Anda di halaman 1dari 33

 

OPTIMASI DAN EVALUASI MIKROKAPSUL


IBUPROFEN TERSALUT POLIPADUAN
POLIASAMLAKTAT−LILIN LEBAH

RANDI ABDUR ROHMAN

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
 

ABSTRAK
RANDI ABDUR ROHMAN. Optimasi dan Evaluasi Mikrokapsul Ibuprofen
Tersalut Polipaduan Poliasamlaktat−Lilin Lebah. Dibimbing oleh TETTY
KEMALA dan AHMAD SJAHRIZA.
Mikroenkapsulasi merupakan suatu teknik untuk mengenkapulasi zat aktif
menggunakan bahan penyalut disebut mikrokapsul. Mikroenkapsulasi obat dalam
matriks polimer dapat mengendalikan pelepasan obat. Dalam penelitian ini,
mikroenkapsulasi ibuprofen dilakukan dengan metode emulsifikasi dan teknik
penguapan pelarut. Bahan penyalut yang digunakan adalah polipaduan poli(asam
laktat) (PLA) dan lilin lebah karena bersifat biodegradabel dan biokompatibel.
Gelatin digunakan sebagai pengemulsi. Mikroenkapsulasi dilakukan dengan
ragam komposisi polipaduan PLA dan lilin lebah (6:4, 7:3, 8:2, dan 9:1) dan
konsentrasi pengemulsi (1%, 1.5%, dan 2%). Efisiensi enkapsulasi ibuprofen
menunjukkan nilai lebih dari 80% pada mikrokapsul dengan nisbah polipaduan
PLA:lilin lebah 9:1. Pengaruh dari konsentrasi pengemulsi pada efisiensi
enkapsulasi ibuprofen tidak signifikan. Persentase pelepasan ibuprofen
berbanding lurus dengan efisiensi enkapsulasi. Kinetika pelepasan ibuprofen
mengikuti model kinetika Korsmeyer-Peppas dengan mekanisme pelepasan obat
berdasarkan super case-II transport. Mikrokapsul yang dihasilkan memiliki
kisaran ukuran 30-180 μm dengan inti yang terdispersi secara homogen pada
matriks polimer.

ABSTRACT
RANDI ABDUR ROHMAN. Optimization and Evaluation of Ibuprofen
Microcapsules Coated Polyblend of Poly(lactic acid)-Beeswax. Under direction of
TETTY KEMALA and AHMAD SJAHRIZA.
Microencapsulation is a technique to encapsulate active ingredients by
coating materials so called microcapsules. Microencapsulation of drugs in a
polymeric matrix can control the release of drugs. In this experiment,
microencapsulation of ibuprofen was done by emulsion-solvent evaporation
methods. Coating materials used were polyblend of poly(lactic acid) (PLA) and
beeswax due to its biodegradable and biocompatible properties. Gelatin was used
as an emulsifier. The microencapsulation was carried out in various polyblend
compositions of PLA:beeswax (6:4, 7:3, 8:2, and 9:1) and concentrations of
emulsifier (1%, 1.5%, and 2%). The encapsulation efficiency of ibuprofen was
higher than 80% in microcapsule with ratio of polyblend (PLA:beeswax) 9:1. The
concentration of emulsifier is not significantly affected by encapsulation
efficiency. Percent release of ibuprofen is directly proportional to the
encapsulation efficiency. Kinetics of ibuprofen release followed Korsmeyer-
Peppas kinetic model with mechanism of drug release based on super case-II
transport. The microcapsule particle size ranged from 30 to 180 μm with
homogeneous dispersion of the core within the polymeric matrix.

OPTIMASI DAN EVALUASI MIKROKAPSUL


IBUPOROFEN TERSALUT POLIPADUAN
POLIASAMLAKTAT−LILIN LEBAH

RANDI ABDUR ROHMAN

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Judul: Optimasi dan Evaluasi Mikrokapsul Ibuprofen Tersalut Polipaduan


Poliasamlaktat−Lilin Lebah
Nama : Randi Abdur Rohman
NIM : G44070062

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tetty Kemala, S.Si, M.Si Drs. Ahmad Sjahriza


NIP 19710407 199903 2 001 NIP 19620406 198903 1 002

Mengetahui,
Ketua Departemen Kimia

Prof. Dr. Ir. Tun Tedja Irawadi, MS


NIP 19501227 197603 2 002

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul
Optimasi dan Evaluasi Mikrokapsul Ibuprofen Polipaduan Poliasamlaktat-Lilin
Lebah. Salawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, dan semoga kita semua menjadi pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tetty Kemala, S.Si, M.Si
dan Bapak Drs. Ahmad Sjahriza selaku pembimbing yang senantiasa memberikan
arahan, dorongan semangat, dan doa kepada penulis selama melaksanakan
penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf laboran
Laboratorium Anorganik (Pak Syawal, Pak Mulyadi, Pak Caca, dan Bu Nurul),
Pak Sabur, Pak Suherman, dan Bu Nunung atas bantuan serta masukan selama
penelitian berlangsung.
Terima kasih tak terhingga penulis ucapkan kepada ayah, ibu, serta seluruh
keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Kepada Adi, Ratna, Rona, dan Ria yang
telah membantu memberi masukan dan saran, penulis mengucapkan terima kasih.
Tak lupa, ungkapan terima kasih penulis kepada teman-teman seperjuangan
penelitian di Laboratorium Kimia Anorganik, yaitu Fachrur, Prestiana, Niswa,
Putri, dan Gina yang selalu memberi dukungan dan canda tawa, serta menjadi
teman diskusi yang menyenangkan
Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.

Bogor, Agustus 2011

Randi Abdur Rohman


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 03 Oktober 1988 dari ayah Abdur
Rochman dan ibu Atikah. Penulis adalah putra kedua dari dua bersaudara. Tahun
2007 penulis lulus dari SMAK Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus
seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Kimia
Analitik Ekstensi pada tahun ajaran 2009/2010 dan asisten Kimia Polimer
2010/2011. Penulis juga pernah mengajar mata kuliah Kimia TPB di bimbingan
belajar dan privat mahasiswa MSC Education. Bulan Juli–Agustus 2010 penulis
melaksanakan Praktik Lapangan di PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk (PT SMART Tbk) dengan judul Analisis Elektroforesis SDS-
PAGE Protein dari Kalus dan Embrioid Kelapa Sawit.
 

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix

PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

METODE ........................................................................................................... 2
Bahan dan Alat ............................................................................................. 2
Lingkup Kerja .............................................................................................. 2

HASIL ................................................................................................................ 3
Sintesis Poli(asam laktat) ............................................................................. 3
Mikrokapsul Ibuprofen ................................................................................ 4
Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva Standar ................................... 4
Efisiensi Enkapsulasi ................................................................................... 4
Pelepasan Obat ............................................................................................ 4
Kinetika Pelepasan Obat ............................................................................. 5
Morfologi Mikrokapsul dengan Mikroskop Elektron Payaran ................... 5

PEMBAHASAN ................................................................................................ 5
Poli(asam laktat)........................................................................................... 5
Mikroenkapsulasi Ibuprofen ........................................................................ 6
Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva Standar ................................... 6
Efisiensi Enkapsulasi ................................................................................... 7
Pelepasan Obat ............................................................................................. 7
Kinetika Pelepasan Obat .............................................................................. 7
Morfologi Mikrokapsul dengan Mikroskop Elektron Payaran .................... 8

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 8


Simpulan ...................................................................................................... 8
Saran............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8


LAMPIRAN ....................................................................................................... 11
ix 

DAFTAR TABEL

Halaman
1 Komposisi mikrokapsul ibuprofen tersalut polipaduan PLA-lilin lebah ... 3
2 Parameter pelepasan ibuprofen dari mikrokapsul ...................................... 5

