Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI ANION

Disusun oleh :
A’am Sahal Mushoffi : 40040121650085
Zubdatun Nisa Danisti : 40040121650093
Yunita Dwi Asari : 400401216500100
Wildan Kurnia Ramadhan : 400401216500101

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih. Puji syukur kami haturkan
kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya karena telah melimpahkan karunia, rahmat, dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan praktikum identifikasi anion ini tersusun hingga
selesai tepat pada waktunya.
Laporan praktikum ini insyaAllah telah tersusun dengan maksimal sesuai kemampuan
penulis dan medapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang bersedia membantu. Untuk
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta membantu dan
penulis juga mengucapkan rasa syukur karena telah diberi bantuan dalam pembuatan laporan
praktikum ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, laporan ini masih
terdapat banyak kesalahan dan banyak kekurangan dalam laporan praktikum ini. Oleh sebab itu,
penulis akan menerima dengan sepenuh hati kritik dan saran dengan memberi masukan demi
kesempurnaan dalam menghasilkan laporan dalam pembuatan laporan berikutnya. Penulis
mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri ataupun bagi
pembaca pada umumnya.

Tangerang Selatan, September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................5
1.2 Tujuan..............................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................7
2.1 Kimia Analisa..................................................................................................................7
2.2 Pengertian Ion..................................................................................................................7
2.3 Pengertian Anion.............................................................................................................7
2.4 Analisa Anion..................................................................................................................7
2.5 Klasifikasi Anion.............................................................................................................8
2.6 Reaksi Penentuan Anion..................................................................................................9
2.7 Identifikasi Analisis Anion............................................................................................10
2.8 Aplikasi Anion...............................................................................................................12
2.9 Sifat Fisika dan Kimia...................................................................................................13
2.10 Molaritas........................................................................................................................15
2.11 Larutan...........................................................................................................................15
2.12 Reaksi Pengendapan......................................................................................................16
BAB III METODOLOGI...........................................................................................................18
3.1 Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water samples
collected from various provinces of Saudi Arabia....................................................................18
3.2 Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium
Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion..........................................................................20
3.3 Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor Anion.........22
3.4 Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam Pemisahan Uranium
dari Larutan PEB.......................................................................................................................24
3.5 Praktikum Identifikasi Anion........................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................32
4.1 Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water samples
collected from various provinces of Saudi Arabia....................................................................32
4.2 Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium
Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion..........................................................................32
4.3 Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor Anion.........33
4.4 Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam Pemisahan Uranium
dari Larutan PEB.......................................................................................................................33
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................34
3
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................34
5.2 Saran..............................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................35

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan ilmiah atau suatu
kesatuan materi bahan menjadi komponen penyusunnya sehingga dapat dikaji secara
langsung. Zat yang ditentukan tersebut biasanya disebut sebagai unsur yang menyusun
sebagian besar atau sebagian kecil sampel yang akan dianalisis. Dalam menganalisis
sebuah sampel banyak kesalahan atau hasil yang berbeda beda setiap percobaaannya.
Sebuah kesalahan kecil bisa menjadi fatal karena berhubungan dengan bahan kimia.
Faktor yang dapat mempengaruhi nilai hasil analisis, tetapi secara umum analisis
yang benar akan dipeluk diperoleh apabila metode yang digunakan telah tervalidasi.
Validasi dilakukan jika metode atau instrument yang baru dikembangkan akan digunakan
untuk kegiatan yang bersifat rutin terjadi perubahan antara kondisi analisis kondisi saat
metode berlangsung.
Kimia analisa termasuk ke dalam cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang
pemecahan dan perhitungan tentang suatu unsur atau senyawa kimia. Kimia analisa
berkaitan dengan teori dan praktik untuk menentukan komposisi bahan dalam suatu
senyawa kimia. Beberapa metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang
konvensional maupun yang menggunakan instrumen yaitu; (1) gravimetri (2) titrasi
(volumetri) yang meliputi titrasi asam basa, pengendapan, pembentukan komplek,
oksidasi reduksi (3) ekstraksi (4) kromatografi (5) elektro analisis kimia yang meliputi,
polarografi, potensiometri, konduktometri (6) spektrofotometri yang meliputi
spektrofotometri sinar tampak ( visibel ), sinar UV, sinar infra merah (IR), serapan atom.
Ada banyak sekali teknik baru untuk menyelesaikan masalah-maslah analitik, dan
hal ini mensyaratkan para kimiawan analitik untuk memiliki pengetahuan mengenai
sejumlah disiplin ilmu. Pesatnya kemajuan teknologi akhir-akhir ini menimbulkan
masalah kimia analitik yang membutuhkan pengetahuan dan instrumentasi yang semakin
canggih untuk menyelesaikannya, salah satunya dengan jurnal penelitian.
Pada kesempatan kali ini kami akan me-review beberapa jurnal yang berkaitan
dengan anion atau identifikasi anion. Jurnal-jurnal itu membahas tentang anion yang
berkaitan dengan lingkungan, bahan kimia, dan senyawa-senyawa kimia.

5
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


1.2.1.1 Untuk mengidentifikasi anion pada suatu percobaan

1.2.2 Tujuan Khusus


1.2.2.1 Untuk mengetahui pengertian kimia analisa
1.2.2.2 Untuk mengetahui pengertian ion
1.2.2.3 Untuk mengetahui pengertian anion
1.2.2.4 Untuk mengetahui analisa anion
1.2.2.5 Untuk mengetahui klasifikasi dari suatu anion
1.2.2.6 Unruk mengetahui penggolongan pada anion
1.2.2.7 Untuk mengetahui reaksi penentuan anion
1.2.2.8 Untuk mengetahui identifikasi analisis anion
1.2.2.9 Untuk mengetahui pengujian anion dalam larutan
1.2.2.10 Untuk mengetahui proses-proses identifikasi anion
1.2.2.11 Untuk mengetahui aplikasi anion dalam kehidupan sehari-hari
1.2.2.12 Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari praktikum
1.2.2.13 Untuk mengetahui pengertian molaritas dan rumusnya
1.2.2.14 Untuk mengetahui pengertian larutan
1.2.2.15 Untuk mengetahui jenis-jenis larutan
1.2.2.16 Untuk mengetahui pengertian pengendapan
1.2.2.17 Untuk mengetahui reaksi pengendapan

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kimia Analisa

Kimia analisa adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang teori dan
proses untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan memisahkan suatu bahan atau
zat kimia. Kimia analisia dapat berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia yang ada dalam
suatu sampel. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu
zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel (Underwood, 1998).

