BIOTEKNOLOGI TANAMAN
OLEH :
APRILIA SAIDENA
NIM. 2106110304
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pekanbaru, 10 Juni 2023
APRILIA SAIDENA
NIM. 2106110304
ASISTEN
ASISTEN I ASISTEN II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulisan laporan akhir ini dapat dibuat. Penulisan laporan
akhir merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh asisten dosen, Tugas ini
Mahasiswa belajar mandiri, penuh tanggung jawab dan dapat mempelajari pelajaran
ini. Akhirnya tiada gading yang tak retak dan tiada besi yang tidak berkarat meskipun
penyusunan laporan akhir ini telah rampung, tetapi bukan berarti sudah sempurna.
Dengan demikian saya minta dimaklumi jika ada kesalahan dalam pembuatan karena
masih dalam tahap pembelajaran dan tidak ada copy paste dari laporan teman yang
APRILIA SAIDENA
1
DAFTAR ISI
Contents
2
3.3.2 Pembuatan Larutan stok ........................................................................................... 46
5.2 Saran................................................................................................................................... 55
LAMPIRAN ................................................................................................................................. 64
3
I. PENDAHULUAN
kultur jaringan, dan seleksi alami dalam mengubah dan memperbaiki tanaman untuk
tujuan tertentu.
genetika tanaman. Dalam rekayasa genetika, gen-gen dari organisme lain yang
Misalnya, gen yang memberikan resistensi terhadap hama atau penyakit dapat
dimasukkan ke dalam tanaman untuk melindunginya dari serangan patogen. Gen juga
al., 2014)
jaringan, di mana bagian-bagian tanaman seperti daun atau batang dapat dikulturkan
dalam media yang kaya nutrisi untuk memperbanyak secara cepat. Teknik ini
digunakan untuk memproduksi bibit tanaman dalam skala besar, menghasilkan klon
4
Aplikasi bioteknologi tanaman juga termasuk pemuliaan tanaman tradisional,
melalui metode seleksi alami atau persilangan. Namun, bioteknologi modern telah
2003)
lebih tahan terhadap penyakit, serangga, dan kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Hal ini dapat berdampak positif pada produksi pertanian, keamanan
biologi dan rekayasa genetika untuk memanipulasi sifat-sifat tanaman dengan tujuan
melibatkan berbagai metode dan teknik, termasuk rekayasa genetika, kultur jaringan,
rekayasa genetika untuk memasukkan atau mengubah gen dalam tanaman dengan
cara yang tidak mungkin terjadi secara alami. Hal ini dapat dilakukan dengan
5
sifat-sifat yang diinginkan, seperti ketahanan terhadap hama atau penyakit,
tanaman yang sering disebutkan adalah tanaman transgenik atau GMO (Genetically
memperbanyak tanaman dengan cepat. Teknik ini digunakan untuk produksi bibit
sifat yang diinginkan dipilih dan dikembangkan melalui persilangan alami atau
pengetahuan genetika.
berbagai metode dan teknologi yang digunakan untuk memanipulasi genetika dan
keberlanjutan lingkungan.
6
Kegiatan bioteknologi tanaman mencakup berbagai teknik dan metode yang
menghasilkan tanaman yang lebih baik. Beberapa kegiatan utama dalam bioteknologi
tanaman meliputiadalah
memasukkan atau mengubah gen dalam tanaman. Ini melibatkan isolasi gen dari
organisme lain dan memasukkannya ke dalam genom tanaman target. Teknik ini
terhadap hama atau penyakit, peningkatan kandungan nutrisi, atau toleransi terhadap
cepat. Bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, atau akar dikulturkan dalam
media yang kaya nutrisi untuk memicu pembentukan tunas dan akar baru. Teknik ini
1992)
7
mengembangkan varietas yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan. Pemuliaan
yang diinginkan tersebut. Namun, dalam bioteknologi modern, teknik molekuler dan
proses pemuliaan.
analisis genetika untuk memahami struktur dan fungsi genom tanaman. Metode
keragaman genetik tanaman, dan memahami interaksi antara gen dan lingkungan.
dalam aplikasi praktis. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk
terhadap hama dan penyakit, serta menghasilkan tanaman dengan kualitas yang lebih
8
Kegiatan bioteknologi tanaman ini dilakukan oleh para ilmuwan, peneliti, dan
1.2 TUJUAN
Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dasar kepada para peneliti,
mahasiswa, atau pekerja di bidang ilmiah tentang peralatan yang digunakan dalam
sangat penting untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain di sekitar.
