Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN PUSTAKA

A. Strawberry

Strawberry merupakan produk hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi


dan banyak dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan. Selain
rasanya yang enak, buah strawberry banyak mengandung vitamin dan antioksidan
yang berguna bagi kesehatan tubuh (Karina dkk, 2011). Aktivitas antioksidan
strawberry ini disebakan adanya ellagic acid, antosianin, dan kaempferol.
Antioksidan berperan sebagai pelindung tubuh dari radikal bebas, termasuk di
antaranya sel kanker (Budiman, 2005). Berikut ini disajikan kandungan gizi dari
strawberry.

Tabel 1. Kandungan gizi strawberry

Kandungan gizi Nilai satuan


Energi 37 kalori
Protein 0,8 g
Lemak 0,5 g
Karbohidrat 8,0 g
Kalsium 28 mg
Fospat 27 mg
Besi 0,8 mg
Vitamin A 60 SI
Vitamin B 0,03 mg
Vitamin C 60 mg
Air 89,9 g
Sumber : Departemen Kesehatan RI, 1989 dalam Budiman (2005)
Buah strawberry merupakan buah yang perishable yaitu mudah rusak dan
memiliki umur simpan yang singkat. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh
fisiologis, fisik, mekanis, khemis dan mikrobiologi. Oleh karena itu,d iperlukan suatu
penanganan dan pengolahan yang tepat untuk mempertahankan kualitas, daya
simpan, dan daya gunanya. Beberapa proses kerusakan yang terjadi pada buah
stroberi antara lain loss mass (penyusutan massa), laju respirasi, laju transpirasi yang
tinggi, penyakit buah stroberi, kerusakan mekanis.

Buah strawberry mempunyai rasa khas yang manis dan menyegarkan. Selain itu
buah strawberry mempunyai kandungan (gizi) yang tinggi dan komposisi gizi cukup
lengkap. Buah strawberry dapat dikonsumsi dalam keadaan segar maupun buah yang
telah diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman. Aneka macam produk
olahan strawberry yaitu selai atau jam, jelly, sirup, eskrim, dodol, strawberry pada
kue, juice, dan lain sebagainya. Walaupun strawberry bukan merupakan tanaman asli
Indonesia, namun pengembangan komoditas strawberry yang berpola agribisnis dan
agrobisnis sebagai salah satu prospek yang baik untuk sumber pendapatan baru dalam
sektor pertanian. ( Ir. H. Rahmat Rukmana 1998).

Buah strawberry umumnya berwarna merah, berbentuk kerucut. Apabila telah


matang buah strawberry berasa manis asam menyegarkan (Salunkhe dan Desai,
1989). Buah strawberry termasuk dalam buah yang memiliki kandungan pektin
rendah. Diperlukan tambahan asam, pektin, atau campuran keduanya untuk
menghasilkan gel.

B. Selai

a. Pengertian Selai
Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari buah
segar yang direbus dengan gula, pektin dan asam. (Muresan et al., 2014). Selai dapat
dibuat dari berbagai macam buah yang tersedia. Proporsinya adalah 35% bagian berat
buah dan 65% bagian berat gula (Fasogbon et al., 2013). Campuran yang dihasilkan
kemudian dikentalkan sehingga hasil akhirnya mengandung total padatan terlarut
minimum 65% (Fachruddin, 1998). Biasanya selai terbuat dari buah yang telah
masak, gula, asam sitrat dan pektin (Broomfield, 2002).

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan selai, antara lain


pengaruh panas dan gula pada pemasakan, serta keseimbangan proporsi gula, pektin,
dan asam (Muchtadi, 1997). Gula dan pektin harus berada pada keseimbangan yang
sesuai, apabila gula yang digunakan terlalu sedikit maka selai yang dihasilkan akan
menjadi keras. Jika gula terlalu banyak, maka selai akan menyerupai sirup (Muchtadi
dkk., 1979). Penambahan asam pada pembuatan selai juga harus diperhatikan karena
penambahan asam berlebihan akan menyebabkan pH menjadi rendah, sehingga
terjadi sinersis yaitu keluarnya air dari gel. Sebaliknya jika pH tinggi, akan
menyebabkan gel pecah (Fachruddin, 1998). Proses pemanasan dalam pembuatan
selai bertujuan untuk menghomogenkan campuran buah, gula, dan pektin serta
menguapkan sebagian air sehingga terbentuk struktur gel (Fatonah, 2002).