2.2 Pengertian Ion

Ion merupakan beberapa atom atau molekul yang mempunyai muatan


listrik yang sempurna yaitu tidak nol. Ion adalah atom atau gugus (kumpulan)
atom yang bermuatan listrik. Ion yang memiliki muatan positif pada atomnya
disebut kation, sedangkan yang memiliki muatan negatif pada atomnya disebut
anion. Ion terbentuk melalui reaksi kimia saar elektron berubah menjadi ion
positif ataupun atom yang menerima elektron berubah menjadi ion negative
(Syariffudin,1997).

2.3 Pengertian Anion

Anion merupakan atom yang bermuatan negatif jika memiliki elektron


yang berlebih. Anion atau ion negatif biasanya terdapat pada golongan utama
dalam tabel periodic yang berada dalam gol akhir atau tergantung pada kelarutan
garam-garamnya, misalnya garam perak, garam kalsium, garam barium, ataupun
garam zink (Justini Hutabarat, 2014).

2.4 Analisa Anion

Analisa anion merupakan pengujiaan terhadap suatu anion yang


berdasarkan pada sifat-sifat seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan
kelarutannya. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang
meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan
organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa

7
dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan
kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian
endapan (Underwood, 1986)
2.5 Klasifikasi Anion

Penggolongan anion dilakukan dengan cara memisahkan anion-anion


berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsiun, barium dan
seng. Selain itu, ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan
Vogel. Setiap penggolongan memiliki pandangan yang berbeda setiap ahlinya.
Pertama, Bunsen menggolongkan anion dengan cara melihat dari sifat kelarutan
garam perak dan garam lainnya, melalui warna, kelarutan garam alkali dan
kemudahan menguapnya. Sedangkan, Gilreath menggolongkan anion menurut
kelarutan garam-garam dari atom Ca, Ba, Cd, dan garam-garam peraknya.
Namun, Vogel menggolongkan anion menurut proses yang digunakan dalam
identifikasi anion yang menguap jika direaksikan dengan asam dan identifikasi
anion berdasarkan reaksi dalam larutan. Identifikasi anion yang mengalami
penguapan jika direaksikan dengan asam. Lalu dibagi menjadi 2, yaitu anion
membentuk gas jika direaksikan dengan HCl encer atau H2SO4 encer, sedangkan
anion akan membentuk gas atau uap bila direaksikan dengan H2SO4 pekat.
(Sahirman, 2013)
Penggolongan anion secara umum dibagi menjadi 4 kelompok
berdasarkan reaksinya dengan asam klorida encer dan perbedaan kelarutan barium
dan garam perak. Kelompok anion dan karakteristik dari kelompok anion dibagi
menjadi 4 adalah sebagai berikut:
1. Golongan I : Anion dari golongan terlihat perubahan yang seperti
perubahan gas dan pembentukan endapan, dengan asam hidroklorik encer.
Ion dari kelompok ini adalah karbonat, silikat, sulfida, sulfit, dan tiosulfat.
2. Golongan II : Anion dari golongan ini membentuk endapan dengan ion
barium dalam medium netral dan tidak bereaksi dengan asam klorida. Ion
dari kelompok ini adalah sulfat, fosfat, fluorida, dan borat.
3. Golongan III : Anion dari golongan ini tidak bereaksi dengan asam
klorida encer ataupun dengan ion barium dalam medium netral. Namun,
anion tersebut membentuk endapan dengan ion perak dalam media asam

8
nitrat encer. Anion dari kelompok ini adalah klorida, bromida, iodida, dan
tiosianat
4. Golongan IV : Anion lainnya, yaitu tidak bereaksi dengan reaktan yang
ada pada golongan I-III, membentuk kelompok anion terakhir, meliputi
ion nitrit, nitrat, dan klorat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:
a. Golongan Sulfat, yaitu SO4 2- , SO3 2- , PO43- , CrO4 2- , SO4 2-
, BO2 - ,
CO3 2- , C2O4 2- , AsO4 3-
b. Golongan Halida, yaitu Cl- , Br- , I- , S2-
c. Golongan Nitrat, yaitu NO3 - , NO2 - , C2H3O2-

2.6 Reaksi Penentuan Anion

Penentuan anion termasuk ke dalam analisis pendahuluan, yaitu analisis


anion yang memakai zat mula-mula dan analisis anion dengan menggunakan
larutan ekstrak soda (E.S) untuk percobaannya. Berdasarkan analisis pendahuluan
dan pengetahuan tentang anion dapat membuktikan bahwa petunjuk tentang anion
yang kemungkinan terdapat dalam larutan cuplikan (Justini Hutabarat, 2014).
Ekstrak soda (E.S) dari zat asal sebagai berikut: sedikit gas asal dimasak
dengan larutan natrium karbonat jenuh selama 10 menit sehingga didapat garam-
garam Na sebagai larutan dan garam-garam karbonat sebagai endapan.
Selanjutnya ekstrak tersebut disaring agar mendapatkan hasil larutan yang
mengandung garam Na dari anion-anion dan larutan ini yang disebut Ekstrak
Soda (E.S) (Nursih Dasli,1992).
Pada aturannya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam dua kelas antara
lain:
1. Kelas A meliputi proses yang menyertakan identifikasi dari suatu produk yang
mudah menguap yang dihasilkan pada pengolahan dengan sifat asam.
Kelas A dibagi menjadi sub kelas:
a. Gas yang dipisahkan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer,
yaitu karbonat, hidrogen karbonat, sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit,
hipoklorit, sianida dan sianat.
b. Gas atau uap dipisahkan dengan asam sulfat pekat. Zat tersebut termasuk
zat-zat dari yang ada di bagian sebelumnya ditambah zat, yaitu flourida,