dalam proses eksperimen dan metode analisis. Dengan memahami fungsi dan
9
penggunaan alat-alat tersebut, individu dapat lebih memahami prosedur
eksperimental yang relevan dan metode analisis yang diterapkan dalam penelitian
mereka.
memungkinkan individu untuk menggunakan alat dengan efisien dan akurat. Dengan
tersebut. Mereka dapat menghubungkan hasil dengan fungsi dan kinerja alat untuk
memahami signifikansi data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan yang tepat.
alat-alat laboratorium dengan benar, yang merupakan aspek penting dalam menjaga
10
Dengan memahami alat-alat laboratorium, individu dapat menjadi lebih
terampil dan percaya diri dalam melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan
Pembuatan larutan stok untuk kultur jaringan adalah langkah penting dalam
Tentukan komposisi media kultur jaringan terdiri dari berbagai zat nutrisi,
gula, vitamin, dan hormon yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Tentukan
komposisi media yang sesuai untuk jenis kultur jaringan yang akan digunakan.
Biasanya, media kultur jaringan terdiri dari zat-zat seperti garam mineral, gula
(sukrosa atau glukosa), vitamin, asam amino, dan zat pengatur tumbuh (hormon).
Persiapkan bahan kimia siapkan bahan kimia yang diperlukan untuk membuat
media kultur jaringan. Ini termasuk bahan seperti garam-garam mineral, vitamin,
neraca analitik. Pastikan untuk mengikuti instruksi yang tepat mengenai jumlah bahan
kimia yang diperlukan sesuai dengan resep media yang Anda gunakan.
11
Larutkan bahan kimia tambahkan bahan kimia yang ditimbang ke dalam bejana
atau botol yang berisi air suling atau air yang telah disaring. Aduk secara perlahan
untuk membantu larutan bahan kimia tercampur dengan baik. Pastikan bahan kimia
larutan. Sesuaikan pH larutan dengan menambahkan larutan asam atau basa yang
sesuai, seperti asam sulfurik atau natrium hidroksida, hingga mencapai pH yang
suling atau air yang telah disaring hingga mencapai volume total yang diperlukan
sesuai dengan resep media. Pastikan untuk mengaduk larutan dengan lembut untuk
digunakan. Gunakan filter sterilisasi dengan pori-pori yang sesuai untuk menyaring
Penyimpanan simpan larutan stok dalam botol steril yang rapat dan tandai
dengan label yang sesuai, mencantumkan jenis larutan dan tanggal pembuatan.
12
Simpan larutan stok dalam lemari es atau pada suhu yang disarankan sesuai dengan
dalam lingkungan laboratorium. Media tanam kultur jaringan dirancang khusus untuk
oleh jaringan tanaman untuk berkembang dengan baik. Beberapa tujuan utama
dan zat-zat penting yang dibutuhkan oleh jaringan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang. Nutrisi yang tepat seperti garam mineral, karbohidrat, vitamin, dan asam
amino diberikan dalam jumlah yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
jaringan.
mengandung zat-zat yang mempromosikan pembentukan tunas dan akar baru dari
13
jaringan tanaman yang dikulturkan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan banyak
bibit yang seragam dan identik secara genetik dengan tanaman induk.
Melalui kombinasi yang tepat dari zat pengatur tumbuh (hormon), media ini
atau bunga.
untuk menguji pengaruh dan efek dari faktor-faktor pertumbuhan tertentu pada
nutrisi dan hormon, para peneliti dapat mempelajari respon tanaman terhadap faktor-
tanam kultur jaringan dapat digunakan untuk mengembangkan varietas tanaman yang
unggul. Media ini memungkinkan seleksi dan pemuliaan in vitro yang efisien untuk
hama atau penyakit, peningkatan produksi, atau kualitas yang lebih baik.
14
Penelitian ilmiah adalah Pembuatan media tanam kultur jaringan juga
bertujuan untuk mendukung penelitian ilmiah dalam berbagai aspek biologi tanaman.
tersebut dapat dicapai, memungkinkan para peneliti dan praktisi di bidang kultur
Larutan stok yang telah dibuat dapat digunakan untuk membuat media kultur
dalam kultur jaringan. Penting untuk mematuhi instruksi penggunaan dan menjaga
Tanaman
kultur jaringan bebas dari infeksi dan kontaminasi. Berikut adalah tujuan utama dari
15
Eliminasi mikroorganisme kontaminan Tujuan utama sterilisasi eksplan
adalah untuk menghilangkan bakteri, jamur, dan virus yang mungkin ada pada
kultur jaringan yang optimal. Eksplan yang ditanam di media yang sesuai akan
menghasilkan tunas dan akar baru serta berkembang menjadi tanaman yang lengkap.
regeneratif jaringan tanaman, eksplan yang ditanam dapat menghasilkan banyak bibit
konservasi genetik tanaman langka atau terancam punah. Dengan menanam eksplan
dalam media kultur jaringan, tanaman dapat dipertahankan dan diperbanyak dalam
tersebut.
