ABSTRAK
Mahalnya harga media mendorong para peneliti untuk menemukan media
alternatifdenganbahan-bahanyangmudahdidapatdantidakmembutuhkanbiayayang
mahal. Komposisi media yang sangat penting untuk pertumbuhan bakteri adalah
karbohidrat dan protein. Kandungan tersebut bisa diperoleh dari kacang-kacangan
salah satunya yakni kacang hijau (Vigna radiataL.).
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan analisis kuantitatif
yang dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Surabaya pada bulan Mei 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengobservasi
adanyapertumbuhanbakteriEscherichiacolipadavariasimassa2,27gram,4,54gram, 6,81
gram dan 9,08 gram tepung kacang hijau (Vigna radiata L.) sebagai media alternatif
NA (nutrientagar).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tepung kacang hijau (Vigna
radiata L.) kurang efektif untuk dimanfaatkan sebagai media alternatif NA (nutrient
agar)untukpertumbuhanbakteriEscherichiacoli.Pertumbuhanpadamediaalternatif
lebih didominasi oleh jamur karena kandungannya yang lebih cocok untuk jamur. Hal
inijugadapatdiketahuidarirata-ratajumlahkolonipadavariasimassa2,27gram,4,54 gram,
6,81 gram dan 9,08 gram berturut-turut adalah 78x10-13 CFU/mL, 7,4 x10-13 CFU/mL,
14,8x10-13 CFU/mL dan 5x10-13 CFU/mL yang memiliki perbedaan signifikan dengan
nilai P=0,000 atau<=0,05.
Kata Kunci: Media Alternatif, Tepung Kacang Hijau, Nutrient Agar, Escherichia coli.
PENDAHULUAN
Media merupakan sarana pertama yang digunakan dalam sintesis
pertumbuhan yang mengandung adalah karbohidrat, lipid, protein dan
nutrisi yang dibutuhkan oleh asam nukleat dan dua sisanya ada di
mikroorganisme sebagai dalam sel sebagai kation dan
makanannya. Mikroorganisme dalam memainkan berbagai peran. Pada
pertumbuhannya membutuhkanunsur organisme heterotrof, kebutuhan akan
logam seperti natrium, kalium, faktor tumbuh sudah dapat terpenuhi
kalsium, magnesium, mangan, besi, oleh ekstrak daging (Purwaning,2017).
seng, tembaga, fosfor, cobalt, Salah satu media yang menggunakan
hidrogen, oksigen dansulfur. ekstrak daging dan protein sebagai
(Basu, et al. 2015) memberikan sumber glukosa dan asam amino serta
info bahwa terdapat enam komponen paling umum digunakanuntuk
aquades yang digunakan sebagai bahan disterilkan dalam autoclave pada suhu
untuk pembuatan media alternatif. 121C selama 15 menit. Kemudian
Bakteri Escherichia coli ATCC 25922, dituang dalam petridisk dan dinginkan
PZ 0,9% steril, dan standart McFarland pada suhu kamar hingga memadat.
0,5 sebagai bahan penguji serta media
NA (nutrient agar) sebagai kontrol Pengenceran Bakteri Escherichia
positif. coli.
Mensuspensikan ±1 mL bakteri
PROSEDUR PENELITIAN Escherichia coli ke dalam 9 mL PZ
Sterilisasi Alat 0,9% steril. Kemudian disetarakan
Beberapaalatdanmediayangakan dengan standar Mc Farland 0,5 (0,5mL
digunakan dalam penelitian ini BaCl2 1,175% + 99,5 H2SO4 1%).Jika
sebelumnya disterilkan dengan terlalu keruh bisa ditambahkan PZ0,9
menggunakan autoclave pada suhu % steril dan jika terlalu jernih bisa
121C selama 15menit. ditambahkan suspensi bakteri hingga
kekeruhan sebanding dengan
Pembuatan Media NA (Nutrient kekeruhan Mc Farland 0,5.
