Oleh :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vi
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................3
1.5 Batasan Masalah..............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................4
2.1 Energi...............................................................................................4
2.2 Biomassa Sebagai Sumber Energi Terbarukan................................5
2.3 Tanaman Nilam................................................................................6
2.4 Limbah Padat Nilam.........................................................................7
2.5 Pirolisis.............................................................................................8
2.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pirolisis...................9
2.6 Briket Bioarang................................................................................10
2.6.1 Pembuatan Briket Bioarang........................................................14
2.7 Uji Karakteristik Briket Bioarang ...................................................14
2.7.1 Kandungan Air .........................................................................14
2.7.2 Kadar Abu...................................................................................15
2.7.3 Kandungan Zat Terbang.............................................................15
2.7.4 Karbon Tetap..............................................................................16
2.7.5 Nilai Kalor..................................................................................16
2.7.6 Uji SEM......................................................................................17
2.8 Review Penelitian Sebelumnya........................................................19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................21
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................21
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................21
3.2.1 Alat-alat......................................................................................21
3.2.2 Bahan-bahan...............................................................................21
3.3 Variabel Penelitian...........................................................................22
3.3.1 Variabel Tetap............................................................................22
3.3.2 Variabel Bebas ...........................................................................22
3.3.3 Variabel Terikat .........................................................................22
3.4 Prosedur Penelitian..........................................................................22
3.4.1 Persiapan Bahan Baku...............................................................22
3.4.2 Proses Pirolisis............................................................................23
3.4.3 Perekat........................................................................................ 23
3.5 Tahapan Analisa...............................................................................23
3.5.1 Uji Kadar Air..............................................................................24
3.5.2 Uji kadar Abu.............................................................................25
3.5.3 Uji Kadar Zat Terbang ...............................................................25
3.5.4 Uji Kadar Karbon Tetap.............................................................33
3.5.5 Uji Nilai Kalor............................................................................33
3.5.6 Uji SEM......................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................30
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Standart Kualitas Briket Bioarang Buatan Jepang, Inggris, USA,
dan Indonesia....................................................................................11
Tabel 2.3 Review Penelitian Sebelumnya........................................................ 18
Tabel 3.1 Perancangan Percobaan Penelitian...................................................26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Briket Bioarang................................................................................25
Gambar 3.2 Blok Diagram ..................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Energi
Energi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia sebagai penyedia
kebutuhan seperti pencahayaan dan memasak. Sumber energi yang dibutuhkan
saat ini meliputi tenaga air, panas bumi, biomassa, surya, dan angin, telah
meningkat selama bertahun-tahun di berbagai negara. Ketergantungan terhadap
kebutuhan hidup semakin meningkat beriringan dengan bertambahnya populasi
manusia dan meningkatnya perekonomian masyarakat, terutama dalam sektor
energi. Masih banyak negara di dunia ini terutama Indonesia yang
menggantungkan kebutuhan energinya terhadap energi yang berasal dari bahan
bakar minyak bumi yang keberadaanya semakin menipis (Andriyono, 2016).
Sumber energi yang tidak dapat diperbarui khususnya fosil (minyak dan
gas) mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Ketergantungan yang besar pada sumber energi fosil (minyak bumi dan batu bara)
telah menyebabkan terjadinya eksploitasi besar-besaran pada kedua sumber energi
tersebut, sehingga energi tersebut akan terus berkurang. Hal tersebut dikarenakan
energi fosil merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, untuk itu
perlu dicari energi terbarukan agar tidak tergantung pada bahan bakar tersebut.
Sedangkan pada sisi lainnya banyak negara yang berlomba lomba menciptakan
energi alternative salah satunya adalah biomassa, ketersediaan biomassa sangat
melimpah namun belum di optimalkan penggunaanya (Naim, 2013).
Salah satu energi terbarukan yang mempunyai potensi besar di Indonesia
adalah biomassa. Biomassa adalah istilah untuk semua jenis material organik yang
dihasilkan dari proses fotosintesis seperti : daun, ranting, rumput, gulma, gambut,
limbah pertanian dan kehutanan. Biomassa dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar alternatif dengan berbagai macam proses seperti anaerobic digestion,
gasifikasi, pirolisa, pembuatan briket maupun dibakar langsung (Naim, 2013).
2.2 Biomassa Sebagai Sumber Energi Terbarukan
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis
yang meliputi daun, kayu, buah-buahan, limbah pertanian, dan limbah kehutanan.
Biomassa merupakan suatu sumber energi yang dapat diperbarui dan dapat
dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar. Biomassa adalah material biologis yang
dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar, baik secara langsung maupun
setelah diproses melalui serangkaian proses yang dikenal sebagai konversi
biomassa.