16
Studi dan penelitian Penanaman eksplan digunakan untuk mendukung
penelitian ilmiah dan studi dalam berbagai aspek biologi tanaman. Dengan menanam
eksplan dalam media yang telah ditentukan, peneliti dapat mempelajari pertumbuhan,
lingkungan tertentu.
Pada dasarnya, tujuan dari sterilisasi eksplan dan penanaman eksplan adalah
untuk menciptakan kondisi yang steril dan optimal bagi pertumbuhan, diferensiasi,
tanaman dalam kondisi yang optimal. Melalui subkultur, jaringan tanaman yang telah
tumbuh dan berkembang dalam kultur jaringan awalnya dapat diperbanyak dengan
akar baru, sehingga menghasilkan lebih banyak bibit yang seragam secara genetik.
mengalami gejala stres atau infeksi, subkultur dapat membantu memulihkan jaringan
17
Tujuan pengamatan dalam kultur jaringan adalah untuk mempelajari fenotipe
tanaman yang tumbuh dalam kondisi kultur. Ini termasuk pengamatan pertumbuhan,
diferensiasi, bentuk dan warna jaringan, keberadaan struktur seperti akar, batang, dan
tertentu.
melakukan analisis morfologi dan histologi dari jaringan tanaman dalam kultur.
Pengamatan ini membantu dalam pemahaman struktur jaringan, distribusi sel, dan
tanaman yang dihasilkan melalui kultur jaringan, seperti kekuatan, pertumbuhan yang
normal, dan potensi perbanyakan lebih lanjut. Hal ini penting dalam memilih bibit
aklimatisasi adalah untuk menyesuaikan tanaman yang tumbuh dalam kondisi kultur
18
suhu, kelembaban, dan cahaya, serta memperkenalkan tanaman secara bertahap ke
lingkungan eksternal.
berkembang dengan baik dan dapat bertahan hidup di luar lingkungan kultur jaringan
yang terkontrol.
tanaman dari kultur jaringan. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tanaman yang
19
II. TINJAUAN PUSTAKA
peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas
kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur
jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di
pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala,
batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (wastafel), lemari
untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.)
Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop,
alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.)
Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk
1. Erlenmeyer
20
Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu alat
gelas laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan kimia
cair. Pertama, zat kimia bisa langsung dituangkan ke dalam erlenmeyer dengan cara
2. Gelas Ukur
tuangkan larutan tersebut ke dalam gelas ukur, Setelah volume larutan sesuai dengan
keinginan, serta meniskus laruatan telah sesuai dengan skala gelas ukur, maka
21
langkah selanjutnya menuangkan larutan tersebut ke dalam wadah lain yang sudah
disiapkan.
3. Labu Ukur
volume suatu larutan saat proses pengenceran pada konsentrasi tertentu. Pastikan labu
ukur yang digunakan sudah steril dan bebas partikel. Siapkan larutan yang akan
diencerkan ke dalam labu ukur.Pipet larutan awal sesuai dengan volume yang sudah
dihitung dan masukkan ke dalam labu ukur (volume larutan awal yang dimasukkan
tidak akan terisi penuh dalam labu ukur). Tambahkan pelarut hingga mendekati tanda
garis pada labu ukur. (sebaiknya, jangan menambahkan pelarut hingga tanda garis
mendekati garis tanda, anda bisa menambahkan larutan lagi menggunakan pipet tetes
secara perlahan hingga larutan sesuai dan pas berada di garis tanda. Setelah selesai,
kocok dengan cara membalikkan labu ke atas dan kebawah agar larutan tercampur
secara menyeluruh.
4. Gelas Beker
22
Gelas piala atau kadang kala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah
5. Botol Kultur
Botol kultur digunakan sebagai tempat media tanam yang nantinya ditutup
6. Alkohol
23
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. Berfungsi
7. Cawan Petri
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar
dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel.
8. Corong kaca
9. Pipet Tetes
24
Pipet Pasteur atau pipet tetes merupakan jenis pipet yang digunakan untuk
memindahkan larutan dari suatu wadah ke wadah lain dengan jumlah yang sangat
sedikit dan dengan tingkat ketelitian pengukuran volume yang sangat rendah.
10. Bunsen
laboratorium umum yang menghasilkan nyala api gas tunggal yang terbuka, yang
11. Ph Meter
25
PH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH
serbuk.
