Anda di halaman 1dari 22

PENURUNAN ANGKA LEMPENG TOTAL PADA ALAT

MAKAN MENGGUNAKAN METODE STERILISASI OZON


DAN SINAR UV DI INDUSTRI PT.X

MAKALAH
Diajukan untuk Ujian Akhir Semester mata kuliah Sanitasi Industri dan K3
Dosen Pengampu: Yosephina Adriani S., SKM., M.Kes.

Disusun Oleh:
R Mega Putri Pertiwi P17333119443
Restu Elfadhilah P17333119447
Rr Nabila Nur Rizqa Fadilla P17333119449
Salsabila Rahmani P17333119452
Sukmawati Gunawan P17333119458
Tri Widny Oktaviani P17333119467

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Penurunan Angka Lempeng Total Pada Alat Makan
Menggunakan Metode Sterilisasi Ozon dan Sinar UV di Industri PT.X”. Tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Akhir
Semester pada mata kuliah Sanitasi Industri dan K3. Disamping itu, makalah ini
juga merupakan media pembelajaran bagi mahasiswa dalam membuat alat
pengendalian dan mengaplikasikan ilmu dalam bidang Kesehatan Lingkungan
yang telah di dapat di bangku perkuliahan untuk mempersiapkan diri di dunia
kerja industri.
Dalam proses penyusunan dan penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Pujiono SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Bandung
2. Ibu Yosephina Ardina Septiati, SKM., M.Kes., selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Sanitasi Industri dan K3
3. Kepada rekan – rekan kelompok 4B yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini
Semoga bantuan yang telah diberikan baik dukungan moril, materil, dan
spiritual mendapat pahala dan limpahan rezeki serta hidayah Allah SWT dan
mendapat balasan yang setimpal.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum dapat dikatakan sempurna
dikarenakan keterbatasan penulis baik pengetahuan, pengalaman maupun
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
demi kemajuan dan kebaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Cimahi, Februari 2023

Penyusun
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Permasalahan Sanitasi Lingkungan Industri .............................................2
1.3 Tujuan Rekayasa Sanitasi Industri ............................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................4
2.1 Aspek Sanitasi Lingkungan Industri .........................................................4
2.1.1 Sanitasi Industri ..................................................................................4
2.1.2 Hygiene dan Sanitasi Makanan ..........................................................4
2.1.3 Pencemaran Makanan ........................................................................6
2.1.4 Bakteri ................................................................................................7
2.2 Parameter Penyehatan Makanan dan Minuman di Industri .......................8
2.3 Rekayasa Sanitasi Lingkungan Industri ....................................................8
2.3.1 Ozon ...................................................................................................8
2.3.2 Sinar Ultra Violet ............................................................................. 11
BAB III HASIL DAN KESIMPULAN ...............................................................14
3.1 Hasil Pembahasan ....................................................................................14
3.1.1 Alat sterilisasi ozon ..........................................................................14
3.1.2 Alat sterilisasi sinar UV-C ...............................................................15
3.2 Kesimpulan ..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Alat dan Bahan Pembuatan box Sterilisasi Ozon .................................10


Tabel 2. 2 Tabel daftar alat .....................................................................................12
Tabel 2. 3 Tabel Daftar Bahan ...............................................................................12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Desain Reaktor/Lemari Sterilisasi Menggunakan Ozon .....................9


Gambar 2. 2 Desain Alat Sterilisasi ozon ...............................................................9
Gambar 2. 3 Gambar diagram mekanis alat Lemari Steril.................................... 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hygiene Sanitasi Makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Kepmenkes RI No.1098,
2003). Kualitas alat makan merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Kasus penyakit melalui makanan dapat
dipengaruhi oleh pencucian dan penyimpanan pada alat makanan. Alat makan
yang dikatakan bersih secara kasat mata belum tentu memenuhi syarat secara
bakteriologi.
Dampak dari kebersihan peralatan makanan yang kurang baik dapat
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan kuman serta penyebaran
penyakit. Kebersihan peralatan makanan perlu diperhatikan secara khusus.
Permasalahan yang sering ditemukan mengenai kesehatan makanan dan
minuman pada kebanyakan industri adalah kebersihan alat makan yang
digunakan oleh para pekerja yang tidak memenuhi syarat.
PT.X merupakan industri bergerak di bidang tekstil, untuk menunjang
kebutuhan makanan PT.X ini menyediakan fasilitas kantin yang di dalamnya
dilengkapi dengan peralatan makan bagi karyawan dan pekerja di PT.X.
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas bakteriologis pada alat makan
(piring) di kantin PT.X menunjukan bahwa, angka lempeng total bakteri pada
alat makan piring ke-1 yaitu 18 koloni/cm2 luas permukaan alat makan dan
alat makan piring ke-2 yaitu 21 koloni/cm2 luas permukaan alat makan. Hasil
pengukuran tersebut tidak memenuhi syarat sesuai dengan permenkes RI
No.1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Sanitasi Jasaboga bahwa persyaratan
angka kuman dalam peralatan makan adalah 0 koloni/cm2.
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan faktor –
faktor yang dapat mempengaruhi kualitas bakteriologis pada alat makan,
salah satunya nya adalah proses penyimpanan alat makan yang disertai
adanya sterilisator sebagai proses sanitasi alat makan. Metode sterilisasi pada