Pemanfaatan buah menjaadi produk selai dapat mendatangkan keuntungan.


Selai yang dihasilkan juga dapat disimpan dalam waktu yang relative lama (Yenrina,
dkk., 2009). Pembentukan selai terjadi dalam satu rentang pH yang sempit. pH
optimum yang dikehedaki dalam pembuatan selai berkisar 3,10 –3,46. Apabila terlalu
asam akan terjadi sineresis yakni keluarnya air dari gel sehingga kekentalan selai
akan berkurang bahkan sama sekali tidak terbentuk gel. Struktur khusus dari produk
selai buah-buahan disebabkan karena terbentuknya kompleks gel pektin-gula-asam.

Mekanisme pembentukan gel dalam pembuatan selai merupakan campuran dari


pektin, gula, asam dan air. Dimana penambahan gula akan mempengaruhi
keseimbangan pektin-air yang ada dan meniadakan kenampakan pektin. Pektin akan
menggumpal dan membentuk serabut halus. Struktur ini mampu menahan cairan.
Kontinuitas dan kepadatan serabut yang terbentuk ditentukan oleh banyaknya kadar
pektin, jika semakin tinggi kadar pektin yang ambahkan maka semakin padat pula
struktur serabut - serabut tersebut. Ketegaran dari jaringan serabut dipengaruhi oleh
kadar gula. Makin tinggi kadar gula yang ditambahkan maka makin berkurang air
yang ditahan oleh struktur. Kepadatan serabut ditentukan oleh asiditas substrat yang
ditambahkan. Asiditas yang tinggi akan membentuk struktur gel yang padat namun
keadaan ini dapat pula merusak jaringan struktur karena adanya hidrolisis dari pektin,
tetapi jika asiditasnya terlalu rendah maka serabut akan lemah dalam
pembentukannya.

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Selai Secara Umum


Sumber: Fachruddin, 2003

b. Faktor Utama yang Mempengaruhi Pembuatan Selai


1. Gula

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapat larut dalam air dan
langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energy. Gula merupakan salah satu
pemanis yang umum dikonsumsi masyarakat. Gula biasa digunakan sebagai pemanis
di makanan maupun minuman, dalam bidang makanan, selain sebagai pemanis, gula
juga digunakan sebagai stabilizer dan pengawet (Darwin, 2013).

Gula berperan sebagai pengawet bagi berbagai macam makanan terutama jam,
jeli, marmalade, sari buah pekat, sirup dan lain-lain. Konsentrasi gula yang tinggi
(70%) sudah dapat menghambat pertumbuhan mikroba, akan tetapi pada umumnya
gula dipergunakan dengan salah satu teknik pengawetan lainnya, misalnya
dikombinasikan dengan keasaman tinggi, pasteurisasi, penyimpanan pada suhu
rendah, pengeringan, pembekuan dan penambahan kimia seperti SO2, asam benzoat
dan lain-lain. Kadar gula yang tinggi (minimum 40%) bila ditambahkan ke dalam
bahan pangan, air dalam bahan pangan akan terikat sehingga tidak dapat
dipergunakan oleh mikroba dan aw menjadi rendah (Muchtadi, 1997).

Penambahan gula pasir sangat penting untuk memperoleh tekstur, penampakan,


dan flavor yang baik. Kekurangan gula pasir dalam pembuatan selai akan
menghasilkan gel yang kurang kuat pada semua tingkat keasaman dan membutuhkan
lebih banyak penambahan asam untuk menguatkan strukturnya. Menurut Winarno
(1997), gula yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 65% agar kristal-kristal yang
terbentuk di permukaan gel dapat dicegah.