13. Spatula
26
Spatula atau sudip adalah alat untuk mengambil objek. Spatula yang sering
digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan
bertangkai.
14. Scalpel
suatu sampel yang keras. Scalpel ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian mata pisau dan
15. Pinset
Pinset adalah alat bantu yang berfungsi untuk menjepit atau menggenggam
27
Laminar air flow sendiri merupakan suatu tempat atau meja kerja yang steril
untuk melakukan kegiatan mulai dari persiapan bahan tanam, inokulasi atau
penanaman dan pemindahan tanaman dari satu tempat ke tempat lain dalam satu
17. Autoclave
28
Timbangan Analitik adalah sebuah instrument laboratorium yang digunakan
20. Bayclin
29
Digunakan untuk bahan pembuatan larutan klorin yang fungsinya untuk
sterilisasi.
22. Gunting
23. Hcl
30
HCl adalah larutan akuatik dari gas Hidrogen Klorida, yang dikenal juga
merupakan potensi suatu sel untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman
yang lengkap. Setiap sel akan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap dan utuh
peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas
kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur
jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di
pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala,
hatang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur). alat untuk mencuci (wastafel), lemari
untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong: 2.)
Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop,
alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.)
Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk
31
mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur. mikroskop binokuler,
tanaman meliputi: 1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara
laminari atau ruang kecil (catatan; lemari ini tersedia dalam berbagai ukuran, dan
dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa perlu ruang
khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan terus menerus dan
pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), otoklaf, oven untuk sterilisasi
kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan untuk sterilisasi dengan
penyaringan, radas penyulingan air dan atau pembebas mineral air murni, (2) Kultur
alat yang diperlukan adalah ruang kultur dan atau kotak berpengatur suhu (baik terang
Umumnya cahaya yang dipancarkan dari lampu neon yang dingin dan putih
pada 25 W.m² sudah mencukupi. Lampu ini dapat ditambah dengan bola lampu pijar.
Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan
lampu pijar), rak (rak dari kawat kasa yang kaku memungkinkan aliran udara
adalah model putar. Bentuk ini tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas
meja (ukuran meja) sampai ukuran besar untuk ditempatkan di fantai). (3) Alat yang
lainnya adalah pisau klinis, tang dan pembakaran bunsen. Botol, cawan petri untuk
kultur agar. Lebih cocok digunakan botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai
yang disterilkan lebih dahulu. Labu kultur, botol delong mempunyai beberapa
32
keunggulan dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai
busa. Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklah mahal, tidak
berubah bentuk dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan berulang-
ulang, Pipet, tersedia pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik digunakan pepet gelas
sengan ujung yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin dan pembeku (Grasperz,
1992).
ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan
yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu
laboratorium yang ideal yang memiliki ruang persiapan yang di dalamnya terdapat
gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari
gelas dan wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan
kimia, sentrifuse, fumehood, destilator dan kereta dorong, ruang transfer yang di
dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat
penyimpanan alat- alat steril dan timbangan kecil, ruang kultur yang dilengkapi
dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat- alat yang berfungsi
33
mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan
perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah
dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium dapat
menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat
jaringan yaitu timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow dan
tanaman meliputi: 1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara
laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia dalam berbagai ukuran, dan
dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa perlu ruang
34
khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan terus menerus dan
pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), otoklaf, oven untuk sterilisasi
kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan untuk sterilisasi dengan
penyaringan, radas penyulingan air dan atau pembebas mineral air murni, (2) Kultur
alat yang diperlukan adalah ruang kultur dan atau kotak berpengatur suhu (baik terang
dalam pelarut tertentu. Biasanya, larutan stok digunakan dalam laboratorium atau
industri untuk membuat larutan yang lebih encer dengan konsentrasi yang diinginkan.
Larutan stok dibuat dengan melarutkan jumlah besar zat tertentu dalam volume kecil
pelarut. Konsentrasi zat dalam larutan stok biasanya dinyatakan dalam satuan mol per
liter (mol/L) atau molaritas. Larutan stok sering digunakan dalam percobaan kimia
dan biologi, di mana presisi dan konsentrasi yang tinggi diperlukan. (Abidin, 1985)
untuk mempersiapkan larutan yang lebih encer dengan konsentrasi yang diinginkan.
