Anda di halaman 1dari 89

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

DEPARTEMEN TEKNIK
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

Disusun Oleh :

Nama : Maria Oktaviany Kurnia Agul


Nim : 4100190086
Kelompok : 2

Diajukan sebagai salah satu syarat jntuk mengikuti kegiatan Praltikum


Kimia Analitik Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral , I
nstitut Teknologi Nasional Yogyakarta

YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan akhir praktikum Kimia Analitik disusun oleh :

Nama : Maria Oktaviany Kurnia Agul

Nim : 4100190086

Kelompok : 2

Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti responsi Praktikum Kimia Analitik

Program Studi Teknik Geologi

Fakultas Teknologi Mineral

Institut Teknilogi Nasional Yogyakarta

Yogyakarta, Maret 2020

Dosen Kimia Analitik Asisten Dosen Kimia Analitik

Dra. Hj. Srining Peni, M.Sc ( Ghazi I. S)

NIK : 19730037 NIM : 4100180082


HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena atas

perlindungannya saya bisa menyelesaikan laporan akhir Praktikum Kimia Analitik

ini dengan tepat waktu. Laporan akhir ini dibuat sebagai persyaratan mengikuti

responsi dan pemenuhan kontrak mata kuliah Kimia Analitik.

Terimakasih atas motivasi, dukungan dan doa dari semua pihak yang telah

ikut serta dalam penyelesaian pembuatan laporan akhir praktikum ini. Saya

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus yang maha baik dan penyayang. Yang telah memberikan

rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir ini tepat waktu.

2. Kedua orangtua yang telah senantiasa memberikan dukungan serta

motivasi dan doa kepada saya.

3. Teman-teman tercinta, terutama teman-teman kos saya yang sudah

memberikan dukungan dan rela begadang bersama, selalu memberikan

dukungan untuk selalu semangat dan tidak mengeluh sehingga laporan akhir ini

bisa selesai pada waktunya.

4. Para kakak-kakak asisten dosen pengampu praktikum kimia analitik yang

telah membimbing saya dalam semua percobaan dan kegiatan di laboratorium.

5. Dosen pengampu mata kuliah kimia analitik.

Semoga laporan akhir ini biisa dapat bermanfaat dan digunakan sebagai

mana mestinya untuk membantu semua bidang.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa. Karena

atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan praktikum serta laporan

akhir Kimia Analitik ini dengan tepat waktu.

Adapun isi dari laporan akhir ini adalah kumpulan dari setiap laporan

mingguan selama praktikum berlangsung. Laporan ini merupakan syarat untuk

dapat mengikuti ujian responsi dan merupakan syarat dalam mata pelajaran Kimia

Analitik.

Saya juga tiidak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih kepada

dosen, staf pengajaran serta kakak-kakak asisten dosen yang selalu setia

membimbing dan mengajari saya dalam melaksanakan praktikum dan dalam

menyusun laporan ini. Serta semua pihan yang telah membantu saya dalam hal

penyusunan laporan ini.

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya kritik serta

saran yang membangun masih saya harapkan untuk penyempurnaan laporan akhir

ini.

Atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini saya ucapkan

terimaksih. Semoga laporan ini dapat dipergunakan seperlunya.

Yogyakarta, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .......................................................................

Halaman Persembahan ......................................................................

Kata Pengantar ..................................................................................

Daftar Isi ............................................................................................

Daftar Gambar ...................................................................................

Daftar Tabel .......................................................................................

Bab I Pendahuluan .........................................................................

1.1 Latar Belakang .....................................................................

1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................

Bab II Percobaan ...........................................................................

2.1 Pengenalan Alat-alat Praktikum .....................................................

2.1.1 Dasar Teori ........................................................................

2.1.2 Alat dan Bahan Percobaan .........................................................

2.1.3 Laporan Pengenalan Alat-alat Praktikum .......................

2.2 Penyaringan Endepan, Pengendapan Bau Gas dan Penggunaan

Kertas Lakmus ......................................................................

2.2.1 Dasar Teori ...................................................................

2.2.2 Alat dan Bahan Percobaan ............................................

2.2.3 Cara Kerja ...............................................................

2.2.4 Laporan Penyaringan Endapan Bau Gas san Penggunaan

Kertas Lakmus ........................................................................

2.3 Identifikasi Anion .............................................................................


2.3.1 Dasar Teori ...................................................................

2.3.2 Alat dan Bahan Percobaan ..............................................

2.3.3 Cara Kerja ..................................................................

2.3.4 Laporan Analisis Anion .................................................

2.4 Identifikasi Kation .............................................................................

2.4.1 Dasar Teori ....................................................................

2.4.2 Alat dan Bahan Percobaan .............................................

2.4.3 Cara Kerja .....................................................................

2.4.4 Laporan Analisis Kation .................................................

2.5 Pengenceran dengan Labu Ukur ......................................................

2.5.1 Dasar Teori .................................................................

2.5.2 Alat dan Bahan Percobaan .............................................

2.5.3 Cara Kerja ......................................................................

2.5.4 Laporan Pengenceran dengan Labu Ukur ..........................

2.6 Analisis Kuantitatif ..................................................................

2.6.1 Dasar Teori .....................................................................

2.6.2 Alat dan Bahan Percobaan ..............................................

2.6.3 Cara Kerja ................................................................

2.6.4 Laporan Analisis Kuantitatif ........................................

2.7 Standarisasi Larutan Asam dan Basa ..................................................

2.6.1 Dasar Teori ....................................................................

2.6.2 Alat dan Bahan Percobaan ..........................................

2.6.3 Cara Kerja ............................................................

2.6.4 Laporan Standarisasi Larutan Asam dan Basa ................


Bab III Kesimpulan ..................................................................

Daftar Pustaka ...............................................................................

Lampiran ...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 1.3

Gambar 1.4

Gambar 1.5

Gambar 1.6

Gambar 1.7

Gambar 1.8

Gambar 1.9

Gambar 1.10

Gambar 1.11

Gambar 1.12

Gambar 1.13

Gambar 1.14

Gambar 1.15

Gambar 1.16

Gambar 1.17

Gambar 1.18

Gambar 1.19
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Tabel 1.2
Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kimia (dari bahasa Arab transliterasi: kimiya = perubahan benda/zat

atau bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang

mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari

skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi

mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga

mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan

untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik Menurut

kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada

tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan

ikatan kimia. Kimia adalah ilmu yang mempelajari komposisi dan sifat

suatu benda  serta perubahan dan pembentukan suatu zat itu. Benda juga di

sebut dengan materi yaitu segala sesuatu yang memiliki masa dan memiliki

ruang.

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari mengenai

cara-cara penganalisaan zat kimia yang terdapat di dalam suatu sampel yang

akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya. Dalam bidang kimia analitik,

suatu analisis harus melalui beberapa tahapan seperti pemulihan dan

penyiapan sampel (sampling), perlakuan awal (pretreatment), pemisahan,

pengukuran dan analisis data. Kimia analitik kuantitatif dibagi menjadi dua
golongan yaitu kimia analitik kualitatif dan kimia analitik kuantitatif.

Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaaan suatu unsur

kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan

salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur

serta ion-ionnya dalam larutan. Definisi dari analisis kualitatif adalah

pemeriksaan kimiawi tentang jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu

zat tunggal atau campuran beberapa zat.

Analisa kualitatif adalah bagian ilmi kimia yang  menyelidiki penentuan

komponen-komponen pembentuk suatu zat atau bahan tertentu. Anailis

kualitatif dibagi menjadi 4 langkah yaitu: pemeriksaan pendahuluan,

pemeriksaan golongan, pemeriksaan anion dan kation .pemeriksaan

pendahuluan merupakan langkah penting. Karena terkadang zat yang akan

diselidiki dapat ditemukan dengan pemeriksaan golongan danpemeriksaan

pendahuluan

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari di buatnya praktikum kimia analitik ini adalah

 Untuk mengetahui jenis dan fungsi beberapa peralatan

laboratorium yang dibutuhkan dalam pengujian analisa kualitatif

dan kualitatif.

 Untuk menggunakan peralatan praktikum dan mengetahui cara

penggunaannya dengan baik benar


Bab II Percobaan

2.1 Pengenalan Alat-alat Praktikum

2.1.1 Dasar Teori

Laboratorium berasal dari kata Laboratory yang memiliki pengertian

yaitu: sebagai tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan

eksperimen didalam sains unttuk melakukan pengujian dan  analisis,

bagunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan

penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang sains, tempat

memproduksi bahan kimia atau obat, tempat kerja untuk melangsungkan

penelitian ilmiah , ruang kerja seorang ilmuan dan tempat menjalankan

eksperimen bidang studi sains (kimia, fisika, biologi, dsb).

Dalam pekerjaan di laboratorium sering kali kita tidak dapat lepas

dari alat-alat yang terdapat dalam laboratorium itu sendiri. Untuk itu

diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat alat yang digunakan.

Setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat prinsip kerja

atau proses yang berlangsung ketika alat digumakan. Beberapa kegunaan

alat dapat dikenali berdasarkan namanya, bahan atau pun peralatan yang

digunakan dalam praktikum terbagi menjadi beberapa jenis. Pada dasarnya

alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pengenalan alat-alat


ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk dan fungsi masing-

masing alat-alat praktikum.

2.1.2 Alat dan Bahan Percobaan

Alat-alat dan bahan percobaan yang digunakan dalam praktikum di

laboratorium adalah sebagai berikut :

No. Alat
1. Gelas ukur
2. Labu ukur
3. Lampu spiritus
4. Penjepit kayu ( Tabel
5. Gelas arloji
1 .1 )
6. Oipa bengkok
7. Pengaduk gelas
8. Sendok

No 9.BahanPipet tetes
10. Pipet gondok
.
11. Buret
1. Larutan NaOH
12. Statif
2. Larutan BaCl
13. Tabung reaksi
3. Larutan CaCl
14. Erlenmeyer
4. Larutan NaHCO3
15. Gelas piala
5. 16.
Larutan KHCO3
Timbangan
6. 17.
Larutan Na2CO3
Corong
7. Larutan HCO3
8. 18. Kertas
Larutan NH4lakmus
Cl
19. Kertas penyaring
( Tabel 1.2 )

2.1.3 Laporan Pengenalan Alat-alat Prakrikum

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Gelas ukur Untuk mengukur volume

zat kimia dalam bentuk

cair.

( Gambar 1.1 )
2. Labu ukur Untuk membuat larutan

standar atau larutan

tertentu, pengenceraan

sampai volume tertentu.


( Gambar 1.2 )
3. Lampu Untuk menaruh atau

spiritus sebagai wadah untuk

menyimpan spiritus dan

untuk memanaskan

kertas lakmus.
( Gambar 1.3 )
4. Penjepit Untuk menjepit tabung

kayu reaksi disaat proses

pemanasan dan

digunakan untuk
( Gambar 1.4 )
mengambil kertas saring

dan benda-benda lab lain

disaat kondisi alat

tersebut panas.
5. Tabung Umtuk menaruh zat

untuk kimia dalam bentuk

menaruh zat larutan atau cairan

kimia dalam

bentuk

cairan

( Gambar 1.5 )
6. Gelas arloji Untuk menimbang zat

yang berbentuk kristal

( Gambar 1.6 )
7. Pengaduk Untuk mengaduk suatu

gelaas campuran atau larutan

zat-zat kimia pada waktu

melakukan reaksi-reaksi

kimia
( Gambar 1.7 )

Sendok Untuk mengaduk atau

mencampur larutan.

( Gambar 1.8 )

Pipet tetes Untuk mengambil larutan

dalam jumlah yang kecil

atau tetes-tetes
( Gambar 1.9 )
Pipet Untuk mengambil larutan

gondok dengan volume yang

tepat dan sesuai dengan

label yang tertera pada

bagian yang

( Gambar 1.10 ) menggelembung

tersebut.
11. Buret Untuk melakukan titrasi

( Gambar 1.11 )
12. Statif

Untuk menegakkan

buret, corong dan

peralatan gelas lainnya.

( Gambar 1.12 )
13. Rak tabung Untuk menaruh atau

reaksi meletakkan tabung reaksi


( Gambar 1.13 )
14. Tabung Untuk atau sebagai tempat dimana

reaksi kita mereaksikan bahan kimia

dalam laboratorium

( Gambar 1.14 )

15. Pipa Untuk menghubungkan atau

bengkok sebagai penghubung antar zat atau

larutan yang ada pada tabung 1 dan

( Gambar 1.15 )
Sebagai tempat zat yang akan

14. Erlenmeyer dititrasi, bisa jugaa untuk

memanaskan zat.

( Gambar 1.16 )
15. Gelas piala Untuk tempat larutan dan

memanfaatkan larutan zat-zat

kimia.
( Gambar 1.17 )
16. Timbangan Untuk mengukur atau menimbang

zat yang berbentuk kristal

( Gambar 1.18 )
17 Corong Untuk memasukkan cairan atau

larutan kedalam botol, labu ukur

atau buret.

( Gambar 1.19 )
18. Kertas Untuk mengetahui apakah larutan

lakmus tersebut bersifat asam ataukah basa

( Gambar 1.20 )
19. Kertas Untuk menyaring larutan

penyaring

( Gambar 1.21 )

2.2 Penyaringan Endapan, Pengenalan Bau Gas dan Penggunaan Kertas

Lakmus

2.2.1 Dasar Teori

Reaksi pengendapan adalah reaksi pembentukan padatan

dalam larutan atau di dalam padatan lain selama reaksi kimia.

Pengendapan juga dapat terjadi karena adanya difusi dalam

padatan. Ketika reaksi terjadi dalam larutan cair, padatan yang

terbentuk disebut sebagai endapan. Bahan kimia yang

menyebabkan adanya padatan disebut sebagai pengendap .

Pengendapan dapat terjadi jika konsentrasi senyawa

melebihi kelarutan. Pengendapan dapat terjadi dengan cepat dari

larutan jenuh. Pengendapan erat kaitannya dengan hasil kali

kelarutan (Ksp).

2.2.2 Alat dan Bahan Percobaan


 Penyaringan Endapan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini

adalah sebagai berikut:

Alat : Bahan :

1. Tabung reaksi 1. Larutan Na2CO3

2. Kertas penyaring 2. Larutan CaCl2

3. Corong 3. Aquades

4. Pipet tetes

2.2.3 Cara Kerja

 Ambil 10 tetes larutan Na2CO3 lalu masukkan kedalam

tabung reaksi.

