koloni lunak, hal ini menunjukkan
bahwa cara goresan dapat menumbuhkan bakteri.
Selain itu ada juga cara sebaran, pada dasarnya dilakukan dengan cara
menginkubasikan suspensi biakan pada medium didalam cawan petri secara
merata dengan menggunakan alat drigalski. Cara sebaran ini diperlakukan pada
bakteri ralstonia sp dan bacillus sp yaitu didapatkan hasil pengamatannya pada
Ralstonia sp, bentuk koloninya titik-titik, permukaan koloni mencembun, tepi
koloni berombak, warna putih, jumlahnya 123 . sedangkan pada bacillus sp,
bentuk koloni bulat, permukaan koloni mencembun, tepi koloni utuh, berwarna
putih dengan jumlah koloni 1, hasil setelah inkubasi akan terlihat koloni yang
tersebar merata dipermukaan medium, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
jumlah koloni Ralstonia sp lebih cepat dari pada koloni Bacillus sp.
Pada fusarum sp dan skleratium sp menunjukkan pertumbuhan yang baik
yaitu pada awalnya berbentuk berbenang, berwarna putih kapas namun berukuran
beda yaitu fusarium sp 4 cm dan skleratium sp 9 cm. pada hari kedua pada
skleratium sp tidak mengalami perubahan namun pada bagian pinggir cawan
semakin tebal. Pada fusarium mengalami pertambahan ukuran yaitu menjadi 5,5
cm. pada hari ketiga pada fusarium sp bentuknya berbenang (bundar tipis), warna
putih kekuning-kuningan, diameter (ukuran) menjadi 6 cm, hal ini menunjukkan
mengalami penambahan. Pada skleratium sp, bentuknya bundar benang
(merambat didinding), warnanya putih kapas dan diameternya 9 cm. namun
perkembangannya sudah merambat kedidinding (cawan petri).
KESIMPULAN
Tujuan Praktikum
Mengenal bermacam-macam bentuk sel, membedakan sel yang mati dan
yang hidup dan menghitung persentase kematia khamir
Tempat praktikum
Praktikum dilaksanakan dilabolatorium Mikrobiologi, Fakultas Pertanian
Universitas Mataram
Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 oktober 2009, pada
pukul 13.00 sampai pikul 15.00 WITA
LANDASAN TEORI
Alat
Adapun alat-alat yang di gunakan pada saat praktikum adalah
1. gelas benda
2. gelas penutup
3. jarum ose
4. mikroskop
5. lampu bunsen
6. buku gambar
7. pensil
Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah
1. Biakan murni saccharomyces cereviseae berumur 24 jam
2. Biakan murni sacoharomyces cereviseae berumur 48 jam
3. Larutan cat methylene blue
Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan adalah
1. Dibersihkan gelas benda dan gelas penutup dengan menggunakan alkohol
sehingga bebas dari lemak dan debu.
2. Diambil satu tetes larutan cat methylene blue dan diletakkan di tengah-
tengah gelas benda.
3. Diambil satu ose biakan murni khamir secara aseptik baik yang berusia 24
jam maupun yang berusia 48 jam
4. Diletakkan diatas gelas benda yang telah diberi cat methylene blue dan
dicampur sebaik-baiknya.
5. Diletakkan gelas penutup diatas bahan yang sudah dicat tersebut, jangan
sampai terbentuk gelembung udara.
6. Diamati dengan mikroskop, mula-mula dengan pembesaran lemah.
7. Digambar dan dihitung jumlah sel khamir yang mati dan yang hidup.
8. Diulangi hingga 5 bidang pandang.
HASIL PRAKTIKUM
Pembesaran 10x10
Keterangan: Sel yang mati berwarna biru
Sel yang hidup berwarna transparan
No Bidang Pandang Sel Yang Mati Sel Yang Hidup
1 I 47 39
2 II 21 26
3 III 132 18
4 IV 66 11
5 V 49 10
Jumlah 315 104
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenak bermacam-macam bentuk sel,
membedakan sel yang mati dan hidup, dan menghitung presentase kematian
khamir.
Sel khamir dapat dilakukan dengan membuat preparat bsa dan diberikan
methylin atau dengan pengecatan sederhana, dengan pemberian cat methylin blue.