1
alat makan dalam menurunkan bakteri pada alat makan dapat dilakukan
dengan teknologi sterilisasi menggunakan ozon ataupun sinar ultraviolet.
Ozon merupakan sebuah molekul gas yang terdiri atas tiga buah atom
oksigen. Ozon merupakan gas yang tak hampir tidak larut dalam air
(0,03mg/100ml) pada suhu 20ºC, berdekomposisi menjadi oksigen dalam
waktu singkat. Sinar ultraviolet – C merupakan sinar yang memiliki panjang
gelombang antara 100 – 400 nm. Sinar ultraviolet – C mempunyai
kemampuan sebagai mutagen dan pada dosis tinggi dapat membunuh sel.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mengendalikan
permasalahan mengenai pengelolaan alat makan yang di temukan di industri
PT.X untuk menurunkan angka lempeng total pada alat makan, yaitu dengan
menggunakan alat sterilisasi ozon dan sinar ultraviolet – C.

1.2 Permasalahan Sanitasi Lingkungan Industri


Industri PT.X merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang
textile. Dalam pengelolaan makanan, industri ini menyediakan kantin yang
diperuntukan bagi para karyawan dan pekerja. Para pekerja membutuhkan
asupan energi yang baik untuk menunjang pekerjaan mereka yang dihasilkan
dari makanan yang mereka konsumsi. Makanan yang dikonsumsi harus
terhindar dari kontaminasi kuman dan bakteri agar tidak menimbulkan
berbagai penyakit.
Berdasarkan hasil uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka
didapatkan permasalahan sanitasi lingkungan industri mengenai pengelolaan
makanan dan minuman adalah bahwa industri tekstil PT.X terutama di kantin
memiliki alat makan yang mengandung angka lempeng total bakteri yang
tinggi, sehingga diperlukan rencana tindak lanjut untuk menurunkan angka
lempeng total bakteri pada alat makan.

1.3 Tujuan Rekayasa Sanitasi Industri


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui alat teknologi yang dapat digunakan dalam menurunkan
angka lempeng total pada alat makan di kantin PT.X
2
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jenis penggunaan alat teknologi untuk menurunkan
angka lempeng total bakteri pada alat makan di kantin PT.X
2. Mengetahui efektivitas penggunaan alat teknologi untuk
mengurangi angka lempeng total bakteri pada alat makan di kantin
PT.X

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspek Sanitasi Lingkungan Industri


2.1.1 Sanitasi Industri
Sanitasi Industri adalah usaha mencegah penyakit di tempat
kerja dengan cara menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor di
lingkungan kerja yang dapat berperan dalam pemindahan bahaya atau
penyakit sejak penerimaan bahan baku, proses produksi, sampai pada
tahap distribusi.
Pengertian sanitasi dalam dunia industri berkaitan dengan
proses-proses yang didesain untuk melindungi kesehatan dan keamanan
pekerja dalam dunia lingkungan industri. Dalam prakteknya, sanitasi
dalam dunia industri juga memiliki fungsi untuk melindungi produk-
produk yang dihasilkan agar tidak terkontaminasi oleh bahan kimia
maupun mikroba yang bisa muncul karena proses produksi.
2.1.2 Hygiene dan Sanitasi Makanan
Hygiene dan Sanitasi makanan adalah upaya untuk
mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan (Depkes RI, 2003). Hygiene adalah suatu pencegahan
penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau
manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada Sedangkan
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Ditinjau dari
ilmu kesehatan lingkungan kedua istilah hygiene dan sanitasi
mempunyai arti yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama. Yaitu
mengupayakan agar manusia dapat hidup sehat sehingga terhindar dari
gangguan kesehatan ataupun penyakit. Dalam penerapannya, usaha
sanitasi lebih menitik beratkan pada faktor-faktor lingkungan hidup
manusia, sedangkan hygiene menitik beratkan usahanya kepada
kebersihan individu.
4
Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan
menyelamatkan makanan agar tetap bersih (Mulia, 2005). Sanitasi
makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan
keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan
penyakit pada manusia (Chandra, 2006). Sanitasi makanan lebih
ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan
bahan makanan agar tidak membahayakan kesehatan.
Tujuan Hygiene dan Sanitasi Makanan Hygiene dan sanitasi
makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Depkes RI, 2003).
Menurut Chandra (2006), tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi
makanan, yakni :
1. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan.
2. Mencegah penularan wabah penyakit.
3. Mencegah beredarnya makanan yang merugikan masyarakat.
4. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan.
Faktor-faktor dalam hygiene dan sanitasi makanan adalah
tempat, peralatan, personal (orang) dan makanan. Dalam upaya untuk
mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat
atau mungkin menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan
makanan, maka perlu dilakukan analisis terhadap rangkaian dari faktor-
faktor tersebut secara rinci. Adapun ke-enam prinsip hygiene sanitasi
makanan tersebut adalah (Depkes RI, 2000).
1. Upaya pemilihan bahan makanan
2. Upaya penyimpanan bahan makanan
3. Upaya pengolahan makanan
4. Upaya penyimpanan makanan jadi
5. Upaya pengangkutan makanan
6. Upaya penyajian makanan

