Disusun oleh :
A’am Sahal Mushoffi : 40040121650085
Zubdatun Nisa Danisti : 40040121650093
Yunita Dwi Asari : 400401216500100
Wildan Kurnia Ramadhan : 400401216500101
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih. Puji syukur kami haturkan
kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya karena telah melimpahkan karunia, rahmat, dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan praktikum identifikasi anion ini tersusun hingga
selesai tepat pada waktunya.
Laporan praktikum ini insyaAllah telah tersusun dengan maksimal sesuai kemampuan
penulis dan medapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang bersedia membantu. Untuk
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta membantu dan
penulis juga mengucapkan rasa syukur karena telah diberi bantuan dalam pembuatan laporan
praktikum ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, laporan ini masih
terdapat banyak kesalahan dan banyak kekurangan dalam laporan praktikum ini. Oleh sebab itu,
penulis akan menerima dengan sepenuh hati kritik dan saran dengan memberi masukan demi
kesempurnaan dalam menghasilkan laporan dalam pembuatan laporan berikutnya. Penulis
mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri ataupun bagi
pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................5
1.2 Tujuan..............................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................7
2.1 Kimia Analisa..................................................................................................................7
2.2 Pengertian Ion..................................................................................................................7
2.3 Pengertian Anion.............................................................................................................7
2.4 Analisa Anion..................................................................................................................7
2.5 Klasifikasi Anion.............................................................................................................8
2.6 Reaksi Penentuan Anion..................................................................................................9
2.7 Identifikasi Analisis Anion............................................................................................10
2.8 Aplikasi Anion...............................................................................................................12
2.9 Sifat Fisika dan Kimia...................................................................................................13
2.10 Molaritas........................................................................................................................15
2.11 Larutan...........................................................................................................................15
2.12 Reaksi Pengendapan......................................................................................................16
BAB III METODOLOGI...........................................................................................................18
3.1 Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water samples
collected from various provinces of Saudi Arabia....................................................................18
3.2 Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium
Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion..........................................................................20
3.3 Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor Anion.........22
3.4 Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam Pemisahan Uranium
dari Larutan PEB.......................................................................................................................24
3.5 Praktikum Identifikasi Anion........................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................32
4.1 Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water samples
collected from various provinces of Saudi Arabia....................................................................32
4.2 Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium
Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion..........................................................................32
4.3 Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor Anion.........33
4.4 Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam Pemisahan Uranium
dari Larutan PEB.......................................................................................................................33
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................34
3
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................34
5.2 Saran..............................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................35
4
BAB I
PENDAHULUAN
Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan ilmiah atau suatu
kesatuan materi bahan menjadi komponen penyusunnya sehingga dapat dikaji secara
langsung. Zat yang ditentukan tersebut biasanya disebut sebagai unsur yang menyusun
sebagian besar atau sebagian kecil sampel yang akan dianalisis. Dalam menganalisis
sebuah sampel banyak kesalahan atau hasil yang berbeda beda setiap percobaaannya.
Sebuah kesalahan kecil bisa menjadi fatal karena berhubungan dengan bahan kimia.
Faktor yang dapat mempengaruhi nilai hasil analisis, tetapi secara umum analisis
yang benar akan dipeluk diperoleh apabila metode yang digunakan telah tervalidasi.
Validasi dilakukan jika metode atau instrument yang baru dikembangkan akan digunakan
untuk kegiatan yang bersifat rutin terjadi perubahan antara kondisi analisis kondisi saat
metode berlangsung.
Kimia analisa termasuk ke dalam cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang
pemecahan dan perhitungan tentang suatu unsur atau senyawa kimia. Kimia analisa
berkaitan dengan teori dan praktik untuk menentukan komposisi bahan dalam suatu
senyawa kimia. Beberapa metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang
konvensional maupun yang menggunakan instrumen yaitu; (1) gravimetri (2) titrasi
(volumetri) yang meliputi titrasi asam basa, pengendapan, pembentukan komplek,
oksidasi reduksi (3) ekstraksi (4) kromatografi (5) elektro analisis kimia yang meliputi,
polarografi, potensiometri, konduktometri (6) spektrofotometri yang meliputi
spektrofotometri sinar tampak ( visibel ), sinar UV, sinar infra merah (IR), serapan atom.
Ada banyak sekali teknik baru untuk menyelesaikan masalah-maslah analitik, dan
hal ini mensyaratkan para kimiawan analitik untuk memiliki pengetahuan mengenai
sejumlah disiplin ilmu. Pesatnya kemajuan teknologi akhir-akhir ini menimbulkan
masalah kimia analitik yang membutuhkan pengetahuan dan instrumentasi yang semakin
canggih untuk menyelesaikannya, salah satunya dengan jurnal penelitian.
Pada kesempatan kali ini kami akan me-review beberapa jurnal yang berkaitan
dengan anion atau identifikasi anion. Jurnal-jurnal itu membahas tentang anion yang
berkaitan dengan lingkungan, bahan kimia, dan senyawa-senyawa kimia.
5
1.2 Tujuan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analisa adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang teori dan
proses untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan memisahkan suatu bahan atau
zat kimia. Kimia analisia dapat berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia yang ada dalam
suatu sampel. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan banyaknya suatu
zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel (Underwood, 1998).
7
dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan
kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian
endapan (Underwood, 1986)
2.5 Klasifikasi Anion
8
nitrat encer. Anion dari kelompok ini adalah klorida, bromida, iodida, dan
tiosianat
4. Golongan IV : Anion lainnya, yaitu tidak bereaksi dengan reaktan yang
ada pada golongan I-III, membentuk kelompok anion terakhir, meliputi
ion nitrit, nitrat, dan klorat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:
a. Golongan Sulfat, yaitu SO4 2- , SO3 2- , PO43- , CrO4 2- , SO4 2-
, BO2 - ,
CO3 2- , C2O4 2- , AsO4 3-
b. Golongan Halida, yaitu Cl- , Br- , I- , S2-
c. Golongan Nitrat, yaitu NO3 - , NO2 - , C2H3O2-
9
heksaflourosilikat, klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, peklorat,
permanganat, bromat, borat, heksasianoferat (II), heksosianoferat(III),
tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.
2. Kelas B memiliki proses yang ketergantungan pada suatu reaksi dalam
larutan.
Kelas B dibagi menjadi sub kelas:
a. Reaksi pengendapan dalam larutan pada sulfat, peroksodisulfat, fosfat,
fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat,
heksaflourosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat, kromat, dan
dikromat (Vogel, 1985)
Proses yang dilakukan dapat dibagi menjadi proses yang menyertakan identifikasi
produk yang mudah menguap, dan proses yang memiliki ketergantungan pada
reaksi dalam larutan. Secara kasar, reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai
adalah :
a) Zat kimia kualitas teknis.
b) Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P.
c) Reagensia U.S.P juga memenuhi persyaratan kemurnian yang dibuat oleh
United States Pharmacopoeia.
d) Zat kimia memiliki nilai mutu reagen (reagent-grade) dan memenuhi
spesifikasi standar yang ditetapkan oleh Komite Reagensia Analitis dari
Masyarakat Kimia Amerika Serikat.
Pengujian anion dalam larutan harus dilakukan menurut urutan
1. Uji sulfat
Garam Barium dalam keadaan basa tidak bisa larut dalam air, sedangkan
garam barium anion yang lain dapat mudah larut dalam air. Pada sifat-sifat
tersebut terdapat pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat yang
dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Namun, untuk barium
kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih tidak
termasuk (Sahirman, 2013).
2. Uji zat pereduksi
10
Adanya reaksi antara Ekstrak Soda (E.S) yang ditambahkan H2SO4 dan
KMnO4. Jika reaksi itu membuat warna KMnO 4 hilang maka reaksi itu
menunjukan adanya ion pereduksi, sedangkan jika reaksi itu membuat
warna KMnO4 itu tetap berwarna maka reaksi itu menunjukan tidak
adanya ion pereduksi (Sahirman, 2013).
3. Uji zat pengoksidasi
Reaksi antara Ekstrak Soda (E.S) yang ditambahkan H2SO4 yang dicampur
dalam larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat. Jika reaksi itu menjadi
warna biru tua, maka reaksi itu menunjukan adanya ion pengoksidasi,
sedangkan reaksi itu tidak berwarna biru tua maka reaksi itu tidak terdapat
ion pengoksida (Sahirman, 2013).
4. Uji larutan perak nitrat
Larutan sampel direaksikan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak
nitrat sehingga membuat golongan anion halida yang akan mengendap
sebagai garam perak, yaitu: AgCl (endapan putih), AgBr (endapan
kuning), AgI (endapan kuning muda), Ag2S (endapan hitam) (Sahirman,
2013).
5. Uji dengan larutan Kalsium klorida
Dalam uji ini membutuhkan Ekstrak Soda (E.S) yang memiliki sifat netral,
dengan cara, ambil 10ml E.S lalu jadikan sedikit asam dengan asam nitrat
lalu didihkan. Tambah amonia encer sampai basa, tambahkan CaCl 2 dan
diamkan, endapan putih menunjukan fluoride, oksalat, fosfat, arsenat dan
tartrat (Sahirman, 2013)
6. Uji kromat
Pada filtrat pada uji sulfat, jika larutan menjadi warna kuning maka
terdapat anion kromat. Selanjutnya, menambahkan kromat pada filtrat Pb
nitrat, jika terbentuk endapan kuning maka terdapat ion kromat (Sahirman,
2013).
Beberapa reaksi identifikasi anion yang lain sebagai berikut.
a. SO32- : Larutan KMnO4 yang direaksikan dengan asam sulfat encer akan
menghasilkan hilangnya warna ungu pada KMnO4 karena MnO4 tereduksi
menjadi ion Mn2+
11
b. S2O32- : Larutan ion akan membuat kehilangan warna pada ion karena
terbentuk larutan tetrationat yang menghasilkan warna.
c. SO42- : Larutan barium klorida tak larut dalam HCl Encer, asam nitrat ncer
tetapi larut dalam HCl pekat panas sehingga menghasilkan endapan putih
BaSO4.
d. NO2- : Larutan KI yang direaksikan dengan asetat atau sulfat encer akan
menghasilkan iodium yang menyebabkan timbulnya warna biru dalam
pasta kanji.
e. CN- : Larutan AgNO3 dalam larutan sianida berlebih membentuk endapan
putih AgCN yang mudah larut karena terbentuknya ion kompleks
[Ag(CN)2]-.
f. Cl- : Larutan AgNO3 tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi
larut dalam amonia encer sehingga membentuk endapan putih AgCl.
g. Br- : Larutan AgNO3 sukar larut dalam amonia encer, larut dalam Amonia,
KCN dan Na2S2O3, tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer sehingga
dapat membentuk endapan kuning AgBr.
h. I- : Larutan Pb asetat larut dalam air panas lalu membentuk larutan tidak
berwarna keemasan dan membentuk endapan kuning PbI2, sedangkan
ketika didinginkan berbentuk keping-keping kuning.
Pada kehidupan sehari-hari banyak aplikasi dari reaksi kation dan anion
dalam bidang pertanian, perindustrian, rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Dalam pengolahan air yang menggunakan prinsip penukar ion, terdapat suatu
proses yang dimana terjadi pertukaran timbal balik antara ion yang terdapat dalam
airdengan ion yang terdapat di resin dengan tujuan untuk mengurangi mineral
pada air agar air menjadi lebih jernih.
Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi pertukaran ion yang ada pada prinsip
anion dan kation
1. Desalinasi adalah proses yang dilakukan untuk menghilangkan kadar
garam yang terlalu banyak dalam air untuk memperoleh air yang dapat
dikonsumsi oleh makhluk hidup. Proses desalinasi ini juga dilakukan
menggunakan penukar-anion. Dalam pengaplikasiannya dari biasanya
12
dilakukan oleh industri yang berada di sekitar laut atau di peisir pantai,
jadi air untuk semua keperluan di industri dapat dipenuhi dengan
melakukan pemurnian air laut secara desalinasi.
2. Demineralisasi adalah suatu sistem pengolahan air dengan pertukaran ion
melalui media pertukaran ion resin. Proses ini dapat menghasilkan air
dengan kemurnian yang tinggi dengan jumlah kandungan zat ionik dan
anionik yang mendekati nol sehingga membuat tidak bisa dideteksi.
Demineralisasi ini hampir serupa dengan desalinasi, namun pada proses
demineralisasi ini ion yang ditukar bukan hanya ion garam saja, tapi juga
berbagai macam ion logam.
3. Dekolorisasi adalah suatu proses yang dilakukan sebagai penghilang
warna pada suatu senyawa. Pengaplikasiannya yaitu pada dekolorisasi
gula cair dengan resin penukar ion basa kuat dan karbon aktif. Untuk
dekolorisasi ini biasanya digunakan karbon aktif, sehingga
produktivitasnya lebih besar karena karbon aktif juga memiliki sifat yang
mampu menghilangkan warna dari suatu senyawa.
13
o Densitas : 3,3400 g/cm3
o Spesifik gravity : 2,2
o Titik cair : 580°C
Sifat Kimia
o Berwarna putih dengan bentuk kristal
o Memiliki pH yang tinggi yaitu berkisar 12-13
2.9.3 Natrium Karbonat (Na2(CO)3)
Sifat Fisika
o Berat molekul : 106 gram/mol
o Densitas : 2,533 g/cm3
o Titik lebur : 851°C
o Kapasitas panas : 28,9 kal/mol
o Panas pembentukan : -270.300 kkal/kmol
o Ukuran : 90 – 150 mm
Sifat Kimia
o Larut dalam air dan gliserol
o Berbentuk serbuk-serbuk berwarna putih
o Tidak larut dalam alkohol dan eter
o Tidak mudah terbakar
2.9.4 Barium Klorida (BaCl2)
Sifat Fisika
o Massa molar : 208,23 g/mol
o Titik leleh : 963°C
o Titik didih : 1560°C
o Densitas : 3,856 g/cm3
o Kelarutan dalam air : 43 g/100 ml
Sifat Kimia
o Berbentuk padatan yang berwarna putih
o Tidak memiliki bau
o Mempunyai rasa yang pahit dan asin
o Tidak dapat larut dalam etanol, aseton, etil asetat
2.9.5 Besi (III) Klorida (FeCl3)
Sifat Fisika
o Massa molar : 162,21 g/mol
14
o Titik leleh : 306°C
o Titik didih : 316°C
o Densitas : 5,61 g/cm3
o Kelarutan : 74,4°C
Sifat Kimia
o Dapat larut dalam air
o Bereaksi dengan air yang merupakan reaksi eksoterm
o Jika terkena pantulan berwarna hijau tua, tetapi terkena pancaran
berwarna ungu-merah
2.9.6 Aquadest
Sifat Fisika
o Berat molekul : 18,02 gram/mol
o Titik didih : 100°C
o Densitas : 1 g/mL
o Tekanan uap : 2,3 kPa pada 28°C
o Densitas uap : 0,62
o Spesifik gravity :1
Sifat Kimia
o Tidak dapat terbakar
o Memiliki pH 5-7
o Pelarut yang baik bagi semua senyawa
o Merupakan produk stabil
o Tidak bersifat korosif dan tidak beracun
2.10 Molaritas
15
Molaritas atau kemolaran dapat menyatakan konsentrasi larutan dengan
membandingkan jumlah mol zat terlarut dengan volume 1 liter larutan. Satuan
kemolaran adalah molar dan diberi notasi M.
2.11 Larutan
16
sifat aditif, massa total dari larutan adalah jumlah masing-
masing komponen larutan yaitu zat terlarut dan zat pelarut.
3. Sifat konstitutif larutan, yaitu sifat larutan yang tergantung
pada atom penyusun molekul (pada jenis atom dan jumlah
atom). Sifat konstitutif menunjukkan aturan senyawa tunggal
dan kelompok molekul dalam sistem.
17
BAB III
METODOLOGI
3.1 Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water samples
collected from various provinces of Saudi Arabia
3.1.1 Alat
18
3.1.2 Bahan
Bahan Fungsi
Air kemasan Untuk digunakan sebagai sampel
Air Milli-Q Untuk preparasi sampel (proses
sebelum sampel diinjeksikan ke
sistem kromatografi)
Natrium Sulfat (Kemurnian 99%) Untuk menetapkan linearitas metode
dan prosedur kuantifikasi adisi
standar
19
3.2 Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium
Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
Bahan Fungsi
Resin Dowex 1x8-Cl- Untuk menguji pada tahap 1
20
3.2.3 Cara Kerja
Tahap 1 Optimasi konsentrasi larutan HCl dan Na2SO4
21
Tahap 2 Optimum konsentrasi Na2SO4
↓
Tambahkan pelarut Hcl dengan optimum yang didapatkan saat tahap 1
↓
Tambahkan serbuk Na2SO4 sebesar 7,4 mg; 14,8 mg; 22,2 mg; 29,6 mg
dan 51,8 mg,
↓
Langkah penentuan optimasi konsentrasi Na2SO4 dilakukan sama
dengan langkah dalam penentuan konsentrasi HCl optimum,
↓
Parameter optimum yang diperoleh menurut tahap pertama & ke dua
kemudian dipakai untuk parameter pemisahan uranium pada supernatan
PEB U3Si2/Al densitas 2,96 gU/cm3 pasca iradiasi dalam potongan
bagian bottom, middle & top.
3.3 Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor Anion
3.3.1 Alat
3.3.2 Bahan
Bahan Fungsi
Kalkon Hidroksi (CH) Sampel yang akan diteliti.
CH3OH (Metanol) Untuk menghitung hasil absorpsi UV-Vis.
22
(CH₃)₂SO (dimetil Untuk menghitung hasil absorpsi UV-Vis.
sulfoksida)
(−NO2) (gugus Untuk menghitung pertambahan dan pemanjangan
nitro) anion F-, Cl-, Br-, CN-, CH3COO-, dan NO3-.
23
3.4 Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam Pemisahan
Uranium dari Larutan PEB
3.4.1 Alat
3.4.2 Bahan
Bahan Fungsi
Larutan standar U3O8 yang telah Untuk dilarutkan bersama HNO3 sebanyak 3 ml
dilarutkan menjadi uranil nitrat dan FeSO4 0,1 m agar menjadi larutan standar
dalam HNO3 8M.S
Larutan supernatant PEB U3Si2/AI Untuk diuapkan sebanyak 500 µL sampai sedikit
pasca radiasi kering, kemudian ditambah larutan HNO3 8N
sebanyak 5 mL dan dikeringkan kembali.
24
Larutan FeSO4 Untuk dilarutkan bersama Larutan standar U 3O8
dan HNO3 agar menjadi larutan standar dalam
HNO3 8M.S
Resin Dowex 1x8 NO3 Untuk proses penukar anion dengan resin
Dowex 1x8-Cl menggunakan parameter
optimum
Resin Dowex 1X8 - CL proses penukar anion dengan resin Dowex 1x8-
NO3 menggunakan parameter optimum
Metanol Untuk dicampurkan dengan larutan HNO3
dengan variasi konsentrasi nitrat sesuai
dengan kondisi larutan standar.
Penggunaan kolom penukar anion dengan resin Dowex 1x8-NO3 dan resin
Dowex 1x8-Cl.
↓
Melakukan poses elektrodeposisi dilakukan untuk preparasi sampel sumber
alpha berupa deposit uranium pada permukaan planset SS. Untuk mengetahui
kandungan isotop uranium, planset SS.
↓
Dianalisa menggunakan spekrtrometer alpha yang telah dikalibrasi
menggunakan standar AMR 43 dari NIST (National Institute of Standars
Technology). Hasil pengecekan digunakan untuk mengetahui dari efisiensi
detektor serta kesesuaian antara nomor kanal dengan energi isotop pemancar
alpha.
↓
Lalu rekoveri pemisahan uranium dilakukan dengan larutan uranil nitrat
sebanyak 500 uL yang dipanaskan sampai kisat. Larutan tersebut terjadi proses
oksidasi dan reduksi menggunakan larutan HNO3 sebanyak 3 mL dan FeSO4
0,1M. Larutan diaduk dan ditambah larutan HNO3 pekat sehingga menjadi
25
larutan standar dalam HNO3 8 M. S
↓
Sementara itu, untuk menghasilkan larutan standar dengan variasi konsentrasi
HNO3 dari 1M; 2M; 3M dan 4M dengan pengenceran menggunakan ABM.
↓
Larutan standar yang terdapat variasi konsentrasi HNO3, kemudian ditambah
metanol dengan perbandingan volume 50 : 50. Lalu, larutan standar yang telah
bercampur dengan metanol digunakan sebagai umpan pada kolom pertama.
↓
Hasil uranium yang diperoleh dari kolom pertama dipanaskan hingga menjadi
kisat, lalu ditambahkan larutan campuran (HCl + metanol) dengan
perbandingan HCl/metanol sebesar 20:80.
↓
Proses pada kolom kedua, uranium akan terikat dengan resin, kemudian
uranium dielusi dengan larutan HNO3 0,35 M sebanyak 15 mL.
↓
Hasil dari elusi uranium (efluen U) kemudian dikisatkan dan dimasukkan pada
proses elektrodeposisi untuk selanjutnya dapat dianalisis dengan cara
kuantitatif menggunakan spektrometer alpha.
↓
Tahap rekoveri pemisahan uranium dihitung dengan membandingkan
kandungan uranium awal dengan kandungan uranium setelah proses kolom
pertukaran anion.
↓
Konsentrasi HNO3 optimum pada kolom pertama, selanjutnya digunakan untuk
pemisahan uranium dengan variasi perbandingan volume HCl dan metanol
pada kolom kedua sebesar 20:80 %; 30:70 % dan 10:90 %.
↓
Supernatan PEB U3Si2/Al diuapkan sebanyak 500 µL sampai sedikit kering,
kemudian ditambah larutan HNO3 8N sebanyak 5 mL dan dikeringkan
kembali.
↓
Larutan yang telah kering itu selanjutnya dilakukan proses penukar anion
26
dengan resin Dowex 1x8-NO3 dan resin Dowex 1x8-Cl menggunakan
parameter optimum yang telah diperoleh sebelumnya
↓
Kandungan uranium dalam supernatan PEB U3Si2/Al selanjutnya dianalisis
dengan Spektrometer Alpha.
3.5.1 Alat
Alat Gambar Fungsi
Tabung reaksi Untuk tempat
mereaksikan dua
larutan/bahan kimia
atau lebih.
27
Gelas Ukur Untuk mengukur
volume larutan atau
zat cair.
28
proses pemanasan
3.5.2 Bahan
Bahan Fungsi
HCl (100 ml) Sebagai reagen
Na2CO3 (100 ml) Sebagai reagen
29
Analisa Anion SO42-
Larutan yang telah dibuat dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
Na2CO3 sebanyak 1,5 ml (Larutan X)
↓
Larutan X ditambahkan HCl sebanyak 1 ml dan ditambahkan lagi air barit
sebanyak 5 ml
↓
Hasilnya akan terdapat endapan putih karena mengandung SO 42-
30
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water samples
collected from various provinces of Saudi Arabia
Metode UPLC MS/MS digunakan untuk menilai kandungan sulfat dalam air
minum kemasan dan metropolitan yang dikumpulkan dari berbagai provinsi di Arab
Saudi. Prosedur yang dilakukan menjadi lebih cepat dengan waktu analisis sampel
kurang dari satu menit. Nilai parameter kualitas yang sangat baik dan efek matriks yang
tidak signifikan yang dicapai selama analisis telah menguntungkan untuk menganalisis
sulfat dalam sampel air, dan memiliki kelebihan dibandingkan teknik konvensional atau
Teknik tradisional dan melalui proses sampel yang ketat. Data yang diperoleh dari
penelitian ini dapat diterapkan untuk memperkirakan asupan sulfat oleh individu di Arab
Saudi, dan oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas dan keamanan air.