Agar) Suspensi bakteri kemudian dibuat
Melarutkan 0,084 gram bubuk penipisan 10-13 dengan PZ 0,9% steril
media NA (nutrient agar) dengan sebagai pengencer. Suspensi 10 -13
aquades 30 mL dalam erlenmeyer. ditanam sebanyak 0,1 mL pada plate
Larutan dipanaskan sampai bubuk media NA (nutrient agar) sebagai
benar-benar larut tetapi tidak sampai kontrol positif dan media alternatif
mendidih, selanjutnya diukur pH kacang hijau (Vigna radiata L.)dengan
menggunakan kertas pH hingga pH masing-masing perbedaan massa.
7,4±2. Kemudian, disterilisasi dengan
menggunakan autoclave selama 15 Perhitungan Bakteri Menggunakan
menit pada suhu 121℃ dan menunggu Metode ALT (Angka Lempeng
media hingga memadat (Oxoid, 2019). Total)
Bakteri disebar dalam petridisk
Pembuatan Media AlternatifKacang diratakan menggunakan spreader dan
Hijau (Vigna radiataL.) diinkubasi terbalik dalam inkubator
Menimbang tepung kacang hijau selama 24-48 jam. Jumlah koloni yang
sesuai dengan massa yang telah tumbuh diamati dan dihitung.
ditentukan kemudian dilarutkandengan Perhitungan ALT (Angka Lempeng
100 mL aquades dalam erlenmeyer Total) dalam 1 mL contoh dengan
dengan penambahan 1,5 gram agar dan mengkalikan jumlah rata-rata koloni
0,5 gram NaCl. Panaskan dengan pada cawan dengan faktorpengenceran
menggunakan bunsen hingga larut yang digunakan. (Isworo & Hartini,
(larutan tidak boleh mendidih). 2017)
Mengatur pH menjadi 7,4±0,2 pada
suhu 25C. Selanjutnya, media
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan pertumbuhan
bakteri Escherichia coli pada media alternatif kacang hijau (Vigna radiata L.) dengan
Gold Standard yakni media NA (nutrient agar). Didapatkan hasil sebagai berikut :
Tahapan penelitian ini di awali dengan uji pendahuluan untuk mengetahui
konsentrasi suspensi bakteri Escherichia coli. Uji pendahuluan dilakukan replikasi
sebanyak 5 kali dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Suspensi Bakteri
Escherichi coli.
Konsentrasi
No. Jumlah Koloni Karakteristik Koloni
Suspensi Bakteri
1. 10-8 >300 Tidak terbentuk koloni tunggal
2. 10-9 >300 Tidak terbentuk koloni tunggal
-10
3. 10 >300 Tidak terbentuk koloni tunggal
4. 10-11 >300 Tidak terbentuk koloni tunggal
Sebagian besar terbentuk koloni
5. 10-12 208
tunggal
6. 10-13 123 Terbentuk Koloni Tunggal
Padapengenceran10 suspensibakteriEscherichiacoli.menunjukanhasilbahwa
-13
jumlah koloni sebanyak 123 dan membentuk koloni tunggal. Hal ini menunjukkan
bahwa pengenceran yang tepat terdapat pada pengenceran 10 -13 dengan jumlahbakteri
<300 sehingga koloni dapat diamati dengan jelas.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Metode ALT (Angka Lempeng Total)
Bakteri Escherichia coli pada media alternatif kacang hijau (Vigna radiata
L.) dan Gold Standard media NA (nutrient agar).
Konsentrasi Media
Replikasi
No. Kontrol Kontrol 2,27 4,54 6,81 9,08
Media
Positif Negatif Gram Gram Gram Gram
1. I 84 0 84 12 20 3
2. II 88 0 53 4 6 6
3. III 76 0 74 2 26 5
4. IV 72 0 92 10 11 7
5. V 84 0 87 9 11 4
∑ 526 0 390 37 74 25
Rata-Rata Koloni
105,2 0 78 7,4 14,8 5
(×10-13 CFU/mL)
Keterangan:
KontrolPositif : Media NA (NutrientAgar)
Kontrol Negatif : Media NA (Nutrient Agar) tanpa penambahan nutrient lainnya.