Sebagai sumber energi, biomassa dapat digunakan secara langsung dengan
cara membakarnya untuk menghasilkan panas atau tidak langsung dengan
mengubahnya menjadi berbagai bahan bakar biomassa. Salah satu pendekatan
untuk efisiensi pemanfaatan semua limbah biomassa adalah densifikasi dengan
mengubahnya dalam bentuk pelet atau briket biomassa. Pembuatan briket dengan
bahan biomassa menyebabkan kenaikan nilai kalor bersih persatuan volume,
mengurangi biaya transportasi, meningkatkan kerapatan curah dan juga
meningkatkan karakteristik penanganan. Energi alternatif untuk membuat briket
bioarang dengan memanfaatkan limbah biomassa seperti tempurung kelapa,
sekam padi, serbuk gergaji kayu jati, ampas tebu, dan limbah padat nilam (Shukla
dan Vyas, 2015).
Ada berbagai jenis biomassa dan komposisinya juga beragam. Beberapa
komponen utama adalah selulosa, hemiselulosa, lignin, dan protein. Pohon
biasanya mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin seperti tanaman herbal
meskipun persen komponennya berbeda satu sama lain. Kandungan selulosa
dalam kayu akan mempengaruhi besarnya kadar karbon terikat dalam briket.
Semakin besar kandungan selulosa menyebabkan kadar karbon terikat semakin
besar, hal ini dikarenakan komponen penyusun selulosa adalah karbon
(Yokoyama, 2008).
Lignin merupakan komponen penyusun kayu bersifat thermoplastik yang
terdiri dari molekul-molekul senyawa polifenol yang berfungsi sebagai pengikat
sel-sel kayu satu sama lain, sehingga menjadi keras dan kaku, selain itu
mengakibatkan kayu mampu meredam kekuatan mekanis yang dikenakan
terhadapnya. Oleh karena itu memungkinkan untuk memanfaatkan lignin sebagai
perekat dan bahan pengikat pada papan partikel, kayu lapis atau produk kayu
lainnya (Santoso 2003).
2.8 Perekat
Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses
pembuatan briket, maka diperlukan zat pengikat sehingga dihasilkan briket yang
kompak. Berdasarkan fungsi dari pengikat dan kualitasnya, pemilihan bahan
pengikat dapat dibagi sebagai berikut yaitu:
a. Berdasarkan sifat atau bahan perekat briket
Adapun karakteristik bahan baku perekatan untuk pembuatan briket adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki gaya kohesi yang baik bila dicampur dengan semikokas atau batu
bara.
2. Mudah terbakar dan tidak berasap
3. Mudah didapat dalam jumlah banyak dan murah harganya.
4. Tidak mengeluarkan bau, tidak beracun dan tidak berbahaya
b. Berdasarkan jenis
Jenis bahan baku yang umum dipakai sebagai pengikat untuk pembuatan
briket yaitu:
1. Pengikat anorganik
Pengikat anorganik dapat menjaga ketahanan briket selama proses
pembakaran sehingga dasar permeabilitas bahan bakar tidak terganggu.
Pengikat anorganik ini mempunyai kelemahan yaitu adanya penambahan
abu yang berasal dari bahan pengikat sehingga dapat menghambat
pembakaran dan menurunkan nilai kalor. Contoh dari pengikat anorganik
antara lain semen, lempung dan natrium silika.
2. Pengikat organik
Pengikat organik menghasilkan abu yang relatif sedikit setelah pembakaran
briket dan umumnya merupakan bahan perekat yang efektif. Contoh dari
pengikat organik antara lain tepug kanji, tepung sgu, tar, aspal, amilum,
molase dan parafin. Pengikat organik menghasilkan abu yang relatif sedikit
setelah pembakaran briket dan umumnya merupakan bahan perekat yang
efektif. Contoh dari pengikat organik di antaranya kanji, tar, aspal, amilum,
molase dan parafin (Sulistyanto 2006).
Tapioka sering digunakan untuk membuat makanan dan bahan perekat.
Tepung tapioka umumya digunakan sebagai bahan perekat karena banyak terdapat
dipasaran dan harganya relative murah. Perekat ini dalam penggunaanya
menimbulkan asap yang relative sedikit dibandingkan dengan bahan lainnya.
Perekat tepung tapioka dalam bentuk cair sebagai bahan perekat menghasilkan
fiberboard bernilai rendah dalam hal kerapatan, keteguhan tekan, kadar abu dan
zat mudah menguap, tetapi akan lebih tinggi dalam hal kadar air, karbon terikat
dan nilai kalornya apabila dibandingkan dengan yang menggunakan perekat
molase. Penggunaan tapioka akan menghasilkan briket yang tidak berasap dan
tahan lama (Prayitno, 1988).
Perekat dalam pembuatan briket bioarang berpengaruh pada kualitas
briket. Apabila jumlah briket tidak sesuai dengan komposisi biomassa, maka
ketika briket tersebut dicetak hasil cetakkan akan terlalu kering dan mudah
hancur. Pencampuran perekat yang tidak merata menyebabkan cetakkan patah-
patah ketika keluar dari cetakkan briket (Ilham Muzi, 2014).
Tapioka adalah salah satu pengikat organik yang memiliki kadar
karbohidrat cukup tinggi. Tapioka merupakan salah satu sumber karbohidrat
yang ketersediaannya cukup melimpah khususnya di daerah yang memiliki usaha
perkebunan singkong. Sebagai sumber karbohidarat, tapioka juga memiliki pati
yang terdiri dari amilosa dan amilopektin yang menjadikannya mampu mengikat
karbon dalam briket arang. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan
amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda.
L.) kg/cm ,
2
Nilai 300
Kalor yang kg/cm .
2
Dihasilkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Persiapkan
Bahan bakualat dan dan
dicuci Mulai
bahan (limbah padat
dikeringkan nilam
hingga 6 kg)lalu
kering
dipotong 600
Ditimbang sebanyak sepanjang 2 cm
gr, 1200 gr, dan 1800 gr. Lalu dimasukkan ke reaktor
pirolisis selama 90 menit dengan suhu 300oC, 350 oC, dan 400 oC
DAFTAR PUSTAKA
Andriyono, H., dan Tjahjanti, P. H. 2016. Analisa Nilai Kalor Briket dari
Campuran Ampas Tebu dan Biji Buah Kepuh. Seminar Nasional Dan Gelar
Produk, 483–490
Gandhi, A. 2010. Pengaruh Variasi Jumlah Campuran Perekat Terhadap
Karakteristik Briket Arang Tongkol Jagung. Profesional. Vol 8 No (1). Hal
12.
Hambali. 2007. Teknologi Bioenergi. Jakarta: Agromedia.
Hartanto, F. P. dan F. A. (1998). Optimasi Kondisi Pirolisis Sekam Padi untuk
Menghasilkan Bahan Bakar Briket Bioarang sebagai Bahan Bakar
Alternatif. Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Jain, V., Chippa, R., Chaurasia, P., Gupta, H., dan Singh, S. K. 2014. A
Comparative Experimental Investigation of Physical and Chemical
Properties of Sawdust and Cattle Manurebriqquette. International Journal of
Science Engineering and Technology, 2(7), 1513–1520.
Jamilatun, S. 2011. Kualitas Sifat-sifat Penyalaan dari Pembakaran Briket
Tempurung Kelapa, Briket Serbuk Gergaji Kayu Jati, Briket Sekam Padi
dan Briket Batubara. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 28 (2) : 55-63
Ketaren, S. 1985. Pengaruh Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: Balai Pustaka
Maninder, Kathuria, R. S., dan Grover, S. 2012. Using Agricultural Residues as a
Biomass Briquetting : An Alternative Source of Energy. IOSR Journal of
Electrical and Electronics Engineering, 1(5), 11–15.
Manoi ,F; 2012 Perkembangan teknologi pengolahan dan penggunaan minyak
nilam serta pemanfaatan limbahnya. Jakarta: Balai penelitian tanaman
obat dan aromatic
Naim, D., Saputro, D. D., dan Rusiyanto. 2013. Pengaruh Variasi Temperatur
Cetakan Terhadap Karakteristik Briket Kayu Sengon pada Tekanan.
Ndraha, N. 2009. Uji Komposisi Bahan Pembuatan Briket Bioarang Tempurung
Kelapa dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan. Skripsi.
Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Onu, Favan. 2010. Pengukuran Nilai Kalor Bahan Bakar Briket Arang Kombinasi
Cangkang Pala dan Limbah Sawit. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Pujianto, H, Ferichani, M, dan Barokah, U, 2012.Analisis Usaha Penyulingan
Nilam di Kecamatan Bantar Kawung Kabupaten Brebes, e-Jurnal Agrista
ISSN 2302-1713
Santoso, H. B. 2000. Bertanam Nilam. Kanisius. Yogyakarta
Shukla, S., dan Vyas, S. 2015. Study of Biomass Briquettes, Factors Affecting Its
Performance and Technologies Based On Briquettes. IOSR Journal of
Environmental Science, Toxicology and Food Technology, 9(11), 2319–
2399.
Soeyanto. 1998.
Sulistyanto, A. 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara
dan Sabut Kelapa. Media Mesin. 7(2): 77-84
Urgel, A. M. M. 2014. Production of Homemade Biomass Briquettes from Dried
Syzygium Samarangense (MAKOPA). APEC Youth Scientist Journal, 6(2),
135–144.
Usmiati, Sri. 2008. Limbah Penyulingan Sereh Wangi Dan Nilam. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor
Yokoyama, S. 2008. The Asian Biomass Handbook. The Japan Institute of
Energy: Japan.
Yuliani, S., Tritraningsih dan S. Rusli. 2005. Limbah Penyulingan Minyak Nilam.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.