Ini dilakukan dengan mengambil volume yang diukur dari larutan stok dan
menambahkan pelarut untuk mencapai volume yang diinginkan. Misalnya, jika Anda
ingin membuat larutan dengan konsentrasi 0,1 M (mol per liter) dari suatu zat, Anda
35
dapat mengambil 10 mL larutan stok dengan konsentrasi 1 M dan menambahkannya
Larutan stok biasanya disimpan dalam wadah yang tersegel dengan rapat dan
diberi label yang jelas, mencantumkan identitas zat, konsentrasi, tanggal pembuatan,
dan informasi penting lainnya. Hal ini penting untuk menjaga konsentrasi yang akurat
sumber yang efisien dan praktis dalam mempersiapkan larutan dengan konsentrasi
dalam kondisi in vitro, di luar lingkungan alami mereka. Media ini mengandung
nutrisi, garam anorganik, sumber karbon, vitamin, zat tambahan, dan hormon yang
1998)
Tujuan utama media tanam kultur jaringan adalah untuk menyediakan nutrisi
yang cukup dan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel
tanaman. Media ini memungkinkan tanaman untuk tumbuh di luar tubuh tanaman asli
mereka dan digunakan dalam berbagai aplikasi kultur jaringan, seperti perbanyakan
36
vegetatif, regenerasi tanaman, produksi tanaman transgenik, pengujian ketahanan
tanaman terhadap penyakit, dan penelitian dasar dalam biologi tanaman. (Wattimena,
1988)
Media tanam kultur jaringan harus dirancang dengan baik dan disesuaikan
dengan jenis kultur jaringan yang akan digunakan. Komposisi media dapat bervariasi
tergantung pada tujuan kultur jaringan, jenis tanaman yang dikulturkan, dan tahap
dan hormon dalam media tanam dapat menghasilkan respons yang berbeda dalam
Selain itu, media tanam kultur jaringan harus disterilkan sebelum digunakan
untuk mencegah kontaminasi mikroba yang dapat merusak kultur jaringan. Sterilisasi
dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf, filtrasi, atau perlakuan kimia. Dengan
menggunakan media tanam kultur jaringan yang tepat, para peneliti dan ahli kultur
menginaktivasi semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk bakteri, virus, dan fungi,
dari suatu objek, bahan, atau area tertentu. Tujuannya adalah untuk mencegah
37
kontaminasi atau infeksi mikroba yang dapat merusak atau mengganggu proses atau
tanaman sebelum digunakan dalam teknik kultur jaringan. Eksplan adalah fragmen
atau bagian dari tanaman yang digunakan sebagai bahan dasar untuk inisiasi kultur
jaringan. Eksplan dapat berupa daun, batang, akar, tunas, atau bagian lain dari
mikroorganisme yang ada pada permukaan eksplan tanaman, termasuk bakteri, jamur,
dan spora. Hal ini penting karena kontaminasi mikroba dapat menghambat
Eksplan yang akan digunakan dipilih dan disiapkan dengan hati-hati. Bagian
tanaman yang digunakan harus dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit atau
infeksi yang tampak. Eksplan dapat dicuci atau direndam dalam larutan disinfektan
yang mengandung bahan seperti deterjen, desinfektan klorin (seperti hipoklorit), atau
etanol untuk menghilangkan kontaminan kasar seperti debu, kotoran, atau residu
38
perlakuan panas basah atau panas kering). Perlakuan kimia dapat melibatkan
penggunaan bahan kimia sterilisasi seperti etilen oksida atau bahan kimia lain yang
Setelah eksplan disterilkan, biasanya mereka diambil dan dicuci dengan air
steril atau larutan steril untuk menghilangkan residu disinfektan yang mungkin
tersisa. Penting untuk menjaga kondisi aseptik selama seluruh proses sterilisasi
eksplan. Semua alat dan wadah yang digunakan harus steril, dan prosedur harus
dilakukan di area steril atau ruang laminar aliran udara yang memastikan bahwa
jaringan yang dihasilkan adalah murni dan bebas dari kontaminasi mikroba yang
jaringan tanaman yang telah tumbuh atau berkembang dalam kultur jaringan
sebelumnya ke media tanam yang baru. Tujuan dari subkultur adalah untuk
Siapkan media tanam yang sesuai dengan kebutuhan spesifik tanaman yang
akan disubkultur. Media tanam dapat disiapkan dengan mencampurkan bahan kimia
39
dan nutrisi yang dibutuhkan dalam proporsi yang tepat. Media tanam harus disterilkan
sebelum digunakan untuk mencegah kontaminasi mikroba yang dapat merusak kultur
Eksplan dapat berupa tunas, batang, daun, atau bagian tanaman lainnya. Eksplan
harus diambil dengan cara aseptik dan bebas dari kontaminasi mikroba. Eksplan
ditempatkan atau ditanamkan ke dalam media tanam yang telah disiapkan dengan