9
heksaflourosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, peklorat,
permanganat, bromat, borat, heksasianoferat (II), heksosianoferat(III),
tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
2. Kelas B memiliki proses yang ketergantungan pada suatu reaksi dalam
larutan.
Kelas B dibagi menjadi sub kelas:
a. Reaksi pengendapan dalam larutan pada sulfat, peroksodisulfat, fosfat,
fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat,
heksaflourosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat, kromat, dan
dikromat (Vogel, 1985)

2.7 Identifikasi Analisis Anion

Proses yang dilakukan dapat dibagi menjadi proses yang menyertakan identifikasi
produk yang mudah menguap, dan proses yang memiliki ketergantungan pada
reaksi dalam larutan. Secara kasar, reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai
adalah :
a) Zat kimia kualitas teknis.
b) Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P.
c) Reagensia U.S.P juga memenuhi persyaratan kemurnian yang dibuat oleh
United States Pharmacopoeia.
d) Zat kimia memiliki nilai mutu reagen (reagent-grade) dan memenuhi
spesifikasi standar yang ditetapkan oleh Komite Reagensia Analitis dari
Masyarakat Kimia Amerika Serikat.
Pengujian anion dalam larutan harus dilakukan menurut urutan
1. Uji sulfat
Garam Barium dalam keadaan basa tidak bisa larut dalam air, sedangkan
garam barium anion yang lain dapat mudah larut dalam air. Pada sifat-sifat
tersebut terdapat pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat yang
dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Namun, untuk barium
kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih tidak
termasuk (Sahirman, 2013).
2. Uji zat pereduksi

10
Adanya reaksi antara Ekstrak Soda (E.S) yang ditambahkan H2SO4 dan
KMnO4. Jika reaksi itu membuat warna KMnO 4 hilang maka reaksi itu
menunjukan adanya ion pereduksi, sedangkan jika reaksi itu membuat
warna KMnO4 itu tetap berwarna maka reaksi itu menunjukan tidak
adanya ion pereduksi (Sahirman, 2013).
3. Uji zat pengoksidasi
Reaksi antara Ekstrak Soda (E.S) yang ditambahkan H2SO4 yang dicampur
dalam larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat. Jika reaksi itu menjadi
warna biru tua, maka reaksi itu menunjukan adanya ion pengoksidasi,
sedangkan reaksi itu tidak berwarna biru tua maka reaksi itu tidak terdapat
ion pengoksida (Sahirman, 2013).
4. Uji larutan perak nitrat
Larutan sampel direaksikan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak
nitrat sehingga membuat golongan anion halida yang akan mengendap
sebagai garam perak, yaitu: AgCl (endapan putih), AgBr (endapan
kuning), AgI (endapan kuning muda), Ag2S (endapan hitam) (Sahirman,
2013).
5. Uji dengan larutan Kalsium klorida
Dalam uji ini membutuhkan Ekstrak Soda (E.S) yang memiliki sifat netral,
dengan cara, ambil 10ml E.S lalu jadikan sedikit asam dengan asam nitrat
lalu didihkan. Tambah amonia encer sampai basa, tambahkan CaCl 2 dan
diamkan, endapan putih menunjukan fluoride, oksalat, fosfat, arsenat dan
tartrat (Sahirman, 2013)
6. Uji kromat
Pada filtrat pada uji sulfat, jika larutan menjadi warna kuning maka
terdapat anion kromat. Selanjutnya, menambahkan kromat pada filtrat Pb
nitrat, jika terbentuk endapan kuning maka terdapat ion kromat (Sahirman,
2013).
Beberapa reaksi identifikasi anion yang lain sebagai berikut.
a. SO32- : Larutan KMnO4 yang direaksikan dengan asam sulfat encer akan
menghasilkan hilangnya warna ungu pada KMnO4 karena MnO4 tereduksi
menjadi ion Mn2+

11
b. S2O32- : Larutan ion akan membuat kehilangan warna pada ion karena
terbentuk larutan tetrationat yang menghasilkan warna.
c. SO42- : Larutan barium klorida tak larut dalam HCl Encer, asam nitrat ncer
tetapi larut dalam HCl pekat panas sehingga menghasilkan endapan putih
BaSO4.
d. NO2- : Larutan KI yang direaksikan dengan asetat atau sulfat encer akan
menghasilkan iodium yang menyebabkan timbulnya warna biru dalam
pasta kanji.
e. CN- : Larutan AgNO3 dalam larutan sianida berlebih membentuk endapan
putih AgCN yang mudah larut karena terbentuknya ion kompleks
[Ag(CN)2]-.
f. Cl- : Larutan AgNO3 tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi
larut dalam amonia encer sehingga membentuk endapan putih AgCl.
g. Br- : Larutan AgNO3 sukar larut dalam amonia encer, larut dalam Amonia,
KCN dan Na2S2O3, tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer sehingga
dapat membentuk endapan kuning AgBr.
h. I- : Larutan Pb asetat larut dalam air panas lalu membentuk larutan tidak
berwarna keemasan dan membentuk endapan kuning PbI2, sedangkan
ketika didinginkan berbentuk keping-keping kuning.