2. Pektin

Pektin merupakan zat pengental yang banyak digunakan pada industry baik
pangan maupun non pangan. Kemampuannya membuat gel menjadikan pektin
sebagai salah satu bahan tambahan makanan yang penting pada industri selai, jelly,
dan kembang gula. Struktur suatu gel ditentukan oleh konsentrasi pektin yang dapat
berkisar dari 0,5 sampai 1,5% berat pectin murni. Pektin adalah istilah untuk bahan-
bahan pektin yang teresterifikasi sebagian ataupun ternetralisasi sebagian gugus
karboksilnya. Pektin terdapat hampir pada semua tumbuhan tingkat tinggi, terdapat
pada dinding sel lapisan-lapisan antar sel. Fungsi utamanya adalah sebagai perekat.
Penggunaan pektin dalam pangan, pektin harus larut seluruhnya untuk menghindari
pembentukan gel yang tidak merata. Pelarutan seluruhnya memungkinkan
pengempalan tidak terjadi. Jika pektin mengental akan sangat sulit sekali untuk
melarutkannya. Untuk memudahkan pelarutan pektin dapat dicampur dengan padatan
yang mudah larut seperti natrium bikarbonat, gula, atau disperse dalam alkohol, atau
melarutkan terlebih dahulu pada suhu 60-80°C sampai kepekatan 10% dengan
pengadukan cepat (Cahyadi, 2006).

Kandungan pektin rata-rata untuk buah-buahan berdasarkan berat basah adalah


0,5 %. Pektin dapat membentuk gel dengan gula, bila lebih dari 50% gugus karboksil
telah termetilasi. Makin banyak ester metil, makin tinggi suhu pembentukan gel. Jenis
pektin ini termasuk ke dalam rapid sel dimana suhu pembentukan gel pada 88o C.
Pembentukan gel dari pectin dengan derajat metilasi tinggi di pengaruhi juga oleh
konsentrasi pektin, presentase gula, dan pH. Makin besar konsentrasi pektin, makin
keras gel yang terbentuk. Konsentrasi pektin 1% telah mengahasilkan kekerasan gel
yang cukup baik. Kadar optimum konsentrasi pektin untuk pembentukan gel adalah
0,75-1,5%. Pektin digunakan sebagai pembentuk jeli, selai, pengental, dan
dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai obat diare (National
Research Development Corporation 2004). Pektin cukup luas dan banyak
kegunaannya baik dalam industri pangan maupun non pangan. Pektin berkadar
metoksil tinggi digunakan untuk pembuatan selai dan jeli dari buahbuahan,
pembuatan kembang gula bermutu tinggi, pengental untuk minuman dan sirup buah-
buahan, serta digunakan dalam emulsi flavor dan saus salad.

Pektin dengan kadar metoksil rendah biasa digunakan dalam pembuatan saus
salad, puding, gel buah-buahan dalam es krim, selai, dan jeli. Pektin berkadar
metoksil rendah efektif digunakan dalam pembentukan gel saus buah-buahan beku
karena stabilitasnya yang tinggi pada proses pembekuan, thawing dan pemanasan,
serta digunakan sebagai penyalut dalam banyak produk pangan.
3. Keasaman

Asam digunakan untuk menurunkan pH bubur buah karena struktur gel hanya
terbentuk pada pH rendah. Asam yang dapat digunakan adalah asam sitrat, asam
asetat atau cairan asam dari air jeruk nipis. Tujuan penambahan asam selain untuk
menurunkan pH selai juga untuk menghindari terjadinya pengkristalan gula. Bila
tingkat keasaman buah rendah, penambahan asam dapat meningkatkan jumlah gula
yang mengalami inverse selama pendidihan (Fatonah, 2002). Asam sitrat merupakan
senyawa intermedier dari asam organik yang berbentuk kristal atau berbentuk serbuk
putih. Asam sitrat mudah larut dalam air, spritus dan etanol, tidak berbau, rasanya
sangat asam, serta jika dipanaskan akan meleleh kemudian terurai yang selanjutnya
terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah - buahan
seperti nanas, jeruk, lemon, dan markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa
asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minuman, produk air
susu, selai, jeli dan lain-lain (Fatonah, 2002).