menggunakan alat yang steril. Eksplan dapat ditempatkan secara langsung di atas
media agar atau dalam media cair, tergantung pada jenis kultur jaringan yang
kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan tanaman. Ini
yang sesuai, tergantung pada kebutuhan spesifik tanaman. Selama proses subkultur,
baru secara teratur, dan penghapusan jaringan yang tidak diinginkan seperti kalus atau
40
in vitro yang dapat digunakan untuk tujuan produksi tanaman, penelitian, atau
dikulturkan secara in vitro. Pengamatan ini penting untuk memantau kondisi jaringan
keberhasilan kultur jaringan. Beberapa hal yang dapat diamati pada eksplan kultur
untuk melihat perubahan ukuran, bentuk, dan tekstur eksplan. Ini termasuk
nekrosis (matinya jaringan), perubahan warna, atau gejala penyakit atau infeksi
Kalus adalah massa jaringan tanaman yang terbentuk dari sel-sel tidak terdiferensiasi
melihat adanya regenerasi organ seperti tunas, daun, atau akar baru dari eksplan. Hal
41
ini penting untuk mengevaluasi tingkat regenerasi yang berhasil dan menilai
keefektifan media tanam dan hormon yang digunakan. (Ertina et ;., 2011)
bakteri atau jamur pada eksplan. Tanda-tanda kontaminasi meliputi perubahan warna,
atau dengan mata telanjang. Observasi dapat dilakukan secara berkala selama periode
kultur jaringan untuk melacak perubahan dan mengevaluasi keberhasilan kultur. Hasil
pemilihan media tanam yang lebih sesuai, atau perubahan parameter kultur jaringan
tanaman yang telah dikulturkan in vitro terhadap kondisi lingkungan luar atau kondisi
tanam di lapangan. Setelah jaringan tanaman tumbuh dan berkembang dalam kondisi
steril dan terkendali di dalam laboratorium atau ruang kultur, mereka perlu melewati
tahap aklimatisasi sebelum dapat bertahan dan tumbuh dengan baik di lingkungan
Jaringan tanaman yang telah tumbuh dalam kondisi steril di dalam media
tanam dan wadah kultur perlu diadaptasi secara bertahap untuk mengurangi
ketergantungan mereka terhadap kondisi steril tersebut. Ini dapat dilakukan dengan
42
mengurangi kebersihan dan memperkenalkan lingkungan yang lebih mirip dengan
Jaringan kultur perlu disesuaikan dengan suhu lingkungan yang berbeda. Ini
dilakukan dengan secara perlahan menurunkan suhu kultur jaringan ke suhu yang
lebih sesuai dengan kondisi lingkungan di luar kultur. Proses ini dapat melibatkan
penurunan suhu secara bertahap atau memindahkan jaringan ke ruangan dengan suhu
yang lebih rendah. Jaringan tanaman yang dikulturkan dalam kondisi cahaya buatan
perlu mengalami aklimatisasi terhadap intensitas dan spektrum cahaya yang ada di
intensitas cahaya yang lebih tinggi atau perubahan spektrum cahaya yang lebih alami.
Jaringan tanaman kultur perlu disesuaikan dengan kondisi nutrisi yang ada di
lingkungan alami. Ini dapat melibatkan mengurangi atau mengubah komposisi nutrisi
dalam media tanam atau mengadaptasi jaringan tanaman untuk mengambil nutrisi
Proses aklimatisasi kultur jaringan harus dilakukan secara bertahap dan hati-
43
lingkungan di luar kultur dan tumbuh sebagai tanaman yang mandiri dan sehat.
(Gray, 2000)
44
III. METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan pada pukul 15.00 – 16.40, pada tanggal 08 Maret
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, gelas bekker,
yang dibutuhkan adalah tiamin, HCl, asam nitsitat, piroditin, aquades steril
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah botol kultur, labu
takar, auto clave dan hot plate magnetic stirrer, dan plastic penutup. Sedangkan bahan
45
yang dibutuhkan adalah yaitu larutan stok MS, gula pasir, Agar- agar.
pinset, lampu Bunsen, hand sprayer, tisu, LAFC, dan juga masker.sedangkan bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat dokuentasi. Sedangkan
46
6. Dihomogenkan dan kemudian ditambah lagi dengan menggunakan
aquades 60 ml
foil
2. Ditimbang bahan seperti gula sebanyak 15 gram dan agar – agar 4 gram
myo-inisitol sebanyak 15 ml
9. Dikeluarkan stirer bar dan hasil pembuatan media sebanyak 300 ml dan
47
12. Ditutup dengan menggunakan alumunium foil dan dimasukan kedalam
3. Dimasukan alat dan bahan beserta media yang digunakan kedalam LAFC
8. Dipotong eksplan
48
49
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NO Jenis Sampel Jenis Ciri Ciri
Eksplant Kontaminasi
1 Wortel Botol 1 Jamur Permukaan media terdapat hifa
coklat tua.