 Tambahkan beberapa tetes larutan CaCl2 (amati apa yang

terjadi, catat warna endapan, endapan akan dopisahkan

dengan menyaring).

 Ambil kertas saring lipat menjadi ¼ lingkaran.

 Masukkan kertas saring ke dalam corong, kemudian basahi

dengan aquades agar kertas saring menempel pada dinding

corong.

 Ambil tabung reaksi yang baru atau kosong, letakkan

corong yang ada kertas saring diatasnya.

 Masukkan larutan Na2CO3 yang sudah ditambahkan dengan

larutan CaCl2 yang sudah menghasilkan atau berisi


endapan diatasnya, aduk-aduk dengan pengaduk dan

tuangkan sedikit demi sedikit ke corong dengan bantuan

pengaduk untuk diarahkan ke lubang corong.

 Diperoleh endapan yang menempel pada kertas saring dan

cairan masuk ke tabung reaksi yang ada di bawahnya

( endapan sudah terpisah dari cairannya ).

 Pengenalan Bau Gas dan Penggunaan Kertas Lakmus

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini

adalah sebagai berikut:

Alat : Bahan :

1. Tabung Reaksi 1. Larutan NaOh

2. Penjepit 2. Larutan NH4Cl

3. Kertas Lakmus

4. Spritus

Cara Kerja :

 Ambil 5 tetes larutan NH4Cl masukkan kedalam tabung

reaksi.

 Tambahkan 2 tetes larutan NaOH

 Peganglah tabung reaksi dengan penjepit, lalu panaskan

sambil di goyang-goyang.
 Arahkan mulut tabung ke tempat yang kosong dan tabung

agak dicondongkan.

 Setelah mendidih, angkat dari atas api jangan sampai

larutan yang di didihkan tumpah.

 Praktekkan cara membau gas dengan cara mengipas-

ngipaskan telapak tangan diatas mulut tabung ke arah

hidung kita yang berjarak relatif jarak jauh (30 cm) untuk

membau gas yang keluar.

 Reaksi yang terjadi : NH4Cl + NaOH NaCl +

NH4OH

 Dekatkan kertas lakmus merah ke mulut tabung, lihat apa

yang terjadi pada kertas lakmus merah tersebut dan

simpulkan.

2.1.3 Laporan Penyaringan, Pengenalan Bau Gas dan Penggunaan Kertas

Lakmus

Laporan Sementara
No. Percobaan Pengamatan Kesimpulan

1. Na2CO3 + CaCl2 10 tetes larutan Na2CO3 Larutan

dimasukkan kedalam Na2CO3 +

tabung reaksi dan CaCl2

ditambahkan Ca Cl2 berubah

menjadi

endapan.
2. Penyaringan Larutan Na2CO3 + CaCl2 Hasil dari

Na2CO3 + CaCl2 yang disaring dengan penyaringan

dengan kertas penyaring yang larutan

menggunakan diteteskan aquades. Na2CO3 +

kertas penyaring Lalu cairan yang ada CaCl2 yang

endapan tadi telah diaduk

dimasukkan ke dalam dan di

tabung reaksi yang tuangkan ke

baru. dalam tabung

reaksi yang

baru menjadi

tidak keruh.
3. Larutan NH4Cl + 5 tetes larutan NH4Cl + Larutan

NaOH 2 larutan NaOH NH4Cl +

dipanaskan dipanaskan sambil NaOH yang

digoyang-goyangkan sudah

sampai mendidih lalu dipanaskan


di cium bau gasnya mengalami

setelah itu dekatkan perubahan

kertas lakmus biru dan bau gas.

tetap tidak berubah Kertas

warna. lakmus biru

yang sudah

didekatkan ke

mulut tabung

reaksi juga

tidak berubah

warna yang

berarti

larutan ini

adalah

larutan basa.

Laporan Resmi

No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan

.
1. Larutan  10 tetes Na2CO3 Larutan

Na2CO3 + CaCl2 larutan Na2CO3 (aq) + Na2CO3+

dan dimasukkan CaCl2 CaCl2

penyaringan kedalam tabung (aq) berubah

Na2CO3 + CaCl2 reaksi dan CaC menjadi


dengan ditambahkan Ca O3 + 2 emdapan

menggunakan Cl2. NaCl yang keruh.

kertas  Larutan Hasil dari

penyaring Na2CO3 + CaCl2 penyaringan

yang disaring larutan

dengan kertas Na2CO3 +

penyaring yang CaCl2 yang

diteteskan telh diaduk

aquades. Lalu dan

cairan yang ada dituangkan

endapan tadi ke tabung

dimasukkan ke reaksi yang

dalam tabung baru

reaksi yang meenjadi

baru. tidak keruh

(jernih).
2. Larutan NH4Cl 5 tetes larutan NH4Cl Larutan

+ NaOH NH4Cl + 2 (s) + NH4Cl+

dipanaskan larutan NaOH NaOh NaOH yang

dipanaskan (aq) sudah

sambil H2O (l) dipanaskan

digoyang- + NH3 mengalami

goyangkan (g) + perubahan

sampai mendidih NaCl (s) bau gas.

lalu di cium bau Kertas


gasnya setelah lakmus biru

itu dekatkan yang sudah

kertas lakmus didekatkan

biru dan tetap ke mulut

tidak berubah tabung

warna. reaksi juga

tidak

berubah

warna yang

berarti

larutan ini

adalah

larutan

basa.

2.3 Identifikasi Anion

2.3.1 Dasar Teori

Anion-anion dapat dipisahkan kedalam golongan utama, tergantung pada

kelarutan garam perak, garam kalsium atau garam barium, dan garam zink. Ion

merupakan sebuah atom dans ekelompok atom mempunyai muatan total positif

atau negatif. Jumlah proton muatan positof dalam inti suatu atom tetap samaselam

berlangsungnya perubahan kimia tertentu, tetapo]i elektron yang bermuatan

negatif bila atom bertambah. Atom netral bertambah satu atau lebih elektronnya
akan emnghasilkan anion, yaitu yang bermuatan negatif akibat kenaikan elektron.

Atom dapat emmperoleh lebih dari satu elektron. Contohnya S2- dan N3- .

2.3.2 Alat dan Bahan Percobaan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah

sebagai berikut:

Alat : Bahan :

1. Tabung Reaksi 1. Larutan NaHCO3

2. Pipet Tetes 2. Larutan HCL

3. Corong 3. Zat padat

4. Penghubung pipa Ca(OH)2

5. Gabus 4. Air Kapur

6. Kertas Penyaring 5..Larutan

CaCl

2.3.2 Cara Kerja

Identifikasi Anion CO3 2- (karbonat)

 Ambil beberapa tetes larutan Na2CO3 masukkan ke dalam

tabung reaksi

 Tambahkan beberapa tetes dengan larutan HCL encer.