2.8 Aplikasi Anion

Pada kehidupan sehari-hari banyak aplikasi dari reaksi kation dan anion
dalam bidang pertanian, perindustrian, rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Dalam pengolahan air yang menggunakan prinsip penukar ion, terdapat suatu
proses yang dimana terjadi pertukaran timbal balik antara ion yang terdapat dalam
airdengan ion yang terdapat di resin dengan tujuan untuk mengurangi mineral
pada air agar air menjadi lebih jernih.
Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi pertukaran ion yang ada pada prinsip
anion dan kation
1. Desalinasi adalah proses yang dilakukan untuk menghilangkan kadar
garam yang terlalu banyak dalam air untuk memperoleh air yang dapat
dikonsumsi oleh makhluk hidup. Proses desalinasi ini juga dilakukan
menggunakan penukar-anion. Dalam pengaplikasiannya dari biasanya

12
dilakukan oleh industri yang berada di sekitar laut atau di peisir pantai,
jadi air untuk semua keperluan di industri dapat dipenuhi dengan
melakukan pemurnian air laut secara desalinasi.
2. Demineralisasi adalah suatu sistem pengolahan air dengan pertukaran ion
melalui media pertukaran ion resin. Proses ini dapat menghasilkan air
dengan kemurnian yang tinggi dengan jumlah kandungan zat ionik dan
anionik yang mendekati nol sehingga membuat tidak bisa dideteksi.
Demineralisasi ini hampir serupa dengan desalinasi, namun pada proses
demineralisasi ini ion yang ditukar bukan hanya ion garam saja, tapi juga
berbagai macam ion logam.
3. Dekolorisasi adalah suatu proses yang dilakukan sebagai penghilang
warna pada suatu senyawa. Pengaplikasiannya yaitu pada dekolorisasi
gula cair dengan resin penukar ion basa kuat dan karbon aktif. Untuk
dekolorisasi ini biasanya digunakan karbon aktif, sehingga
produktivitasnya lebih besar karena karbon aktif juga memiliki sifat yang
mampu menghilangkan warna dari suatu senyawa.

2.9 Sifat Fisika dan Kimia


2.9.1 Asam Klorida (HCl)
Sifat Fisika
o Berat Molekul : 36,5
o Titik didih : 50,5°C
o Titik lebur : -25°C
o Spesifik grafity : 1,268
o Densitas : 1,19
Sifat Kimia
o Mudah larut dalam pelarut air (mengeluarkan panas)
o Cairan kimia yang sangat korosif
o Berbau menyengat
o Sangat iritatif dan beracun
o Warnanya bervariasi dari tidak berwarna hingga kuning muda
2.9.2 Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2)
Sifat Fisika
o Berat molekul : 74,093

13
o Densitas : 3,3400 g/cm3
o Spesifik gravity : 2,2
o Titik cair : 580°C
Sifat Kimia
o Berwarna putih dengan bentuk kristal
o Memiliki pH yang tinggi yaitu berkisar 12-13
2.9.3 Natrium Karbonat (Na2(CO)3)
Sifat Fisika
o Berat molekul : 106 gram/mol
o Densitas : 2,533 g/cm3
o Titik lebur : 851°C
o Kapasitas panas : 28,9 kal/mol
o Panas pembentukan : -270.300 kkal/kmol
o Ukuran : 90 – 150 mm
Sifat Kimia
o Larut dalam air dan gliserol
o Berbentuk serbuk-serbuk berwarna putih
o Tidak larut dalam alkohol dan eter
o Tidak mudah terbakar
2.9.4 Barium Klorida (BaCl2)
Sifat Fisika
o Massa molar : 208,23 g/mol
o Titik leleh : 963°C
o Titik didih : 1560°C
o Densitas : 3,856 g/cm3
o Kelarutan dalam air : 43 g/100 ml
Sifat Kimia
o Berbentuk padatan yang berwarna putih
o Tidak memiliki bau
o Mempunyai rasa yang pahit dan asin
o Tidak dapat larut dalam etanol, aseton, etil asetat
2.9.5 Besi (III) Klorida (FeCl3)
Sifat Fisika
o Massa molar : 162,21 g/mol

14
o Titik leleh : 306°C
o Titik didih : 316°C
o Densitas : 5,61 g/cm3
o Kelarutan : 74,4°C
Sifat Kimia
o Dapat larut dalam air
o Bereaksi dengan air yang merupakan reaksi eksoterm
o Jika terkena pantulan berwarna hijau tua, tetapi terkena pancaran
berwarna ungu-merah
2.9.6 Aquadest
Sifat Fisika
o Berat molekul : 18,02 gram/mol
o Titik didih : 100°C
o Densitas : 1 g/mL
o Tekanan uap : 2,3 kPa pada 28°C
o Densitas uap : 0,62
o Spesifik gravity :1
Sifat Kimia
o Tidak dapat terbakar
o Memiliki pH 5-7
o Pelarut yang baik bagi semua senyawa
o Merupakan produk stabil
o Tidak bersifat korosif dan tidak beracun
2.10 Molaritas

15
Molaritas atau kemolaran dapat menyatakan konsentrasi larutan dengan
membandingkan jumlah mol zat terlarut dengan volume 1 liter larutan. Satuan
kemolaran adalah molar dan diberi notasi M.

2.11 Larutan

2.11.1 Pengertian Larutan


Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling
melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan
lagi secara fisik. Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri dari
dua zat atau lebih. Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan
pelarut (solvent). Zat yang jumlahnya banyak biasanya disebut pelarut,
sementara zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut (Khoerunnisa,
2018)
2.12.1 Sifat-Sifat Larutan
1. Sifat koligatif larutan, yaitu sifat larutan yang tidak bergantung
pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarutnya.
2. Sifat aditif larutan, yaitu sifat larutan yang bergantung pada
atom total dalam molekul atau pada jumlah sifat konstituen
larutan. Massa komponen dari suatu larutan termasuk dalam

16
sifat aditif, massa total dari larutan adalah jumlah masing-
masing komponen larutan yaitu zat terlarut dan zat pelarut.
3. Sifat konstitutif larutan, yaitu sifat larutan yang tergantung
pada atom penyusun molekul (pada jenis atom dan jumlah
atom). Sifat konstitutif menunjukkan aturan senyawa tunggal
dan kelompok molekul dalam sistem.

2.12 Reaksi Pengendapan

Pengendapan merupakan proses pemisahan larutan suspensi menjadi


fluida jernih supernatant dan slurry yang mengandung konsentrasi padatan lebih
tinggi. Larutan suspensi terdiri dari campuran fase cair dan fase padat yang
bersifat settleable dapat diendapkan karena perbedaan density antar fasenya.
Proses pengendapan dapat dilakukan neraca batch dan continue (Suryani
&Guskarnali, 2020).
Reaksi pengendapan adalah suatu jenis reaksi yang dapat berlangsung
dalam suatu cairanmisalnya air. Suatu reaksi dapat dikatakan reaksi
pengendapan apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan. Endapan
merupakan zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut. Senyawa senyawa
yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan yaitu senyawa senyawa ionic
(Mahfudhoh, 2019).

17
BAB III
METODOLOGI

3.1 Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water samples
collected from various provinces of Saudi Arabia

3.1.1 Alat

Alat Gambar Fungsi


HPLC (High Untuk menentukan
Performance atau mengukur atau
Liquid menganalisa kadar
Chromatography) bahan aktif pada
suatu sample (obat,
makanan atau herbal).

Filter jarum Perangkat yang


suntik PTFE dipasangkan pada
ujung jarum suntik
untuk menyaring
sampel dalam jarum
suntik.

Spektrometri Suatu alat yang dapat


massa menyeleksi molekul-
molekul gas
bermuatan
berdasarkan massa
atau beratnya.

18
3.1.2 Bahan

Bahan Fungsi
Air kemasan Untuk digunakan sebagai sampel
Air Milli-Q Untuk preparasi sampel (proses
sebelum sampel diinjeksikan ke
sistem kromatografi)
Natrium Sulfat (Kemurnian 99%) Untuk menetapkan linearitas metode
dan prosedur kuantifikasi adisi
standar

3.1.3 Cara Kerja

Sampel air minum dikumpulkan dari berbagai sumber dari toko



Sampel air disaring menggunakan
Filter jarum suntik PTFE sebelum dianalisis dengan metode UPLC (Ultra
Performance Liquid Chromatography)

Sampel air disimpan dalam wadah pada suhu 4oC

Semua sampel dianalisis menetapkan korelasi antara konsentrasi sulfat yang
ditambahkan dan yang ditemukan dengan menggunakan metode ANOVA
(Analysis of Variance)

Pemisahan kromatografi cair ultra-kinerja (UPLC) dari sulfat dalam sampel air
diperoleh melalui fase gerak yang mengandung air (75%) dan metanol (25%)

Pemisahan dengan UPLC dijalankan hanya selama 2 menit pada suhu
lingkungan

Hasilnya diproses menggunakan software MassLynx V4.1

19
3.2 Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium
Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion

3.2.1 Alat

Alat Gambar Fungsi


Spektrometer Alpha Untuk menghasilkan
garis spektrum cahaya
dan mengukur panjang
gelombang serta
intensitasnya.
Pipet Sebagai alat untuk
memindahkan volume
cairan yang terukur.

Planset stainless steel Untuk menaruh,


(SS) memisahkan,
memanaskan larutan
atau bahan

3.2.2 Bahan

Bahan Fungsi
Resin Dowex 1x8-Cl- Untuk menguji pada tahap 1

Larutan uranil nitrat 500 μL Untuk menguji pada tahap 1 dan 2

Larutan HCl variasi konsentrasi 6 N; Untuk menguji pada tahap 1


9 N; 12 N
Larutan Na2SO4 variasi konsentrasi Untuk menguji pada tahap 1
500 ; 1000 ; 1500 ; 2000 ; 2500 dan
3500 ppm
Na2SO4 bubuk Untuk menguji pada tahap 2

20
3.2.3 Cara Kerja
Tahap 1 Optimasi konsentrasi larutan HCl dan Na2SO4

Gunakan pipet untuk mengambil larutan uranil nitrat sebesar 500 μL


dan teteskan pada optimasi HCl sebagai larutan umpan kolom

Lalu panaskan dengan suhu 100°C sampai kisat

Tambahkan larutan HCl sebesar 10 mL dengan variasi konsentrasi 6 N; 9
N; 12 N ke masing-masing larutan kolom yang sudah kisat

Setiap larutan umpan tambahkan Na2SO4 sebanyak 29,2 mg

Masukkan semua larutan umpan ke dalam kolom penukar anion yang
telah berisi resin Dowex 1x8-Cl sebanyak 1 gram

Atur alir kecepatan sebesar 0,5mL per detik

Setelah itu uranium yang terikat dalam resin kemudian dielusi
menggunakan HCl encer 0,15 N sebanyak 15 mL,

Hasil elusi dipanaskan hingga hampir kisat & dibubuhi 1 mL larutan HCl
pekat untuk dilakukan proses elektrodeposisi,

Planset stainless steel yang sudah terdeposisi uranium lalu dicacah
memakai spektrometer alpha pada energi 4,194 MeV(238U);
4,397MeV(235U); 4,494 MeV (236U); 4,777 MeV(234U),

Besarnya rekoveri pemisahan uranium dihitung dari jumlah cacah
sebelum dan sesudah proses pemisahan uranium.