Setyono dan Suismono (2002) mendapatkan pH selai 3,2 dengan penggunaan


jumlah asam sitrat yang sama (0,3% b/b) dan tidak mengamati adanya pertumbuhan
jamur sampai 6 minggu penyimpanan walaupun tanpa bahan pengawet. Keasaman
yang rendah diperlukan untuk mempertahankan mutu selai dalam penyimpanan,
karena mikrobia, terutama jamur umumnya terhambat pertumbuhannya pada kondisi
pH tersebut.Oleh karena itu, penambahan asam sitrat sampai konsentrasi 0,35-4% b/b
dapat dipertimbangkan untuk menambah daya awet selai (Ginting, dkk., 2007).

c. Syarat Mutu Selai

Selai dapat dibuat dari berbagai macam buah diantaranya nanas, strawberi,
jambu biji, ceremai, pepaya, pisang, sirsak, mangga, labu merah dan apel. Buah
dapat dipilih sesuai dengan ketersediaan yang ada dilingkungan sekitar atau
berdasarkan rasa buah yang disukai oleh konsumen pada umumnya (Margono,
2000). Adapun syarat mutu selai buah menurut SNI_01-3746-2008 dapat dilihat
pada Tabel 1. Sedangkan Kriteria mutu selai yang ditetapkan oleh pemerintah dapat
dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persyaratan Mutu Selai Buah

No Kriteria uji Satuan Persyaratan


Keadaan :
Normal
Aroma
1 ---- Normal
Rasa
Normal
Warna
2 Serat buah - positif
% fraksi
3 Padatan terlarut Min. 65
massa
Cemaran logam :
4 mg/kg Maks. 250,0*
Timah (Sn)
5 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks.1,0
Cemaran mikroba
ALT (angka
lempeng Koloni/g Maks. 1,0
total) APM/g <3
6 Bakeri coliform Koloni/g Maks. 2,0x10
Staphylociccus Koloni/g <10
aureus Koloni/g Maks. 5,0x10
Clostridium sp.
Kapang/khamir
*dikemas dalam
kaleng
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2008)

Tabel 3. Kriteria Mutu Selai Buah

Syarat Mutu Standar


Kadar air maksimum 35 %
Kadar gula minimum 55 %
Kadar pektin maksimum 0,7 %
Padatan tak terlarut minimum 0,5 %
Serat buah Positif
Kadar bahan pengawet 50 mg/kg
Asam asetat Negatif
Logam berbahaya(Hg, Pb, Negatif
As)
Rasa Normal
Bau Normal
Sumber : SII. No. 173 Tahun 1978

C. Jelly
a. Pengertian Jelly

Minuman jelly adalah produk minuman ringan berbentuk gel yang dibuat
dari pektin, agar-agar, karagenan, gelatin atau senyawa hidrokoloid lainnya
dengan penambahan gula, asam, dan atau tanpa bahan tambahan makanan lain
yang diizinkan. Minuman jelly memiliki konsistensi gel yang lemah sehingga
memudahkan untuk disedot sebagai minuman (Saputra, 2007). Jelly adalah minuman
setengah padat yang terbuat dari sari buah-buahan dan gula. Jelly merupakan
makanan yang dibuat dari karaginan, yaitu senyawa polisakarida rantai panjang yang
diekstraksi dari rumput laut jenis-jenis karaginofit, seperti Eucheuma sp., Chondrus
sp,. Hypnea sp., dan Gigartina sp. Karaginan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
Ioto-karaginan, Kappa-karaginan, dan Lambda-karaginan. Ketiganya berbeda dalam
sifat gel yang dihasilkan. Kappa-karaginan dan Lambda-Karaginan menghasilkan gel
yang kuat (rigid), sedangkan Ioto-karaginan membentuk gel yang halus (flaccid) dan
mudah dibentuk (Anggadiredja, 2009).

