Disusun Oleh :
HELEN SALUDUNG
H31 114 018
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
Proses Hibridisasi dan Radiografi untuk Analisis Gen yang menurut penulis dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mengetahui aplikasi dari proses
hibridisasi dan radiografi dalam bidang kesehatan.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dulu meminta maaf yang sebesar-
besarnya bila makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan ada kata-kata penulis
yang menyinggung perasaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sekian dan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR .............................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................4
1.3 Tujuan .........................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1 Hibridisasi ....................................................................................................7
2.2 Identifikasi Spesifik Fragmen DNA ............................................................7
2.3 Aplikasi Teknik Hibridisasi .......................................................................12
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Hibridisasi .........................................12
2.5 Autoradiografi ............................................................................................12
2.6 Aplikasi Teknik Autoradiografi .................................................................14
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Autoradiografi ...................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah:
1. Mengetahui teknik analisis gen dengan metode hibridisasi dan radiografi.
2. Mengetahui pengaplikasian hibridisasi dan radiografi untuk analisis gen dalam
dunia kesehatan.
3. Mengetahui. keuntungan dan kerugian dari proses hibridisasi dan radiografi untuk
analisis gen.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hibridisasi
Fenomena hibridisasi adalah salah satu dasar dari biologi molekuler modern.
Hibridisasi merupakan kemampuan suatu asam nukleat untai tunggal untuk
membentuk double helix dengan untai tunggal lain dari urutan (sekuens) basa
komplementer. Dengan hibridisasi, fragmen DNA tertentu dapat diidentifikasi dan
dipisahkan dari fragmen lain.
6
dapat diidentifikasi. Probe oligonukleotida umumnya ditargetkan untuk urutan
tertentu dalam gen. Probe oligonukleotida yang paling umum mengandung 18-30
basa, tetapi penyintesis saat ini memungkinkan sintesis efisien probe yang
mengandung minimal 100 basa. Probe oligonukleotida dapat cocok dengan sempurna
pada urutan targetnya dan cukup panjang untuk memungkinkan penggunaan kondisi
hibridisasi yang akan mencegah hibridisasi untuk urutan lain yang terkait erat,
sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi dan mendeteksi DNA dengan
sedikit perbedaan dalam urutan di dalam gen yang sangat terjaga.
Seleksi urutan probe oligonukleotida dapat dilakukan secara manual dari
urutan gen yang diketahui menggunakan pedoman berikut:
Panjang probe harus antara 18 dan 50 basa. Probe yang lebih panjang akan
menyebabkan waktu hibridisasi lebih lama dengan hasil sintesis rendah, probe
pendek akan kurang spesifik.
Komposisi basa harus 40-60% G-C. Hibridisasi non spesifik dapat meningkatkan
rasio GC di luar kisaran tersebut.
Memastikan bahwa tidak ada daerah yang saling melengkapi dalam probe yang
hadir. Hal tersebut dapat mengakibatkan pembentukan hairpin struktur yang
akan menghambat hibridisasi untuk target.
Hindari urutan yang mengandung beberapa ruas (lebih dari empat) basa tunggal.
Setelah urutan memenuhi kriteria di atas telah diidentifikasi, komputerisasi
analisis urutan sangat dianjurkan. Urutan probe harus dibandingkan dengan
wilayah urutan atau genom tempat asalnya. Jika kesamaan dengan daerah
nontarget lebih besar dari 70% atau delapan atau lebih basa berturut-turut
ditemukan, maka penyelidikan sekuens tidak boleh dilakukan.
Namun, untuk menentukan kondisi hibridisasi optimal, probe disintesis harus
hibridisasi asam nukleat targt khusus dan spesifik pada rentang kondisi hibridisasi.
7
yang paling baik digunakan seperti, EcoRI atau HindIII yang dikenal dengan sisi
pemotongan 6-bp. Enzim tersebut akan memproduksi ribuan fragmen dari genom
DNA dengan ukuran rata-rata sekitar 4000 bp.
8
berlabel akan terdenaturasi dan terhibridisasi ke Southern blot. Dimanapun probe
bertemu suatu sekuens DNA komplementer, itu terhibridisasi membentuk pita
berlabel yang cocok dengan fragmen dari DNA yang berisi gen yang diinginkan.
Sebagai akhir, pita-pita tersebut divisualisasi oleh autoradiografi dengan film sinar x
atau dengan fosfor-imaging.
Gambar 4. Sitoplasmik mRNA yang diisolasi dari jaringan tikus dengan cara
elektroforesis dan Northern Blots
Nothern Blot adalah suatu teknik untuk mendapatkan informasi mengenai
9
identitas, ukuran dan kelimpahan RNA. Prinsip Nothern Blot adalah memisahkan
RNA bedasarkan ukuran dan terdeteksi pada membran menggunakan probe
hibridisasi dengan urutan basa komplementer untuk semua, atau sebagian dari urutan
mRNA target.
10
Protein dapat dideteksi dan diukur dalam campuran kompleks menggunakan
immublot. Protein dielektroforesis, kemudian diblot pada membran dan protein pada
blot tersebut diperiksa dengan antibodi spesifik yang dapat dideteksi dengan antibodi
sekunder berlabel atau protein A.
11
Meskipun demikian beberapa gen telah ditentukan posisinya pada peta sitogenetik
manusia dengan menggunakan prosedur ini.