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Klasifikasi mikrokapsul menurut morfologi .............................................. 1
2. Tahapan mikroenkapsulasi dengan menggunakan teknik penguapan
pelarut......................................................................................................... 2
3. PLA hasil sintesis ...................................................................................... 4
4. Mikrokapsul ibuprofen tersalut polipaduan PLA-lilin lebah ..................... 4
5. Foto mikroskop mikrokapsul tanpa penambahan ibuprofen (a) dan
dengan penambahan ibuprofen (b) pada pembesaran 100x ....................... 4
6. Efisiensi enkapsulasi mikrokapsul ibuprofen dengan konsentrasi gelatin
1, 1.5 dan 2 %............................................................................................. 4
7. Pelepasan ibuprofen dari mikrokapsul formula AD (i) dan BD (ii)
terhadap waktu (menit) .............................................................................. 4
8. Foto SEM mikrokapsul tanpa penambahan ibuprofen (a) dan dengan
penambahan ibuprofen (b) pada pembesaran 150x, serta pada pembesaran
500x terhadap mikrokapsul tanpa penambaha ibuprofen (c) dan dengan
Penambahan ibuprofen (d) ......................................................................... 5
9. Reaksi sintesis PLA ................................................................................... 6
10. Proses pembentukan mikrokapsul .............................................................. 6
 

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Diagram alir penelitian ............................................................................. 12
2. Data bobot molekul PLA ........................................................................... 13
3. Absorbans larutan ibuprofena pada berbagai panjang gelombang (λ) ....... 14
4. Konsentrasi dan absorbans larutan ibuprofen pada pembuatan kurva
standar ibuprofen (λmaks=221.6 nm) ........................................................... 15
5. Efisiensi enkapsulasi ibuprofen dalam mikrokapsul tersalut polipaduan
PLA-lilin lebah ........................................................................................... 16
6. Persentase rerata pelepasan ibuprofen dalam uji disolusi medium basa
dari mikrokapsul tersalut polipaduan PLA-lilin lebah ............................... 17
7. Pelepasan ibuprofen dalam mikrokapsul pada waktu t .............................. 18
8. Kinetika pelepasan ibuprofen pada berbagai pendekatan kinetika ............ 21
 
 

PENDAHULUAN  dapat digunakan untuk tujuan ini adalah


poli(asam laktat) (PLA) (Jie & Qiang 2001),
poli(asam laktat-ko-glikolat) (PLGA) (Da
Ibuprofen merupakan senyawa aktif yang Silva et al. 2010), campuran PLA dan poli( -
sering dijumpai dalam obat rematik komersial. kaprolakton) (PCL) (Kemala et al. 2010),
Prinsip kerja ibuprofen adalah dengan gelatin (Dinarvard et al. 2005), campuran
menghambat kerja enzim prostaglandin kitosan dan alginat (Silva et al. 2006), dan
sintetase. Namun, senyawa ini dapat poli(ester amida) (PEA) (Manjunatha et al.
menimbulkan iritasi pada lambung jika 2010).
dikonsumsi dalam jumlah berlebih serta
memiliki waktu paruh eliminasi yang cepat,
yaitu sekitar 2 jam. Waktu paruh eliminasinya
yang cepat menyebabkan obat ini harus lebih
sering dikonsumsi (Gilman et al. 1996). Oleh
(a) inti tunggal (b) inti jamak (c) matriks
karena itu, sistem pengantaran obat secara
Gambar 1 Klasifikasi mikrokapsul menurut
khusus diperlukan ibuprofen untuk mengatasi
morfologi (Yoshizawa 2004).
hal tersebut.
Mikroenkapsulasi merupakan suatu teknik
PLA telah menjadi fokus perhatian karena
untuk mengenkapulasi zat aktif menggunakan
diproduksi dari sumber daya terbarukan,
bahan penyalut disebut mikrokapsul
biodegradabel, biokompatibel, dan tidak
(Yoshizawa 2004). Enkapsulasi obat dalam
beracun (Yu et al. 2006). PLA sendiri
partikulat pembawa sebagai sistem
memiliki kerapuhan dan stabilitas termal yang
pengantaran obat terkendali telah dipelajari
rendah (Vroman & Trighzert 2009). Hu et al.
secara ekstensif (Dinarvand et al. 2005).
(2003) menyatakan bahwa untuk memperbaiki
Sistem pengantaran obat seperti mikrokapsul
sifat mekanik PLA dapat dilakukan
menjadi lebih populer daripada sistem
kopolimerisasi dengan monomer lain,
pengantaran obat oral umumnya. Distribusi
pencampuran (blending) dengan polimer lain,
obat yang seragam pada sistem pengantaran
dan plastisisasi dengan pemlastis
obat mengakibatkan penyerapan obat lebih
biokompatibel. Beberapa penelitian telah
efektif dan mengurangi resiko iritasi lokal.
melakukan pencampuran PLA dengan polimer
Tujuan sistem pengantaran obat adalah untuk
lain untuk memperbaiki sifat mekanik PLA, di
menyediakan sejumlah obat ke organ atau
antaranya dengan poli(asam aspartat-co-
jaringan yang tepat dalam tubuh dan menjaga
laktat) (PAL) (Shinoda et al. 2003 dalam Yu
konsentrasi obat yang diinginkan selama
et al. 2006) dan PCL (Kemala et al. 2010).
pengobatan. Tujuan ideal ini dapat dicapai
Pemanfaatan lilin dan lemak telah
dengan menargetkan obat ke organ atau
dikembangkan sejak tahun 1938 oleh
jaringan tententu dengan cara mengendalikan
Lipowasky. Dalam beberapa tahun terakhir,
kecepatan pelepasan obat (Gowda et al. 2009).
penggunaan lilin dan lemak dalam sistem
Mikrokapsul pada dasarnya merupakan
pengantaran obat telah banyak dikembangkan
sebuah partikel dengan diameter 1-1000 μm
(Gowda et al. 2009). Beberapa penelitian
(Birnbaum & Brannon-Peppas 2004).
telah menggunakan lilin lebah sebagai matriks
Yoshizawa (2004) telah mengklasifikasi
untuk mengenkapsulasi obat, seperti
mikrokapsul menjadi tiga kelompok dasar
flurbiprofen (Ranjha et al. 2010) dan
menurut morfologinya, yaitu tipe berinti
indometasin (Gowda et al. 2009). Penggunaan
tunggal, berinti jamak dan tipe matriks
lilin lebah sebagai matriks pada sistem
(Gambar 1). Persebaran zat aktif dalam
pengantaran obat memiliki beberapa
mikrokapsul dapat bermacam-macam baik
keuntungan, di antaranya stabil pada beberapa
yang berwujud padat, cair, maupun gas. Zat
nilai pH dan tingkat kelembaban,
aktif dapat terletak di tengah-tengah kapsul
biokompatibel, tidak imunogenik, dan tidak
dan bertindak sebagai inti (1a), atau tersebar
dose dumping (Ranjha et al. 2010).
di seluruh kapsul dan tidak terpusat di satu
Pencampuran lilin lebah dan PLA diharapkan
titik saja (1b).
menghasilkan polimer kompatibel yang
Mikroenkapsulasi obat dalam matriks
memiliki waktu degradasi dan permeabilitas
polimer, dapat mengontrol pelepasan obat
yang lebih baik. Selain itu, pencampuran
(Manjunatha et al. 2010). Penggunaan polimer
tersebut dapat mengurangi biaya yang
biodegradabel sebagai matriks pada sistem
dibutuhkan karena lilin lebah yang relatif
pengantaran obat telah meningkat sejak dua
lebih murah dibandingkan PLA.
dekade. Beberapa polimer biodegradabel yang