Komposisi jelly secara umum yakni 45 bagian buah dan 55 bagian gula, serta
dibutuhkan sejumlah air (60-62 %) untuk melarutkannya hingga diperoleh produk
akhir. Salah satu senyawa yang sangat berpengaruh dalam proses pembuatan jelly
adalah pektin, sebab pektin mempengaruhi pembentukan gel dari jelly. Pektin
merupakan senyawa yang berasal dari asam polygalakturonat. Kondisi pH optimum
untuk pembentukan gel dari pektin adalah 2,8-3,2. Apabila pH diatas 3,5, maka gel
tidak akan terbentuk. Sedangkan pH dibawah 2,5 gel yang terbentuk terlalu keras
(Jelen, 1985).
b. Prinsip pembuatan Jelly

Secara umum pembuatan jelly cukup sederhana, yakni buah-buahan yang akan
dibuat jelly diperas dan diambil sarinya. Sejumlah gula kemudian ditambahkan,
sesuai dengan perbandingan, yakni 45 bagian buah dan 55 bagian gula (Jellen, 1985).
Tahapan pembuatan jelly: buah dipotong-potong kecil, lalu direbus selama 5-10
menit. Kemudian dihaluskan dengan blender, kemudian disaring. Cairan yang
diperoleh didiamkan selama 1 jam sampai semua kotoran mengendap, sehingga
diperoleh cairan sari buah yang bening. S masukkan 450 gram sari buah ke dalam
wajan, lalu ditambahkan 550 gram gula pasir dan dimasak sampai kental dan matang.
Tanda kematangannya ialah bila dituangkan jatuhnya terputus-putus dan tercium
aroma buah yang khas (Koswara, 2006).

Proses utama dari minuman jelly adalah pemanasan pada suhu 70-80ºC yang
bertujuan untuk melarutkan karagenan sepenuhnya dan dapat membentuk gel pada
saat pendinginan (Yulianti, 2008). Gel terbentuk melalui mekanisme pembentukan
junction zone oleh hidrokoloid (seperti karagenan) bersama dengan gula dan asam.
Produk ini memiliki karakteristik berupa cairan kental berbentuk gel yang konsisten
sehingga tidak mudah mengendap, mudah disedot, dan dapat dikonsumsi sebagai
minuman penunda rasa lapar (Zega, 2010).

c. Karakteristik Minuman Jeli

Kriteria minuman jeli yang baik adalah mempunyai tekstur yang mantap,
saat dikonsumsi menggunakan bantuan sedotan mudah hancur, namun bentuk gelnya
masih terasa dimulut. Untuk membentuk struktur gel yang baik dan mudah di hisap
harus ditambahkan gelling agent, jenis gelling agent yang cocok yaitu karagenan.
Karagenan dapat membentuk struktur gel yang cenderung elastis dan kenyal,
sehingga perlunya penelitian tentang pembuatan minuman sari buah berupa minuman
jeli dengan menggunakan karagenan. Bahan baku pembuatan minuman jei selain
bahan dasar rasa juga dibutuhkan gelling agent, dan gula. Gelling agent yang dapat
digunakan adalah karagenan. Karagenan adalah senyawa hidrokoloid yang
merupakan senyawa polisakarida sulfat berantai panjang, berfungsi sebagai penstabil,
pengental, dan pembentuk gel (Pemilihan karagenan ini berdasarkan pada
kestabilannya pada rentang pH 3-5, kemudahan larut pada suhu yang tidak terlalu
tinggi yaitu ±60oC, serta kemudahan diperoleh dipasaran. Konsentrasi karagenan
yang digunakan akan mempengaruhi kekokohan teksur gel yang terbentuk
(Prasetyowati, 2012).

Syarat minuman jeli yang baik adalah transparan, mempunyai aroma serta
rasa buah asli. Tekstur yang diinginkan adalah mantap, saat dikonsumsi
menggunakan bantuan sedotan mudah hancur, namun bentuk gelnya masih terasa
dimulut. Gula yang ditambahkan pada minuman jeli memiliki pengaruh yaitu
semakin banyak gula yang ditambahkan makan tekstur minuman jeli semakin keras
dan mengkristal. Sedangkan semakin sedikit gula yang ditambahkan teksturnya
menyerupai sirup (Wardhani, 2011).

