Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KERJA PRAKTEK

FRAKSINASI ANTOSIANIN BUAH RUKEM DENGAN METODE


KROMATOGRAFI KOLOM

Disusun oleh :
Melanie
652015012

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2019

1
LAPORAN KERJA PRAKTEK

FRAKSINASI ANTOSIANIN BUAH RUKEM DENGAN METODE


KROMATOGRAFI KOLOM

Laporan Kerja Praktek (KP) disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Sains di bidang Kimia

Disusun Oleh:
Melanie
652015012

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2018

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan dapat menyusun laporan
ini dengan baik. Laporan ini disusun berdasarkan data hasil penelitian selama penulis
melakukan kerja praktek di Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam pelaksanaan dan
penyelesaian laporan kerja praktek penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan,
bimbingan serta semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Ibu Dr. Lydia Ninan Lestario, MS selaku pembimbing kerja praktek yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama kerja praktek berlangsung serta dalam
proses penyusunan laporan kerja praktek.
2. Seluruh staff Laboratorium antara lain : Bu Yanti, Pak Agung dan Pak Luty yang telah
membimbing dan memberi arahan selama kerja praktek.
3. Bapak dan Ibu selaku orang tua terkasih yang selalu memberi semangat, dukungan serta
motivasi penulis selama pelaksanaan dan penulisan laporan kerja praktek.
4. Ester Kresna, Eghydius Virgo, Wasty Mentari, Marcelano Imanuel, selaku sahabat yang
selalu memberi semangat dan membantu proses pengambilan sampel.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan kerja praktek dan
penyusunan laporan kerja praktek yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan kerja praktek ini masih
jauh dari sempurna, maka segala kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini sangat
penulis harapkan. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa kimia khususnya dan para pengembang ilmu pengetahuan serta seluruh pembaca
pada umumnya.

Salatiga, 15 Agustus 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ 1


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. 2
KATA PENGANTAR .......................................................................................... 3
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 6
DAFTAR TABEL ................................................................................................ 5
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ 7
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latas Belakang Kerja Praktek (KP) .............................................. 8
1.2. Tujuan Kerja Praktek (KP) ........................................................... 9
1.3. Manfaat Kerja Praktek (KP) ......................................................... 9
1.4. Tempat dan Waktu Kerja Praktek (KP) ........................................ 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Rukem ........................................................................... 10
2.2. Antosianin ..................................................................................... 11
2.3. Metode Ekstraksi .......................................................................... 11
2.4. Fraksinasi ...................................................................................... 12
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................... 13
3.2. Bahan dan Alat ............................................................................. 13
3.3. Metode ......................................................................................... 13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Fraksinasi Ekstrak Buah Rukem ................................................... 15
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 17
5.2. Saran ............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
DAFTAR TABEL
4.1 Hasil Fraksinasi Ekstrak Buah Rukem dengan Kromatografi Kolom ................ 16
4.2 Aktivitas Antioksidan dari BHT 200 ppm dan Hasil Fraksinasi ........................ 16

5
DAFTAR GAMBAR
2.1. Buah Rukem ....................................................................................................... 10
2.2 Proses Pemisahan Dua Campuran Komponen ................................................... 12
4.1 Absorbansi hasil fraksinasi pada panjang gelombang (ƛ) 666 nm dan 510 nm..15

6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Fraksi EtOAc – EtOAc : Metanol (4:1) ..................................................... 20
Lampiran 2. Fraksi EtOAc : Metanol (3:2) – EtOAc : Metanol (2:3) ............................ 20
Lampiran 3. Fraksi EtOAc : Metanol (1:4) – Metanol ................................................... 21
Lampiran 4. Panjang Gelombang Maksimum 666 nm ................................................... 21
Lampiran 5. Aktivitas Antioksidan Fraksi EtOAc dan EtOAc : Metanol (3:2) ............. 22
Lampiran 6. Perhitungan Konsentrasi BHT ................................................................... 22
Lampiran 7. Aktivitas Antioksidan (%) BHT 10, 50, 100 dan 200 ppm........................ 22
Lampiran 8. Aktivitas Antioksidan (%) Perbandingan BHT 200 ppm, Antiosianin dan
Bukan Antiosianin .......................................................................................................... 23

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek (KP)


Tanaman rukem merupakan salah satu tanaman langka yang memiliki buah yang
sangat bermanfaat. Salah satu manfaatnya adalah kandungan antosianin dalam buah
rukem dapat digunakan pada produk pangan dan kesehatan. Antosianin adalah senyawa
yang larut air dalam pigmen vakuola yang memiliki banyak peran biologis seperti
perlindungan terhadap radiasi UV dan eksposur sinar matahari (Bornsek et al., 2012).
Antosianin dapat menyebabkan sel deformasi, kerusakan pada dinding sel, dan
kondensasi dari bahan membran sel dengan kehadiran sitoplasma dan membran
membran di luar sel pada mikroba sehingga dapat digunakan sebagai antimikroba
(Lacombe et al., 2010). Selain antosianin, buah rukem juga mengandung antioksidan
yang memiliki khasiat sebagai penangkal radikal bebas penyebab kanker (Bornsek et
al., 2012).
Antosianin adalah senyawa yang sulit untuk dicampurkan ke dalam bahan pangan
yang tidak larut air sehingga harus dipisahkan agar dapat bercampur dengan makanan.
Pemisahan antosianin dapat dilakukan metode fraksinasi dengan kromatografi kolom
(Lestario., 2018). Teknik yang digunakan adalah pemurnian antosianin. Pada kolom
(fase stasioner) pertama sampel harus dipisahkan, kemudian dicuci dengan buffer (fase
gerak). Aliran pelarut kemudian akan melalui kolom dimana bahan ditempatkan pada
dukungan fiberglass. Sampel yang dikumpulkan di bagian bawah dari perangkat tme-,
serta bergantung pada volume (Coskun, 2016).
Fraksinasi dengan kromatografi kolom memiliki keuntungan dalam hal murahnya
bahan-bahan penyusun kromatografi kolom (Coskun, 2016). Hasil dari pemisahan
fraksinasi antosianin dapat digunakan untuk dimurnikan dan diaplikasikan selanjutnya
pada produk pangan. Hal ini dikarenakan komersialiasi antosianin buah rukem belum
meluas. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan penggunaan rukem yang
sudah mulai punah konsumsi nya serta membudidayakan buah asli indonesia yang dapat
meningkatkan nilai gizi kesehatan.

8
1.2 Tujuan Kerja Praktek
1. Memisahkan antosianin dari ekstrak buah rukem dengan metode kromatografi
kolom
2. Menentukan perbandingan eluen yang tepat untuk memisahkan antosianin dari
ekstrak buah rukem.

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Manfaat kerja praktek bagi mahasiswa adalah sarana untuk menambah
pengetahuan serta meningkatkan pengalaman dalam menghadapi dunia kerja. Bagi
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga adalah sebagai sarana untuk meningkatkan pengalaman dan bertukar
pendapat antara dosen dengan mahasiswa maupun para staff laboran sehingga dapat
bermanfaat bagi beberapa pihak.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu : 11 Juni 2019 – 5 Agustus 2019
Tempat : Laboratorium Skripsi – Program Studi Kimia
(Universitas Kristen Satya Wacana)
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Jawa Tengah

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Rukem (Flacourtia rukem Zoll. & Moritzi)


Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman rukem dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Ordo : Malpighiales
Famili : Salicaceae
Genus : Flacourtia
Spesies : Flacourtia rukem Zoll. & Moritzi
(PROSEA, 1992)
Dalam 100 gram rukem (Flacourtia rukem Zoll. & Moritzi) mengandung flavonoid
sebesar 9.22 – 11.19 mg (buah), Polifenolik sebesar 73.31 – 78.74 mg (buah), Kaemferol
sebesar 3895.43±810.88 mg (daun), Monogalaktosil diasilgliserol 3 (buah), Βsitosteril-3β-
glukopiranosida-6'̾-o-asam lemak ester (buah), Β-sitosterol 5 (buah), Triasilgliserols 5
(buah), Steroid (buah), Saponin (buah), Tanin (buah), Klorofil a (buah) dan aktivitas
antioksidan sebesar 83.30 – 84.00 % (Awang dkk., 2012 ; Barcelo, 2015 ; Ragasa dkk.,
2016). Sebagian besar kandungan kimia pada buah rukem dapat digunakan sebagai anti
tumor, anti inflamasi, anti viral dan anti kanker (Ragasa dkk., 2016) seperti pada gambar 1
dibawah ini

Gambar 2.1 Buah Rukem


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

10
2.2 Antosianin
Antosianin merupakan salah satu pewarna alami yang larut dalam air dan turunan
flavonoid karena merupakan zat berwarna merah, biru ataupun ungu dan banyak terdapat
pada bunga buah-buahan dan umbi-umbian (Ernawati, 2010).
Distribusi antosianin terbanyak ada pada bagian buah dan bunga. Kandungan
antosianin pada buah bervariasi dari 0.25 mg/100 g buah atau terbanyak >200 mg/100 gram
buah (Turturică dkk, 2015). Barcelo, (2015) menyatakan kandungan antosianin pada rukem
sebesar 73.31 – 78.74 mg / 100 gram. Rana, (2018) melaporkan hasil antosianin pada rukem
sebesar 88,2295 ± 0,5128 mg/100 gram berat kering atau 23,2676 ± 0,1354 mg/100 gram
berat basah. Priyanti, (2018) melaporkan hasil antosianin buah rukem sebesar 88,89 ± 1,37
mg/100 gram berat kering atau 23,18 ± 0,20 mg/100 gram berat basah.
Priyanti, (2018) mengidentifikasi tipe antosianin buah rukem dengan KLT
menggunakan 2 fasa gerak (BAA (n-butanol : asam asetat : aquades = 4 : 1 : 5, v/v/v) dan
Butanol-HCl (n-Butanol : HCl 2 M = 1 : 1, v/v) menghasilkan Sianidin 3-glukosida dan
Delfinidin 3-glukosida. Hal ini diperkuat dengan identifikasi tipe antosianin dengan
spektrofotometer pada λmaks 530 nm yaitu Sianidin 3-glukosida. Banyak sekali keuntungan
dari antosianin Khoo dkk., (2017) menjelaskan bahwa beberapa manfaat kesehatan pada
antosianin seperti efek antioksidan, antiangiogenesis, mencegah CVD, antikanker,
antidiabetes, antidiabetes, antimikroba, dan neuroprotection.

2.3 Metode Ekstraksi


Proses ekstraksi kandungan antosianin pada sampel diperlukan suatu proses seperti
maserasi. Maserasi adalah teknik yang digunakan untuk menarik atau mengambil senyawa
yang diinginkan dari suatu larutan atau padatan dengan teknik perendaman terhadap bahan
yang akan diekstraksi. Sampel yang direndam dalam suatu pelarut organik selama beberapa
waktu seperti dalam sehari, jam ataupun berhari-hari (Ibrahim., dkk, 2013). Menurut
Lestario (2004), metanol-HCl 1% digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar,
universal, dan mudah didapat. Senyawa polar merupakan senyawa yang larut didalam air.
Pada penelitian ini digunakan pelarut etanol 96%. Hal ini disebabkan antosianin merupakan
senyawa polar. Metode dilanjutkan dengan pemekatan menggunakan rotary evaporator.
Prinsip dari penggunaan rotary evaporator yaitu penguapan pelarut dengan suhu
yang rendah dan penurunan tekanan sehingga pelarut dapat lebih cepat menguap
dibandingkan dengan titik didih normalnya. Proses evaporasi ini mencegah rusaknya

11
sampel bila proses penguapan pelarutnya dalam suhu yang tinggi, serta memiliki kelebihan
yaitu pelarut yang tertampung di dalam wadah dapat digunakan kembali (Yen dan Tang,
2016).

2.4 Fraksinasi Antosianin


Fraksinasi yang digunakan dengan kromatografi kolom. Sistem yang digunakan
berdasarkan perbedaan migration. Pada kromatografi ada fase gerak dan fase diam. Fase
gerak bergerak melalui tahap diam dan mengambil senyawa yang akan diuji. Saat fase
gerak terus melewati fase diam maka senyawa akan larut. Pada titik berbeda dalam fase
diam berbagai komponen kompleks akan diserap dan akan berhenti bergerak pada fase
gerak. Ini adalah hasil kromatografi, dari titik di mana berbagai komponen kompleks
berhenti bergerak dan terpisah dari komponen lain (Kondeti, Mulpuri and Meruga, 2014).
Antosianin merupakan salah satu komponen kompleks yang dapat dipisahkan
dengan kromatografi kolom. Grafik pemisahan kromatografi kolom seperti pada gambar

Gambar 2.2 Proses Pemisahan Dua Campuran Komponen. (a) sampel masih melapisi
bagian atas fasa diam. Ketika sampel melewati fase gerak melalui kolom dan terpisah
menjadi dua lapisan (b-d). Hasil dikumpulkan pada dua wadah yang berbeda (e dan f)
(https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Book%3A_Analytical_C
hemistry_2.0_(Harvey)/12_Chromatographic_and_Electrophoretic_Methods/12.2%3A_G
eneral_Theory_of_Column_Chromatography)
Metode pemisahan antosianin sudah dilakukan oleh Endo., (1957) dengan
menggunakan kromatografi kolom pada bunga violet (Viola tricolor maxima) dengan
perbandingan pelarut butanol : 36% HCl : air (5:1:4) (v/v).
Lestario dkk., (2004) menggunakan kromatografi kolom pada buah duwet
(Syzygium cumini) dengan perbandingan Etil Asetat, Etil Asetat : Metanol : Air (1:1) (v/v)
(75 : 25 %), Etil Asetat : Metanol : Air (1:1) (v/v) (50 : 50 %), Etil Asetat : Metanol : Air
(1:1) (v/v) (25 : 75 %), dan Metanol : Air (1:1). Hasil menunjukkan bahwa perbandingan
pelarut yang terbaik dengan perbandingan Etil Asetat : Metanol : Air (1:1) (v/v) 50 : 50 %
dan 75 : 25 %.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Skripsi Program Studi Kimia Fakultas
Sains dan Matematika Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga - Jawa Tengah pada 11 Juni
2019 sampai dengan 5 Agustus 2019.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu buah rukem, 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH)
(Sigma, USA), HCl (p.a), etil asetat (p.a), silica gel G-60 (Merck, Jerman), BHT
(Merck, Jerman), metanol (p.a) dan aquades. Peralatan yang digunakan adalah satu
set alat gelas, satu set alat kromatografi kolom, neraca analitik ketelitian 0,0001 mg
(Ohaus pionneer, PA 2214), rotary evaporator (BUCHI R-114), mortar,
spektrofotometer UV-VIS (UV Mini 1240).
3.3 Metode
3.3.1 Preparasi Sampel dan Maserasi (Lestario dkk., 2004 yang dimodifikasi)
Buah rukem dicuci bersih dan ditiriskan. Kemudian dihaluskan dengan grinder.
Sebanyak 5,0000 gram sampel ditimbang dan dimaserasi dengan metanol-HCl 1 %
50 mL (b/v) pada suhu dingin (± 5 oC) selama semalam. Filtrat disaring dan larutan
yang berwarna merah ditampung dalam labu 100 mL. Residu dimaserasi sampai
berwarna putih dengan variasi 2 x 20 mL metanol-HCl 1 % selama 2 x 1 jam. Seluruh
larutan yang berwarna merah ditampung dalam labu 100 mL dan digenapkan dengan
metanol-HCl 1 %.
3.3.2 Fraksinasi (Lestario dkk., 2004 yang dimodifikasi)
Ekstrak buah rukem (100 mL) dipekatkan dengan rotary evaporator menjadi 5 mL.
Sebanyak 2 mL ekstrak sampel digunakan untuk fraksinasi. Fraksinasi dilakukan
dengan kromatografi kolom (1,5 x 30 cm) yang diisi dengan silica gel 60.
Kromatografi kolom dialiri dengan pelarut A = etil asetat dan pelarut B = metanol :
air (1:1) dengan variasi A = 100% ; A : B = 80 : 20%; A : B = 60 : 40%; A : B = 40
: 60%; A : B = 20 : 80%; B = 100%. Pelarut akan ditampung dalam botol vials,
masing-masing 10 mL dengan total 30 botol vials.

13
3.3.3 Evaluasi Fraksi (Lestario dkk., 2004 yang dimodifikasi)
Hasil fraksinasi di ukur panjang gelombang maksimum dengan spektrofotometer
UV-VIS. Hasil kemudian diukur aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.
Kemudian digunakan pembanding yaitu BHT. Perbandingan BHT yang digunakan
adalah 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm dan 200 ppm. Hasil tertinggi yaitu 200 ppm
dibandingkan hasil fraksinasi dengan diukur aktivitas antioksidan.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Fraksinasi Ekstrak Buah Rukem


Hasil pemisahan ekstrak buah rukem sesuai pada Gambar 4.1 dengan hasil dapat
terlihat bahwa terdapat 2 golongan yang terpisah dengan panjang gelombang (ƛ) maksimum
666 nm dan 510 nm.

0.6
0.5
0.4
Absorbansi

0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-0.1
-0.2
No Tabung
(ã 10 mL)

510 666

Gambar 4.1 Absorbansi dari hasil fraksinasi pada panjang gelombang (ƛ) 666 nm dan
510 nm.

Menurut Harborne (1987), antosianin dapat dideteksi pada panjang gelombang 475
– 550 nm (tampak). Pada penelitian ini digunakan panjang gelombang (ƛ) 510 nm. Hasil
menunjukkan bahwa hanya pada vials a sampai e yang menghasilkan antosianin. Antosianin
merupakan pigmen bewarna kuat dan larut dalam air yang menyebabkan warna merah
jambu, merah marak, merah, merah seruduk, ungu dan biru dalam buah (Harborne, 1987).
Pada penelitian dapat ditunjukkan terdapat kandungan antosianin dengan warna fraksi merah
muda – merah tua dari hasil pemisahan seperti pada Lampiran 2
Fraksi golongan 2 bukanlah antosianin ditunjukkan dengan nilai negatif dari
absorbansi pada panjang gelombang 510 nm. Menurut Harborne (1987), klorofil dapat
dideteksi pada kisaran panjang gelombang 640 – 660 nm dan 430 – 470 nm (tampak). Pada
fraksi ini diprediksi merupakan klorofil ditunjukkan dengan puncak tertinggi pada panjang
gelombang (ƛ) 666 nm. Hasil analisa fraksi golongan 1 sesuai dengan Lampiran 1.

15
Tabel 4.1 Hasil Fraksinasi Ekstrak Buah Rukem dengan Kromatografi Kolom –
Silica Gel 60

Aktivitas
Golongan Fraksi Tabung Volume Warna Antioksidan (%) Prediksi
( X ± SE)
1 EtOAc b sampai c 10 mL Kuning - Hijau 19.51 ± 2.34 Klorofil
2 EtOAc - Metanol a sampai e 10 mL Merah Muda 5.59 ± 1.3 Antosianin
(3:2)

Hasil aktivitas antioksidan (%) menggunakan DPPH menunjukkan bahwa pada


golongan 2 menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan dengan golongan 1
seperti pada Tabel 4.1. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan antosianin yang
merupakan turunan dari flavonoid. Menurut Castañeda-Ovando et al., (2009), antosianin
dan antosianidin menunjukkan aktivitas antioksidan (%) yang tinggi. Hal ini dikarenakan
senyawa ini dapat menangkal radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen dari fenol.

Tabel 4.2 Aktivitas Antioksidan dari BHT 200 ppm dan Hasil Fraksinasi

Pembanding Absorbansi Aktivitas Antioksidan (%)


(X ± SE)
Blanko 0.715 -

BHT 200 ppm 0.201 71.89 ± 0.42

Fraksi EtOAc 0.362 49.37 ± 0.98

Fraksi EtOAc – Metanol (3:2) 0.463 35.24 ± 4.69

Kemampuan dalam menghambat reaksi oksidasi pada senyawa antioksidan


disebabkan oleh keberadaan gugus fenolik dalam struktur molekulnya. Antosianin
merupakan turunan flavonoid yang memiliki gugus fenolik dalam struktur molekulnya.
Penghambatan proses autooksidasi dari senyawa fenolik disebabkan karena senyawa
fenolik berfungsi sebagai pendonor hidrogen terhadap radikal yang terbentuk (R*)
sehingga menghasilkan RH.
Senyawa fenolik yang telah berubah menjadi radikal bebas dapat distabilkan oleh
struktur aromatik yang dimiliki (Shahidi, 1997 dalam Suryani, dkk 2017;Castañeda-
Ovando et al., 2009). Aktivitas Antioksidan (%) dari BHT 200 ppm yang dibandingkan
dengan Fraksi EtOAc dan Fraksi EtOAc – Metanol (3:2). Aktivitas Antioksidan BHT 200
ppm lebih besar dibandingkan dengan kedua fraksi yang dihasilkan seperti pada Tabel 4.2.

16
Hasil dapat menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki kemampuan menangkal
radikal lebih tinggi dibandingkan fraksi etil asetat – metanol (3:2) tetapi lebih rendah
dibandingkan BHT 200 ppm. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh kemampuan dalam
antioksidasi terhadap menangkal radikal bebas DPPH dengan mentransfer atom hidrogen
yang berbeda-beda (Nakiboglu dkk., 2007 dalam Suryani, dkk 2017). Faktor lainnya yang
mempengaruhi kemampuan menangkap radikal bebas adalah polaritas medium pereaksi,
struktur kimia dari penangkap radikal, dan pH campuran reaksi (Sharma dan Bhat, 2009
dalam Suryani, dkk 2017).

KESIMPULAN
1. Antosianin dapat dipisahkan dengan metode kromatografi kolom.
2. Perbandingan eluen yang tepat untuk memisahkan antosianin buah rukem adalah
EtOAc – Metanol (3:2).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2019.https://chem.libretexts.org/Bookshelves/Analytical_Chemistry/Book%3A_A
nalytical_Chemistry_2.0_(Harvey)/12_Chromatographic_and_Electrophoretic_Metho
ds/12.2%3A_General_Theory_of_Column_Chromatography.
Awang, C.N.C.A., Khairunnisa Z.A., Zahidah R., Nor' A.A.S., dan Azman A.B.D. 2012.
Screening for high Kaempferol content in different species of Malaysian medicinal
plants. Jurnal Teknologi (Sciences dan Engineering) Vol 59(1): 69-73.
Barcelo, R. 2015. Phytochemical Screening dan Antioxidant Activity of Edible Wild Fruits
in Benguet, Cordillera Administrative Region, Philippines. Electronic Journal of
Biology Vol.11(3): 80-89
Bornsek, Spela Moze, Ziberna, Lovro, Polak, Tomaz, Vanzo, Andreja, Ulrih, Natasa Poklar,
Abram, Veronika, Tramer, Federica, and Passamonti, Sabina. 2012. Bilberry and
blueberry anthocyanins act as powerful intracellular antioxidants in mammalian cells.
Food Chemistry Vol 134(4): 1878-1884.
Coskun, O. 2016. Separation Tecniques: CHROMATOGRAPHY. Northern Clinics of
Istanbul Vol 3(2): 156-160.
Endo., T. 1957. Column Chromatography of Anthocyanins. Nature Vol 179(4555): 378–
379.

17
Ernawati, S. 2010. Stabilitas sediaan pewarna alami dari rosela (Hibiscus sabdariffa, L.)
yang diproduksi dengan metode Spray Drying dan Tray Drying. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Ibrahim, Sanusi. H.M, Sitorus, dan Marham, 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Khoo, Hock Eng., Azlan, Azrina., Tang, Sou Teng., Lim, See Meng. 2017. Anthocyanidins
and anthocyanins: colored pigments as food, pharmaceutical ingredients, and the
potential health benefits. Food & Nutrition Research Vol 61(1): 1361779.
Kondeti, R. R., Mulpuri, K. S. and Meruga, B. 2014. Advancements in column
chromatography : A review. World Journal of Pharmaceutical Sciences.
Lacombe, Alison, Wu, Vivian C H, Tyler, Seth, and Edwards, Kelly. 2010. Antimicrobial
action of the American cranberry constituents; phenolics, anthocyanins, and organic
acids, against Escherichia coli O157:H7. International Journal of Food Microbiology Vol
139(1-2):102-7.
Lestario, L.N. 2018. Antosianin: Sifat Kimia Perannya dalam Kesehatan dan Prospeknya
sebagai Pewarna Makanan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Nakiboglu, M., Urek, R.O., Kayali, H.A. dan Tarhan, L. (2007). Antioxidant capacities of
endemic Sideritis sipylea and Origunum sipyleum from Turkey. Food Chemistry 104:
530–635.
Priyanti., A . 2018. Identifikasi antosianidin dan antosianin ekstrak buah rukem (flacourtia
rukam zoll. & mor.). Skripsi : Universitas Kristen Satya Wacana.
PROSEA. 1992. Plant Resources of Southeast Asia. Vol. 4: Forages. Plant Resources of
South-East Asia Network Office. Bogor, Indonesia.
Rana, S.E.G. 2018. Pengaruh penambahan beberapa konsentrasi gula terhadap stabilitas
warna ekstrak antosianin buah rukem (Flacourtia rukam zoli. & moritzi) yang terpapar
cahaya lampu fluoresens. Skripsi : Universitas Kristen Satya Wacana
Ragasa, Consolacion Y., Reyes, Jo M.A.T., Theresa J.T., Maria , C.S.C., Irving D.B,. Robert
U., dan Sylvia. 2016. Chemical constituents of Flacourtia rukam Zoli. & Moritzi fruit.
International Journal of Pharmaceutical dan Clinical Research Vol 8(12): 1625-1628.
Shahidi, F. 1997. Natural antioxidants: an overview. Dalam: Shahidi, F. (ed.), Natural
Antioxidants: Chemistry and Health Effects and Applications, AOCS Press,
Champaign, IL.
Sharma, O.P. dan Bhat, T.K 2009. Analytical methods DPPH antioxidant assay revisited.
Food Chemistry Vol 113: 1202–1205.

18
Turturică M, Oancea AM, dan Râpeanu G. Anthocyanins: naturally occurring fruit pigments
with functional properties. Ann Univ Dunarea de Jos Galati. Fascicle VI: Food Technol
Vol. 39 (1): 9-24.
Yen, M. P., dan Tang, G. 2016. Science Education Collection. Rotary Evaporation to
Remove Solvent. Journal of Visualized Experiments.

19
Lampiran :

Lampiran 1. Fraksi EtOAc – EtOAC : Metanol (4:1)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j)

Keterangan :
a – e adalah fraksi EtOAc
f – j adalah fraksi EtOAc – Metanol (4:1)

Lampiran 2. Fraksi EtOAc : Metanol (3:2) – Fraksi EtOAc : Metanol (2:3).

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j)

Keterangan :
a – e adalah fraksi EtOAc – Metanol (3:2)
f – j adalah fraksi EtOAc – Metanol (2:3)

20
Lampiran 3. Fraksi EtOAc : Metanol (1:4) – Metanol

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i) (j)

Keterangan :
a – e adalah fraksi EtOAc – Metanol (3:2).
f – j adalah fraksi EtOAc – Metanol (2:3).

Lampiran 4. Panjang Gelombang Maksimum 666 nm.

21
Lampiran 5. Aktivitas Antioksidan (%) Fraksi EtOAc dan Fraksi EtOAc – Metanol (3:2)
Absorbansi Absorbansi
Warna %AO
No No Tabung DPPH Sampel
1 12 sampai 16 0.815 0.677 Merah Muda 16.933
2 12 sampai 16 0.810 0.618 Merah Muda 24.172
3 12 sampai 16 0.815 0.673 Merah Muda 17.423
Rata-Rata 19.51 ± 2.34
4 2 sampai 3 0.808 0.783 Kuning - Hijau 3.094
5 2 sampai 3 0.818 0.767 Kuning - Hijau 6.235
6 2 sampai 3 0.818 0.757 Kuning - Hijau 7.457
Rata-Rata 5.59 ± 1.3

Lampiran 6. Perhitungan Konsentrasi BHT


10 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚 0.0001 𝑔𝑟𝑎𝑚
BHT 10 ppm = =
1000 𝑚𝐿 100 𝑚𝐿
50 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚 0.0005 𝑔𝑟𝑎𝑚
BHT 50 ppm = 1000 𝑚𝐿
= 100 𝑚𝐿
100 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚 0.01 𝑔𝑟𝑎𝑚
BHT 100 ppm = 1000 𝑚𝐿
= 100 𝑚𝐿
200 𝑚𝑔𝑟𝑎𝑚 0.02 𝑔𝑟𝑎𝑚
BHT 200 ppm = =
1000 𝑚𝐿 100 𝑚𝐿

Lampiran 7. Aktivitas Antioksidan (%) BHT 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm.
%Rata-Rata AO
No Pembanding Absorbansi Rata-Rata %AO (X ± SE)

0.783
1 Blanko 0.783 - -
0.783
BHT 10 0.643 17.88
2 0.654 16.48 ± 1.41
ppm 0.665 15.07
BHT 50 0.548 30.01
3 0.533 31.92 ± 1.91
ppm 0.518 33.83
BHT 100 0.350 55.30
4 0.360 54.09 ± 1.22
ppm 0.369 52.87
BHT 200 0.208 73.44
5 0.216 72.42 ± 1.03
ppm 0.224 71.39

22
Lampiran 8. Aktivitas Antioksidan (%) Perbandingan BHT 200 ppm, Antosianin, dan Bukan
Antosianin.
Rata-Rata
No Pembanding Absorbansi %AO %Rata-Rata AO
Absorbansi
0.728
1 Blanko 0.715 - -
0.702
0.204 71.47
2 BHT 200 ppm 0.201 71.89 ± 0.42
0.198 72.31
0.369 48.39
3 Antosianin 0.362 49.37 ± 0.98
0.354 50.35
Bukan 0.496 30.63
4 0.463 35.24 ± 4.69
Antosianin 0.429 40

23

Anda mungkin juga menyukai