 Lihat dan catat apa yang terjadi (buih karena adanya

peruraian ion CO3 – menjadi gas CO2). Dibuktikan dengan

air kapur (air barit)


Identifikasi Anion HCO3 – (ion hidrogen karbonat)

 Ambil beberapa tetes larutan NaHCO3 masukkan kedalam

tabung reaksi

 Panaskan, lihat apa yang terjadi ( berbuih adanya gas

CO2), dibuktikan dengan air kapur (air barit).

 Larutan ditambahkan CaCl2 berlebih, terbentuk endapan

putih saring dan ambil filtratnya.

 Tambahkan filtrat dengan amoniak maka akan terbentuk

endapan atau larutan menjadi keruh keputihan.

 Hal tersebut menunjukkan adanya ion HCO3 dibuktikan

dengan air kapur (air barit).

UJI DENGAN AIR KAPUR (AIR BARIT)

 Siapkan dua buah tabung yang ada penghubung pipanya

 Masukkan air kapur 15 ml kedalam tabung 1 yang terbuka

 Masukkan zat padat Ca(OH)2 sebanyak 5 gram, tambahkan

larutan HCL encer hingga volume kira-kira 20 ml ke dalam

tabung 2 lalu tutup dengan gabus.

 Hubungkan tabung 1 dan tabung 2 dengan pipa / selang

penghubung.

 Panaskan tabung 2 maka akan terjadi aliran gas ke lubang 1.

 Tabung 1 yang berisi air barit / air kapur akan mengeruh ini

menunjukkan ada gas CO2.


 Jika pengaliran terlalu lama ke dalam tabung 1 yang berisi air

kapur, maka kekeruhan itu perlahan-lahan akan hilang,

dikarenakan terbentuk hydrogen karbonat yang larut (HCO3-)

2.3.4 Laporan Analisis Anion

Laporan Sementara identifikasi

No. Percobaan Pengamatan Kesimpulan

1. Larutan Na2CO3 Beberapa tetes larutan Penambahan

+ HCL Na2CO3 dimasukkan larutan Na2CO3 +

kedalam tabung reaksi HCL akan

dan ditambahkan mengakibatkan

beberapa tetes larutan timbulnya buih

HCL. yang disebabkan

adanya

peruraian ion.
2. Larutan Beberapa tetes larutan Larutan

NaHCO3 + CaCl2 NaHCO3 dimasukkan NaHCO3 + CaCl2

kedalam tabung reaksi yang berlebih

lalu dipanaskan. Ketika ketika disaring

dipanaskan terdapat terbentuk

buih. Setelah itu endapan yang

ditambahkan larutan disebut dengan

CaCl2 berlebih, setelah filtrat kemudian

itu disaring, ketika filtrat


disaring terdapat ditambahkan

endapan yang disebut dengan amoniak

filtrat ditambahkan dan terbentuk

dengan amoniak dan endapan.

terbentuk endapan lagi.


3. Air kapur 15 ml Siapkan dua tabung Pada saat proses

+ 5 gram zat yang ada penghubung pengaliran

padat Ca(OH)2 + pipanya lalu di terlalu lama

HCL masukkan air kapur 15 kedalam tabung

ml ke dalam tabung 1 1 yang berisi air

yang terbuka lalu kapur maka ion

masukkan zat padat hidrogen

Ca(OH)2 sebanyak 5 karbonat akan

gram, tambahkan larut (HCO3 -).

larutan HCL encer

hingga volume kira-

kira 20 ml kedalam

tabung 2 lalu tutup

dengan gabus.

Laporan Resmi

No Percoba Pengamatan Reaksi Kesimpulan

. an
1. Larutan Beberapa tetes Na2CO3 + Penambahan larutan

Na2CO3 larutan Na2CO3 HCL Na2CO3 + HCL akan

+ HCL dimasukkan 2Na mengakibatkan


kedalam tabung CL + timbulnya buih yang

reaksi dan H2CO3 disebabkan adanya

ditambahkan peruraian ion.

beberapa tetes

larutan HCL.
2. Larutan Beberapa tetes NaHCO Larutan NaHCO3 +

NaHCO3 larutan NaHCO3 3+ CaCl2 yang berlebih

+ CaCl2 dimasukkan CaCl2 ketika disaring

kedalam tabung CaCO3+ terbentuk endapan

reaksi lalu NaCl + yang disebut dengan

dipanaskan. Ketika CO2 + filtrat kemudian filtrat

dipanaskan H2O ditambahkan dengan

terdapat buih. amoniak dan terbentuk

Setelah itu endapan.

ditambahkan

larutan CaCl2

berlebih, setelah itu

disaring, ketika

disaring terdapat

endapan yang

disebut filtrat

ditambahkan

dengan amoniak

dan terbentuk

endapan lagi.
3. Air Siapkan dua tabung Ca(OH)2 Pada saat proses

kapur 15 yang ada + HCL pengaliran terlalu lama

ml + 5 penghubung CaCl2 + kedalam tabung 1 yang

gram zat pipanya lalu di H2O berisi air kapur maka

padat masukkan air kapur ion hidrogen karbonat

Ca(OH)2 15 ml ke dalam akan larut (HCO3 -).

+ HCL tabung 1 yang

terbuka lalu

masukkan zat padat

Ca(OH)2 sebanyak

5 gram, tambahkan

larutan HCL encer

hingga volume

kira-kira 20 ml

kedalam tabung 2

lalu tutup dengan

gabus

2.4 Identifikasi Kation

2.4.1 Dasar Teori


Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan

mengendap bila ditambahkan dengan asam klorida (HCl). Yaitu Ag⁺, Pb²⁺,

dan Hg²⁺ yang akan mengendap sebagai campuran AgCl, Hg Cl ,

dan PbCl . Pengendapan ion-ion golongan I harus pada temperatur

kamar atau lebih rendah karena PbCl  terlalu mudah larut dalam air

panas. Juga harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu banyak

ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan PbCl  melarut,

karena Ag⁺ dan Pb²⁺ membentuk kompleksi dapat larut.

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi

membentuk endapan dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral

encer. Ion-ion golongan ini adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut,

Kadnium, Arsenik (II), Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah

(II), Timah (III), dan Timah (IV). Keempat ion yang pertama merupakan

sub golongan 2A dan keenam yang terakhir sub golongan 2B. Sementara

sulfida dari kation dalam golongan 2A tak dapat larut dalam amonium

polisulfida. Sulfida dari kation dalam golongan 2B justru dapat larut.

Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun

dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,

kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana

netral atau amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II), Nikel

(II), Besi (II), Besi (III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). Kation

golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III.

Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan

adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.


2.4.2 Alat dan Bahan Percobaan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai

berikut:

Alat : Bahan :

1. Tabung reaksi 1. Larutan CaCl2

2. Pipet tetes 2. Larutan H2SO4

3. Rak tabung pereaksi 3. Amoniak

4. Larutan MgCl2

5. Larutan NaOH

6. Natrium Karbonat

2.4.3 Cara Kerja

Kation : Ca 2+ (kalsium) dan Mg2+ (magnesium)

Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak, melebur pada
2+
suhu 845˚C. Kalsium membentuk kation kalsium (II) atau Ca

dalam larutan air.

Digunakan Larutan CaCl2

1. Masukkan larutan tersebut (CaCl2) kedalam tabung pereaksi

dan berikan pereaksi berikut ini :

 Larutan H2SO4 encer, terjadi endapan putih CaSO4 (Tulis

reaksinya). Reaksi : Ca 2+ + SO4 2- → CaSO4


2. Masukkan larutan CaCl2 ke dalam tabung pereaksi dan berikan

pereaksi berikut ini :

 Larutan amonia, tak ada endapan karena kalsium hidroksida

larutan cukup banyak (kelarutan yang cukup tinggi). Jika

larutan basa itu terkena udara luar, sedikit karbon dioksida

akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh

kalsium karbonat.

Kation magnesium (Mg2+)

Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat, melebur

pada suhu 650˚C. Logan ini mudah terbakar dalam udara atau

oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang,

membentuk oksida MgO dan beberapa nitrida Mg3N2 . Logam ini

perlahan lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik

didih air reaksi berlangsung dengan cepat (Mg + 2H 2O →

Mg(OH)2 + H2).

Digunakan larutan MgCl2 atau MgSO4

Masukkan larutan tersebut ke dalam tabung reaksi dan tambahkan

pereaksi berikut ini :

 Larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih

Mg(OH)2 . Reaksinya : Mg2+ + 2 OH- → Mg(OH)2

 Larutan amonia, terbentuk pengendapan parsial magnesium

hidroksi yang putih seperti gelatin. Reaksinya : Mg2+ + @

NH3 + 2H2O → Mg(OH)2 + 2NH4+ . Endapan mudah larut

dalam garam-garam amonium sedikit sekali larut dalam air.


 Larutan natrium karbonat, terbentuk endapan putih,

bervolume besar, yaitu karbonat basa.

 Reaksinya : 5Mg2+ + 6CO32- +7H2O →

4MgCO3.Mg(OH)2.5H2O + 2HCO3-

 Endapan mudah larut dalam asam dan garam amonium, tak

larut dalam asam.

2.4.4 Laporan Analisis Kation

Laporan Sementara

No. Percobaan Pengamatan Kesimpulan

1. Larutan CaCl2 + 8 tetes larutan Ca Cl2 Hasil dari

H2SO4 ditambahkan 8 tetes penambahan

larutan H2SO4 larutan CaCl2 +

H2SO4

menghasilkan

endapan keruh.
2. Larutan CaCl2 + Masukkan 8 tetes Saat larutan

NH4OH larutan CaCl2 dan CaCl2

tambahkan 11 tetes ditambahkan

larutan NH4OH tidak larutan NH4OH

terbentuk endapan. larutan tidak

menjadi

endapan
3. Larutan MgCl2 + Masukkan 10 tetes Saat larutan
NH4OH larutan MgCl2 dan MgCl2

ditambahkan dengan 10 ditambahkan

tetes larutan NH4OH larutan NH4OH

kedalam tabung reaksi larutan menjadi

memiliki

endapan putih.
4. Larutan MgCl2 + Saat penambahan 10 Saat larutan MgCl2

NaOH tetes larutan MgCl2 ditambahkan larutan

dan 7 tetes larutan NaOH tidak terjadi

NaOh tidak terbentuk perubahan pada

endapan (larutan larutan.

tidak berkeruh).
Larutan MgCl2 + Teteskan 10 tetes Saat larutan MgCl2

5. NaCO3 MgCl2 kedalam ditambahkan larutan

tabung preaksi + 7 Natrium Karbonat

tetes larutan NaCO3 menjadi memiliki

(larutan sangat endapan.

berkeruh). Terbentuk

endapan

Laporan Resmi
No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
1. Larutan CaCl2 + 8 tetes larutan CaCl2 (aq) Hasil dari

H2SO4 CaCl2 + penambahan

ditambahkan 8 H2SO4 larutan CaCl2 +


tetes larutan (aq) H2SO4

H2SO4 Ca menghasilkan

SO4 (s) endapan encer

+ 2 HCl putih
2. Larutan CaCl2 + Masukkan 8 CaCl2 + Saat larutan

NH4OH tetes larutan NH4OH CaCl2

CaCl2 dan Ca ditambahkan

tambahkan 11 (OH)2 + larutan

tetes larutan 2 NH4Cl NH4OH

NH4OH tidak larutan tidak

terbentuk memiliki

endapan . endapan.
3. Larutan MgCl2 + Masukkan 10 MgCl2 + Saat larutan

NaOH tetes larutan 2HN4Cl MgCl2

MgCl2 dan M ditambahkan

ditambahkan g(OH)2 larutan NH4OH

dengan 10 + 2NaCl larutan menjadi

tetes larutan memiliki

NH4OH endapan putih.

kedalam

tabung reaksi
4. Larutan MgCl2 + Saat Saat larutan

NaOH penambahan MgCl2 + MgCl2

10 tetes larutan 2NaOH ditambahkan

MgCl2 dan 7 Mg larutan NaOH

tetes larutan (OH)2 + tidak terjadi

NaOh tidak 2NaCl perubahan pada

terbentuk larutan.

endapan

(larutan tidak

berkeruh).

5. Larutan MgCl2 + Teteskan 10 MgCl2 + Saat larutan

NaCO3 tetes MgCl2 Na2CO3( MgCl2

kedalam OH) ditambahkan

tabung preaksi MgCO3 larutan Natrium

+ 7 tetes + Karbonat

larutan NaCO3 2NaCl menjadi

(larutan sangat memiliki

berkeruh). endapan putih.

Terbentuk

endapan
2.5 Pengenceran dengan Labu Ukur

2.5.1 Dasar Teori

Pengenceran adalah pencampuran larutan pekat (berkonsentrasi

tinggi) dengan pelarut umum yang bertujuan untuk meningkatkan volume dari

larutan dan menurunkan kepekatan larutan. Pelarut ialah senyawa yang

mendominasi jumlahnya dalam suatu larutan, contohnya garam yang dilarutkan

dalam air, maka pelarutnya ialah air yang jumlahnya lebih banyak. Jika suatu

larutan senyawa kimia dilarutkan dalam pelarut, terkadang dilepaskan sejumlah

panas (eksotermik). Contohnya saja pada pengenceran H2SO4.

Setiap zat padat, cair, atau gas memiliki kemampuan larut yang berbeda-

beda pada setiap pelarut. Perbedaan wujud ini juga membeirkan indikasi bahwa

pelarutan suatu senyawa harus menggunakan cara cara tertentu. Rencana dan

prosedur dari setiap pelarutannya pun berbeda-beda, berkembang sesuai dengan

sifat larut dari senyawa yang terlibat. Sifat analisis atau eksperimen yang

diterapkan disesuaikan dengan reaksi tertentu agar analisis tersebut dapat

memberikan hasil yang dapat diteliti dengan benar.

5.5.2 Alat dan Bahan Percobaan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai

berikut:

Alat : Bahan :

1. Gelas Piala 1. Larutan HCL

2. Labu ukur 2. Larutan NaOH

3. Corong 3. Aquades

4. Gelas ukur 4. PP

5. Buret

6. Statif

7. Erlenmeyer

5.5.3 Cara Kerja

Pengenceran dilakukan dengan cara membuat larutan yang konsentrasi

rendah dari larutan yang konsentrasinya tinggi.

Membuat larutan standar HCl 0,1 N dari larutan HCl 0,2 N

Cara Kerja :

 Tentukan dulu volume larutan standar HCl 0,1 N yang akan dibuat

misal 500 ml atau 250 ml. (N2 = 0,1 dan V2 = 500ml). Kemudian

hitung dengan (rumus V1 N1 = V2 N2) dari HCl 0,2 N yang

diencerkan menjadi HCl 0,1 N. Maka diperoleh volume HCl 0,2 N.

 Ambil sejumlah larutana HCl 0,2 N diatas yang sudah dihitung

volumenya dengan menggunakan pipet gondok. Perhatikan minikus

(permukaan cekung dari zaat cair / diatas garis skala pipet). Cara
menggunakan pipet gondok setelah cairan yang masuk pas batas skala

maka tutup dengan telunjuk jari. Buka telunjuk pelan-pelan untuk

memasukkan cairan kedalam labu.

 Masukkan HCl tersebut ke dalam labu ukur yang volumenya

ukurannya dengan volume yang sudah ditentukan diatas (no.1)

 Encerkan dengan air/ aquades sampai batas skala labu ukur. Lakukan

dengan hati-hati harus tepat pada batans garis skala labu. Jangan lebih

dan kurang karena akan menimbulkan kesalahan.

 Pada pengenceran diatas didapat hasil larutan Standar HCl 0,1 N yang

diinginkan.

2.5.4 Laporan Pengenceran

Laporan Sementara

No. Percobaan Pengamatan Kesimpulan


1 Pengenceran Dik : N1 = 0,1 N Untuk membuat larutan

larutan HCl N2 = 0,05 standar HCL 0,1 N

menggunaka N dibutuhkan larutan HCL

n labu ukur V 2 = 500 sebanyak 250 ml

ml

Dit : V1 = ?

V1 x N1 = V2 x

N2

500 x 0,05
V1 =
0,1
V1 = 250 ml

2. Masukkan Pada titrasi volumetri

HCl kedalam 0,34 adalah volume dari

gelas ukur Dik : M1 = 0,1 HCL dan yang dititrasi

sebanyak M itu adalah larutan HCL.

20ml, lalu V 1 = 69,5 Jadi titik ekuivalen yang

pindahkan ke ml tercapai saat ditetesi

erlenmeyer V2 = 20 ml adalah 69,5 ml dari

dan Dit : M2 ......? NaOH.

diteteskan Peny:

indikator PP

sebanyak 3 V1 . M1 = V2 .

tetes M2

indikator PP 69,5 . 0,1 = 20 .

+ NaOH M2

6,95 = 20 . M2

6,95 / 20 = M2

0,34 = M2

Laporan Resmi
No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimp

ulan
1. Pengencer Pada saat Dik : N1 = 0,1 N Untuk

an larutan penuangan N2 = 0,05 N membu

HCl larutan HCL V2 = 500 ml at

mengguna kedalam Dit : V1 = ? larutan

kan labu gelas V1 x N1 = V2 x N2 standar

ukur ukur 500 x 0,05 HCL


V1 =
0,1
sebanyak 0,1 N
V1 = 250 ml
500 ml dibutuh

larutan kan

tersebut larutan

dipindahkan HCL

lagi sebany

kedalam labu ak 250

ukur dan ml

diencerkan

dengan

menambahka

aquades

sampai

batas

skalalabur

ukur.
2. Masukkan HCL Dik : M1 = 0,1 M Pada

HCl dimasukkan V1 = 69,5 ml titrasi

kedalam dalam V2 = 20 ml volume

gelas ukur gelasukur Dit : M2 ......? tri 0,34

sebanyak Sebanyak 20 Peny: adalah

20ml, lalu ml volume

pindahkan dan V1 . M1 = V2 . M2 dari

ke dipindahkan 69,5 . 0,1 = 20 . M2 HCL

erlenmeye ke 6,95 = 20 . M2 dan

r dan erlenmeyer. 6,95 / 20 = M2 yang

diteteskan Pada saat 0,34 = M2 dititrasi

indikator indikator itu

PP diteteskan adalah

sebanyak sebanyak larutan

3 tetes 3tetes HCL.

indikator sambil Jadi

PP + digoyang- titik

NaOH goyangkan. ekuival

Pada larutan en yang

HCL tercapa

larutan i saat

berubah ditetesi

menjadi lebih adalah

keruh dan 69,5 ml


pada dari

saat proses NaOH.

titrasi dengan

larutan

NaOH

larutan

berubah

menjadi

bewarna

merah muda

terang.

2.6 Analisis Kuantitatif

2.6.1 Dasar Teori

Analisis ialah pekerjaan yang dilakukan untuk untuk mengetahui kadar

suatu senyawa dalam sampel, dapat berupa satuan mol, ataupun persentase dalam

gram. Teknik ini membutuhkan ketelitian yang tinggi karena kesalahan dalam

pengukuran akan menghasilkan kesalahan data dalam penelitian. Analisa

kuantitatif pada umumnya dilakukan setelah analisa kualitatif. 

Berbagai metode analisis kuantitatif telah dikembangkan oleh kimiawan

yaitu cara klasik. Selanjutnya dalam penggunaan metode klasik analisa kuantitatif 

dalam metode ini yang sangat sering dipakai yakni titrasi atau volumetri dan
gravimetri. Ini juga menjadi praktikum wajib di Universitas. Cara analisa

kuantitatif volumetri (titri metri), yakni tehnik analisa memakai titrasi. Titrasi

ialah sistem menambahkan volume spesifik satu larutan pada larutan yang

lain.Larutan yang telah di ketahui konsentrasinya yaitu larutan standard,

sedangkan analit yaitu larutan yang akan segera ditetapkan konsentrasinya.

2.6.2 Alat dan Bahan Percobaan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai

berikut:

Alat : Bahan :

1. Gelas Piala 1. Larutan HCL

2. Labu ukur 2. Larutan NaOH

3. Corong 3. Aquades

4. Gelas ukur 4. PP

5. Buret

6. Statif

7. Erlenmeyer

2.6.3 Cara Kerja

 Ambil buret cucilah yang bersih, setelah dilab kering masukkan larutan

standar NaOH 0,1 N.


 Ambil larutan HCL X N dengan pipet gondok sebanyak 20 ml, kemudian

masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 3-4 tetes indikator

Phenolphtalein (pp)

 Bukalah kran buret teteskan pelan-pelan titran ini kedalam erlenmeyer dan

goyangkan zat yang dititrasi yang ada dierlenmeyer ini perlahan-perlahan.

 Titran dihentikan jika zat yang dititran sudah berwarna merah muda yang

tak mau hilang pada penggoyangan.

 Catat berapa m volume titran yang ada di buret (larutan standar) yang

dibutuhkan untuk menitrasi larutan hingga warna merah muda tidak

hilang.

 Hitunglah beberapa normalitas larutan HCL yang dititrasi. (Gunakan

rumus : V1N1 = V2N2).

2.6.4 Laporan Analisis Kuantitatif

Laporan Sementara

No. Percobaan Pengamatan Kesimpulan


1 Pengenceran Dik : N1 = 0,1 N Untuk membuat

larutan HCl N2 = 0,05 larutan standar HCL

menggunaka N 0,1 N dibutuhkan

n labu ukur V 2 = 500 larutan HCL sebanyak

ml 250 ml

Dit : V1 = ?

V1 x N1 = V2 x

N2
500 x 0,05
V1 =
0,1

V1 = 250 ml

2. Masukkan Pada titrasi volumetri

HCl kedalam 0,34 adalah volume

gelas ukur Dik : M1 = 0,1 dari HCL dan yang

sebanyak M dititrasi itu adalah

20ml, lalu V 1 = 69,5 larutan HCL. Jadi titik

pindahkan ke ml ekuivalen yang

erlenmeyer V2 = 20 ml tercapai saat ditetesi

dan Dit : M2 ......? adalah 69,5 ml dari

diteteskan Peny: NaOH.

indikator PP

sebanyak 3 V1 . M1 = V2 .

tetes M2

indikator PP 69,5 . 0,1 = 20 .

+ NaOH M2

6,95 = 20 . M2

6,95 / 20 = M2

0,34 = M2

Laporan Resmi

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpu

lan
1. Pengencer Pada saat Dik : N1 = 0,1 N Untuk

an larutan penuangan N2 = 0,05 N membuat

HCl larutan HCL V2 = 500 ml larutan

mengguna kedalam Dit : V1 = ? standar

kan labu gelas V1 x N1 = V2 x N2 HCL 0,1

ukur ukur 500 x 0,05 N


V1 =
0,1
sebanyak dibutuhk
V1 = 250 ml
500 ml an

larutan larutan

tersebut HCL

dipindahkan sebanyak

lagi 250 ml

kedalam labu

ukur dan

diencerkan

dengan

menambahka

aquades

sampai

batas

skalalabur

ukur.
2. Masukkan HCL Dik : M1 = 0,1 M Pada

HCl dimasukkan V 1 = 69,5 titrasi


kedalam dalam ml volumetr

gelas ukur gelasukur V2 = 20 ml i 0,34

sebanyak Sebanyak 20 Dit : M2 ......? adalah

20ml, lalu ml Peny: volume

pindahkan dan dari HCL

ke dipindahkan V1 . M1 = V2 . dan yang

erlenmeye ke M2 dititrasi

r dan erlenmeyer. 69,5 . 0,1 = 20 . itu

diteteskan Pada saat M2 adalah

indikator indikator 6,95 = 20 . M2 larutan

PP diteteskan 6,95 / 20 = M2 HCL.

sebanyak sebanyak 0,34 = M2 Jadi titik

3 tetes 3tetes ekuivale

indikator sambil n yang

PP + digoyang- tercapai

NaOH goyangkan. saat

Pada larutan ditetesi

HCL adalah

larutan 69,5 ml

berubah dari

menjadi lebih NaOH.

keruh dan

pada

saat proses
titrasi dengan

larutan

NaOH

larutan

berubah

menjadi

bewarna

merah muda

terang.

2.7 Standarisasi Larutan Asam dan Basa

2.7.1 Dasar Teori

Dalam kimia, asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air

akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam juga dapat

diartikan zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut

basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Terdapat dua

jenis larutan asam yaitu asam kuat dan asam lemah. Adanya karat pada besi

merupakan salah satu ciri yang menunjukkan bahwa asam bersifat korosif

terhadap logam.

Jika suatu asam dilarutkan hingga hampir seluruh ion H + dilepaskan maka asam

ini disebut asam kuat. Jika ion H+ yang dilepaskan hanya sebagian kecil saja maka

asam ini disebut asam lemah. Asam kuat dapat menghantarkan arus listrik,

sedangkan asam lemah hampir tidak dapat menghantarkan arus listrik.


Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika

dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Jika dilarutkan dalam

air akan terurai menjadi ion hidroksil (OH–) dan ion positif logam (tapi tidak

selalu). Oleh karena itu, suatu basa dapat menghantarkan arus listrik.

Contoh basa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya

seperti obat maag mengandung magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium

hidroksida (Al(OH)3); sabun mandi mengandung natrium hidroksida (NaOH);

sabun mandi bayi mengandung kalium hidroksida(KOH); deodorant mengandung

aluminium hidroksida (Al(OH)3) dan pembersih lantai mengandung ammonium

hidroksida (NH4OH).

Jika saat basa dilarutkan dan hampir seluruh ion (OH–) dilepaskan maka basa itu

disebut basa kuat. Contoh basa kuat, diantaranya sepeti natrium hidroksida

(NaOH), kalsium hidroksida (KOH), barium hidroksida(Ba(OH)2).

Namun, jika hanya sebagian kecil OH- yang dilepaskan maka basa itu disebut

basa lemah. Contoh basa lemah, diantaranya seperti ammonium hidroksida

(NH4(OH) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3).

2.7.2 Alat dan Bahan Praktikum

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah

sebagai berikut:

Alat : Bahan :

1. Neraca 1. :Asam Oksalat

2. GelasUkur 2. NaOH
3. LabuUkur 3. Aquades

4. Gelas piala 4. IndikatorPP

5. Corong

6. Buret

7. Sendok

8. Statif

9. Erlemeyer

10. Pipet Tetes

2.7.3 Cara Kerja

1. Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat

 Timbang 0,63 gr asam oksalat (COOH) 2 dengan gelas arloji. Masukkan

kedalam labu ukur

 Tambahkan aquades atau air suling sampai batas hingga volumenya tetap.

 Ambil dengan pipet 15 ml larutan NaOH masukkan kedalam erlenmeyer,

tambahkan 10 ml air suling dan 3 tetes indikator fenolphtalin (pp).

 Titrasi biasa tersebut dengan larutan asam oksalat hingga warna merah

jambu hilang.

 Catat volume asam oksalat yang dibutuhkan untuk titrasi.

 Hitung konsentrasi NaOH dengan rumus : V1N1 = V2N2

 Didapat hasil konsentrasi NaOH

2. Penentuan Kadar Asam Cuka dengan Larutan Standar NaOH


 Ambil dengan pipet 20 ml larutan asam cuka masukkan kedalam labu

ukur.

 Masukkan aquades kedalam labu ukur sampai batas volume labu ukur.

 Goyangkan secara perlahan

 Ambil 40 ml larutan asam cuka dengan pipet, masukkan kedalam

erlenmeyer tambahkan 3 tetes indikator fenolphtalein (pp).

 Ambil buret dan bersihkan, kemudian isi dengan larutan NaOH sebanyak

50 ml.

 Letakan erlenmeyer yang berisi larutan sebelumnya dibawah buret

 Setelah itu buka keran pada buret dan goyabg-goyangkan erlenmeyer

sampai adanya perubahan warna pada larutan.

 Catat volume NaOH yang dibutuhkan

 Hitung konsentrasi atau kadar asam cuka dalam cuka (gram /100 ml)

dengan rumus : 100/20 X 500/40 X N NaOH X V NaOH X Mr. Asam

cuka.

= ............ mgram = .......... gram.

2.7.4 Laporan Standarisasi Larutan Asam dan Basa

Laporan Sementara

No. Percobaan Pengamatan Kesimpulan

1. Ambil dan timbang Dik : Oksalat sebanyak

oksalat sebanyak 0,5 gram yang


0,5 gram dan N1 = 0,1 N ditambahkan

masukkan ke dalam V1 = 21,5 ml dengan aquades

labu ukur dan V2 = 15 ml + dan dikocok secara

tambahkan aquades 10 perlahan. Larutan

sampai batas ukur ml = 25 ml NaOH sebanyak 15

labu ukur. ml dalam

Kemudian kocok Dit : N2 ........? erlenmayer dan

secara perlahan. ditambahkan 10 ml

Masukkan larutan Peny: aquades dan telah

NaOH kedalam diteteskan indikator

gelas ukur V1.N1 = V2.N2 PP sebanyak 3 tetes

sebanyak 15 ml 21,5 . 0,1 = dan digoyangkan

lalu tuangkan 25 . N2 akan berubah

kedalam 2,15 = 25.N2 menjadi larutan

erlenmayer dan 2,15 = N2 dengan warna

ditambahkan 10 ml 25 merah muda

aquades. 0,086 N = N2 terang. Dari

Teteskan indikator percobaan larutan

PP sebanyak 3 tetes NaOH dibutuhkan

dan digoyangkan 21,5 ml asam

lagi Letakkan oksalat untuk

erlenmayer mendapatkan 0,086

sebelumnya N NaOH.

dibawah karet yang


sudah diisi dengan

aquades dan

oksalat. Kemudian

buka keran pada

buret dan tutup

sampai larutan

dalam erlenmayer.
2. Masukkan 20 ml Dik : Mr Pada percobaan 20

asam cuka kedalam CH3OOH = 60 ml asam cuka.

labu ukur lalu N NaOH = 40 ml asam cuka

tuangkan aquades 0,1 N yang diencerkan,

sampai batas labu V NaOH = indikator PP

ukur sambil 22,3 ml sebanyak 2-3 tetes,

dikocok secara Dit : N 50 ml

perlahan. Ambil 40 CH3COOH ? NaOH dibutuhkan

ml asam cuka yang Peny: 50 ml NaOH untuk

diencerkan N CH3COOH mendapatkan

menggunakan gelas = konsentrasi asam

ukur, lalu 100/20 X cuka

masukkan ke dalam 500/40 X N sebanyak 8,4 gram.

erlenmayer. NaOH X V

Tetskan indikator NaOH X Mr N

PP sebanyak 2-3 CH3COOH =

tetes. Masukkan 50 = 100 x500 x

ml NaOH kedalam 0,1 x 22,3 x60


buret. Letakkan 20 40

erlenmayer yang = 8.4 gram

berisi larutan

sebelumnya

dibawah buret,

setelah itu buka

keran pada buret

dan goyang-

goyangkan

erlenmayer sampai

warna pada larutan

berubah.

Laporan Resmi

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. Ambil dan Warna Dik : Oksalat

timbang oksalat larutan sebanyak 0,5

sebanyak 0,5 berubah N1 = 0,1 gram yang

gram dan menjadi N ditambahkan

masukkan ke merah muda V1 = 21,5 dengan


dalam labu ukur terang ml aquades dan

dan tambahkan V2 = 15 dikocok

aquades sampai ml + 10 secara

batas ukur labu ml = 25 ml perlahan.

ukur. Kemudian Larutan

kocok secara Dit : NaOH

perlahan. N2 ........? sebanyak 15

Masukkan ml dalam

larutan NaOH Peny: erlenmayer

kedalam gelas dan

ukur sebanyak V1.N1 = ditambahkan

15 ml lalu V2.N2 10 ml

tuangkan 21,5 . 0,1 aquades dan

kedalam = 25 . N2 telah

erlenmayer dan 2,15 = diteteskan

ditambahkan 10 25.N2 indikator PP

ml aquades. 2,15 = sebanyak 3

Teteskan N2 tetes

indikator PP 25 dan

sebanyak 3 0,086 N = digoyangkan

tetes dan N2 akan berubah

digoyangkan menjadi

lagi Letakkan larutan

erlenmayer dengan
sebelumnya warna merah

dibawah karet muda

yang sudah diisi terang. Dari

dengan aquades percobaan

dan oksalat. larutan

Kemudian buka NaOH

keran pada dibutuhkan

buret dan tutup 21,5 ml asam

sampai larutan oksalat untuk

dalam mendapatkan

erlenmayer. 0,086 N

NaOH.
2. Masukkan 20 Warna Dik : Mr Pada

ml asam cuka larutan CH3OOH = percobaan

kedalam labu berubah 60 20 ml asam

ukur lalu menjadi N cuka.

tuangkan merah muda NaOH = 0,1 40 ml asam

aquades sampai terang. N cuka yang

batas labu ukur V diencerkan,

sambil dikocok NaOH = indikator PP

secara perlahan. 22,3 ml sebanyak 2-3

Ambil 40 ml Dit : N tetes, 50 ml

asam cuka yang CH3COOH NaOH

diencerkan ? dibutuhkan

menggunakan Peny: 50 ml NaOH


gelas ukur, lalu N untuk

masukkan ke CH3COOH mendapatkan

dalam = konsentrasi

erlenmayer. 100/20 X asam cuka

Tetskan 500/40 X N sebanyak 8,4

indikator PP NaOH X V gram.

sebanyak 2-3 NaOH X

tetes. Masukkan Mr N

50 ml NaOH CH3COOH

kedalam buret. =

Letakkan = 100 x500

erlenmayer x 0,1 x 22,3

yang berisi x60

larutan 20 40

sebelumnya = 8.4 gram

dibawah buret,

setelah itu buka

keran pada

buret dan

goyang-

goyangkan

erlenmayer

sampai warna

pada larutan
berubah.

Bab III Kesimpulan

Kimia (dari bahasa Arab transliterasi: kimiya = perubahan benda/zat atau

bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang mempelajari

mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga

molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk

membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari


pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan

pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.

Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari mengenai

cara-cara penganalisaan zat kimia yang terdapat di dalam suatu sampel yang akan

dianalisa baik jenis maupun kadarnya. Dalam bidang kimia analitik, suatu analisis

harus melalui beberapa tahapan seperti pemulihan dan penyiapan sampel

(sampling), perlakuan awal (pretreatment), pemisahan, pengukuran dan analisis

data. Kimia analitik kuantitatif dibagi menjadi dua golongan yaitu kimia analitik

kualitatif dan kimia analitik kuantitatif. Analisa kualitatif mempunyai arti

mendeteksi keberadaaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui.

Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk

mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Definisi dari

analisis kualitatif adalah pemeriksaan kimiawi tentang jenis unsur atau ion yang

terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran beberapa zat.


Daftar Pustaka

Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Laboratorium Kimia Institut Teknologi

Nasional Yogyakarta 2020

https://contohsoal.co.id/analisis-kuantitatif-dan-kualitatif/

https://indrienola.wordpress.com/2016/03/14/493/

https://www.academia.edu/19197852/Laporan_Akhir_Praktikum_Kimia_A

nalit_Semester_2

https://salamadian.com/alat-alat-laboratorium-kimia-biologi/

https://www.ilmukimia.org/2014/02/reaksi-pengendapan.html

https://mystupidtheory.com/praktikum-pengenceran-larutan-baku/

https://www.pelajaran.co.id/2018/06/pengertian-sifat-dan-contoh-larutan-

asam- basa-dan-garam-terlengkap.html
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai