Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH MIKROBIOLOGI PERTANIAN


PERKEMBANGBIAKAN MIKROBA PADA MEDIA NA (Nutrien
Agar) dan PDA (Potato Dextrose Agar)

DOSEN : Ir. Sulhaswardi, MP


Asisten Dosen : Bambang Saifuln Abidin, SP

OLEH:

Anisa Ayudina
204110215
Kelas: III Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-
Nya saya diberi kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pratikum
yang menjadi tugas matakuliah Mikrobiologi Pertanian. Dengan Laporan yang
berjudul“ Pembuatan NA dan PDA”.
Penulis ucapkan Terima kasih kepada Bapak Ir. Sulhaswardi selaku dosen
pengampu dan Asisten Dosen Bambang Saiful Abidin, SP. yang banyak
memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis. Terima kasih juga penulis
ucapkan kepada kedua orang tua dan Rekan-rekan mahasiswa atas segala bantuan
yang telah diberikan dalam penyelesaian penulisan laporan pratikum ini.
Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran
ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari sistem
pembuatan NA dan PDA Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi
saya dan para pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, Januari 2022

Anisa Ayudina
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran


sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat
ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu
pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang
pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009).
Dalam mikrobiologi, dibutuhkan suatu teknik khusus untuk mempelajari
mikroorganisme. Di laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk
menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri
diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and
Lyne, 1987).
Pengembangan media kultur bakteri memegang peranan yang sangat
penting di bidang mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu bakteri dan
menumbuhkanya dengan media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan
mempelajari sifat suatu bakteri. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan
nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme (Atlas, 2004).
Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi
karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti
Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Radji, 2011). Media
tersebut dapat berbentuk cair, padat, dan semipadat, tergantung mikroorganisme
yang akan ditumbuhkan. Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme di laboratorium seperti bakteri adalah media Nutrient agar
sedangkan media untuk menumbuhkan jamur adalah saboroud agar, oatmeal agar
dan PDA (Potato 12 Dextrose Agar). Media NA, saboroud agar, oatmeal agar
merupakan media instant sedangkan media PDA merupakan media racikan dari
ekstrak kentang meskipun tersedia juga dalam bentuk instant.
serta melimpahnya sumber alam yang dapat digunakan sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme mendorong para peneliti untuk menemukan media
alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang
mahal serta untuk memberikan alternatif media pertumbuhan mikroorganisme dari
bahan-bahan tertentu selain kentang. Kentang dapaat digunakan sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme karena kentang memiliki kandungan karbohidrat
yang cukup tinggi.
Menurut Radji (2011) Karbohidrat sangat dibutuhkan oleh bakteri karena
karbohidrat merupakan substrat utama untuk metabolime bakteri. Hampir
setengah berat kering suatu bakteri adalah unsur karbon. Karbon dapat ditemukan
dalam senyawa karbohidrat, sehingga karbohidrat sangat berperan penting untuk
mendukung pertumbuhan bakteri. Bahan-bahan lain yang dapat digunakan sebagai
media pertumbuhan bakteri adalah bahan yang mampu menyedianakn nutrisi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri seperti dari bahan-bahan yang kaya akan
karbohidrat dan protein. Berbagai sumber protein berhasil digunakan sebagai
media alternatif pertumbuhan mikroorganisme.
Seperti yang dilakukan oleh Arulananthan (2012) yang menggunakan
beberapa biji dari suku Leguminoseae yaitu kacang tunggak, kacang hijau, kacang
kedelai hitam, dan kedelai untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri seperti
Escherichia coli, Bacillus sp., Staphyllococcus sp., Klebsiella sp. dan
Pseudomonas sp. Selain bakteri, bahan-bahan tersebut juga dapat digunakan
sebagai media pertumbuhan jamur (Ravimannan, 2014).
Media pertumbuhan bakteri juga dapat dibuat dari buah dan sayuran.
Deivanayaki (2012) melakukan penelitian tentang media pertumbuhan bakteri dari
sayur-sayuran seperti wortel, tomat, kubis, dan labu. Sayuran-sayuran 3 tersebut
menunjukkan hasil yang cukup baik terhadap pertumbuhan bakteri baik itu pada
medium cair maupun padat. Beberapa buah juga digunakan untuk medium
pertumbuhan bakteri, seperti buah avokad (Famurewa, 2008) dan buah bit (Al-
Azzauy, 2011). Selain dari biji-bijian, sayuran, maupun buah, media pertumbuhan
bakteri juga dapat dibuat dari berbagai jenis umbi-umbian yang kaya akan
karbohidrat. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang media
pertumbuhan bakteri dari berbagai sumber karbohidrat seperti seperti singkong
(Kwoseh, 2012), kentang (Martyniuk, 2011), umbi palmirah dan sagu (Tharmila,
2011). Sumber karbohidrat lain yang dapat ditemui dengan mudah adalah dari
jenis umbi-umbian seperti ganyong, gembili, dan garut. Umbi-umbi tersebut
memiliki kadar karbohidrat yang cukup banyak serta mengandung protein dan
berbagai mineral yang cukup sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai
media pertumbuhan bakteri. Selain mudah didapat, bahan-bahan tersebut memiliki
harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan penggunaan media instant,
sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media alternatif untuk penelitian-
penelitian di laboratorium. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud
mengkaji berbagai macam media alternatif untuk pertumbuhan bakteri gram
positif yaitu Staphylococcus aureus maupun bakteri gram negatif yaitu
Escherichia coli menggunakan berbagai sumber karbohidrat yang berbeda yaitu
umbi ganyong, umbi gembili, dan umbi garut.

B. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Pembuatan Media NA


2. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Pembuatan Media PDA
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. NA ( Nutrien Agar )

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air
desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L.

Media Nutrien Agar

B. Mengapa NA ( Nutrien Agar )

Media  Nutrient agar adalah medium pertumbuhan mikrobiologi yang umum


digunakan untuk budidaya mikroba. Media ini  biasanya mengandung :
0,5% Peptone
0,3% ekstrak daging sapi / ekstrak ragi
1,5% agar
0,5% NaCl

Media NA yang sudah ditumbuhi koloni bakteri

NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur


bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni. Media NA dibuat dengan cara menimbnag bubuk
media NA sebanyak 11,5 g dan dilarutkan dengan 500 ml aquadest, kemudian
diaduk dan dihomogenkan dengan bantuan pemanasan kompor listrik, dicek pH
media NA yakni 7,4. Setelah itu media disterilisasi dengan autoclave selama 15
menit dalam suhu 121ºC dan bila media tidak akan segera digunakan sebaiknya
media disimpan dalam kulkas, dan jika media hendak digunakan untuk
pemeriksaan bakteriologi ,media dipanaskan dahulu dengan kompor listrik dan
dituang kedalam petridisk.

C. Manfaat Media NA ( Nutrien Agar)

Manfaat media nutrien agar ( NA ) adlah sebagai medium kualitivikasi dan


enumerasi (penghitungan) bakteri. Namun, dengan tambahan beberapa bahan
seperti almunium (pati), serum, dan darah. Medium nutrien agar juga dapat
digunakan sebagai medium pengayaan dan selektif bagi mikroorganisme tertentu,
serta bermanfaat dalam uji serologi dan biokimia untuk mengidentifikasi bakteri.

D. PDA (Potato Dextrose Agar)

Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik digunakan
untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungsi,
bakteri, maupun sel mahluk hidup. Media PDA merupakan jenis media biakan
dan memiliki bentuk/ konsistensi padat (solid). Potato dextrose agar merupakan
paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan (Winda, 2009).

Media Potato Detrose Agar (PDA)

E. Mengapa PDA (Potato Dextrose Agar)


Media potato dextrose agar (PDA) berfungsi sebagai media kapang
(jamur) dan khamir. Selain itu PDA digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang
dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat
dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa
sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Komposisinya PDA berupa kentang (4 g/L (berasal dari 200
gr kentang)), dektrose (15 g/L) dan aquades 1L.
Secara lebih rinci karakteristik media PDA terdiri dari :
Potato extract  : 40,0 gram
Dextrose           : 20,0 gram
Agar                 : 15,0 gram

F. Manfaat Media PDA (Potato Dextrose Agar)

1. Potato extract: Potato extract atau ekstrak kentang merupakan sumber


karbohidrat atau makanan bagi biakan pada media PDA (Potato Dextrose
Agar). 
2. Dextrose: Dextrose atau gugusan gula baik itu monosakarida maupun
polisakarida merupakan penambah nutrisi bagi biakan pada media PDA
(Potato Dextrose Agar). 
3. Agar: Agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang
baik, karena mengandung cukup air.

Dalam mikrobiologi media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk


menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan
untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.
PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%
ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan
khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
III. PEMBAHASAN

A. Tempat Dan Waktu

Praktikum ini di laksanakan pada 01 Desember 2021 – 23 Desember 2021 di


Laboratorium Perikanan di Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau.

B. Alat dan Bahan

Alat

1. Cutter
2. Timbangn Analitik
3. Kompor
4. Oven laboratorium
5. Autoclave
6. Laminar Air Flow
7. Cawan Petri
8. Tabung reaksi
9. Lampu Busen
10. Erlenmeyer
11. Breaker glass

BAHAN

1. Daging Sapi
2. Pepton
3. Agar-agar
4. Aquades
5. Label
6. Kentang
7. Alkohol

C. Pelaksanaan Praktikum

A. Pembuatan Media Na ( Nutrien Agar )

1. Cuci bersih daging sapi, buang bagian lemak jika masih ada.
2. Iris daging dengan ukuran 1x1 cm2 , dimasukan dalam beaker glass atau
wadah, dan di tambahkan aquades sebanyak 250 ML
3. Masak daging selama 25 menit, atau sampai daging lulnak ( jaga agar
volume air tetap, jika berkurang tambahkan aquades )
4. Saring rebusan daging sehingga diperoleh air kaldu, campurkan dengan
pepton, agar, dan aquades hingga volume akhir 500 ML ( pada pembuatan
NB, tidak perlu ditambahkan agar )
5. Panaskan kembali campuran kaldu, pepton,dan agar. Aduk hingga
homogen dan tunggu sampai mendidih, dinginkan pada suhu ruang.
6. Cek pH medium menggunakan pH meter atur pada pH 7.
7. Masukan medium kedalam tabung reaksi masing-masing 10 ml untuk
media tegak, 5-7 ml untuk media miring.
8. Tutuplah tabung berisi medium dengan kapas yang telah di bungkus kain
kasa.
9. Sterilkan dengan autoklaf. Media tegak biarkan tabung dalam keadaan
berdiri, dan untuk media miring, tabung miringkan tetapi jangan sampai
menyentuh tutup tabung.

B. Pembuatan Medai PDA ( Potato Dextores Agar )

1. Kupas kentang dan iris menjadi bentuk dadu kecil-kecil dan


timbangan sebanyak 125 g.
2. Tuang 500 ml aquades ke gelas breaker,selanjutna masukan irisan
kentang dan rebus sampai lunak.
3. Saring ekstrak menggunakan kertas saring/ saringan dan tampung
menggunakan gelas breaker.
4. Tambahkan aquades sampai volume mencapai 500 ml kembali.
5. Masukan 7,51 gr agar-agar, aduk dan larutkan sampai homogen.
6. Tambahkan 10 g dekstrosa, aduk dan larutkan ampai homogen.
7. Atur pH menjadi 6-7 dengan menambahkan larutan HCL 1 N
ATAU NaOH 1 N dan ukur dengan pH indikator universal.
8. Tuang media ke erlenmeyer dan sterilkan menggunakan autoclave.

C. Isolasi Dan Penanaman Mikroba

Mengisolasi suatu mikroba didefinisikan sebagai proses


memisahkan mikroba dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya
sebagai biakan murni dalam medium buatan (Jutono dkk, 1980). Macam-
macam cara mengisolasi dan menanam mikrobia adalah: 1). Spread plate
method (cara tebar/sebar), 2). Streak plate method (cara gores), 3). Pour
plate method (cara tabur). Namun demikian, untuk mengurangi kepadatan
mikroba yang diperoleh dari suatu sampel diperlukan adanya proses
pengenceran bertingkat atau serial dilution. Mikroorganisme terdapat
dimana-mana, baik didalam tanah, air, udara maupun pada makhluk hidup
termasuk pada jaringan tubuh kita sendiri (kulit dan selaput lendir).
Mikroba sangat beragam jumlahnya, yang umumnya berada dalam suatu
populasi campuran. Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada
bakteri yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali
bakteri patogen terdapat bersama-sama bakteri yang tidak berbahaya
sehingga beberapa teknik isolasi dan pemurnian mikroba sangat
diperlukan untuk memisahkan tiap jenis mikroba tersebut sehingga dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut

a. Teknik Preparasi

Sampel Sampel yang telah diambil perlu dipreparasi sehingga


memudahkan untuk proses isolasi mikroba. Tujuan dari teknik ini pada
prinsipnya adalah Mikrobiologi Umum 10 melarutkan atau melepaskan
mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah
penanganannya. Macam-macam preparasi bergantung pada bentuk sampel
Pencucian Ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel
pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya
daun bunga dll. Pencucian merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan
sampel ke dalam aquades dengan perbandingan 1:9 (w/v). Contohnya
sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan aquades
45 ml. Selanjutnya air cucian diinokulasikan ada media yang telah
disiapkan. Amati pertumbuhan mikrobia yang terjadi pada media setelah
diinokulasikan selama 3 sampai 7 hari di ruang dengan suhu kamar Teknik
Pengulasan (Swab) Teknik ini bertujuan untuk memindahkan mikroba
yang berada di permukaan sampel yang memiliki permukaan luas dan
pada umumnya sulit dipindahkan dengan menggunakan cotton swab /
cotton bud Contohnya adalah meja, batu, batang kayu, kulit dll. Teknik ini
dilakukan dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh
permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Hasil
ulasan akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam
larutan attraktan (contoh pepton water) Penghancuran (Maserasi) Sampel
yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga
mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian
dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antar lain biji, buah dll.
Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama adalah I: 9
(w/v) Untuk sampel dari tanah tidak perlu dimaserasi. Hasil maserasi
selanjutnya di inokulasikan pada media yang telah dsiapkan. Selanjutnya
inkubasikan cawan petri yang telah diinokulasikan tersebut pada suhu
ruang. Setelah 3 sampai 7 hari masa inkubasi, amati mikrobia yang
tumbuh pada media tersebut.

b. Teknik Serial Dilution (Pengenceran bertingkat/berseri)

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau


mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan
besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan
jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 9 untuk sampel
dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran
berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran)
sebelumnya.

Cara Kerja :

1. Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung


pengenceran pertama (1/10 atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi
suspensi). Perbandingan berat sampel dengan volume tabung pertama
adalah 1:9 (jika memakai teknik pencucian dan pengolesan maka
akuades/larutannya sudah termasuk pengencer 10-1 Setelah sampel masuk
lalu dilarutkan dengan mengocoknya sampai homogeny atau
menggunakan vortex.

2. Ambil 1 ml dari tabung 10- 1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan


ke tabung 10- 2 secara aseptis kemudian dihomogenkan menggunakan
vortex mixer. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir
dengan cara yang sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang
digunakan harus selalu diganti, artinya setiap tingkat pengenceran
digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru.

c. Teknik Isolasi dan Penanaman Mikroba Penanaman dari suspensi


Teknik penanaman ini merupakan lanjutan dari pengenceran bertingkat.
Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi
biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil
suspensi dari beberapa tabung pengenceran terakhir. Spread Plate Method
(Metode cawan tebar/sebar) Teknik spread plate merupakan teknik isolasi
mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba secara
pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat. Cara
kerja :
a. Pindahkan 0,1 mL suspensi berisi bakteri secara aseptis ke permukaan
media yang telah memadat dalam cawan petri menggunakan pipet.

b. Sterilisasi spreader/batang bengkok/batang Drigalsky dengan cara


dicelupkan dalam alkohol 70% kemudian dibakar dengan dilewatkan
diatas api, biarkan spreader dingin.
c. Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan
biarkan sampai permukaan agar mongering

d. Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya inkubasikan secara


terbalik selama

24 jam pada suhu kamar ataupun inkubator dan amati pertumbuhannya.

D. Indentifikasi Mikroba Secara Teori

Proses identifikasi bakteri secara konvensional berdasarkan karakter


fenotip bakteri seperti pewarnaan Gram, morfologi koloni, dan aktivitas
enzim seringkali tidak bersifat statis dan dapat berubah seiring dengan
adanya evolusi. Kesalahan identifikasi seringkali terjadi dikarenakan
hadirnya karakteristik fenotip bakteri yang tidak biasa ataupun kurangnya
pengalaman dalam menginterpretasikan data karakter fenotip. Hal ini
menimbulkan hadirnya metode identifikasi secara molekuler
menggunakan gen 16S rRNA. Hal ini juga mengurangi prasangka
penafsiran dan menyingkirkan kebutuhan untuk keinungkinan "pretest"
mengenai klasifikasi mikroorganisme untuk pemeriksaan langsung dan
pemilihan database (Petti et al., 2005). Proses identifikasi bakteri secara
konvensional berdasarkan karakter fenotip bakteri seperti pewarnaan
Gram, morfologi koloni, dan aktivitas enzim seringkali tidak bersifat statis
dan dapat berubah seiring dengan adanya evolusi Kesalahan identifikasi
seringkali terjadi dikarenakan hadirnya karakteristik fenotip bakteri yang
tidak biasa ataupun kurangnya pengalaman dalam menginterpretasikan
data karakter fenotip. Hal ini menimbulkan hadirnya metode identifikasi
secara molekuler menggunakan gen 16S TRNA. Hal ini juga mengurangi
prasangka penafsiran dan menyingkirkan kebutuhan untuk “pretest”
mengenai klasifikasi mikroorganisme untuk pemeriksaan langsung dan
pemilihan databes.

D. Hasil dan Pembahasan

a. Pengenalan Alat

Alat

1. Cutter

Digunakan untuk memotong daging dan kentang

2. Timbangan Analitik

Digunakan untuk menimbang bahan-bahan


3. Kompor

Digunakan untuk memasak media

4. Oven Laboratorium

Oven adalah alat untuk menyeterilkan alat alat kaca yang di gunakan dalam
mikrobiologi, menggunakan udara kering. Suhu 170-180ºC dan lama sterilisasi
yang di lakukan biasanya 1,5-2 jam.

5. Autoclave

Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi, menggunakana uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 1,5-2 atm dengan suhu 121ºC dan lama sterilisasi
yang di lakukan biasanya 15-20 menit.

6. Laminar Air Flow

LAF adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena mempunyai
pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi
sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.

7. Cawan petri 8. Tabung reaksi

Cawan petri berfungsi untuk membiakan (kultivasi) mikroba. Medium dapat di


tuang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan
petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, cawan yang berdiameter 15 cm,
dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan yang berdiameter
9 cm cukup di isi media sebanyak 10 ml. Tabung reaksi dapat diisi media padat
maupun media cair. Tutup tabun reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup
plastik atau almunium foil. Media padat yang dimasukan ke tabung reaksi dapat
di atur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak ( deep tube
agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu di
perhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan
udara tidak terlalu sempit dan tidak terlalu lebar dan hindari arak media yang
terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko terkontaminasi.

9. Lampu bunsen

Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan
diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Bagian api
yang paling cocok untuk memijarkan nya dalah api yang berwarna biru ( paling
panas). Lampu bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas, alkohol, spirtus.

10. Erlenmeyer

Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu alat gelas
laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan kimia cair.
Gelas ini juga sering digunakan untuk proses titrasi untuk menampung larutan yang
akan digunakan. Selain itu, erlenmeyer juga dapat dimaksimalkan untuk tempat
pembiakan mikroba.
11. Baker glass

beker gelas adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk,


mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam
laboratorium

b. Media PDA

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media, media/medium ini


digunakan sebagai tempat untuk mengembangbiakkan bakteri dan fungi, medium
ini harus dalam keadaan steril dan mengandung semua unsur hara dan senyawa
organic seperti air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron
sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Media yang di buat dalam
praktikum ini adalah media umum, yaitu media NA (Nutrien Agar) yang
digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri dan media PDA (Potato Dextrose
Agar) yang digunakan untuk mengembangbiakkan fungi atau jamur. media NA
merupakan campuran ekstrak daging dan pepton sedangkan media PDA
merupakan campuran agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.

Tabel Pengamatan NA ( Nutrien Agar )

NO HARI/TANGGAL JUMLAH BENTUK WARNA


1. 17 des 2021 - Belum ada Putih
2. 18 des 2021 - Belum ada Putih
3. 19 des 2021 - - Putih
4. 20 des 2021 5 Bulat Putih
5. 21 des 2021 12 Bulat Putih
6. 22 des 2021 49 Penggabungan Putih
kloni
7. 23 des 2021 102 Penggabungan Putih
kloni

Pada hari pertama dan hari ke dua, bakteri belum tumbuh dan belum
memiliki bentuk. Pada hari ke tiga tidak ada pengamatan karena hari minggu labor
tutup. Pada hari ke empat bakteri sudah tumbuh pada media, dengan bentuk bulat,
berjumlah 5 dan berwarna putih. Pada hari ke 5 jumlah bakteri yang tumbuh
bertambah menjadi 12, berbentuk bulat, dan berwarna putih. Pada hari ke 6
bakteri yang tumbuh menjadi 49, dan pada hari ke 6 terjadi penggabungan kloni.
Pada pengamatan hari terakhir jumlah bakteri semakin banyak yaitu 102, dan
masih terjadi penggabungsn kloni.

c. Media NA
Tabel Pengamatan PDA ( POTATO DEXTORES AGAR )

NO HARI/TANGGAL JUMLAH BENTUK WARNA


1. Jumat 17 des 2021 - Belum ada Merah
2. Sabtu 18 des 2021 - Belum ada Merah
3. Minggu 19 des 2021 - - Merah
4. Senin 20 des 2021 6 Oval Merah
5. Selasa 21 des 2021 8 Oval Merah
6. Rabu 22 des 2021 25 Penggabungan Merah
kloni
7. Kamis 23 des 2021 62 Penggabungan Merah
kloni

Pembahasan :
Pada hari pertama dan hari ke dua, bakteri belum tumbuh dan belum
memiliki bentuk. Pada hari ke tiga tidak ada pengamatan karena hari minggu labor
tutup. Pada hari ke empat bakteri sudah tumbuh pada media, dengan bentuk oval,
berjumlah 6 dan berwarna merah. Pada hari ke 5 jumlah bakteri yang tumbuh
bertambah menjadi 8, berbentuk oval, dan berwarna merah. Pada hari ke 6 bakteri
yang tumbuh menjadi 25, dan pada hari ke 6 terjadi penggabungan kloni. Pada
pengamatan hari terakhir jumlah bakteri semakin banyak yaitu 62, dan masih
terjadi penggabungsn kloni

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari paktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. NAA merupakan media buatan yang dapat digunakan untuk menumbuhkan


bakteri yang terdiri dari bahan maggy, dextrose, dan agar.

2. PDA merupakan media buatan yang umum yang digunakan untuk menumbuhkan
bakteri yang terdiri dari ektrak kentang, dextrose dan agar yang dilarutkan dalam air
panas.

3. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoclave dengan prinsip kerja


menahan tekanan sebesar 1 atm dengan suhu 121°C dan dipertahankan selama 25
menit. Fungsi dari sterilisasi ini adalah untuk mencegah adanya kontaminasi bakteri
maupun jamur terhadapalat dan bahan media.

B. SARAN

Praktikum di harapkan lebih teliti, kondusif dan memperhatikan arahan dari


asisten dosen laboratorium supaya saat praktikum benar-benar memahami apa
yang dilakukan.
DOKUMENTASI

Pemotongan Daging Sapi Pemotongan kentang


Penimbangan Dextrose Sterilisasi

Pemasakan kentang Penuangan media

Sampel
Pemberian Sampel teknik isolasi dan penanaman mikroba

Pemasakan daging sapi Sterilisasi Media


DAFTAR PUSTAKA

Ciefa, 2011, Media Penanaman Bakteri,


online,http://ciefachubbie.blogspot.com/2011/10n /media -penanaman-
bakteri.html,  12 September 2013
Edi Sukarman, 2012, Media dan Reagensia,
online,http://edisukarman.  blogspot.com/2012/06 makalah-media-dan-reagensia-
media.html, 14 September 2013
L.Lee, 2011, Media dan Reagensia, online,http://imlee91.blogspot.com/2011/04/media-
dan-reagensia-part-1.html , 5 Desember 2012
Mikrobiologi Laboratorium, 2011, Komposisi media bakteri, Online, http://inst.bact.wisc.
edu/inst/index.php?module=Book&func=displayarticle&art_id=280, 14
September 2013
Munif,A, 2012, Bakteri Coliform dan Coli, Online, http:// environmentalsanitation.
wordpress.com /2012/12/24/bakteri-coliform-dan-e-coli/, 14 September 2013
Mursalim Achmad, 2009, Media dan Reagensia, Online,
http://masselekang.blogspot.com/2009/06/media-dan-reagensia.html, 12
September 2013
Pradhika, 2012, Media Pertumbuhan Mikroorganisme, Online,
http://praktikmikrobiologi. blogspot.com/2012/10/media-pertumbuhan-
mikroorganisme-bagian.html, 14 September 2013
Yusra, 2012, Pengantar Media dan Reagensia, Online,
http://yusramitharokerzforever.blogspot.com/2012/06/media-adalah-suatu-
campuran-bahan-yang.html, 12 September 2013
Kawuri, R., Y. Ramona dan I. B. G. Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Farmasi. Jurusan Biologi F. MIPA UNUD : Bukit Jimbaran
Pelczar, M.J. dan Chan, E. C. S., 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta:UI Press 
Singleton dan Sainsbury,  2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology
3rd  Edition.   John Wiley and Sons Inc. Sussex, England.
Sumarsih, S., 2003. Mikrobiologi Dasar. Universitas Pembangunan Nasional Veteran,
Yogyakarta.
Supardi, dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengolahan Dan Keamanan Produk
Pangan. Bandung : Penerbit Alumni.

Anda mungkin juga menyukai