Anda di halaman 1dari 6

Pengolahan Limbah Kulit Pisang Menjadi Yogurt

Tri Mulia Riski Ramadani

Program Studi Pendidikan Kimia

trimulia.risky221@gmail.com

ABSTRAK

Kulit pisang menjadi suatu limbah/sampah yang rajin ditemui akhir-akhir ini. Berbagai zat gizi yang
lumayan tinggi, terutama pada mineral dan vitaminnya terkandung dalam kulit pisang sehingga dapat
digunakan sebagai bahan baku makanan. Limbah kulit pisang juga dapat dimanfaaatkan untuk
memperbaiki kandungan gizi jika diolah menjadi makanan. Salah satu makanan olahan dari kulit
pisang ini adalah yogurt. Pengolahannya tidak terlalu rumit dapat memudahkan masyarakat untuk
mengolahnya sendiri. Sehingga kulit pisang yang awalnya tidak bermanfaat bisa menjadi bernilai jual.

Kata kunci : makanan, kulit pisang, yogurt

PENDAHULUAN

Di Indonesia, pisang merupakan tumbuhan yang sering dikonsumsi dari mulai


dimakan langsung, hingga diolah dengan berbagai macam olahan yang dapat menarik
minat masyarakat. Karena Indonesia beriklim tropis, maka dari itu pisang sangat
cocok dibudidayakan di iklim seperti ini. Tanaman pisang menjadi salah satu bahan
ekspor yang bagus dan sangat menguntungkan bagi negara. Selain itu, pisang juga
memiliki banyak manfaat dan serbaguna, seperti batang, umbi, daun, bahkan kulitnya
dapat digunakan atau diolah menjadi berbagai macam olahan. Akan tetapi, kulit
pisang masih banyak dijadikan limbah oleh para produsennya. Oleh karena itu,
muncullah banyak ide untuk mengolah limbah kulit pisang ini menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat.

Di dalam kulit pisang terkandung nutrisi berupa karbohidrat yang cukup


tinggi yaitu sekitar 18,5 %. Selain itu, juga terkandung vitamin C, vitamin B,
kalsium, protein, lemak, pektin, dan air sebanyak 68,90 % , sehingga dapat diolah
untuk berbagai produk pangan contohnya yogurt. Ekstrak kulit pisang juga dipercaya
dapat mengurangi depresi dan menjaga kesehatan retina mata. Dalam pembuatan
yogurt, kulit pisang menjadi bahan baku yang sangat mudah sekali didapatkan.
Adanya kerjasama dengan produksi pisang goreng atau pun keripik pisang, limbah
dari kulit pisang dapat dimanfaatkan kembali dan tidak dibuang ke tempat sampah.
Dengan dimanfaatkannya kembali limbah kulit pisang tersebut, dapat mengurangi
limbah masyarakat dan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian,
seluruh bagian pisang telah dimanfaatkan dan tidak ada lagi bagian yang terbuang
sia-sia (Munajdim, 1988).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini berupa observasi dengan melihat peluang dan kondisi
berapa banyak limbah kulit pisang yang tersebar di Indonesia. Dengan melihat dan
men-searching info-info tentang limbah kulit pisang yang ada, ternyata cukup banyak
dan bahkan tidak dimanfaatkan lagi untuk keperluan yang lebih berguna. Kemudian
melakukan demonstrasi atau praktek dalam pemanfaatan limbah kulit pisang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pisang merupakan tanaman yang sangat cocok untuk dibudidayakan dan


dikembangkan oleh masyarakat yang ada diberbagai daerah. Pisang dapat tumbuh
baik di daerah tropis yang beriklim basah, dan dapat tumbuh baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi. Pisang lebih baik tumbuh di daerah yang subur dengan pH
tanah sekitar 4,5 – 7,5 (Sumarjono, 1997). Lalu, dilihat dari beberapa pengertian yang
ada maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pisang adalah tanaman yang banyak didapati
di daerah tropis beriklim basah serta dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah
maupun tinggi (Nuryani, 1996). Sudah banyak penelitian dan pemgkajian yang
dilakukan untuk mengetahui manfaat dari kulit pisang selain menjadi limbah yang
dibuang sia-sia. Di Indonesia terdapat limbah kulit pisang yang tersebar di seluruh
pulau di Indonesia, yang setiap harinya hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan oleh
para produsennya.
Kulit pisang merupakan salah satu bagian dari tanaman pisang yang selama
ini keberadaannya kurang diperhatikan oleh masyarakat. Menurut Munadjim (1998),
kulit pisang adalah bahan buangan (limbah buah pisang) yang mempunyai jumlah
cukup banyak yaitu kira-kira 1/3 dari buah pisang yang utuh. Lalu, pendapat
Zainuddin (2004), kulit pisang merupakan hasil dari limbah industri pangan yang
digunakan sebagai bahan pakan ternak. Selain air, komposisi kimia terbanyak dari
kulit pisang adalah karbohidrat, yaitu sekitar 18,50 %. Karbohidrat juga bisa diolah
sebagai bahan baku untuk membuat alkohol yang bermanfaat sebagai bahan bakar,
bahan industri kimia kecantikan dan kedokteran. Nilai dari gizi kulit pisang lumayan
baik, sehingga banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam olahan.
Berdasarkan hasil analisis kimia, komposisi nilai gizi dari buah pisang dan
limbah kulit buah pisang seperti terlihat pada Tabel :

Nutrisi Jumlah
Air (%) 59,10
Energi (ka) 146
Karbohidrat (%) 38,20
Protein (%) 1,1
Lemak (%) 0,2
Vitamin A (SI) 75
Abu (%) 0,8
Tabel 1. Nilai gizi buah pisang per 100 gr*
*)Sumber: Suhardiman (1997).

Unsur Jumlah
Air (%) 68,90
Karbohidrat (%) 18,50
Lemak (%) 2.11
Protein (%) 0,32
Kalsium (mg/100 gr) 715
Fosfor (mg/100 gr) 117
Besi (mg/100 mg) 1,6
Vitamin A -
Vitamin B (mg/100 gr) 0,12
Vitamin C (mg/100 mg) 17,5
Tabel 2. Komposisi kimia kulit buah pisang*)

*)Sumber : Munadjim (1988)

Kandungan protein yang ada pada yogurt kulit pisang ditemui semakin
bertambah sejalan dengan meningkatnya konsentrasi bahan dan jenis penstabil yang
digunakan. Hal ini dikarenakan pada saat memanaskan susu dapat menyebabkan
bertambahnya padatan susu sebab adanya pengurangan kadar air yang dapat
memengaruhi peningkatan protein di dalam yogurt. Berubahnya kandungan protein
yang ada pada yogurt tidak banyak dipengaruhi oleh fermentasi tetapi yang dominan
adalah berubahnya komposisi protein terutama banyak terpengaruh pada saat
pemasakan (Tamime dan Robinson 2000).
Untuk pembuatan yogurt dari kulit pisang, diperlukan beberapa bahan
diantaranya sebagai berikut :
1. Kulit pisang
2. Gula pasir
3. Pewarna makanan
4. Susuk bubuk (putih)
Kemudian alat yang diperlukan yaitu :
1. Mixer
2. Wadah
3. Sendok
4. Kompor
5. Panci
6. Thermometer
7. Kulkas / freezer
8. Takaran
Ada beberapa cara pembuatannya yaitu :
1. Mengupas bagian dalam pada kulit pisang yang limbahnya sudah dikumpulkan
terlebih dahulu.
2. Kemudian menghaluskan bagian dalam yang telah dikupas dengan memakai mixer.
3. Selanjutnya, adonan yogurt yang ada dibuat dengan takaran kira-kira 1.5 liter
cream pisang lalu dicampur dengan 1 kg gula pasir. Adonan juga bisa ditambahkan
berbagai macam warna makanan agar yoghurt terlihat lebih menarik.
4. Lalu, mensterilkan / mempasteurisasi dengan memanaskan adonan cream kulit
pisangnya hingga suhu mencapai kira-kira 75ºC selama kurang lebih 10 menit dengan
menggunakan kompor, panci dan thermometer.
5. Langkah berikutnya yaitu mengkulturisasi atau memasukkan susu bubuk putih dan
dan bibit yogurt.
6. Selanjutnya, menghangatkan cream kulit pisang yang sudah dikulturisasi dengan
suhu kira-kira 45 ºC selama kurang lebih satu hari, ini biasa disebut dengan proses
inkubasi.
7. Kemudian, meletakkan cream kulit pisang ke dalam kardus selama kurang lebih
satu hari, setelah itu memasukkan yogurt kulit pisang yang telah jadi ke dalam kulkas.

KESIMPULAN
Pengolahan limbah kulit pisang menjadi yogurt adalah salah satu cara untuk
pengurangan sampah yang ada di lingkungan masyarakat. Dengan banyaknya limbah
kulit pisang yang tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang secara percuma, timbullah
inovasi untuk mengolahnya menjadi hal yang lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifki, H. H dan Barliana, M. I. (2018, Aug 30). Karakteristik dan Manfaat
Tumbuhan Pisang di Indonesia. http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/
17605
Munadjim. 1988. Teknologi Pengolahan Pisang. Jakarta: PT Gramedia.
Nuryani, S. 1996. Budidaya Pisang. Semarang: Dahara Prize. Pengembangan
Kehutanan dan Perkebunan Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
Rukmana Rahmat. 2001. Aneka Olahan Limbah (pisang, jambu mete). Yogyakarta:
Kanisius.
Sumarjono, H. 1997. Prospek Berkebun Buah. Bogor: Swadaya.
Tamime, A.Y dan Robinson, R.K. 2000. Yogurt Science and Technology. England:
Woodhead Publishing Limited.

Anda mungkin juga menyukai