50
warna menjadi coklat.
tumbuh.
pudar keabuan.
51
pudar keabu abuan.
4,2 Pembahasan
Hasil pengamatan selama 7 hari kultur diperoleh 4 botol kultur kalus yang
mengalami kontaminasi dari 20 botol kultur kalus. Pada pengamatan yang dilakukan
eksplan yang terkontaminasi menunjukkan gejala berwarna putih, coklat kehitaman ,
yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Media tumbuh dan eksplan dapat
terkontaminasi oleh jamur dan bakteri karena dapat berfungsi sebagai substrat yang
bagi bagi pertumbuhan.
Berdasarkan hasil pengamatan sebagian besar berupa jamur berhifa dan jamur
berlendir. Kontaminasi pada media kultur kalus sering juga ditemukan bakteri yang
terkontaminasi. Setiap kondisi kultur terkontaminasi sangant ditentukan oleh keahlian
pelaksananya, sterilnya lingkungan kerja, jenis eksplannya, cara sterilisasinya,
kondisi suhu dan iklim pada saat kultur. (Pandiangan, 2009)
52
Hasil dari pengujian menunjukkan mikroba yang tumbuh pada tiap-tiap
medium sama walaupun eksplan berbeda. Salah satu penyebabnya adalah yaitu
medium MS (Murashige dan skoog) dan kondisi lingkungan kultur, cara kerja dan
keahlian pelaksanaanya sama. Kompisisi medium ini tentunya sama, yang cocok
untuk pertumbuhan mikroba tersebut.
53
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kultur jaringan memungkinkan perbanyakan massal tanaman yang efisien dan
cepat. Melalui teknik kultur jaringan, sejumlah besar tanaman dapat dihasilkan dari
satu eksplan tanaman. Hal ini sangat bermanfaat dalam reproduksi tanaman yang sulit
atau langka.
menyimpan jaringan tanaman dalam kultur jaringan, spesies yang terancam punah
terhadap penyakit, produktivitas yang tinggi, atau sifat-sifat lain yang diinginkan.
berharga, seperti senyawa obat, pigmen, atau minyak atsiri. Tanaman yang
54
Kultur jaringan menyediakan model eksperimental yang baik untuk
Melalui teknik kultur jaringan, jaringan generatif seperti embrio atau polen dapat
pertanian, pelestarian lingkungan, dan industri farmasi. Teknik ini terus berkembang
5.2 Saran
yang tidak membawa alat ataupun tidak bekerja dan bermain handphone saat
menekankan teori sehingga pada pelaksanaan di lapangan lebih terarah dan sesuai.
55
DAFTAR PUSTAKA
Andaryani, S., 2010, Kajian Penggunaan Berbagai Konsentrasi Bap DAN 2,4-D
Terhadap Induksi Kalus Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Secara In Vitro,
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 40 hal.
Arditti, J. dan Ernst, R. 1993. Micropropagation of Orchid. John Wiley& Sons Inc.
New York.
Bandung.
Banks, D.P. 1999. Tropical Orchids of Indonesia. Periplus Edition (HK) Ltd,
Singapore.
Deli, R.N, Noli, Z.A dan Suwirmen. 2015.respon Pertumbuhan Nodus Artemesia
vulgaris L. Pada medium Murashige-Skoog dengan Penambahan Beberapa
Zat Pengatur Tumbuh Secara In vitro. Jurnal Biologi Universitas Andalas
(J. Bio. UA) 4(3) :162-168.
56
Dimas. 2016. Pelatihan dan pendampingan pemanfaatn eceng gondok menjadi pupul
1(2):10-17.
Dwiyani,. R. 2013. Induksi Kalus pada Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl.
Var.
Edy, A dan H. Pujisiswanto. 2008. Pengaruh 2,4-D terhadap Induksi Embrio
Somatik Eksplant Laevet pada Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis
hipogea) Secarain vitro. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II
Universitas Lampung. 17-18 November 2008.
Emi Royani Harahap, Luthfi A. M Siregar. Eva Sartini Bayu. 2013. Pertumbuhan
No.3.
7(1):63-68
Ertina Novaria Sitorus, Endah Dwi Hastuti dan Nintya Setiari, 2011. Induksi Kalus
Binahong (Basella rubra L.) Secara In Vitro Pada Media Murashige & Skoog
Dengan Konsentrasi Sukrosa Yang Berbeda. BIOMA. Juni 2011 ISSN: 1410-
57
Fadhilah, N. 2016. Induksi Embriogenesis somatik Artemesia vulgaris L. Dengan
pemberian 2,4-D.Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
Fintarti, M. 2010. Embriogenesis Somatik dari Kalus Peganggan (Centella asiantica
L Urban) Dengan Pemberian 2,4-D. Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
Gaj, M.D. 2001. Direct somatic embryogenesis as a rapid and efficient system for
in vitro regeneration of Arabidopsis thaliana. Plant Cell and Organ Culture
64:39-46.
George, E.F. and Sherrington, P.D. 1984. Plant propagation by tissue culture. Hand
bookand directory of commercial laboratories. Exegetics Ltd, England.
58
Handayani, I., L. Nazirah., I. Ismaida., M. Rusdi dan R.S. Handayani. 2020. Pengaruh
konsistensi BAP pada perkecambahan biji pamelo asal aceh secara in-vitro.
Indonesia. Jakarta.
Indriani, Y. H., 2001. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta
Mariska, Ika, 2009. Perkembangan Penelitian Kultur In Vitro pada Tanaman Industri,
59
Marlin, Yidian, dan Hermansyah. 2012. INISIASI KALUS EMBRIOGENIK PADA
Banana 'Curup' male bud culture supplemented with sucrose, BAP, and 2,4-D.
Marsono dan P. Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya,
Miq., var macroura) secara In vitro dalam Konservasi Plasma Nutfah Mascot Flora
Sumatra Barat. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus: 3D (61–65),
ISSN: 1979-5971
Purwoko BS, Aswidinnoor H, Somantri IH 2014, Kultur antera padi pada beberapa
60
Rukmana, R. 1994. Kedelai Budi daya dan Paska Panen. Kanisus. Yogyakarta.
Santoso, U. Dan F. Nursandi. 2004. Kultur jaringan tanaman. Malang : UMM Pers.
Somatik Anggrek
Sharma. 2002. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta
(Morus macroura
Syahid, S, F dan Hermani. 2001. Pengaruh Zat Pengaruh Tumbuh Terhadap
Pembentukan Dan Pertumbuhan Serta Kandunga Sintesin dalam Kalus pada
Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus). Jurnal Littri 4:99-103.
Syahid, S, F dan N.N Kristina. 2007. Induksi dan Regenerasi Kalus Keladi Tikus
(Tyoponium flegelliforme Lodd.) Secara in vitro. Jurnal LITTRI.13(4) : 142-
146.
61
Triningsih, Luthfi A. M Siregar, Lollie A. P. Putri. 2013. PERTUMBUHAN
Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol. 1, No.2, Maret 2013 ISSN No. 2337-
6597
United Kingdom.
Utami, E.S.W., Sumardi, I., Taryono, dan E. Semiarti. 2007. Pengaruh α-
Naphtaleneacetic Acid (NAA) Terhadap Embriogenesis Somatik Anggrek
Bulan Phalaenopsis Amabilis (L.) Bl. Jurnal Biodiversitas. 8 (4) : 295- 299.
Yunita R 2009. Pemanfaatan variasi somaklonal dan seleksi in vitro dalam perakitan
62
Zulkarnain, H. 2009. Kultur Jaringan Tanaman : Solusi Perbanyakan Tanaman
Budidaya. PT Bumi Aksara. Jakarta
63
LAMPIRAN
I Dokumentasi
64
2. Pembuatan Larutan stok
Gambar 12. Penuangan larutan ke Gambar 13. Larutan stok siap disimpan
erlenmeyer
65
3. Pembuatan Media Tanam Kultur Jaringan
66
Gambar 18. Penambahan larutan Gambar 19. Pengecekan ph larutan
stok
67
Gambar 24. Diberi label dan Gambar 25. Disterilkan media dengan
ditutup autoklaf
alumuniumfoil
4. Penanaman
68
Gambar 28. Diambil biji timun Gambar 29. Disterilkan dan
ditanam ke media
Gambar 30. Ditutup botol dengan Gambar 31. Diberi label pada tutup
alumunium foil botol kultur
69
5. Pengamatan, Subkultur dan Aklimatisasi
70
Gambar 36. Bakteri Gambar 37. Kalus
71
Gambar 42. Kontaminasi Gambar 43. Pengamatan timun botol
ke 1
Gambar 44. Pengamatan botol timun Gambar 45. Pengamatan botol timun
ke-2 ke-3
72
Gambar 46. Pengamatan botol timun Gambar 47. Pengamatan botol wortel
ke-4 ke-1
Gambar 48. Pengamatan botol wortel Gambar 49. Pengamatan botol wortel
ke-2 ke-3
73
Gambar 50. Pengamatan botol wortel
ke-4
74