Penggunaan pelarut pada campuran antara HCl dan Na2SO4 untuk pemisahan
uranium pada metode kolom penukar anion memakai resin Dowex-Cl sangat baik
dilakukan, karena dapat meningatkan rekoveri pemisahan. Parameter optimal untuk
pemisahan uranium baik dilakukan dalam HCl dengan konsentrasi 9 N dan Na2SO4 pada
konsentrasi 1500 ppm. Penambahan ion sulfat membuat rekoveri pemisahan uranium
menjadi naik dari 68,2137 % (hasil penelitian sebelumnya) menjadi 95,7124 %. Hal ini
mengakibatkan pemungutan 235U di dalam PEB U3Si2/Al pasca iradiasi juga
meningkat. Kandungan isotop 235U pada PEB U3Si2/Al pasca iradiasi potongan bagian
top, middle dan bottom masing-masing diperoleh sebesar 13265,7866 μg/gPEB;
6923,9248 μg/gPEB; dan 12332,4175 μg/gPEB. Data isotop 235U dalam PEB U3Si2/Al
pasca iradiasi selanjutnya diapaki untuk perhitungan burn up.
31
4.3 Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor Anion
Pada penelitian studi secara teoritis dapat memberikan hasil yaitu potensi sebagai
sensor kimia terhadap anion F-, Cl-, Br-, CN-, CH3COO-, dan NO3-. Dapat dilihat dari
hasil analisis yang ada pada interaksi sensor CH dengan anion F -, Cl- dan CH3COOH
yang menunjukkan terjadinya deprotonasi sedangkan interaksi dengan anion Cl -, Br-, dan
anion NO3- hanya menunjukkan terjadinya pembentukan ikatan hidrogen.
4.4 Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam Pemisahan
Uranium dari Larutan PEB
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kimia analisa adalah ilmu kimia yang meliputi metode untuk menganalisa
komposisi atau struktur suatu larutan. Dalam kimia analisa, salah satunya membahas
tentang identifikasi anion atau analisa anion yang bertujuan untuk menganalisa dan
mengidentifikasi anion dalam suatu sampel larutan dan senyawa. Analisa anion
digunakan untuk menguji adanya anion pada golongan tertentu. Demikian pula anion-
anion yang dapat diuji dalam suatu larutan yang menghasilkan endapan ataupun warna
tertentu. Setiap anion memiliki pengujian identifikasinya masing-masing. Aplikasi dari
suatu anion biasanya bersangkutan dengan air, misalnya untuk menghilangkan kesadahan
dalam air.
Anion banyak digunakan untuk melakukan sebuah penelitian yang dapat
membuat inovasi-inovasi baru setiap tahunnya. Penggunaan anion ini biasanya digunakan
pada penelitian-penelitian tertentu, misalnya tentang lingkungan, senyawa kimia yang
reaktif, menciptakan alat-alat baru, dan masih banyak inovasi-inovasi lainnya.
5.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
Alammari dkk. 2020. “Trace identification of sulfate anion in bottled and metropolitan water
samples collected from various provinces of Saudi Arabia”. Journal of King Saud
University. Science(32). hlm. 1986-1992.
Anggraini dkk. 2017. “Pengaruh Penambahan Ion Sulfat terhadap Rekorveri Pemisahan Uranium
Menggunakan Metode Kolom Penukar Anion”. Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar
Nuklir. Vol. 23. No. 3. hlm. 139-204.
Anggraini dkk. 2017. “ Pengaruh Pelarut Organik pada Proses Pertukaran Anion dalam
Pemisahan Uranium dari Larutan PEB ”. Jurnal Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir.
Vol. 23. No. 2. hlm. 69-138.
Armunanto dkk. 2019. “Studi Teoritis Senyawa Turunan Kalkon Hidroksi sebagai Chemosensor
Anion”. Indonesian Journal of Chemical Science. Vol. 8. No. 1. hlm. 48-52.
Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Keenam, Erlangga,
Jakarta.
Zakiya, Rizka. 2020. "Larutan dan Kelarutan: Pengertian, Sifat, Jenis dan Faktornya",
https://saintif.com/larutan-adalah/, diakses pada 13 September 2021.
34