2.5 Autoradiografi
Autoradiografi adalah teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar
dari distribusi 2D dari zat radioaktif. Dua jenis umum dari metode autoradiografi:
12
In-vivo autoradiografi, reseptor diberi label dalam jaringan hidup yang utuh
denganpemberian sistemik radioligand. Jaringan akan dihapus, diproses dan
divisualisasikan.
In-vito autoradiografi, potongan jaringan diinkubasi dengan radioligand sehingga
reseptor diberi label di bawah kondisi yang sangat terkendali.
Radiografi umumnya digunakan untuk melihat benda tak tembus pandang,
misalnya bagian dalam tubuh manusia. Gambaran benda yang diambil dengan
radiografi disebut radiograf. Radiografi lazim digunakan pada berbagai bidang,
terutama kedokteran, pengobatan dan idustri.
Radiografi berkaitan dengan suatu perangkat kendali digital tambahan untuk
panel pembangkit sinar-x dan panel akusisi citra radiografi digital. Secara khusus,
suatu perangkat kendali yang berbasis komputer atau mikrokontroller, yang terdiri
dari unit komponen yang dapat digunakan untuk menghidupkan atau mematikan
generator pembagkit sinar-x , unit komponen yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi waktu yang tepat untuk proses proses akusisi citra radiograf oleh
perangkat akusisi citra, unit komponen yang dapat digunakan untuk mengendalikan
motor penggerak penunjang inspeksi, dan unit komponen yang dapat digunakan
untuk memilih antara kamera untuk proses radiografi dengan kamera untuk
pemantauan lingkungan pasien. Pada waktu pemakaiannya, unit-unit komponen ini
dihubungkan dengan komponen-komponen peralatan radiografi fluorokopi yang
telah ada, serta unit-unit pendukung sistem operasional yang sesuai, yang juga telah
ada.
13
menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan
sebagai bagian rekam medis pasien, begitu juga pada analisis gen.
Teknik dasar metode autoradiografi adalah sebagai berikut:
Memetakan anatomi lokasi ligan yang diberi label radioaktif untuk
memvisualisasikan dan mengukur reseptor dalam jaringan.
Melacak neutron dengan transportasi aksonal asam amino berlabel radioaktif,
beberapa gula, atau zat transmitter.
Mengukur produksi DNA.
14
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Autoradiografi
a. Kelebihan:
Tidak beracun karena jumlah radioaktif dijaga agar tetap rendah.
Senyawa biasanya terdapat dalam sel yang digunakan.
Penyusunan tetap, tidak memudar
Jika senyawa yang dipilih sesuai maka tidak ada kerusakan.
Sangat baik untuk sel-sel jaringan yang dibiakkan, karena tidak dibutuhkan
sectioning.
b. Kekurangan:
Label hanya tahan fiksasi jika senyawa terikat pada isi sel.
Jika molekul alami digunakan, mungkin akan dipcah oleh metabolisme sel.
Hanya dapat digunakan pada bagian jaringan.
Potensi keterlambatan dalam memperoleh hasil yang dihasilkan oleh
autoradiografi.
15
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Teknik analisis gen dengan metode hibridisasi meliputi dua proses yaitu
denaturasi dan renaturasi. Sementara, teknik analisis untuk autoradiografi yaitu
memetakan anatomi lokasi ligan yang diberi label radioaktif untuk
memvisualisasikan dan mengukur reseptor dalam jaringan.
2. Aplikasi teknik hibridisasi dalam dunia kesehatan adalah untuk mengenali
kelainan kromosom dan diagnosis penyakit genetic. Sementara, aplikasi
autoradiografi dalam dunia kesehatan adalah menentukan letak tumor ganas
pada otak.
3. Teknik hibridisasi dan autoradiografi memiliki kekurangan tetapi kelibihannya
lebih banyak.
16
DAFTAR PUSTAKA
Brown, T.A, 1993, Recombinant In Genetic molecular Opproach, Chapman & Hall,
London.
17
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Pada teknik hibridisasi, bagaimana cara menghilangkan dilusi pada pembelahan
sel?
Jawab:
Pada teknik hibridisasi labelnya otonom dan diperkuat pada setiap pembelahan sel
sehingga menghilangkan masalah dilusi pada setiap pembelahan sel.
2. Panjang probe harus antara 18 dan 50 basa, bagaimana jika probe yang
digunakan kurang panjang atau lebih panjang?
Jawab:
Probe yang lebih panjang akan menyebabkan waktu hibridisasi lebih lama dengan
hasil sintesis rendah, probe pendek akan kurang spesifik.
3. Apa yang dimaksud dengan probe dan kapan dilakukan probing?
Jawab:
Probe adalah agen yang dimasukkan ke dalam suatu medium untuk mendapatkan
informasi tentang strutur maupun substansi tertentu yang biasanya ditempeli zat
radioaktif. Probing dilakukan pada saat DNA (asam nukleat) mengalami denaturasi,
dimana suatu asam nukleat untai tunggal akan membentuk double helix dengan untai
tunggal lain dari urutan (sekuens) basa komplementer yang telah diberi label.
4. Mengapa komposisi basa harus 40-60% G-C?
Jawab:
Karena pada komposisi basa yang demikian dihasilkan panjang probe antara 18 dan
50 basa.
18