Tabel 4. Syarat Mutu Minuman Jeli

No Keadaan Satuan Persyaratan


1. Keadaan
1.1 Bentuk Semi padat
1.2 Bau Normal
1.3 Rasa Normal
1.4 Pigmen Normal
1.5 Tekstur Kenyal
Jumlah gula (dihitung
2 sebagai % b/b Min 20
sukrosa)
Bahan Tambahan
3.
Makanan
3.1 Pemanis Buatan Negatif
3.2 Pigmen Tambahan Sesuai SNI 1987
3.3 Pengawet Sesuai SNI 1987
4 Cemaran Logam
4.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,5
4.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks 5,0
4.3 Seng (Zn) mg/kg Maks 20
4.4 (Sn) mg/kg Maks 40
5 Cemaran Arsen mg/kg Maks 0,1
6 Cemaran Mikroba
6.1 Angka lempeng Total Maks 10*
6.2 Bakteri Coliform Koloni/g Maks 20
6.3 E. coli APM/g <3
6.4 Salmonella APM/g Negatif/ 25 g
Staphylacoccus
6.5 Koloni/g Maks 100
aureus
6.6 Kapang dan khamir Koloni/g Maks 50
Sumber : SNI 01-3552-1994

DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja, J.T. 2009. Rumput Laut, Pembudidayaan, Pengolahan, & Pemasaran


Komoditas Perikanan Potensial. Penebar Swadaya. Depok.
Bourne, M. 2002. Food Texture and Viscosity: Concept and Measurment Second
Edition. San Diego: Academic Press. 15.
Budiman, Supriatin. 2005. Berkebun Stroberi Secara Komersil. Bandung : Penebar
swadaya.
Cahyadi,W. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fachruddin, L. 1998. Memilih dan Memanfaatkan Bahan Tambahan Makanan.
Ungaran: Trubus Agriwidya.
Fasogbon, B.M., S.O. Gbadamosi and K.A. Taiwo. 2013. Studies on the Chemical
and Sensory Properties of Jam from Osmotically Dehydrated Pineapple
Slices, J. of Applied Science & Technology. 3 (4):1327-1335.
Fatonah, W. 2002. Optimasi Produksi Selai Dengan Bahan Baku Ubi Jalar Cilembu,
Skripsi S-1, IPB, Bogor.
Jelen, Pavel. (1985). Introduction to Food Processing. Virginia : Reston Publishing
Company. Hal.
Karina, Ar. Roufi., Trisnowati, Sri., Didik Indradwa. 2011. Pengaruh Macam Dan
Kadar Kitosan Terhadap Umur Simpan Dan Mutu Buah Stroberi (Fragaria x
ananassa Duch.). file:///C:/Users/E5-471G/Downloads/1366-2551-1
PB%20(2).pdf. Diunduh tanggal 24-11-2019.
Koswara, Sutrisno. (2006). Cara Sederhana Membuat Jam dan Jelly. Diambil dari :
Tgl. 24 November 2019.
Margono, 2000, Selai dan Jelly, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Muchtadi, T.R., 1997. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Terjemahan A.M.
Syarief, Bogor: IPB-Press.
Muresan, C., A. Gbadamosi, S. Muste, S. Scrob and A. Rat. 2014. Study concering
the quality of jam products based on banana and ginger, J.
of Agroalimentary Processes and Technologies. 20 (4):408-411.
Salunkhe, D. K., and B. B. Desai. 1984. Post Harvest Biotechnology of Fruits,
Volume II. CRC Press Inc., Boca Raton, Florida.
Setiawati, J., Sudaryono dan A. Setyono. 2002. Studi penyimpanan ubi jalar segar.
hlm: 100–109. Dalam A. Winarto, Y. Widodo, S. S. Antarlina, H.
Pudjosantoso dan Sumarno (ed). Risalah Seminar Penerapan Teknologi
Produksi dan Pasca Panen Ubi jalar Mendukung Agroindustri. Balittan.
Malang. hlm 100– 109.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Yenrina R, Hamzah N, Zilvia R. 2009. Mutu selai lembaran campuran nenas (ABuah
nanas comusus) dengan jonjot labu kuning (Cucurbita moschata). J.
Pendidikan dan Keluarga. 1(2):33-42.
Yulianti R. 2008. Pembuatan Minuman Jeli Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk)
Sebagai Sumber Vitamin C dan ß-karoten.[Skripsi]. Bogor:IPB.
Zega Y. 2010. Pengembangan produk jelly drink berbasis teh (Camelia sinensis) dan
secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai pangan fungsional [skripsi].
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai