Disusun Oleh:
Gupron 171010900028
Muhammad Aziz Fikri Ariandy 2016090007
Disusun Oleh:
Gupron 171010900028
Muhammad Aziz Fikri Ariandy 2016090007
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporanpen pengembangan pelitian ini.
Adapun tujuan dari laporan pengembangan penelitian ini adalah untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk memenuhi kurikulum Sarjana Strata-1 (S1) pada
program studi teknik kimia Universitas Pamulang.
Pada kesempatan kali ini penul isingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yth. Bapak Untung Nugroho Harwanto, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program
Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Pamulang
2. Yth. Bapak Dr. Eng. Joni Prasetyo, M.T. selaku koordinator penelitian serta
pembimbing akademik penelitian Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Pamulang
3. Seluruh dosen teknik kimia beserta jajaran staf tata usaha Universitas Pamulang
4. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun
materi
5. Seluruh teman, sahabat dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa pada laporan pengembangan penelitian ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan di masa yang akan datang dan pada akhirnya laporan ini dapat
memberikan manfaat untuk semua pihak.
Penulis
ABSTRAK
i
Universitas Pamulang
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ii Universitas Pamulang
2.6 Teknologi Hidrolisis .............................................................................17
5.1 Kesimpulan..........................................................................................43
5.2 Saran.................................................................................................... 43
iv Universitas Pamulang
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2.1 Perubahan Struktur dan Warna (TKKS) (a) Sebelum dan (b)
Sesudah Delignifikasi...................................................................36
Gambar 4.2.2 Pengaruh Delignifikasi ..................................................................36
Gambar 4.2.3 Hasil Analisa Kadar Holocelulosa dan Lignin ..............................37
v Universitas Pamulang
DAFTAR TABEL
Tabel 2.6.1 Kelebihan dan kekurangan pada Hidrolisis Asam Pekat dan Asam
Encer .................................................................................................19
Tabel 4.1 Nilai Normalisasi dan Data Hasil Pengukuran Kandungan TKKS .......35
vi Universitas Pamulang
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
1
Universitas Pamulang
2
2
Universitas Pamulang
3
Universitas Pamulang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Universitas Pamulang
5
Komponen Persentase
Selulosa 59,7
Hemiselulosa 22,1
Lignin 18,1
Karbon 48,9
Hidrogen 6,3
Nitrogen 0,7
Sulfur 0,2
Oksigen 36,7
K 2,24
K2O 3,08-3,65
2.1.1 Selulosa
Universitas Pamulang
6
2.1.2 Hemiselulosa
Universitas Pamulang
7
2.1.3 Lignin
Universitas Pamulang
8
2.2.1 Etanol
Universitas Pamulang
9
2.2.2 Bioetanol
Universitas Pamulang
10
Parameter Etanol
Rumus kimia C2H5OH
Berat molekul 46
Densitas (g/mL) 0,7851
Titik didih (0C) 78,4
Titik nyala (0C) 13
Titik beku (0C) -112,4
Indeks bias 1,3633
Panas evaporasi (cal/g) 204
Viskositas pada (200C) poise 0,0122
Sumber: Badan Standarisasi Nasional
Tabel 2.1 merupakan tabel parameter kualitas bioetanol berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI)
Universitas Pamulang
11
Universitas Pamulang
12
Universitas Pamulang
13
Universitas Pamulang
14
Universitas Pamulang
15
Universitas Pamulang
16
Tabel 2.2.3 Metode Analisa Kimia Pada Tahapan Proses Bioetanol Generasi Dua
Universitas Pamulang
17
n
C6H10O5 nH2O nC6H12O6 (1)
Universitas Pamulang
18
bahwa 132 unit massa hemiselulosa dan 18 unit massa air akan melepaskan
150 unit massa gula pentosa (Wyman dkk., 2005). Faktor konversi
hemiselulosa ke gula pentosa (silosa) adalah 1,136 (Kang, Appels, Tan, &
Dewil, 2014).
n
C 5H 8O 4 n nH2O nC5H10O5 (2)
Universitas Pamulang
19
Tabel 2.6.1 Kelebihan dan kekurangan pada Hidrolisis Asam Pekat dan Asam Encer
Universitas Pamulang
20
1. Suhu : makin tinggi suhu makin cepat reaksi kimia, suhu yang
terlalu tinggi menyebabkan pemecahan selulosa namun
menyebabkan kerusakan enzim.
2. pH : pada umumnya enzim bersifat amfolitik, yang berarti enzim
mempunyai konstanta disosiasi pada gugus asam maupun pada
gugus basa. Enzim menunjukkan aktivitas maksimum pada kisaran
pH 4,5–8,0.
3. Kadar air substrat: kadar air bahan sangat memengaruhi laju reaksi
enzimatis. Pada kadar air yang rendah terjadi rintangan pada
substrat sehingga difusi terhambat.
4. Konsentrasi substrat dan kondisi reaksi substrat: mekanisme kerja
enzim ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi substrat yang
tersedia. Jika jumlah substrat sedikit maka kerja enzim rendah.
5. Konsentrasi enzim: konsentrasi enzim yang digunakan sangat
memengaruhi kecepatan reaksi enzim.
6. Waktu hidrolisis: semakin lama waktu hidrolisis, maka kadar
glukosa yang dihasilkan semakin besar.
Universitas Pamulang
21
Universitas Pamulang
22
Universitas Pamulang
23
Universitas Pamulang
24
Universitas Pamulang
25
Bahan Parameter
No. Metode Perolehan Referensi
Baku Proses
1 TKKS Hidrolisis T= Variasi Kadar Yuni,
Asam dan konsentrasi tertinggi dkk.,
Fermentasi H2SO4 2%, 3%, Bioetanol 2012
4%, dan 5%) 9,698 %.
t= Waktu
Fermentasi 5
hari
2 Tongkol Hidrolisis T= Enzim Kadar Abdullah
Jagung Enzimatis Selulase:xilanese tertinggi bin Arif
dan (1:1, dan 2:2) Bioetanol et al.,
Fermentasi t= Waktu 5,038 %. 2016
Fermentasi 5
hari
3 TKKS Hidrolisis T= Konsentrasi Volume Hanifah
Asam dan ragi (5%, 10%, Bioetanol et al.,
Fermentasi 15%, 20%) 14,4 ml, 2021
t= Waktu densitas
Fermentasi 7 0,8757 g/ml,
hari dan kadar
glukosa
tertinggi =
8,48%
4 TKKS Sakarifikasi T= Variasi Peningkatan Radhitya,
dan Pemurnian Kadar dkk.,
Fermentasi Adsorpsi dengan Bioetanol 2020
Serentak Zeolit tertinggi
(SSF), dan adalah
Pemurnian dengan
Adsorpsi Pemurnian
Adsorpsi Z4
yang
menjadikan
Universitas Pamulang
26
kadar
Bioetanol
dari 1,32697
g/L Menjadi
1,71227 g/L.
5 Rumput Sakarifikasi t= Waktu Dari variasi Vahemas,
dan
Alang- Fermentasi (3, 5, waktu dan I
Fermentasi
Alang 7, 9 Hari) Sakarifikasi Gusti,
Serentak
(SSF) dan 2020
Fermentasi,
hari ke 7
menghasilkan
kadar
bioetanol
tertinggi yaitu
30% dengan
nilai densitas
sebesar
0,94454 g/ml.
6 TKKS Sakarifikasi T= Konsentrasi Penelitian
dan Enzim Selulase (60, Ini
Fermentasi 90, 120, 150 FPU) -
Serentak t= Waktu
(SSF) Fermentasi (3 Hari)
Universitas Pamulang
BAB 3
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan yang digunakan untuk kegiatan penelitian ini terdiri dari:
27
Universitas Pamulang
28
Alat Bahan
Microwave Fermipan
Neraca Analitis
Bahan baku berupa TKKS yang diperoleh dari pabrik pengolahan kelapa
sawit dipotong-potong sampai ukuran 1 cm dan ditambahkan massanya.
Kemudian analisa kadar air, delignifikasi TKKS menggunakan microwave,
setelah itu analisa Total Solid (TS) dan Total Disolve Solid (TS)
Universitas Pamulang
29
Universitas Pamulang
30
Universitas Pamulang
31
Proses analisa suhu dan ORP dilakukan dengan menggunakan alat ORP
meter dan Thermometer.
3.5.6 Analisa Kadar Gula Reduksi dalam Lignin
Universitas Pamulang
32
Universitas Pamulang
33
Bahan Baku
(TKKS)
Setelah 2x Pratreatment Ampas Dikeringkan Pada Vacuum Drying Oven Pada Suhu 70-80oC
Universitas Pamulang
34
𝐅𝐏𝐔
Konsentrasi enzim = 𝐆𝐫𝐚𝐦 𝐓𝐊𝐊𝐒
Jadi jumlah Enzim Selulase yang digunakan pada variasi konsentrasi Enzim
(60 FPU, 90 FPU, 120 FPU, dan 150 FPU) yaitu 14 gram.
Universitas Pamulang
BAB 4
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Komponen TKKS Sebelum dan sesudah Delignifikasi
presentasi sebesar 48,56% oleh karena itu tandan kosong kelapa sawit ini
sangat berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioetanol generasi dua.
Gambar 4.2.1 Perubahan Struktur dan Warna (TKKS) (a) Sebelum dan (b) Sesudah
Delignifikasi
25
20
Etanol (g/L)
15
10
0
Bahan Baku Delignifikasi
Universitas Pamulang
37
Hasil analisa kadar holocelulosa dan lignin ini adalah data dari
penelitian sebelumnya yaitu data hasil delignifikasi dengan konsentrasi
Naoh 0,2 M, 0,4 M, 0,6 M, dan 0,8 M dan dengan Microwave. Data dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:
Universitas Pamulang
38
Secara umum sintesis bioetanol yang berasal dari biomassa terdiri dari
dua tahap utama, yaitu hidrolisis dan fermentasi. Proses SSF merupakan
penggabungan antara tahap hidrolisis dan fermentasi yang dilakukan secara
simultan dalam satu waktu, sehingga dapat berlangsung efisien. Proses
hidrolisis (sakarifikasi) dilakukan secara biologis, yaitu dengan menggunakan
enzim.
Enzim merupakan protein yang bersifat katalis, sehingga sering disebut
biokatalis. Enzim mempunyai kemampuan mengaktifkan senyawa lain secara
spesifik dan dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia yang akan
berlangsung lama apabila tidak menggunakan enzim. Proses SSF juga
melibatkan yeast atau mikroba untuk menguraikan glukosa pada proses
fermentasi.
Fermentasi merupakan proses produksi energi dari mikroorganisme
dalam kondisi anaerobik (tanpa udara). Mikroorganisme yang melakukan
fermentasi bioetanol harus dapat memfermentasi semua monosakarida yang
terkandung dalam media. Mikroba saccharomyces cerevisiae digunakan
untuk mengkonversi gula menjadi bioetanol dengan kemampuan konversi
yang baik (Nata, et al., 2014).
Universitas Pamulang
39
150 134
Etanol (g/L)
100
50 27
14
0
Bahan Baku Delignifikasi Nutrisi
Universitas Pamulang
40
Gambar 4.4.2 Kadar Bioetanol Berdasarkan Konsentrasi Enzim Tanpa Penambahan Nutrisi
Universitas Pamulang
41
Salah satu komponen penting dalam proses SSF adalah enzim. Enzim
merupakan biokatalis yang fungsinya mempercepat suatu reaksi kimia. Enzim
yang digunakan dalam proses SSF adalah enzim selulase. Konsentrasi
selulase yang diberikan pada proses SSF mempengaruhi kadar bioetanol yang
dihasilkan (Nata, et al., 2014). Variasi untuk enzim selulase yang diberikan
adalah 60 FPU, 90 FPU, 120 FPU, dan 150 FPU. Berikut adalah Gambar 4.5
hasil bioetanol berdasarkan variasi konsentrasi enzim dan penambahan
nutrisi.
90 FPU
10,0
4,0 4,0 120 FPU
5,0 2,0
150 FPU
0,0
0 20 40 60 80
Waktu (Jam)
Gambar 4.5 Pengaruh Waktu Fermentasi
Pada gambar 4.5. berdasarkan penambahan nutrisi yeast extract 0,5 g dan
Peptone 1 g pada Konsentrasi Enzim 60 FPU (Sampel 9), 90 FPU (Sampel
39), 120 FPU (Sampel 20), dan 150 FPU (Sampel 3), dengan waktu
fermentasi 24 jam, 48 jam, dan 72 jam bioetanol yang dihasilkan
menunjukkan bahwa kadar bioetanol penambahan nutrisi berpengaruh
terhadap peningkatan kadar bioetanol, sedangkan pengaruh waktu fermentasi
terlihat ada peningkatan pada masing–masing variasi enzim selulase
ditunjukan pada jam ke-48 dan cenderung menurun pada jam ke-72. Pada
gambar 4.5. Dapat dilihat bahwa kadar bioetanol paling besar pada
konsentrasi enzim 150 FPU (sampel 3) yaitu 1,74% dengan waktu fermentasi
48 jam.
Universitas Pamulang
42
Universitas Pamulang
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
43
Universitas Pamulang
DAFTAR PUSTAKA
44
Universitas Pamulang
Winarno, F.G., S. Fardiaz. (2002). Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Naibaho, P. 1998. Teknik Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan.
Palupi, B., Fachri, B., Rahmawati, I., Rizkiana, M.F., Amini, H.W., Meidi,
N., Rahmawaty, D. (2022) Pengaruh Nutrisi Mikroorganisme Pada
Proses Fermentasi Terhadap Konsentrasi Bioetanol dari Batang
Tembakau.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/download/32207/1
1497/
Dirjen Perkebunan. 2021. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas
Tembakau 2019-2021. Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta.
Nata, I.F., Prayogo, J.H., Arianto, T. (2014). Produksi Bioetanol dari
Alkali-Pretreatment Jerami Padi Dengan Proses Simultaneous
Sacharification and Fermentation (SSF). Konversi, 3 (1): 10-16,
http://dx.doi.org/10.20527/k.v3i1.132
Harsojuwono, B.A., Arnata, I.W. (2014). Optimasi ph dan Suhu Proses
Sakarifikasi Fermentasi Simultan Dalam Produksi Bioethanol dari Ubi
jalar. Media Ilmiah Teknologi Pangan, 1 (1): 50-57,
https://ojs.unud.ac.id/index.php/pangan/article/view/13069
Abdullah, N, F. Sulaiman, H. Gerhauser. 2011. Characterisation of Oil Palm
Empty Fruit Bunches for Fuel Application. Journal of Physical
Science. Vol. 22(1), 1–24.
Ajani, A O, Agarry S.E, Agbede OO. 2011. A Comparative Kinetic Study of
Acidic Hydrolysis of Wastes Cellulose from Agricultural Derived
Biomass. JASEM. ISSN 1119-8362. Vol 15 (4) 531 – 537.
Budiyati, Eni, dan Umar Bandi. 2015. The Effects of Hydrolysis
Temperature and Catalyst Concentration on Bio-ethanol Production
from Banana Weevil. Proceedings of The 9th Joint Conference on
Chemistry. ISBN 978-602- 285-049-6.
Ceirwyn, S.J. 1995. Analytical Chemistry of Food. Blackie Academic &
Professional: London. Pp. 84-125.
45
Universitas Pamulang
Chen, Jyh Cherng dan Jian Shuo Guo. 2013. Improving the conversion
efficiency of waste cotton to bioethanol by microwave hydrolysis
technology. Sustain. Environ. Res., 23(5), 333-339.
Chin, Siew Xian, Chin Hua Chia, Zhan Fang, Sarani Zakaria, Xing Kang Li,
dan Fan Zhang. 2014. A Kinetic Study on Acid Hydrolysis of Oil
Palm Empty Fruit Bunch Fibers Using a Microwave Reactor System.
American Chemical Society. 28: 2589-2597.
Darnoko. (1992). Potensi Pemanfaatan Limbah Lignoselulosa Kelapa Sawit
Melalui Biokonversi. Berita Pen. Perkeb (2): 85-97.
47
Universitas Pamulang
III. Analisa Lignin Tidak Terlarut
48
Universitas Pamulang
VI. Analisa TDS (Total Disolve Solid)
49
Universitas Pamulang
Lampiran 2
Lampiran 2 Alat-Alat Penunjang Penelitian
50
Universitas Pamulang
Lampiran 3
Lampiran 3 Tabel Data Pengamatan
II. Data pengukuran Total Disolve Solid (TDS) dan Total Solid (TS)
51
Universitas Pamulang
Lampiran 4
Lampiran 4 Grafik Hasil Pengamatan
80
0
Suhu ( C ), ORP (mv)
52
Universitas Pamulang
IV. Grafik pengukuran Rendemen (Yield)
53
Universitas Pamulang
LEMBAR PERBAIKAN
54
Universitas Pamulang