Teknik penguapan pelarut telah banyak METODE


digunakan untuk mengenkapsulasi obat
hidrofobik melalui proses emulsifikasi minyak Bahan dan Alat
dalam air (o/w) (Park et al. 2005). Tahapan
mikroenkapsulasi ditunjukkan pada Gambar 2. Bahan-bahan yang digunakan dalam
Emulsi yang terbentuk antara larutan penelitian ini adalah asam laktat, lilin lebah,
polipaduan dan obat dengan air tidak stabil, gelatin (bloom number 200) dan ibuprofen.
maka memerlukan pengemulsi untuk Alat-alat analisis yang digunakan adalah
menstabilkannya. Gelatin telah banyak viskometer Ostwald, mikroskop,
digunakan sebagai pengemulsi dalam spektrofotometer UV-VIS, mikroskop
pembuatan mikrokapsul (Ranjha et al. 2010). elektron payaran (SEM), dan pengaduk
Gugus hidrofil dari pengemulsi akan berikatan magnetik.
dengan molekul air sedangkan gugus
lipofilnya akan berikatan dengan pelarut Lingkup Kerja
organik sehingga emulsi lebih stabil. Ragam Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
dari konsentrasi pengemulsi dan komposisi tahapan (Lampiran 1), di antaranya
polipaduan (PLA dengan lilin lebah) akan pembuatan PLA, penentuan bobot molekul
berpengaruh terhadap ukuran mikrokapsul PLA, pembuatan mikrokapsul polipaduan
yang dihasilkan dan banyaknya obat yang (PLA dengan lilin lebah), pengukuran
dienkapsulasi. efisiensi enkapsulasi obat, uji disolusi
mikrokapsul, dan karakteristik mikrokapsul
yang dihasilkan dengan mikroskop dan SEM.

Sintesis Poli(asam laktat) (Gonzales et al.


1999; Rusmana 2009)
Pembuatan poli(asam laktat) (PLA)
dilakukan tanpa menggunakan katalis. Gelas
piala 100 mL dibersihkan, dikeringkan, dan
ditimbang bobotnya. Setelah itu, asam laktat
sebanyak 25 mL dimasukkan ke dalam gelas
piala dan ditimbang. Asam laktat kemudian
dipanaskan secara perlahan-lahan sampai suhu
120 °C selama 1 jam. Pemanasan dilanjutkan
dengan suhu 140-150 °C selama 24 jam. PLA
yang dihasilkan didinginkan pada suhu ruang
dan ditimbang.

Gambar 2 Tahapan mikroenkapsulasi dengan Pengukuran Bobot Molekul PLA (Kaitian


menggunakan teknik penguapan et al. 1996)
pelarut (Chaudhari et al. 2010). Pengukuran viskositas digunakan untuk
menghitung bobot molekul rata-rata. PLA
Penelitian ini bertujuan mensintesis PLA, dilarutkan dalam etil asetat hingga diperoleh
membuat mikrokapsul dari polipaduan PLA- larutan PLA dengan konsentrasi 0.2%, 0.3%,
lilin lebah, menganalisis efisiensi enkapsulasi 0.4%, dan 0.5%. Pengukuran viskositas
obat (ibuprofen) dari mikrokapsul yang dilakukan menggunakan viskometer Ostwald
dihasilkan, mempelajari pengaruh ragam pada suhu 25 °C (suhu konstan) dengan cara
komposisi polipaduan dan konsentrasi menghitung waktu alir pelarut dan waktu alir
pengemulsi terhadap mikrokapsul yang larutan PLA pada berbagai konsentrasi.
dihasilkan, mempelajari model kinetika Setelah itu, viskositas relatif (η relatif)
pelepasan obat (ibuprofen) berdasarkan ditentukan dengan cara membandingkan
koefisien determinasi (R2) dari persamaan waktu alir pelarut dengan waktu alir larutan
dengan menggunakan pendekatan orde reaksi polimer (t0/t). Viskositas intrinsik [η] dicari
ke-0, orde reaksi ke-1, dan Korsmeyer–Peppas, dengan cara memplotkan η spesifik/[PLA]
dan mempelajari morfologi dari mikrokapsul sebagai sumbu y dan konsentrasi [PLA]
yang dihasilkan. sebagai sumbu x.
Bobot molekul (Mv) ditentukan
berdasarkan persamaan Mark-Houwink:
[η] = k(Mv)a

k dan a merupakan tetapan yang Efisiensi Enkapsulasi


bergantung pada pelarut, polimer, dan suhu. Sebanyak 25 mg mikrokapsul ditimbang
Pelarut dan suhu yang digunakan pada dan dilarutkan ke dalam 50 mL bufer fosfat
penelitian ini adalah etil asetat dan 25 °C. pH 7.2. Campuran tersebut dikocok selama 24
Nilai k dan a secara berturut-turut adalah jam lalu disaring (Tayade & Kale 2004).
1.58×10-4 dan 0.78. Kemudian filtrat diencerkan sebanyak 10 kali
dan dibaca absorbansnya dengan
Pembuatan Mikrokapsul Ibuprofen spektrofotometer UV pada panjang
Tersalut Paduan PLA dan Lilin Lebah gelombang maksimum. Absorbans yang
Larutan polipaduan PLA dan lilin lebah diperoleh digunakan untuk menentukan
dibuat dengan melarutkan PLA dengan lilin konsentrasi ibuprofen dengan bantuan kurva
lebah dalam diklorometana kemudian diaduk standar.
hingga homogen. Setelah itu, ibuprofen
dicampurkan ke dalam larutan polipaduan Uji Disolusi secara In Vitro (Depkes 1995)
PLA dan lilin lebah. Campuran tersebut Uji disolusi mikrokapsul dilakukan dengan
kemudian didispersikan ke dalam air. Gelatin alat disolusi tipe 2 (tipe dayung). Sebanyak
ditambahkan setelah emulsi terbentuk. Setelah 200 mg mikrokapsul ditimbang dan
itu, campuran didekantasi hingga mikrokapsul dimasukkan ke dalam chamber disolusi. Uji
yang terbentuk mengendap. Mikrokapsul yang disolusi dilakukan dalam medium simulasi
diperoleh kemudian disaring, dicuci dengan cairan usus (larutan bufer fosfat pH 7.2)
akuades, dikeringudarakan selama 1 hari. selama 6 jam pada suhu (37 ± 0.5) °C dengan
kecepatan pengadukan 100 rpm. Volume
Tabel 1 Komposisi Mikrokapsul Ibuprofen medium disolusi yang digunakan sebanyak
Tersalut Polipaduan PLA dan Lilin 900 mL. Pengambilan alikuot dilakukan setiap
Lebah 15 menit dengan volume setiap kali
Nisbah polipadua Konsentrasi pengambilan 10 mL. Setiap kali pengambilan
Formula
(PLA:lilin lebah) gelatin (%) alikuot, volume medium yang terambil
AA 6:4 1 digantikan dengan larutan medium yang baru
AB 7:3 1 dengan volume dan suhu yang sama.
AC 8:2 1 Konsentrasi ibuprofen dalam larutan alikuot
AD 9:1 1 diukur menggunakan spektrofotometer UV
BA 6:4 1.5 pada λmaks. Data yang diperoleh dibuat kurva
BB 7:3 1.5 hubungan antara persen pelepasan ibuprofen
BC 8:2 1.5 dan waktu disolusi, serta dikaji kinetika
BD 9:1 1.5 pelepasannya.
CA 6:4 2
CB 7:3 2 Morfologi Mikrokapsul dengan Mikroskop
CC 8:2 2 Elektron Payaran
CD 9:1 2 Pengamatan morfologi mikrokapsul
dilakukan terhadap mikrokapsul kosong dan
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum yang terisi ibuprofen dengan menggunakan
dan Pembuatan Kurva Standar mikroskop dan SEM.
Larutan ibuprofen dalam bufer fosfat pH
7.2 dengan konsentrasi 10 ppm diukur
absorbansnya pada panjang gelombang (λ) HASIL
210-240 nm menggunakan spekrofotometer
ultraviolet (UV). Panjang gelombang Sintesis Poli(asam laktat)
maksimum (λmaks) yang diperoleh digunakan
untuk analisis selanjutnya. Bobot molekul relatif (Mv) poli(asam
Kurva standar dibuat dengan mengukur laktat) (PLA) hasil sintesis (Gambar 3) yang
absorbans larutan ibuprofen dengan ditentukan dengan viskometer Ostwald
konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, dan menghasilkan Mv sebesar 7736.56 g/mol.
20 ppm pada panjang gelombang maksimum. Lampiran 2 menunjukkan rincian perhitungan
Hasil yang diperoleh merupakan hubungan Mv.
konsentrasi ibuprofen dengan absorbans.

Efisiensi Enkapsulasi
Hasil penentuan efisiensi enkapsulasi
mikrokapsul ibuprofen tersalut polipaduan
PLA dan lilin lebah (Gambar 6) menunjukkan
  adanya kecenderungan peningkatan efisiensi
Gambar 3 PLA hasil sintesis. enkapsulasi dengan meningkatnya nisbah
PLA pada polipaduan PLA-lilin lebah.
Mikrokapsul Ibuprofen Efisiensi enkapsulasi berkisar pada 59.22-
82.25%. Data rincian penentuan efisiensi
Mikrokapsul ibuprofen tersalut polipaduan
enkapsulasi mikrokapsul ibuprofen tersalut
PLA dan lilin lebah yang dihasilkan memiliki
polipaduan PLA-lilin lebah ditunjukkan pada
bentuk visual seperti serbuk, halus, kering,
Lampiran 5.
dan berwarna putih (Gambar 4). Bentuk
mikrokapsul tanpa penambahan ibuprofen
(Gambar 5a) tampak bulat dan lebih
transparan. Sementara itu, mikrokapsul
dengan penambahan ibuprofen (Gambar 5b)
memperlihatkan bentuk yang bulat dan lebih
gelap.

Gambar 6 Efisiensi enkapsulasi mikrokapsul


ibuprofen dengan konsentrasi
gelatin = 1%; = 1.5%; =
  2%.
Gambar 4 Mikrokapsul ibuprofen tersalut
polipaduan PLA-lilin lebah. Pelepasan Obat
Hasil uji disolusi mikrokapsul ibuprofen
tersalut polipaduan PLA-lilin lebah secara in
vitro dalam medium stimulasi cairan usus
(larutan bufer fosfat pH 7.2) ditunjukkan pada
Gambar 7. Pelepasan ibuprofen dari
mikrokapsul formula AD dan BD berturut-
(a) (b) turut adalah 24.46 dan 22.95% pada menit ke-
Gambar 5 Foto mikroskop mikrokapsul tanpa 15. Selanjutnya terjadi penurunan tidak
penambahan ibuprofen (a) dan signifikan hingga menit ke-360. Hasil uji
dengan penambahan ibuprofen (b) disolusi mikrokapsul ibuprofen diperlihatkan
pada perbesaran 100x. pada Lampiran 6 dan 7.

Panjang Gelombang Maksimum dan 30


Kurva Standar
Panjang gelombang maksimum yang 20
pelepasan 
ibuprofen 

i
diperoleh yaitu pada panjang gelombang
221.6 nm dengan absorbans sebesar 0.459 10 i
(%)

(Lampiran 3). i
Persamaan kurva standar yang diperoleh 0
adalah y = 0.0445x + 0.0154 dengan nilai r
30
60
90
120
150
180
210
240
270
300
330
360
0

sebesar 0.9996 (Lampiran 4). Persamaan


kurva standar tersebut digunakan dalam waktu 
perhitungan efisiensi enkapsulasi dan (meni
persentase pelepasan ibuprofen. t)
Gambar 7 Pelepasan ibuprofen dari
mikrokapsul formula AD (i)
dan BD (ii) terhadap waktu
(menit).

Kinetika Pelepasan Obat berbentuk tidak beraturan yang tersebar pada


permukaannya. Ukuran mikrokapsul yang
Hasil pendekatan kinetika terhadap
dihasilkan berkisar 30-180 μm (Gambar 8c
pelepasan mikrokapsul formula AD dan BD
dan 8d).
menunjukkan bahwa model kinetika
Korsmeyer-Peppas memiliki nilai koefisien
determinasi (R2) yang lebih tinggi
dibandingkan orde ke-0 dan ke-1. Nilai n yang PEMBAHASAN
didapatkan untuk formula AD dan BD
berturut-turut adalah 0.9845 dan 0.9831 Poli(asam laktat)
(Tabel 2). Pendekatan kinetika terhadap Sintesis poli(asam laktat) (PLA) pada
pelepasan ibuprofen (Lampiran 8) dikaji penelitian ini dilakukan pada suhu 140-150 °C.
menggunakan data uji disolusi mikrokapsul PLA yang dihasilkan merupakan PLA dalam
formula AD dan BD. bentuk campuran rasemiknya (D,L-PLA)
karena menurut Dutkiewicz et al. (2003),
Morfologi Mikrokapsul dengan Mikroskop sintesis PLA pada suhu lebih dari 140 °C akan
Elektron Payaran menghasilkan PLA dalam bentuk rasemiknya.
Hasil analisis mikrokapsul ibuprofen Vroman dan Tighzert (2009) menyatakan
tersalut polipaduan PLA-lilin lebah bahwa L-PLA mempunyai bentuk semi-
menggunakan mikroskop elektron payaran kristalin, sedangkan D,L-PLA berbentuk
(SEM) menunjukkan bahwa mikrokapsul amorf. PLA dalam bentuk D,L-PLA memiliki
tanpa penambahan ibuprofen (Gambar 8a) dan waktu degradasi yang lebih cepat
dengan penambahan ibuprofen (Gambar 8b) dibandingkan L-PLA (Lu & Chen 2004).
mempunyai permukaan yang tidak halus. Pengukuran bobot molekul PLA hasil
Mikrokapsul dengan penambahan ibuprofen sintesis menggunakan metode viskometri.
(Gambar 8b) yang memiliki tonjolan Pelarut yang digunakan adalah etil asetat.

Tabel 2 Parameter Pelepasan Ibuprofen dari Mikrokapsul


Orde ke-0 Orde ke-1 Korsmeyer–Peppas
Formula
R2 k R2 k R2 n
AD 0.9284 0.0210 0.9299 6.1124.10-5 0.9990 0.9845
BD 0.9741 0.0204 0.9748 5.7814.10-5 0.9989 0.9831

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 8 Foto SEM mikrokapsul tanpa penambahan ibuprofen pada pembesaran 500x (a) dan
150x (c) dan dengan penambahan ibuprofen pada perbesaran 500x (b) dan 150x (d).

Pelarut ini digunakan pada pengukuran bobot cocok untuk membuat mikrokapsul obat dari
molekul PLA karena pelarut ini bersifat poliester biodegradabel seperti PLA (Dubey et
nonpolar, tidak beracun, dan tidak higroskopis al. 2009).
PLA hasil sintesis memiliki bobot molekul
sebesar 7736.56 g mol-1 (Lampiran 2) dengan
rendemen sebesar 42.66%. PLA dengan bobot
molekul rendah (tidak lebih dari 10.000 g mol-
1
) dapat dibuat melalui reaksi polikondensasi
langsung (Kaitian et al. 1996). Gambar 9
menunjukkan reaksi polimerisasi asam laktat.

Gambar 9 Reaksi sintesis PLA (Kaitian et al.


1996).

Mikroenkapsulasi Ibuprofen
Mikrokapsul ibuprofen yang dihasilkan
 
Gambar 10 Proses pembentukan mikrokapsul
berwarna putih dan tampak homogen. Kemala (Dubey et al. 2009).
et al. (2010) menyatakan bahwa pencampuran
dua atau lebih cairan menghasilkan campuran Proses pada metode ini dilakukan dengan
homogen, maka dapat dikatakan kompatibel. melarutkan polimer dalam pelarut volatil yang
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak dapat campur dengan fase cair (O/W
campuran PLA dan lilin lebah adalah emulsi) (Venkatesan et al. 2009). Fase
kompatibel. organik yang digunakan pada penelitian ini
Analisis dengan mikroskop dilakukan yaitu diklorometana. Selain diklorometana,
terhadap mikrokapsul kosong tanpa dapat juga digunakan kloroform, tetapi
penambahan ibuprofen dan dengan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
penambahan ibuprofen. Mikrokapsul dengan menguap dibandingkan dengan diklorometana.
penambahan ibuprofen tampak lebih gelap. Kloroform menguap pada suhu 61 °C,
Hal ini menunjukkan ibuprofen telah sedangkan diklorometana menguap pada suhu
terkungkung dalam matriks polimer. 39 °C. Mikrokapsul akan lebih cepat terbentuk
Mikroenkapsulasi ibuprofen dibuat ketika menggunakan diklorometana (Kemala
menggunakan penyalut polipaduan PLA dan et al. 2010). Yeo dan Park (2004) menyatakan
lilin lebah. Polipaduan merupakan campuran bahwa diklorometana lebih mudah larut dalam
secara fisik antara dua atau lebih polimer yang air dibandingkan kloroform. Kelarutan yang
berbeda atau kopolimer yang tidak terikat tinggi dalam air akan membuat transfer massa
secara kovalen. Teknik paduan merupakan antara fase dispersi dan fase pendispersi relatif
salah satu cara yang dapat meningkatkan sifat cepat sehingga pengendapan polimer lebih
asli dari polimer (Kim et al. 2003). cepat.
Metode yang digunakan untuk membuat
mikrokapsul pada penelitian ini yaitu metode Panjang Gelombang Maksimum dan
emulsifikasi dengan teknik penguapan pelarut. Kurva Standar
Metode ini memiliki beberapa keuntungan
yaitu dilakukan pada suhu ruang dan Pelarut yang digunakan dalam pembuatan
menghasilkan mikrokapsul yang memiliki larutan ibuprofen adalah bufer fosfat pH 7.2.
mekanisme pelepasan material yang Nilai pH bufer tersebut dipilih untuk
dikungkung secara optimal karena material menyesuaikan dengan pH usus dan biasa
yang dikungkung terdispersi secara homogen digunakan sebagai medium disolusi tablet
pada matriks polimer sehingga dianggap ideal ibuprofen (Depkes 1995).
untuk sistem pengantaran obat (Obeidat 2009). Penentuan λmaks dilakukan pada daerah
Proses pembentukan mikrokapsul dengan ultraviolet karena larutan ibuprofen tidak
metode emulsifikasi dan teknik penguapan berwarna. Pengukuran sampel pada λmaks
pelarut ditunjukkan pada Gambar 10. Metode karena memiliki perubahan serapan untuk
emulsifikasi dengan teknik penguapan pelarut setiap satuan konsentrasi paling besar. Dengan

demikian akan didapatkan kepekaan dan penggunaan polipaduan yang berbeda.


sensitivitas pengukuran yang maksimum Maharini (2010) menggunakan polipaduan
(Sutrisna 2005). Panjang gelombang PLA-PCL sedangkan pada penelitian ini
maksimum (λmaks) yang diperoleh yaitu 221.6 menggunakan polipaduan PLA-lilin lebah.
nm (Lampiran 3). Pengaruh dari konsentrasi pengemulsi
Linearitas menunjukkan kemampuan suatu pada efisiensi enkapsulasi ibuprofen tidak
metode analisis untuk memperoleh hasil signifikan. Hal ini terlihat dari nilai efisiensi
pengujian yang sesuai dengan konsentrasi enkapsulasi yang diperoleh dengan nisbah
analit dalam contoh pada kisaran konsentrasi polipaduan PLA-lilin lebah (9:1). Dengan
tertentu (AOAC 2002). Linearitas suatu demikian kisaran konsentrasi gelatin 1-2%
metode analisis adalah ukuran yang dapat menghasilkan mikrokapsul dengan
menunjukkan tingkat kesesuaian atau korelasi efisiensi enkapsulasi ibuprofen lebih dari 80%.
antara kadar analit dan sinyal detektor,
dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r) Pelepasan Obat
(Depkes 2001).
Disolusi adalah proses masuknya zat padat
Persamaan regresi linear untuk kurva
ke dalam larutan. Secara sederhana, disolusi
standar adalah y = 0.0441x + 0.0153 dengan
merupakan proses zat padat melarut yang
nilai r sebesar 0.9996 (Lampiran 4). Menurut
dikendalikan oleh afinitas antara zat padat
AOAC (2002) nilai ini memenuhi syarat yang
dengan pelarut (Kemala 2010). Mikrokapsul
ditetapkan, yaitu 0,9900. Nilai koefisien
yang di uji disolusi adalah mikrokapsul
korelasi yang tinggi menunjukkan hubungan
formula AD dan BD yang memiliki efisiensi
yang linear antara sinyal detektor yang terukur
enkapsulasi lebih dari 80%.
dan jumlah ibuprofen dalam contoh.
Profil disolusi untuk mikrokapsul formula
AD dan BD menunjukkan adanya initial burst
Efisiensi Enkapsulasi
release pada menit ke-15. Yeo dan Park
Efisiensi enkapsulasi merupakan salah satu (2004) menyatakan bahwa initial burst release
parameter yang dapat digunakan untuk dapat disebabkan karena adanya obat yang
menentukan keberhasilan proses enkapsulasi. tersalut pada permukaan mikrokapsul.
Parameter ini menunjukkan berapa persen Penyalutan ibuprofen pada permukaan
senyawa aktif (ibuprofen) yang berhasil mikrokapsul memungkinkan ibuprofen untuk
disalut dalam mikrokapsul. lebih mudah terlepas sehingga mengakibatkan
Hasil penentuan efisiensi enkapsulasi terjadinya initial burst release.
mikrokapsul ibuprofen tersalut polipaduan Initial burst release yang terjadi pada
PLA dan lilin lebah (Lampiran 5) mikrokapsul formula AD (24.46%) lebih
menunjukkan nilai tertinggi pada mikrokapsul besar persentasenya dibandingkan
formula AD, yaitu sebesar 82.25%. Efisiensi mikrokapsul formula BD (22.95%) karena
enkapsulasi mikrokapsul meningkat dengan mikrokapsul formula AD memiliki kandungan
meningkatnya nisbah PLA. Nisbah PLA-lilin ibuprofen lebih banyak dari mikrokapsul
lebah yang memberikan nilai efisiensi formula BD sehingga mengakibatkan
enkapsulasi ibuprofen lebih dari 80% yaitu persentase pelepasannya menjadi lebih tinggi.
9:1. Hal ini sesuai dengan Dinarvard et al. (2003)
Nisbah PLA yang lebih banyak pada yang menyatakan bahwa nilai efisiensi
polipaduan menyebabkan kandungan senyawa enkapsulasi lebih tinggi akan menyebabkan
dengan bobot molekul tinggi lebih banyak obat tersalut pada permukaan mikrokapsul
sehingga akan lebih mudah untuk lebih banyak sehingga initial burst release
mengungkung obat. Hal ini sesuai dengan lebih besar.
pernyataan Kim et al. (2003) yaitu efisiensi
mikrokapsul berbeda pada penggunaan bobot Kinetika Pelepasan Obat
molekul polimer berbeda, semakin tinggi
Kinetika pelepasan obat dapat
bobot molekul polimer maka semakin tinggi
menggambarkan laju pelepasan obat dan
efisiensi yang dihasilkan.
model pelepasannya. Model kinetika
Hasil efisiensi enkapsulasi yang diperoleh
pelepasan ibuprofen ditentukan dengan
menunjukkan nilai yang lebih rendah
melihat nilai koefisien determinasi (R2)
dibandingkan efisiensi enkapsulasi
tertinggi yang diperoleh melalui pendekatan
mikrokapsul ibuprofen yang dilakukan oleh
kinetika persamaan orde ke-0, orde ke-1, dan
Maharini (2010), yaitu 84.13%. Perbedaan
Koersmeyer-Peppas. Pendekatan kinetika
efisiensi enkapsulasi ini disebabkan oleh
terhadap pelepasan ibuprofen (Lampiran 8)

dikaji menggunakan data uji disolusi kering, dan berwarna putih. Kenaikan nisbah
mikrokapsul formula AD dan BD. PLA meningkatkan efisiensi enkapsulasi
Kinetika pelepasan ibuprofen untuk ibuprofen. Efisiensi enkapsulasi dengan
formula AD dan BD mengikuti model nisbah PLA-lilin lebah 9:1 menunjukkan nilai
kinetika Korsmeyer-Peppas, karena memiliki lebih dari 80%. Pengaruh konsentrasi
nilai R2 yang lebih tinggi dibandingkan model pengemulsi pada efisiensi enkapsulasi tidak
kinetika lainnya, yaitu 0.9990 dan 0.9989. signifikan. Hasil uji disolusi mikrokapsul
Nilai n pada model Korsmeyer-Peppas dalam medium simulasi cairan usus
digunakan untuk menentukan karakter menunjukkan bahwa mikrokapsul dengan
mekanisme pelepasan obat. Nilai n yang efisiensi enkapsulasi lebih tinggi mengalami
diperoleh dari mikrokapsul AD dan BD lebih pelepasan ibuprofen yang lebih besar.
besar dari 0.89. Hal ini menunjukkan karakter Kinetika pelepasan ibuprofen mengikuti
mekanisme pelepasan obat berdasarkan super model kinetika Korsmeyer-Peppas dengan
case-II transport. Super case-II transport mekanisme pelepasan berdasarkan super case-
terjadi karena penguraian dan erosi polimer II transport. Hasil morfologi mikrokapsul
(Singhvi & Singh 2011). dengan penambahan ibuprofen menunjukkan
bahwa ibuprofen tersebar pada matriks
Morfologi Mikrokapsul dengan Mikroskop polimer.
Elektron Payaran
Saran
Analisi terhadap permukaan mikrokapsul
dilakukan dengan mikroskop elektron payaran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
(SEM). Permukaan mikrokapsul tanpa mengenai optimasi pelarut yang digunakan
penambahan ibuprofen dan dengan pada saat pencucian mikrokapsul dan dilihat
penambahan ibuprofen tampak tidak halus. pengaruhnya terhadap morfologi mikrokapsul
Hal ini dapat disebabkan karena proses
pencucian mikrokapsul yang tidak sempurna
sehingga masih terdapat gelatin pada DAFTAR PUSTAKA
permukaan mikrokapsul.
Permukaan mikrokapsul dengan [AOAC] Association of Official Analytical
penambahan ibuprofen memiliki banyak Chemists. 2002. AOAC International
tonjolan tidak beraturan yang diduga karena methods committee guidelines for
hasil penyalutan ibuprofen yang tersebar pada validation of qualitative and quantitative
permukaan mikrokapsul. Hal ini sesuai food microbiological official methods of
dengan Obeidat (2009) yang menyatakan analysis. [terhubung berkala]. J. AOAC Int.
bahwa pembuatan mikrokapsul dengan 85: 1–5. [2 Feb 2007].
metode emulsifikasi dan teknik penguapan
Birnbaum DT, Brannon Peppas. 2004.
pelarut akan menghasilkan material yang
Microparticle drug delivery systems. Di
dikungkung terdispersi secara homogen pada
dalam: Drug Delivery System in Cancer
matriks polimer.
Therapy. Totowa: Humana Pr.
Ukuran mikrokapsul yang dihasilkan pada
penelitian ini berkisar antara 30-180 μm. Jain Chaudhari RP, Parmar HG, Patel HJ, Shah DA.
(2000) menyatakan bahwa ukuran 2010. Microparticle system: a revolution in
mikrokapsul yang baik tidak lebih besar dari drug delivery. IJPI’s Journal of
250 μm. Obeidat (2009) juga menyatakan pharmaceutics and Cosmetology 1(1): 1-18.
bahwa umumnya ukuran produk Da Silva AR, Zaniquelli MED, Baratti MO,
mikroenkapsulasi (mikropartikel) berkisar Jorge RA. 2010. Drug release from
antara 1-1000 μm, sedangkan mikropartikel microspheres and nanospheres of
komersial berkisar antara 3-800 μm. poly(lactide-co-glycolide) without sphere
separation from the release medium. J.
Braz. Chem. Soc. 21(2):214-225.
SIMPULAN DAN SARAN [Depkes RI] Departemen Kesehatan Reppublik
Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Ed
Simpulan ke-4. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Mikroenkapsulasi ibuprofen dengan [Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik
penyalut polipaduan poli(asam laktat) (PLA) Indonesia. 2001. Petunjuk Operasional
dan lilin lebah menghasilkan mikrokapsul
dengan bentuk visual seperti serbuk, halus,

Penerapan CPOB. Ed ke-2. Jakarta: kaprolakton) sebagai pelepasan terkendali


Departemen Kesehatan RI. ibuprofen secara in vitro[disertasi]. Jakarta:
Dinarvard R, Moghadam SH, Fard LM, Atyabi Program Pascasarjana, Universitas
F. 2003. Preparation of biodegradable Indonesia.
microspheres and matrix devices containing Kemala T, Budianto E, Soegiyono B. 2010.
naltrexone. AAPS Pharm. Sci. Tech. 4(3):1- Preparation and characterization of
10. microspheres based on blend of poly(lactic
Dinarvand R, Mahmoodi S, Farboud E, Salehi acid) and poly( -caprolactone) with
M, Atyabi F. 2005. Preparation of gelatin poly(vinyl alcohol) as emulsifier. Arabian
microspheres containing lactic acid-effect J. Chem. [in press].
of cross-linking on drug release. Acta Kim BK, Hwang SJ, Park JB, Park HJ. 2003.
Pharm. 5:57-67. Characteristics of felodipinelocated poli(e-
Dubey R, Shami TC, Rao KUB. 2009. caprolactone) microspheres. J.
Microencapsulation technology and Microencapsulation 22: 193–203.
application. Defence Science Journal Lu Y, Chen SC. 2004. Micro and nano-
29(1):82-95. fabrication of biodegradable polymers for
Dutkiewicz S, Lapienis DG, Tomaszewski W. drug delivery. Advanced Drug Delivery
2003. Synthesis of poly(L(+)lactic acid) by Reviews 56:1621–1633.
polycondensation method in solution. Maharini P. 2010. Pelepasan ibuprofen dari
Fibres & Textiles in Eastern Europe 11 mikrokapsul tersalut polipaduan poli(asam
(4):66-70. laktat) dan poli( -kaprolakton) secara in
Gilman AG, Hardman JG, Limbird LE. 1996. vitro [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika
Goodman & Gilmans The Pharmacological dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Basic’s of Therapeutics. Ed ke-9. New Pertanian Bogor.
York: McGraw Hill. Manjunatha M, Jagadish RL, Gowda DV,
Gonzales MF, Ruseckaite RA, Cuadrado TR. Khan MS. 2010. Preparation, evaluation
1999. Structural changes of polylactic-acid and bioavailability studies of indomethacin
(PLA) microspheres under hydrolytic loaded PEA polymeric microspheres for
degradation. Journal of Applied Polymer controlled drug delivery. Der Pharmacia
Science. 71: 1223–1230. Sinica 1(2):141-155.
Gowda DV, Ravi V, Shivakumar HG, Hatna S. Obeidat WM. 2009. Recent patents review in
2009. Preparation, evaluation and microencapsulation of pharmaceuticals
bioavailability studies of indomethacin-bees using the emulsion solvent removal
wax microspheres. J. Mater Sci.:Mater methods. Recent Patents on Drug Delivery
Med. 20:1447–1456. & Formulation 3:178-192.
Hu Y, Rogunova M, Topolkaraev V, Hiltner A, Park JH, Ye M, Park K. 2005. Biodegradable
Baer E. 2003. Aging of polymers for microencapsulation of drugs.
poly(lactide)/poly(ethylene glycol) blends: Molecules 10:146-161.
part 1. poly(lactide) with low Ranjha NM, Khan H, Naseem S. 2010.
stereoregularity. Elsevier 44: 5701–5710. Encapsulation and characterization of
Jain RA. 2000. The manufacturing technique of controlled release flurbiprofen loaded
various drug loaded biodegradable microspheres using beeswax as an
poly(lactide-co-glicolide) (PLGA) devices. encapsulating agent. J. Mater Sci.:Mater
Biomaterial 21:2475-2490. Med. 21:1621–1630.
Jie W, Qiang Z. 2001. Uptake of cyclosporine a Rusmana N. 2009. Optimalisasi pembuatan
loaded colloidal drug carriers by mouse poli(asamlaktat) tanpa katalis [skripsi].
peritoneal macrophages in vitro. Acta. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pharmacol Sin. 22(1):57-61. Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.
Kaitian X, Kozluca A, Denkbas EB, Piskin E.
1996. Poly(D,L-lacticacid) homopolimers: Shinoda H et al. 2003. Amphiphilic
Synthesis and characterisation. Tr. J. of biodegradable coplymer, poly(aspartic
Chemistry 20:43-53. acidco-lactide): acceleration of degradation
rate and improvement of thermal
Kemala T. 2010. Mikrosfer polipaduan stabilityfor poly(lactic acid), poly(butylene
poli(asam laktat) dengan poli( -
10 

succinate) and poly(e-caprolactone). Polym particle size, and in vitro dissolution rate.
Degrad Stabil 80:241–50. AAPS Pharm Sci 6:1-8.
Silva CM, Ribeiro AJ, Figueiredo M, Ferreira Venkatesan P, Manavalan R, Valliappan K.
D, Veiga F. 2006. Microencapsulation of 2009. Microencapsulation: a vital technique
hemoglobin in chitosan-coated alginate in novel drug delivery system. J. Pharm.
microspheres prepared by Sci. and Res. 1(4):26-35.
emulsification/internal gelation. The AAPS Vroman I dan Tighzert L. 2009. Biodegradable
Journal 7(4):903-913. polymers. Materials 2:307-344.
Singhvi G, Singh M. 2011. Review: in-vitro Yeo Y, Park K. 2004. Control of encapsulation
drug release characterization models. efficiency and initial burst in polymeric
International Journal of Pharmaceutical microparticle system. Arch. Pharm. Res.
Studies and Research 2(1):77-84. 27(1):1-12.
Sutrisna EM. 2005. Uji efek penurunan kadar Yoshizawa H. 2004. Trends in
glukosa darah ekstrak air buah jambu biji microencapsulation reseach. KONA 22:23-
(Psidium guajava L.) pada kelinci. 31.
Pharmacon 6(1):23-26.
Yu L, Dean K, Li L. 2006. Polymer blends and
Tayade PT, Kale RD. 2004. Encapsulation of composites from renewable resources.
water-insoluble drug by a cross-linking Elvisier 31:576-602.
technique: effect of process and formulation
variables on encapsulation efficiency,
 

LAMPIRAN
 

 
12 

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Sintesis PLA  

PLA  Lilin lebah

Komposisi 9:1, 8:2, 7:3, dan 6:4  + diklorometana 

POLIPADUAN 

Ibuprofen 

Larutan gelatin  Larutan gelatin  Larutan gelatin 


1.0%  1.5%  2.0% 

M I K R O K A P S U L  

karakteristik Mikrokapsul  Penentuan panjang gelombang 
maksimum dan kurva standar 

Mikroskop dan SEM 
Uji efisiensi 

Uji disolusi 
13 

Lampiran 2 Data bobot molekul PLA

[PLA] (%b/v) Laju alir (detik) η relatif η spesifik η reduktif


0,0000 38,02 1 - -
0,2008 39,06 1,0274 0,0274 0,1365
0,3016 39,46 1,0379 0,0379 0,1257
0,4032 39,61 1,0418 0,0418 0,1037
0,5032 39,74 1,0452 0,0452 0,0898

Contoh perhitungan ([PLA]=0,2008%):


η relatif = tsampel η spesifik = η relatif – 1 η reduktif = η spesifik
tpelarut = 1,0274 – 1 [PLA]
= 39,06 = 0,0274 = 0,0274
38,02 0,2008
= 1,0274 = 0,1365
14 

0.16

0.14

0.12

0.1
η reduktif

0.08

0.06 Y=0,1705‐0,1605X
R=0,9847
0.04

0.02

0
0.2008 0.3016 0.4032 0.5032
[PLA] (%b/v)
Garafik hubungan [PLA] terhadap viskositas reduktif

Penentuan bobot molekul


Persamaan garis: y = 0,1705 – 0,1605x
Viskositas intrinsik ([η]) = 0.1705
[η] = k (Mv)a ; k = 1.58 × 10-4 ; a = 0.78
0.1705 = 1.58 × 10-4 (Mv)0.78
Mv = 7736,56 g mol-1

Lampiran 3 Absorbans larutan ibuprofena pada berbagai panjang gelombang (λ)


15 

λmaks (nm) Absorbans


221.6 0.459

Keterangan : a = larutan ibuprofen dengan konsentrasi 10 ppm

Lampiran 4 Konsentrasi dan absorbans larutan ibuprofen pada pembuatan kurva


standar ibuprofen (λmaks = 221,6 nm)
16 

[ibuprofen]
Absorbans
(ppm)
2.02 0.103
4.04 0.190
6.06 0.277
8.08 0.371
10.10 0.465
12.12 0.567
14.14 0.635
18.18 0.816
20.20 0.899

1
0.9
0.8
absorbans 

0.7
0.6
0.5 Y=0.0153+0.0441x
0.4 r=0.9996
0.3
0.2
0.1
0
2.02 4.04 6.06 8.08 10.1 12.12 14.14 18.18 20.2
[ibuprofen] (ppm)

Grafik hubungan [ibuprofen] terhadap absorbans

Lampiran 5 Efisiensi enkapsulasi ibuprofen dalam mikrokapsul tersalut


polipaduan PLA-lilin lebah
17 

Massa Efisiensi
[ibuprofen]
Formula ibuprofen a (g) b (g) c enkapsulasi
(ppm)
(g) (%)
AA 0.1509 0.4609 0.0271 0.562 12.4027 69.89
AB 0.1500 0.4315 0.0261 0.489 10.7466 59.22
AC 0.1516 0.4868 0.0253 0.520 11.4499 72.66
AD 0.1510 0.4990 0.0256 0.577 12.7430 82.25
BA 0.1549 0.4521 0.0251 0.484 10.6332 61.82
BB 0.1503 0.4697 0.0253 0.496 10.9054 67.35
BC 0.1507 0.5000 0.0261 0.537 11.8355 75.23
BD 0.1535 0.4975 0.0260 0.582 12.8564 80.13
CA 0.1529 0.5143 0.0252 0.503 11.0642 73.84
CB 0.1522 0.5027 0.0257 0.554 12.2212 78.53
CC 0.1522 0.4893 0.0277 0.576 12.7203 73.82
CD 0.1504 0.4915 0.0250 0.561 12.3800 80.91
Keterangan :
a : massa total kapsul yang diperoleh
b : massa kapsul yang digunakan untuk penentuan efisiensi mikroenkapsulsi
c : absorban filtrat hasil disolusi kapsul setelah diencerkan 10 kali

Contoh perhitungan (formula AA) :


y = 0.0153+0.0441x
0.562 = 0.0153+0.0441x
x = 12.4027
1g 1L a( g )
[ibuprofen]× fp × × × Vol.ekstraksi ×
Efisiensi enkapsulasi = 1000mg 1000mL b( g )
× 100%
massa.ibuprofen( g )

[12.4027 ppm]×10 × 1g × 1L × 50mL × 0.4609g


= 1000mg 1000mL 0.0271g
×100%
0.1509g
= 69.89%

Lampiran 6 Persentase rerata pelepasan ibuprofen dalam uji disolusi medium


basa dari mikrokapsul tersalut polipaduan PLA-PCL
18 

Mikrokapsul Formula AD
Persentaese pelepasan ibuprofen (%b/b) Rerata persentase pelepasan
Waktu (menit)
Ulangan 1 Ulangan 2 ibuprofen (%b/b)
0 0.00 0.00 0.00
15 24.66 24.26 24.46
30 24.32 23.70 24.01
45 24.38 24.17 24.28
60 23.59 23.80 23.69
75 23.84 24.48 24.16
90 22.59 23.45 23.02
105 23.81 23.37 23.59
120 23.06 23.50 23.28
135 22.52 22.74 22.63
150 22.08 23.20 22.64
165 22.07 22.76 22.41
180 21.49 22.87 22.18
195 22.29 24.37 23.33
210 19.82 21.45 20.64
225 20.01 20.72 20.36
240 19.61 20.56 20.08
255 19.79 20.03 19.91
270 18.52 19.74 19.13
285 19.07 19.31 19.19
300 18.99 18.50 18.75
315 18.17 17.17 17.67
330 17.96 18.71 18.34
345 17.74 19.01 18.37
360 17.51 18.54 18.03

Mikrokapsul Formula BD
Persentaese pelepasan ibuprofen (%b/b) Rerata persentase pelepasan
Waktu (menit)
Ulangan 1 Ulangan 2 ibuprofen (%b/b)
0 0.00 0.00 0.00
15 22.58 23.31 22.95
30 22.11 22.85 22.48
45 21.84 22.16 22.00
60 21.44 21.88 21.66
75 21.89 22.11 22.00
90 21.58 21.49 21.54
105 21.49 21.39 21.44
120 20.51 21.06 20.79
135 20.61 20.83 20.72
150 20.04 21.05 20.54
165 19.68 20.47 20.07
180 19.88 20.33 20.10
195 19.96 20.53 20.24
210 18.30 18.87 18.58
225 18.24 18.46 18.35
240 18.18 17.80 17.99
255 18.23 17.85 18.04
270 18.04 17.66 17.85
285 17.60 16.23 16.92
300 17.40 16.26 16.83
315 17.19 16.78 16.98
330 16.59 16.18 16.39
345 16.11 16.33 16.22
360 16.51 16.22 16.36

Lampiran 7 Pelepasan ibuprofen dalam mikrokapsul pada waktu t


19 

Mikrokapsul Formula AD (Ulangan I)


Bobot Persentase pelepasan
Waktu (menit) Absorbans [Ibuprofen] (ppm)
mikrokapsul (g) ibuprofen (%b/b)
0 0.000 0.0000 0.00
15 0.257 5.4807 24.66
30 0.251 5.3447 24.32
45 0.249 5.2993 24.38
60 0.239 5.0726 23.59
75 0.239 5.0726 23.84
90 0.225 4.7551 22.59
105 0.234 4.9592 23.81
120 0.225 4.7551 23.06
135 0.218 4.5964 22.52
150 0.212 4.4603 22.08
165 0.210 4.4150 22.07
0.2000 180 0.203 4.2562 21.49
195 0.208 4.3696 22.29
210 0.185 3.8481 19.82
225 0.185 3.8481 20.01
240 0.180 3.7347 19.61
255 0.180 3.7347 19.79
270 0.168 3.4626 18.52
285 0.171 3.5306 19.07
300 0.169 3.4853 18.99
315 0.161 3.3039 18.17
330 0.158 3.2358 17.96
345 0.155 3.1678 17.74
360 0.152 3.0998 17.51

Mikrokapsul Formula AD (Ulangan II)


Bobot Persentase pelepasan
Waktu (menit) Absorbans [Ibuprofen] (ppm)
mikrokapsul (g) ibuprofen (%b/b)
0 0.000 0.0000 0.00
15 0.253 5.3900 24.26
30 0.245 5.2086 23.70
45 0.247 5.2540 24.17
60 0.241 5.1179 23.80
75 0.245 5.2086 24.48
90 0.233 4.9365 23.45
105 0.230 4.8685 23.37
120 0.229 4.8458 23.50
135 0.220 4.6417 22.74
150 0.222 4.6871 23.20
165 0.216 4.5510 22.76
0.2000 180 0.215 4.5283 22.87
195 0.226 4.7778 24.37
210 0.199 4.1655 21.45
225 0.191 3.9841 20.72
240 0.188 3.9161 20.56
255 0.182 3.7800 20.03
270 0.178 3.6893 19.74
285 0.173 3.5760 19.31
300 0.165 3.3946 18.50
315 0.153 3.1224 17.17
330 0.164 3.3719 18.71
345 0.165 3.3946 19.01
360 0.160 3.2812 18.54

Lanjutan
20 

Mikrokapsul Formula BD (Ulangan I)


21 

 
22 

Mikrokapsul Formula BD (Ulangan II)


Bobot Persentase pelepasan
Waktu (menit) Absorbans [Ibuprofen] (ppm)
mikrokapsul (g) ibuprofen (%b/b)
0.2002 0 0.000 0.0000 0.00
15 0.244 5.1859 23.31
30 0.237 5.0272 22.85
45 0.228 4.8231 22.16
60 0.223 4.7098 21.88
75 0.223 4.7098 22.11
90 0.215 4.5283 21.49
105 0.212 4.4603 21.39
120 0.207 4.3469 21.06
135 0.203 4.2562 20.83
150 0.203 4.2562 21.05
165 0.196 4.0975 20.47
180 0.193 4.0295 20.33
195 0.193 4.0295 20.53
210 0.177 3.6667 18.87
225 0.172 3.5533 18.46
240 0.165 3.3946 17.80
255 0.164 3.3719 17.85
270 0.161 3.3039 17.66
285 0.148 3.0091 16.23
300 0.147 2.9864 16.26
23 

315 0.150 3.0544 16.78


330 0.144 2.9184 16.18
345 0.144 2.9184 16.33
360 0.142 2.8730 16.22

Lanjutan

Contoh perhitungan (mikrokapsul formula AD, ulangan 1, menit ke-15):


1g 1L
[ibuprofen] × fp × × × Vol.bufer
% pelepasan ibuprofen = 1000mg 1000mL
× 100%
massa.mikrokapsul ( g )
mg 1g 1L
5.4807 × 10 × × × 900mL
= L 1000mg 1000mL
× 100%
0.2000 g
= 24.66 %(b/b)
24 

Lampiran 8 Kinetika pelepasan ibuprofen pada berbagai pendekatan kinetika

Formula Model kinetika Persamaan regresi R2


Orde ke-0 Q = -0.0210 t + 25.3638 0.9284
AD Orde ke-1 Ln [A]t = 6.1124.10-5 t + 1.4618 0.9299
Korsmeyer-Peppas Log (y) = 0.9845 log (t) – 0.3364 0.9990
Orde ke-0 Q = -0.0204 t + 23.2932 0.9741
BD Orde ke-1 Ln [A]t = 5.7814.10-5 t + 1.4681 0.9748
Korsmeyer-Peppas Log (y) = 0.9831 log (t) – 0.3662 0.9989

Anda mungkin juga menyukai