Anda di halaman 1dari 4

PEMBUATAN MEDIA PDA

Tujuan
Praktikum ini bertjuan untuk membuat medium PDA (Potato Dextrose Agar) berupa agar
miring dan cawan petri.
Hasil Pengamatan

kontaminasi

Gambar 1 Media PDA yang baik Gambar 2 Media PDA yang terkontaminasi

Pembahasan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan)yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri patogen. Selain untuk menumbuhkan
mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi,memperbanyak, pengujian sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikrobia (Octavia dan Wantini 2011).
Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik diperlukan persyaratan
antara lain, media harus mempunyai tekanan osmose, tegangan muka, dan pH yang sesuai, media
tidak mengandung zat-zat penghambat, media harus steril, dan media harus mengandung semua
nutrisi yang mudah digunakan mikroba (Jutono, 1980). Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur
logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energy (Maryani 2011).
Salah satu media agar yang cocok dan mendukung pertumbuhan jamur adalah PDA (Potato
Dextrose Agar) yang memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C (Cappucino, 2014).
Berikut ini beberapa media yang sering digunakan
1. Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan,
dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan
nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test
untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%
laktosa.
2. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella.
Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap
logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen
blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap
awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan
keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut
adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis
bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin
bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan
yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat
meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel
Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan
terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1
ml contoh air.
3. Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan
salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage,
produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton
10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang
dibutuhkan.

4. Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan
nutrient agar.
5. Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam
mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan
mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai
yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media
bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida
mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk
mempertahankan pH.
6. Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA
dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga
membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media
PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung
komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek
lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
7. Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga
digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA
mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan
bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi.
campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna.
Sterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam cawan
petri dengan pH akhir 5,6+0,2. (Aini 2015).
Hasil pengamatan yang didapat dari pembuatan lima cawan medium PDA, terdapat empat cawan
yang mengalami kontaminasi, sedangkan satu cawan berisi medium yang baik. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan pada saat memasukkan agar kedalam cawan praktikan tidak bekerja secara aseptik, sehingga
terjadilah kontaminasi, terlalu lama membuka cawan, sehingga pertikel dari lingkungan dapat masuk,
tidak bekerja didekat api.

Simpulan
Media PDA yang paling mudah dibuat, selain itu komposisinya cocok untuk ditumbuhi
mikroorganisme selain itu harga komposisinya juga terjangkau. Media PDA yang telah dibuat akan di
masukkan kedalam cawan petri dan agar miring untuk selanjutnya menjadi media pertumbuhan
mikroorganisme.

Daftar Pustaka
Aini, N 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan Jamur Menggunakan Sumber Karbohidrat
yang Berbeda. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah,
Cappuccino, James G and Sherman Natalie. 2013. Manual Laboratorium Biologi. Jakarta(ID):
EGC.
Jutono.1980. Pedoman Praktikumn Mikrobiologi Umum. Yogjakarta(ID):Fakultas pertanian
UGM.
Maryani H. 2011. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus niger Pada Media PDA
( Potato Dextrose Agar) dan Media Cassava. [Skripsi]. Bandung(ID):Sekolah Bakti
Asih.
Octavia A dan Wantini S. 2011. Perbandingan pertumbuhan jamur Aspergillus flavus pada media
pda (Potato Dextrose Agar) dan media alternatif dari singkong (Manihot esculenta
crantz). Jurnal Analisis Kesehatan. 6(2) : 625-631.

Anda mungkin juga menyukai