60
40
20 14.8
7.4 5
0
0
Kontrol Kontrol 2.27 Gram 4.54 Gram 6.81 Gram 9.08 Gram
Positif Negatif
ANALISIS DATA
Uji Normalitas
Tabel 4.2.1 Uji Normalitas Jumlah Koloni Bakteri Escherichia coli
Tests of Normality
Uji Homogenitas
Tabel 4.2.2 Uji Homogenitas Jumlah Koloni Bakteri Escherichia coli.
Test of Homogeneity of Variances
Angka Lempeng Total
Berdasarkan tabel di atas, data pada penelitian ini memiliki nilai signifikan0,051.
Maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya data bersifat homogen. Data yang
berdistribusi normal dan homogen dapat dilanjut menggunakan uji one wayAnova.
Data ini menjadi homogen karena menghilangkan data pencilan yang
menyebabkan varian data tidak homogen yakni pada variasi massa 2,27 gram data
kedua (53x10-13 CFU/mL).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh bakteri.
menunjukkan bahwa tepung kacang Dilakukan uji pendahuluandengan
hijau (Vigna radiata L.) kurang efektif melakukan pengenceran bakteri
untuk dimanfaatkan sebagai media Escherichia coli ATCC 925922dengan
alternatif NA (nutrient agar) untuk menggunakan perbandingan 1:9 untuk
pertumbuhan bakteri Escherichia coli. sampel dan pengenceran pertama dan
Walaupun pertumbuhan tetap dapat selanjutnya, sehingga pengenceran
terjadi baik pada variasi massa 2,27 berikutnya mengandung 1/10 sel
gram, 4,54 gram, 6,81 gram, dan 9,08 mikroorganisme dari pengenceran
gram, akan tetapi kandungan yang sebelumnya. Pengenceran bakteri
dimiliki kacang hijau juga memiliki Escherichia coli terbaik pada 10-13
potensi yang sangat besar terhadap karena standar untuk perhitungan
adanya kontaminasi khususnya koloni percawan yaitu 30-300 koloni
pertumbuhan jamur. bakteri (Yunita, 2015). Pengenceranini
Media pertumbuhan harus bertujuan untuk mempermudah
memiliki unsur yang diperlukan oleh perhitungan jumlah koloni, karena jika
mikroorganisme salah satunya yang tidak dilakukan pengenceran maka
terpenting adalah karbohidrat dan jumlah koloni bakteri sangat banyak
protein karena digunakan untuk proses sehingga pertumbuhan bakteri saling
sintesis oleh mikroorganisme tumpangtindihsatusamalaindantidak
khususnya bakteri. Kacang hijau terpisah. Hal itulah yang menyebabkan
(Vigna radiata L.) memilikikandungan kesulitan dalam pembacaan jumlah
protein dan karbohidrat cukup tinggi koloni bakteri (Nataya,2015).
yakni 22 gram dan 62,8 gramdalam Setelah dilakukan inokulasibakteri
100 gramnya yang diharapkan pada media Gold Standard dan media
memiliki potensi yang sama untuk alternatif serta inkubasi selama 1x24
digunakan sebagai mediapertumbuhan jam maka pertumbuhanbakteri
(Vigna radiata L.) karena jamur sangat Kandungan yang dimiliki media
menyukai media dengan karbohidrat tepung kacang hijau (Vigna radiata L.)
yang tinggi. dengan variasi massa 2,27 gram lebih
Pada penelitian Maharani (2016), sedikit sehingga meminimalisir
kacang hijau (Vigna radiata L.) dapat kemungkinan jamur untuk tumbuh
digunakan sebagai bahan alternatif pada media tersebut akan tetapi, koloni
pembuatan medium semisintetik untuk yang terbentuk sangat kecil, tidak
produksi miselium G. Frondosakarena sesuai dengan pertumbuhan bakteri
kacang hijau memiliki kandungan pada media Gold Standard karena
nutrisi yang kompleks bagi kandungan karbohidrat tepung kacang
pertumbuhan jamur. Kacang hijau hijau (Vigna radiata L.) cukuptinggi.
adalah salah satu jenis kacang-
kacangan yang banyak digunakan Saran
sebagai sumber protein dan memiliki Untuk penelitian lebihlanjut
komposisi asam amino essensial yang diharapkan untuk mengkaji ulang
baik dibandingkan dengan kedelai dan mengenai kandungan yang terdapat
kacang tanah sehingga semakinbanyak pada tepung kacang hijau (Vigna
massa tepung kacang hijau (Vigna radiata L.) untuk menunjang data
radiata L.) semakin besar pula potensi penelitian, seperti karbohidrat dan
jamur untuk tumbuh yang dapat protein terutama asam amino
menghambat pertumbuhanbakteri. essensialnya dan tepung kacang hijau
lebih cocok untuk digunakan sebagai
KESIMPULAN DAN SARAN media pertumbuhan jamur khususnya
Kesimpulan untuk pengganti media PDA (Potato
Berdasarkan hasil penelitian Dextrose Agar) dan apabila digunakan
mengenai pertumbuhan bakteri untuk pertumbuhan bakteri harus
Escherichia coli pada media alternatif meminimalisir adanya kontaminasi.
tepung kacang hijau (Vigna radiata L.)
disimpulkan bahwa tepung kacang DAFTAR PUSTAKA
hijau (Vigna radiata L.) kurang efektif Addina, G. (2014). 'Evaluasi Kadar
untuk dimanfaatkan sebagai media Bakteri di Udara Dengan
alternatif untuk pertumbuhan bakteri Menggunakan Media Plate
Escherichia coli karena pertumbuhan Count Agar (PCA) Berdasarkan
dalam media tersebut lebih didominasi Tinggi Secara Vertikal di
oleh pertumbuhan jamur sehingga Departemen Bedah Mulut
bakteri sukar untuk tumbuh secara RSGMP FKG USUDengan
maksimal. Hasil yang tidak jauh Metode Total Plate Count
berbeda dengan Gold Standard pada (TPC)'. [Berasal
penelitian kali ini yakni dengan darihttp://repositor
menggunakan media tepung kacang y.usu.ac.id/handle
hijau (Vigna radiata L.) dengan variasi /123456789/41660].
massa 2,27 gram karena rata-rata Aldira (2012). ‘Hasil Penelitian dan
jumlah koloni lebih mendekati media Pembahasan’, 53, pp. 57–89.
NA (nutrient agar) dibandingkan [Berasal dari:
dengan variasi massa yang lain. 10.1109/MWSYM.2001.967150]
Amelia, J. R. & Maarif,S. (2016).
cle/view/2101].
Yunilas. (2017). ‘Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Akuatik’, [Berasal
dari
http://repository.usu.ac.id/handle
/123456789/69263].
Yunita, M., Hendrawan, Y. and
Yulianingsih, R. (2015) ‘Analisis
Kuantitatif Mikrobiologi pada
Makanan Penerbangan
(Aerofood ACS) Garuda
Indonesia Berdasarkan TPC
(Total Plate Count) Dengan
Metode Pour Plate’, Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem, 3(3), pp. 237–248.
[Berasal dari :
https://jkptb.ub.ac.id/index.php/j
kptb/article/view/289].
Yusuf. (2014). ‘Pemanfaatan Kacang
Hijau sebagai Pangan Fungsional
Mendukung diversifikasi Pangan
di Nusa Tenggara Timur’,
Pemanfaatan Kacang Hijau
sebagai Pangan Fungsional
Mendukung DiversifikasiPangan
di NTT, pp. 741–746.