21
Tahap 2 Optimum konsentrasi Na2SO4

Siapkan larutan umpan uranil nitrat (5 buah),


Tambahkan pelarut Hcl dengan optimum yang didapatkan saat tahap 1

Tambahkan serbuk Na2SO4 sebesar 7,4 mg; 14,8 mg; 22,2 mg; 29,6 mg
dan 51,8 mg,

Langkah penentuan optimasi konsentrasi Na2SO4 dilakukan sama
dengan langkah dalam penentuan konsentrasi HCl optimum,

Parameter optimum yang diperoleh menurut tahap pertama & ke dua
kemudian dipakai untuk parameter pemisahan uranium pada supernatan
PEB U3Si2/Al densitas 2,96 gU/cm3 pasca iradiasi dalam potongan
bagian bottom, middle & top.

3.3 Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor Anion
3.3.1 Alat

Alat Gambar Fungsi


Spektrometer
UV-Vis Untuk mengukur
transmitan atau absorban
suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang.

3.3.2 Bahan

Bahan Fungsi
Kalkon Hidroksi (CH) Sampel yang akan diteliti.
CH3OH (Metanol) Untuk menghitung hasil absorpsi UV-Vis.

22
(CH₃)₂SO (dimetil Untuk menghitung hasil absorpsi UV-Vis.
sulfoksida)
(−NO2) (gugus Untuk menghitung pertambahan dan pemanjangan
nitro) anion F-, Cl-, Br-, CN-, CH3COO-, dan NO3-.

3.3.3 Cara Kerja


Mengamati mekanisme interaksi sensor (CH) dan anion menggunakan optimasi
geometri dengan metode density functional theory (DFT)

Terjadi pembentukan deprotonasi atau pembentukan ikatan hidrogen dalam
interaksi sensor(CH) dan anion.

Proses optimasi geometri molekul unsur dan anion membentuk sudut antara
dinding sub unit O-H yang membuat terikatnya transfer proton intermolekular
(IPT) dan H+ pada anion hingga terbentuk kompleks sensor(CH)-anion karena
terjadi pemutusan ikatan antara dinding sub unit sensor.

Terdapat pemanjangan dan penambahan anion F-, Cl-, Br-, CN-, CH3COO-,
dan NO3- di gugus nitro pada sensor(CH)

Pada interaksi sensor(CH) dan anion dapat dibuktikan dengan adanya interaksi
sensor CH dan anion dapat terjadi ikatan hidrogen antara gugus O-H pada
sensor dengan semua anion.

Mengamati interaksi sensor(CH) bila terjadi pemanjangan pada anion Cl- dan
Br-, serta menganalisis proses deprotonasi antara interaksi sensor(CH) dan
anion kuat atau lemah.

Mengamati dan mencatat yang terjadi saat proses prediksi spektra UV-Vis
terjadi.

23
3.4 Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam Pemisahan
Uranium dari Larutan PEB

3.4.1 Alat

Alat Gambar Fungsi


Spectrometer berfungsi untuk
Alpha analisis isotop -
isotop radionuklida
pemancaran alpha

Planset stainless Untuk mengetahui


steel(ss) kandungan isotop
berdiameter 1cm uranium

Satu buah penukar - Untuk penukaran


anion ( berbahan ion
gelas dengan
diameter 0,9 cm,
tinggi 10 cm)

3.4.2 Bahan

Bahan Fungsi
Larutan standar U3O8 yang telah Untuk dilarutkan bersama HNO3 sebanyak 3 ml
dilarutkan menjadi uranil nitrat dan FeSO4 0,1 m agar menjadi larutan standar
dalam HNO3 8M.S
Larutan supernatant PEB U3Si2/AI Untuk diuapkan sebanyak 500 µL sampai sedikit
pasca radiasi kering, kemudian ditambah larutan HNO3 8N
sebanyak 5 mL dan dikeringkan kembali.

Larutan HNO3 Untuk dilarutkan bersama Larutan standar U 3O8


dan FeSO4 0,1 m agar menjadi larutan standar
dalam HNO3 8M.S

24
Larutan FeSO4 Untuk dilarutkan bersama Larutan standar U 3O8
dan HNO3 agar menjadi larutan standar dalam
HNO3 8M.S
Resin Dowex 1x8 NO3 Untuk proses penukar anion dengan resin
Dowex 1x8-Cl menggunakan parameter
optimum
Resin Dowex 1X8 - CL proses penukar anion dengan resin Dowex 1x8-
NO3 menggunakan parameter optimum
Metanol Untuk dicampurkan dengan larutan HNO3
dengan variasi konsentrasi nitrat sesuai
dengan kondisi larutan standar.

HCl Untuk dicampurkan dengan methanol dengan


perbandingan HCl/metanol sebesar 20:80

3.4.3 Cara Kerja

Penggunaan kolom penukar anion dengan resin Dowex 1x8-NO3 dan resin
Dowex 1x8-Cl.

Melakukan poses elektrodeposisi dilakukan untuk preparasi sampel sumber
alpha berupa deposit uranium pada permukaan planset SS. Untuk mengetahui
kandungan isotop uranium, planset SS.

Dianalisa menggunakan spekrtrometer alpha yang telah dikalibrasi
menggunakan standar AMR 43 dari NIST (National Institute of Standars
Technology). Hasil pengecekan digunakan untuk mengetahui dari efisiensi
detektor serta kesesuaian antara nomor kanal dengan energi isotop pemancar
alpha.

Lalu rekoveri pemisahan uranium dilakukan dengan larutan uranil nitrat
sebanyak 500 uL yang dipanaskan sampai kisat. Larutan tersebut terjadi proses
oksidasi dan reduksi menggunakan larutan HNO3 sebanyak 3 mL dan FeSO4
0,1M. Larutan diaduk dan ditambah larutan HNO3 pekat sehingga menjadi

25
larutan standar dalam HNO3 8 M. S

Sementara itu, untuk menghasilkan larutan standar dengan variasi konsentrasi
HNO3 dari 1M; 2M; 3M dan 4M dengan pengenceran menggunakan ABM.

