PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak dan minyak adalah campuran alami dari triasilgliserol yang juga
dikenal sebagai trigliserida. Perbedaan keduanya ialah pada wujudnya pada suhu
kamar dimana lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair. Biasanya
perbedaan ini diabaikan dan dan mengarahkan keduanya dalam kelompok lemak
(Carey, 2000).
Lemak dan minyak merupakan senyawa bahan alam yang tidak kalah
berfungsi sebagai sumber energi cadangan bagi tubuh, lemak juga berfungsi
kandungan lemaknya. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mengkaji
tentang aspek kerusakan pada bahan makanan (lemak dan minyak) serta
penanggulangannya.
B. Metode Pembahasan
1
C. Rumusan Masalah
dan lemak?
D. Tujuan Penulisan
dan lemak.
E. Manfaat Penulisan
hal yang behubungan dengan kimia bahan alam, terutama tentang aspek
2. Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah atau karya
2
BAB II
PEMBAHASAN
Lemak dan minyak adalah campuran alami dari triasilgliserol yang juga
dikenal sebagai trigliserida. Perbedaan keduanya ialah pada wujudnya pada suhu
kamar dimana lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair. Biasanya
perbedaan ini diabaikan dan dan mengarahkan keduanya dalam kelompok lemak
(Carey, 2000).
Pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair. Titik
leleh dari lemak dan miyak tergantung pada strukturnya, umumnya meningkat
Trigliserida yag mengandung banyak asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat
dan linoleat akan berwujud lemak (padat), contohnya lemak sapi. Reaksi
hidrogen dan oksigen. Jumlah oksigen dalam lemak lebih sedikit daripada yang
ada pada karbohidrat. Itula sebabnya pada waktu pembakaran, lemak mengikat
lebih banyak oksigen sehingga panas yang dihasilkan lebih banyak. Lemak yang
disimpan dibawah kulit merupakan persediaan energi jangka panjang. Setiap gram
3
B. Peranan Lemak dalam Tubuh
Menurut Irianto (2004), peranan lemak dalam tubuh adalah sebagai berikut:
Menurt Ketaren (1986), sumber lemak dan minyak yang dapat dimakan
(edible fat), dihasilkan oleh alam, yang dapat bersumber dari bahan nabati atau
hewani. Dalam tanaman atau hewan, minyak tersebut berfungsi sebagai sumber
c. Hasil laut: minyak ikan sarden, menhaden dan sejenisnya, serta minyak
ikan paus.
4
D. Aspek Kerusakan Minyak dan Lemak
terbentuknya asam lemak bebas dan senyawa peroksida sebagai akibat reaksi
oksidasi dan hidrolisis trigliserida (Budiyanto, 1996; Melton dkk., 1994; Perkins,
1992). Pada proses penggorengan (deep frying) minyak lebih cepat mengalami
kerusakan karena kandungan air dan komponen lain pada bahan akan
Tingkat kerusakan minyak goreng selain dilihat dari kadar FFA, juga dapat
diukur dengan melihat nilai peroksida. Nilai peroksida yang semakin meningkat
oksidasi. Pada saat menggoreng dengan suhu tinggi nilai peroksida akan menurun
karena mengalami kerusakan, dan pada saat proses pendinginan peroksida akan
peroksida dalam minyak goreng akan bertambah pada saat minyak yang sudah
1. Oksidasi
5
pokok makanan, menghasilkan produk yang diinginkan dan tidak
oleh oksidasi lipid tidak hanya pada rasa makanannya, tetapi juga terjadi
radikal-radikal bebas dan terdiri dari tiga tahap yang merupakan suatu
rangkaian proses yang berhubungan satu dengan yang lainnya, tahap tahap
a. Tahap inisiasi
disamping ikatan rangkap dari asam lemak tak jenuh (RH). Reaksi ini
dikatalis oleh cahaya Matahari, panas atau ion logam untuk membentuk
radikal bebas.
b. Tahap propagasi
yang telah terbentuk pada tahap inisiasi. Perbanyakan ini terjadi dimana
6
Reaksi ini umumnya terjadi pelepasan atom hydrogen dari molekul
c. Tahan terminasi
Proses inilah yang menyebabkan perubahan aroma dan rasa pada bahan
2. Hidrolisis
lemak bebas yang terdapat pada minyak akibat proses lipolisis. Lipolisis
menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas rantai
7
pendek akan menghasilkan bau khas yang tidak sedap yang dikenal dengan
istilah tengik. Proses lipolisis dapat terjadi akibat pengaruh enzim, atau
(Rahman, 2007).
O O
H2 C O C R1 H 2C OH HO C R1
O O
HC O C R 2 + H 2O HC OH + HO C R2
O O
H2 C O C R3 H 2C OH HO C R3
lemak. Hidrolisis akan dipercepat dengan hadirnya asam, basa dan enzim.
Hidrolisis oleh enzim lipase mengubah lemak menjadi asam lemak bebas.
penyabunan.
3. Pirolisis
racun dan dapat menyebabkan iritasi (Edwar dkk., 2011). Awal dari
8
berulang kali. Akrolein terbentuk dari hidrasi gliserol yang membentuk
H2C OH O
HC OH H2C C C H + 2H2O
H
H2C OH
karena antioksidan lebih reaktif dari oksigen. Molekul aktif dari antioksidan
dari minyak untuk bahan makanan biasanya merupakan bentuk phenolic. Aktifitas
antara quinol dan quinine. Orto dan para hydroxyphenol merupakan antioksidan
merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen.
Antioksidan (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai
antioksidan primer. Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke
radikal lipida (R*, ROO*) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara
turunan radikal antioksidan (A*) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding
9
pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih
lipida dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak.
tersebut relatif stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi
dengan molekul lipida lain membentuk radikal lipida baru (Gordon, 1990).
Propagasi:
Dua senyawa alami yang sering digunakan sebagai antioksidan ialah asam
terdapat secara alamiah dalam minyak adalah tocopherol (vitamin E), polifenol,
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lemak dan minyak adalah campuran alami dari triasilgliserol yang juga
berdasarkan pada titik lelehnhya. Pada suhu kamar lemak berwujud padat,
2. Peranan lemak dalam tubuh adalah sebagai sumber energi cadangan, pelarut
3. Minyak dan lemak dapat bersumber dari tanaman dan juga dari hewan.
B. Saran
Saran penulis kepada seluruh pembaca juga kepada penulis sendiri agar:
khususnya biokimia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M.W. dan Astawan, M., 1989, Teknologi Pengolahan Pangan Hewani
Tepat Guna, Akademi Presindo, Jakarta.
Augustin, M.A. dan Berry, S.K., 1983, Efficacy of the Antioxidants BHA and
BHT in Palm Olein During Heating and Frying, J. Am. Oil Chem. Soc,
60: 1520-1522.
Budiyanto, 1996, Soybean and Palm Olein oils: Frying Performance and
Characteristics of Fried Prawn Crackers, Dissertasi, The University of
Tennesee, Knoxville, USA.
Edward, Z., Suyuthie, H., Yerizel, E. dan Sulastri, D., 2011, Pengaruh Pemanasan
terhadap Kejenuhan Asam Lemak Minyak Goreng Sawit dan Minyak
Goreng Jagung, J Indon Med Assoc, 61(6).
Irianto, K., 2004, Gizi dan Pola Hidup Sehat, Yrama Widya, Bandung.
Ketaren, 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, UI, Jakarta.
Melton, S.L., Jafar, S., Sykes, D. dan Trigiano, M.K., 1994, Review of
Stability Measurements for Frying Oils and Fried Food Flavor, JAOCS,
71: 1301-1308.
Rahman, M.S., 2007, Handbook of Food Preservation, 2nd Ed, CRC Press, Boca
Raton.
Shahidi, F. dan Wanasundara, U.N., 2002, Methods for Measuring Oxidative
Rancidity in Fats and Oils, Marcel Dekker, Inc, New York.
Wasowicz, E, Gramza, A., Hes, M., Jele, H.H., Korczak, J., Malecka, M., Mildner-
Szkudlarz, S., Rudziska, M., Samotyja, U., dan Zawirska-Wojtasiak, R.,
2004, Oxidation of Lipids in Food, Polish Journal of Food and Nutrition
Sciences, 13: 87-100.
Winarno, F.G., 1992, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
12