Pengecatan sederhana dapat membedakan antara sel yang mati dan sel yang
hidup. Sel khamir yang hidup berwarna transparan (tidak berwarna), sedangkan
yang mati berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sifat membran (Hadiatomo,
1986)
Khamir adalah salah satu jenis mikoba yang sebenarnya banyak berperan
dalam dunia pangan, tetapi kurang dikenal luas oleh masyarakat luas. Secara
tradisonal, khamir sebanarnya sudah sangat dikenal masyarakat. Dalam
pembuatan tape selalu digunakan ragi yang ditambahkan untuk membuat
singkong atau beras ketan menjadi produk yang diinginkan. Ragi ini adalah
sebenarnya khamir yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat (pati) menjadi
gula atau alkohol (Geof, 2001).
Khamir adalah salah satu jenis mikroba yang sebenarnya banyak berperan
dalam dunia pangan, tetapi kurang dikenal luas oleh masyarakat luas. Secara
tradisonal, khamir sebanarnya sudah sangat dikenal masyarakat. Dalam
pembuatan tape selalu digunakan ragi yang ditambahkan untuk membuat
singkong atau beras ketan menjadi produk yang diinginkan. Ragi ini adalah
sebenarnya khamir yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat (pati) menjadi
gula atau alkohol (Anonim, 2009).
Identifikasi dan determinasi khamir perlu dipelajari sifat-sifat morfologi
dan fisiologinya. Sifat-sifat morfologi yang meliputi bentuk dan ukuran sel.
Bentuk, ukuran sel, dab jumlah spora, perkembangbiakan, pembentukan blasto,
spora, colony dan sebagainya, dan sifat fisiologi yang penting antara lain
kemampuan menfermentasi karbohidrat, kemampuan mencairkan gelatin,
mereduksi nitrat, dan keampuan mengasimilasi c dan N (Hartowo, 1992).
Penetapan jumlah dalam uatu populasi tidak semua sel bakteri mampu
hidup terus. Yang dianggap sel hidup adalah sel yang mampu membentuk agar
membentuk suspensi dalam larutan biakan. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah
yang mampu dihitung dengan berbagai metode untuk menetapkan massa bakteri
serta besar panel sel kerap kali diselidiki masa segar atau masa kering (Schelegel,
1984).
Khamir yang hidup tersebar secara luas dialam, terutama pada bahan-
bahan yang mengandung gula, tanah kebuh, buah-buahan dan dalam tubuh
serangga. Bentuk dan ukuran selnya bervariasi tergantung pada jenisnya. Pada
umumnya sel khamir berbentuk ovale atau silinder, bulat dan bercabang. Khamir
tidak dapat bergerak aktif karena tidak mempunyai flagella (Camble, 2003).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Dibersihkan gelas benda dengan alkohol sehingga lemek dan debu,
lewatkan diatas nyala api (lampu spiritus) hingga kering kemudian
dianginkan.
2. Diambil secara aseptis satu ose suspensi bakteri dan diratakan diatas
permukaan gelas benda hingga membentuk 1cm2.
3. Setelah dingin kering preparat difiksasi dengan cara memanaskan diatas
nyala lampu spiritus (dilewatkan diatas nyala lampu spiritus).
4. Setelah dingin ditambahkan setets atau dua tetes larutan cat methyline blue
diatas noda tadi, digoyang-goyangkan gelas benda sehingga cat tersebar
merata diseluruh noda, dan dianginkan.
5. Dicuci preparat dalam air mengalir sampai kelebihan cat tercuci (hindari
aliran yang terlalu deras, selanjutnya dikeringkan).
6. Diamati preparat dengan mikroskop perbesaran kuat dengan menambah
minyak inersi (lakukan dengan melalui tahap seperti pengecatan diatas).
7. Digambar bentuk-bentuk bakteri.
HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
Bidang pandang 3
Bidang pandang 3
B. Perhitungan
1. Tabel sel khamir 24 jam
Sel khamir 24 jam
Bidang Pandang
Hidup Mati
1 42 25
2 32 24
3 28 34
4 39 60
5 168 71
Jumlah 314 214
Rata-rata 62,8 42,8
Rata-rata H =
ACARA VIII
“ PENGAMATAN MORFOLOGI BINTIL AKAR TANAMAN DAN SEL
BAKTEROIT DALAM BINTIL AKAR “
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui morfologi bintil akar dan
morfologi bakteroid pada bintil akar beberapa tanaman leguminosa.
Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan di labotarorium Mikrobiologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Mataram.
Waktu Praktikum
Praktikum ini da laksanakan pada hari jumat tanggal 4 desember 2009
pada pukul 13.30-15.30 wita.
LANDASAN TEORI
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Cara Kerja
1.Pengamatan morfologi bintil akar secara makroskopis
- Dibersihkan akar yang melekat dari tanah
- Diamati dsn di gambar letak, cara peletakan (sendiri / bergerombol),
berbentuk dan ukuran bintil akar.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ACARA
PERHITUNGAN JUMLAH MIKROBA DAN PENENTUAN UKURAN
MIKROBA
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini dilakukan adalah untuk menentukan
jumlah mikroba dan menentukan ukuran mikroba.
LANDASAN TEORI
Jumlah mikroba dalam suatu bahan padat dapat ditentukan dengan
bermacam-macam cara, tergantung pada jenis bahan dan jenis mikroba yang
ditentukan. Populasi mikroba dalam tanah, air, bahan tanaman dan lain-lain
berbeda-beda tergantung pada susunan bahan tersebut. Ada dua cara perhitungan
mikroba yaitu secara langsung (direct methoed) dan secara tidak langsung
(indirect methoed) (John, 1984).
Suatu alat elektronik, yang dinamakan alat hitung coulter, dapat pula
dipakai untuk menghitung sel secara langsung didalam susupensi. Sebagian dari
suspense dilewatkan suatu lubang yang halus kecil. Lubang itu juga berfungsi
sebagai pelengkap sirkuit listrik lewat medium yang tergantung. Alat ini dapat
mencatat kebesaran dan lamanya perubahan pada pengantar listrik. Jadi mencatat
dan merekam baik jumlah maupun sebesar ukuran suatu populasi selular (Roger,
1984).
Ada dua cara perhitungan mikroba, yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Perhitungan jumlah mikroba secara langsung digunakan untuk
menentukan jumlah mikroba secara keseluruhan, baik yang mati maupun yang
hidup. Ada beberapa cara perhitungan menggunakan mikroskop dan
Haemocytometer, baik pada mikroba yang hidup maupun mikroba yang mati
( Tim Mikrobiologi, 1998).
Arti kata pertumbuhan seperti yang dipakai pada prokariota lebih
mengarah kepada perbanyakan sel dan peningkatan dalam ukuran populasi
dibandingkan dengan pembesaran ukuran individu sel. Kondisi untuk
pertumbuhan optimum-suhu, pH, konsentrasi garam, sumber nutrisi dan
seterusnya bervariasi menurut spesies. Pendinginan akan memperlambat rusaknya
makanan, karena sebagian besar mikroorganisme hanya tumbuh dengan sangat
lambat pada suhu rendah (Schelegel, 1994).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Mikroskop
Haemocytometer
Pipet tetes
Tissue
Tabung reaksi (tempat suspense)
2. Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut :
Suspensi Fusarium sp.
Suspensi Trichoderma sp.
Prosedur Kerja
1. Trichoderma sp
2. Fusarium sp.
Suspensi Jamur
1 194 16 8
2 159 7 8
3 137 15 4
4 210 11 7
5 260 13 3
Jumlah 964 62 30
4. Perhitungan
1) Trichoderma sp.
Rumus : ∑ seluruh sel x ∑ bidang pandang
= 964 x 5
= 4820 mm2
Haemocytometer 0,1 mm, maka:
4820
= = 48200/mm3
0,1
48200
=
1 ml
= 48200000 sel
= 4,8 x 107 sel/ml
2) Fusarium sp.
a. Mikrokonidia
Rumus : ∑ seluruh sel x ∑ bidang pandang
= 62 x 5
= 310 mm2
Haemocytometer 0,1 mm, maka:
310
= = 3100/mm3
0,1
3100
=
1ml
= 3100000 sel
= 3,1 x 106 sel/ml
b. Makrokonidia
Rumus : ∑ seluruh sel x ∑ bidang pandang
= 30 x 5
= 150 mm2
Haemocytometer 0,1 mm, maka:
150
= = 1500/mm3
0,1
1500
=
1ml
= 1500000 sel
= 1,5 x 106 sel/ml
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan dan
pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
ACARA VI
ISOLASI MIKROBA DAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang dilakukan adalah untuk mengetahui dan
dapat melakukan beberapa cara dalam mengisolasi mikroba dan untuk
mendapatkan biakan murni jamur atau bakteri.
Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dilaboratorium mikrobiologi dasar Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 13 november 2009
pukul 13:00- 1500 WITA
LANDASAN TEORI
Masing-masing mikrobia melakukan medium yang spesifik untuk dapat
diisolasi dari habitatnya. Memang ada juga medium yang bersifat universal
misalnya medium yang dapat digunakan untuk mengisolasi jamur, bakteri maupun
aktinomycetes, tetapi medium ini tidak dapat digunakan secara selektif untuk
mengisolasi mikrobia yang hidup tercampur dengan mikrobia lain. Dengan
demekian diperlukan medium selektif, sehingga mikrobia yang tahan terhadap
keadaan medium itu saja yang tumbuh (dwidjoseputro,1998).
Tidak semua mikrobia yang dapat diisolasi dan ditumuhkan dalam
medium buatan. Tempat hidup atau habitat mikrobia didalam menentukan cara
isolasi yang digunakan. Caa mengisolasi jamur akan berbeda dengan cara
mengisolasi bakteri, karena masing-masing mempunyai sifat yang berbeda.
Mikroba yang hidup didalam tanah maupun air memerlukan cara isolasi yang
berbeda dengan cara mikrobia yang hidup pada tanaman (
Sifat-sifat koloni suatu mikroba yang perlu diperhatikan pada koloni yang
tumbuh dipermukaan medium adalah besar kecilnya koloni (ada koloni yang
berupa titik adpaula yang melebar ). Bentuk-bentuk koloni ( ada yang bulat,
memanjang dan sebagainya ) dan kenaikan permukaan (ada koloni satu saja
dengan permukaan medium (sumarji, 2003).
Campuran isolasi mikroba yang disebarkan diatas permukaan medium
selektif yang dipadatkan dengan agar-agar. Maka setiap sel dalam medium yang
sanggup berkembang akan tumbuh dan akhirnya membentuk koloni. Penyebaran
terbatas populasi mikroba itu pada medium padat sangat mengurangi persaingan
(sumarjan, 2001).
Bekerja secara aseptis merupakan keharusan dalam kegiatan isolasi karena
jika tidak demikian maka biakan murni yang akan diharapkan tidak akan peroleh
karena akan tercampur dengan mikroba yang ada disekitar. Jenis bakteri aerob
diisolasi sengan perlakuan tuang cawan. Menurut kock, atau dengan
menggoreskan ose. Pelaksanaan isolasi murni dimulai dengan memisahkan satu
sel tertentu dari populasi tertentu (stanter, 1990).
PROSEDUR KERJA
Alat Dan Bahan Praktikum
Alat-alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan adalah
8. cawan petri steril
9. pipet steril
10. jarum ose
11. drigalski
12. lampu spritus
13. isolasi
14. inkubator
bahan-bahan praktikum
adapun bahan-bahan yang digunakan adalah
5. fusarium sp.
6. seleratium sp.
7. bacillus sp.
8. ralstonia sp.
Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan adalah
cara goresan
7. diambil suspensi biakan cair secara aseptis menggunakan jarum ose
8. digoreskan jarum ose tersebut sehalus mungkin diatas permukaan medium
cawan petri
9. digoreskan ose seperti garis empat buah sebanyak tiga tempat didekat
nyala api
10. dibungkus cawan petri dengan isolasi dan diberi nama biakan tersebut
(nama biakan, tanggal dan kelompok)
11. diinkubasi pada suhu 37o didalam inkubator selam 2-3 hari
12. diamati bentuk pertumbuhan sel bakteri hasil inkubasi
cara sebaran
5. diambil 0,5-1 ml suspensi dengan pipet steril dan diletakkan diatas
permukaan medium
6. diratakan biakan dipermukaan dengan menggunakan drigalski digerakkan
dengan arah memutar
7. dibungkus dan diberi label pada cawan petri, diinkubasi selama 2-3 hari
8. diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni dan penyebarannya
cara taburan
5. diambil 2 ose suspensi bakteri dan diletakkan didalam cawan petri steril
6. dituangkan secara aseptis medium yang sudah disiapkan didalam cawan
petri steril dan digoyangkan cawan petri dengan memutar diatas atau
sekitar lampu spritus
7. dibungkus dan diberi label, diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu 30o
8. diamati bentuk-bentuk pertumbuhan koloni bakteri
HASIL PENGAMATAN
E. Cara sebaran
Ralstonia sp Bacillus sp
Bentuk koloni Titik-titik Bulat
Permukaan koloni Mencembung Mencembung
Tepi koloni Berombak Utuh
Warna Putih Putih
Jumlah 123 1
F. Cara taburan
1. Bacillus sp. : Terkontaminasi
2. Ralstonia sp.: Terkontaminasi
PEMBAHASAN