Larutan standar yang terdapat variasi konsentrasi HNO3, kemudian ditambah
metanol dengan perbandingan volume 50 : 50. Lalu, larutan standar yang telah
bercampur dengan metanol digunakan sebagai umpan pada kolom pertama.

Hasil uranium yang diperoleh dari kolom pertama dipanaskan hingga menjadi
kisat, lalu ditambahkan larutan campuran (HCl + metanol) dengan
perbandingan HCl/metanol sebesar 20:80.

Proses pada kolom kedua, uranium akan terikat dengan resin, kemudian
uranium dielusi dengan larutan HNO3 0,35 M sebanyak 15 mL.

Hasil dari elusi uranium (efluen U) kemudian dikisatkan dan dimasukkan pada
proses elektrodeposisi untuk selanjutnya dapat dianalisis dengan cara
kuantitatif menggunakan spektrometer alpha.

Tahap rekoveri pemisahan uranium dihitung dengan membandingkan
kandungan uranium awal dengan kandungan uranium setelah proses kolom
pertukaran anion.

Konsentrasi HNO3 optimum pada kolom pertama, selanjutnya digunakan untuk
pemisahan uranium dengan variasi perbandingan volume HCl dan metanol
pada kolom kedua sebesar 20:80 %; 30:70 % dan 10:90 %.

Supernatan PEB U3Si2/Al diuapkan sebanyak 500 µL sampai sedikit kering,
kemudian ditambah larutan HNO3 8N sebanyak 5 mL dan dikeringkan
kembali.

Larutan yang telah kering itu selanjutnya dilakukan proses penukar anion

26
dengan resin Dowex 1x8-NO3 dan resin Dowex 1x8-Cl menggunakan
parameter optimum yang telah diperoleh sebelumnya

Kandungan uranium dalam supernatan PEB U3Si2/Al selanjutnya dianalisis
dengan Spektrometer Alpha.

3.5 Praktikum Identifikasi Anion

3.5.1 Alat
Alat Gambar Fungsi
Tabung reaksi Untuk tempat
mereaksikan dua
larutan/bahan kimia
atau lebih.

Rak tabung Untuk wadah


reaksi meletakan tabung
reaksi saat praktikum
mereaksikan bahan
kimia.

Pipet tetes Alat ukur untuk


memindahkan cairan
dari wadah aslinya ke
wadah lain dalam
jarak tertentu

Gelas beker Sebagai tempat


mereaksikan bahan,
tempat menampung
bahan kimia berupa
larutan ataupun yang
lain.

27
Gelas Ukur Untuk mengukur
volume larutan atau
zat cair.

Corong kaca Alat bantu untuk


memindah /
memasukkan larutan
ke wadah dengan
dimensi pemasukkan
sampel yang lebih
kecil.
Kaca arloji Sebagai tempat benda
yang sedang proses
pengamatan dan
sebagai tempat untuk
menyimpan bahan
yang akan ditimbang
Labu takar Untuk mengukur
larutan secara spesifik
dengan ketelitian
pengukuran yang
sangat tinggi

Bunsen Untuk pemanasan,


sterilisasi, dan
pembakaran.

Penjepit tabung Untuk menjepit


reaksi tabung reaksi disaat

28
proses pemanasan

Pemantik api Untuk dapat


menghasilkan
percikan dan
menyulut terjadinya
bunga api.

Pengaduk kaca Untuk membantu


dekantasi larutan,
menginduksi
kristalisasi dan
memecahkan emulsi
pada suatu ekstraksi

3.5.2 Bahan
Bahan Fungsi
HCl (100 ml) Sebagai reagen
Na2CO3 (100 ml) Sebagai reagen

Ba(OH)2 Untuk menjadi air barit

3.5.3 Cara Kerja


Analisa Anion HCO3 atau CO3
HCl dalam larutan 1 ml ditambahkan kedalam larutan B.

Larutan B yang telah dicampur dengan HCl dimiringkan ke tabung reaksi yang
berisi air barit agar gas nya dapat masuk ke air barit.

Air barit yang telah ditambahkan akan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan
karena mengandung HCO3 atau CO3

29
Analisa Anion SO42-
Larutan yang telah dibuat dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
Na2CO3 sebanyak 1,5 ml (Larutan X)

Larutan X ditambahkan HCl sebanyak 1 ml dan ditambahkan lagi air barit
sebanyak 5 ml

Hasilnya akan terdapat endapan putih karena mengandung SO 42-

30
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water samples
collected from various provinces of Saudi Arabia

Metode UPLC MS/MS digunakan untuk menilai kandungan sulfat dalam air
minum kemasan dan metropolitan yang dikumpulkan dari berbagai provinsi di Arab
Saudi. Prosedur yang dilakukan menjadi lebih cepat dengan waktu analisis sampel
kurang dari satu menit. Nilai parameter kualitas yang sangat baik dan efek matriks yang
tidak signifikan yang dicapai selama analisis telah menguntungkan untuk menganalisis
sulfat dalam sampel air, dan memiliki kelebihan dibandingkan teknik konvensional atau
Teknik tradisional dan melalui proses sampel yang ketat. Data yang diperoleh dari
penelitian ini dapat diterapkan untuk memperkirakan asupan sulfat oleh individu di Arab
Saudi, dan oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas dan keamanan air.

4.2 Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium


Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion

Penggunaan pelarut pada campuran antara HCl dan Na2SO4 untuk pemisahan
uranium pada metode kolom penukar anion memakai resin Dowex-Cl sangat baik
dilakukan, karena dapat meningatkan rekoveri pemisahan. Parameter optimal untuk
pemisahan uranium baik dilakukan dalam HCl dengan konsentrasi 9 N dan Na2SO4 pada
konsentrasi 1500 ppm. Penambahan ion sulfat membuat rekoveri pemisahan uranium
menjadi naik dari 68,2137 % (hasil penelitian sebelumnya) menjadi 95,7124 %. Hal ini
mengakibatkan pemungutan 235U di dalam PEB U3Si2/Al pasca iradiasi juga
meningkat. Kandungan isotop 235U pada PEB U3Si2/Al pasca iradiasi potongan bagian
top, middle dan bottom masing-masing diperoleh sebesar 13265,7866 μg/gPEB;
6923,9248 μg/gPEB; dan 12332,4175 μg/gPEB. Data isotop 235U dalam PEB U3Si2/Al
pasca iradiasi selanjutnya diapaki untuk perhitungan burn up.

31
4.3 Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor Anion

Pada penelitian studi secara teoritis dapat memberikan hasil yaitu potensi sebagai
sensor kimia terhadap anion F-, Cl-, Br-, CN-, CH3COO-, dan NO3-. Dapat dilihat dari
hasil analisis yang ada pada interaksi sensor CH dengan anion F -, Cl- dan CH3COOH
yang menunjukkan terjadinya deprotonasi sedangkan interaksi dengan anion Cl -, Br-, dan
anion NO3- hanya menunjukkan terjadinya pembentukan ikatan hidrogen.

4.4 Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam Pemisahan
Uranium dari Larutan PEB

Penggunaan media pelarut organik sangat berpengaruh dalam pemisahan


Uranium. Pemisahan Uranium dalam supernatan PEB U3Si2/Al pasca iradiasi
menggunakan Dowex 1x8–NO3 dengan media pelarut HNO3 3 M dan metanol 50 %
volume pada kolom pertama dan penggunaan resin Dowex 1x8-Cl dengan perbandingan
HCl 6 M dan metanol sebesar 10 % : 90 % pada kolom kedua dapat meningkatkan
rekoveri pemisahan uranium. Rekoveri dari pemisahan uranium dengan menggunakan
resin Dowex 1x8 tanpa methanol telah menghasilkan sebesar 68,21 % (penelitian
sebelumnya), sedangkan, penggunaan methanol dapat meningkatkan rekoveri pemisahan
uranium menjadi 90,68%. Pada kondisi parameter optimal diatas menghasilkan
kandungan uranium total dalam PEB U 3Si2/Al TMU 2,96 g/cm3 pasca iradiasi potongan
bagian atas sebesar dengan berat 0,4275 μg.

32
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kimia analisa adalah ilmu kimia yang meliputi metode untuk menganalisa
komposisi atau struktur suatu larutan. Dalam kimia analisa, salah satunya membahas
tentang identifikasi anion atau analisa anion yang bertujuan untuk menganalisa dan
mengidentifikasi anion dalam suatu sampel larutan dan senyawa. Analisa anion
digunakan untuk menguji adanya anion pada golongan tertentu. Demikian pula anion-
anion yang dapat diuji dalam suatu larutan yang menghasilkan endapan ataupun warna
tertentu. Setiap anion memiliki pengujian identifikasinya masing-masing. Aplikasi dari
suatu anion biasanya bersangkutan dengan air, misalnya untuk menghilangkan kesadahan
dalam air.
Anion banyak digunakan untuk melakukan sebuah penelitian yang dapat
membuat inovasi-inovasi baru setiap tahunnya. Penggunaan anion ini biasanya digunakan
pada penelitian-penelitian tertentu, misalnya tentang lingkungan, senyawa kimia yang
reaktif, menciptakan alat-alat baru, dan masih banyak inovasi-inovasi lainnya.

5.2 Saran

Dalam identifikasi anion ini menggunakan senyawa-senyawa yang tidak diketahui


bagi banyak orang yang tidak menguasai dalam bidang ini sehingga mungkin pembaca
dari laporan ini biasanya yang berada dalam bidang ini. Selain itu, banyak kata-kata yang
jarang didengar oleh banyak orang yang membuat beberapa orang sedikit bingung karena
kata-kata yang sulit itu. Dalam metodologi juga terdapat alat dan bahan yang jarang
diketahui oleh banyak orang.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ady. 2015. “Aplikasi Resin Kation Anion”. https://www.adywater.com/2015/03/aplikas-resin-


kation-anion-08180906845.html. Diakses pada 10 September 2021.

Alammari dkk. 2020. “Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water
samples collected from various provinces of Saudi Arabia”. Journal of King Saud
University. Science(32). hlm. 1986-1992.

Anggraini dkk. 2017. “Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium
Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion”. Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar
Nuklir. Vol. 23. No. 3. hlm. 139-204.

Anggraini dkk. 2017. “ Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam
Pemisahan Uranium dari Larutan PEB ”. Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir.
Vol. 23. No. 2. hlm. 69-138.

Armunanto dkk. 2019. “Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor
Anion”. Indonesian Journal of Chemical Science. Vol. 8. No. 1. hlm. 48-52.

Aulia, Zahra. 2020. “Identifikasi Anion”.


https://www.academia.edu/36580318/INDENTIFIKASI_ANION. Diakses pada 9
September 2021.

Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Keenam, Erlangga,
Jakarta.

Duha dkk, 2015. “Analisis Anion Lengkap”.


https://www.academia.edu/20350410/ANALISIS_ANION_LENGKAP. Diakses pada 10
September 2021.

Haning, Prischa. 2013. “Analitik”. https://www.academia.edu/12937953/analitik. Diakses pada


12 September 2021

Yusuf, Yusnidar. 2019. “Kimia Analisis”. Jakarta: Educenter Indonesia.

Zakiya, Rizka. 2020. "Larutan dan Kelarutan: Pengertian, Sifat, Jenis dan Faktornya",
https://saintif.com/larutan-adalah/, diakses pada 13 September 2021.

34

Anda mungkin juga menyukai