5
2.1.3 Pencemaran Makanan
Makanan dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia
yang mengkonsumsinya apabila pangan tersebut tercemar oleh bahan–
bahan berbahaya, yang apabila masuk ke dalam tubuh dapat
menimbulkan keracunan atau penyakit. Pencemaran pada makanan ada
tiga jenis yaitu:
1. Pencemaran biologi
Pencemaran biologi dapat berupa adanya kandungan bakteri
E.Coli, Salmonella, Bacillus cereus, Clostridium perfringens, Vibrio
cholerae, Vibrio parahaemolyticus, virus dan parasit. Sumber
pencemaran biologi dapat berasal dari tanah, air, udara, tempat –
tempat yang kotor yang dapat dibawa oleh manusia, serangga (lalat,
kecoa) dan hewan pengerat (tikus). Pencegahan makanan yang
terkontaminasi oleh cemaran biologi dapat dilakukan makanan pada
tempat yang tertutup atau terlindungi, memilih bahan pangan yang
bermutu baik, menjaga hygiene dan sanitasi selama dalam
pengolahan, memasak makanan pada suhu yang tepat.
2. Pencemaran kimia
Pencemaran kimia dapat berupa bahan kimia seperti : residu
pestisida, logam berbahaya (contoh : timbal, arsen, kadmium,
sianida), formalin, borax, rhodhamin dan cemaran kimia alami yang
berasal dari bahan pangan itu sendiri seperti : jamur beracun, asam
jengkolat dari jengkol, ikan beracun : ikan buntel dan sianida dari
singkong.
Pencegahan pencemaran kimia pada makanan dapat dilakukan
dengan memilih bahan pangan yang bermutu baik, mencuci bahan
pangan sebelum diolah dengan air mengalir, penggunaan pestisida
sesuai dengan petunjuk yang tertulis pada kemasan, tidak
menggunakan alat masak, maupun tempat makanan yang dilapisi
oleh logam berat (tembaga, seng, kadmium).

6
3. Pencemaran fisik
Pencemaran Fisik dapat berupa benda – benda asing seperti :
pecahan gelas, plastik, staples, kerikil, potongan kawat. Pencemaran
makanan dari cemaran fisik dapat dihindari dengan memilih bahan
pangan yang bermutu baik, mencuci bahan pangan sebelum diolah
dengan air mengalir, menyimpan bahan pangan dan makanan pada
tempat yang tertutup atau terlindungi.
2.1.4 Bakteri
Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria
adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran
sangat kecil (mikroskopik). Hal ini menyebabkan organisme ini sangat
sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop.
Dinding sel bakteri sangat tipis dan elastis, terbentuk dari peptidoglikan
yang merupakan polimer unik yang hanya dimiliki oleh golongan
bakteri. Fungsinya dinding sel adalah- memberi bentuk sel, member
perlindungan dari lingkungan luar dan mengatur pertukaran zat-zat dari
dan ke dalam sel Teknik pewarnaan Gram adalah untuk menunjukan
perbedaan yang mendasar dalam organisasi struktur dinding sel bakteri
atau cell anvelope.
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan
tersebar luas dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga
lautan (Maryati, 2007). Bakteri yang keberadaanya banyak sekali ini,
memungkinkan untuk menjadi salah satu penyebab penyakit pada
manusia (Radji, 2011). Bakteri yang menyebabkan penyakit pada
manusia adalah bakteri patogen (Darmadi, 2008). Pertumbuhan bakteri
pada makanan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan setiap jenis bakteri
membutuhkan kondisi pertumbuhan yang berbeda. Oleh karena itu jenis
dan jumlah mikroba yang dapat tumbuh kemudian menjadi dominan
pada setiap makanan juga berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba pada makanan yaitu :
7
1. Karakteristik pangan meliputi aktivitas air, nilai pH,
kandungan zat gizi dan keberadaan senyawa anti mikroba.
2. Kondisi lingkungan yang terdiri dari suhu, keberadaan oksigen
dan kelembaban.
2.2 Parameter Penyehatan Makanan dan Minuman di Industri
Pada lingkungan industri makanan dan minuman berasal dari catering
dan kantin. Untuk menunjang kebutuhan makanan dan minuman bagi staf
dan karyawan dalam menyediakan makanan dilengkapi dengan peralatan
makanan. Peralatan makanan merupkan salah satu bagian yang tidak terlepas
dalam prinsip penyehatan makanan dan minuman. Peralatan makanan yang
bersih secara kasat mata, belum tentu memenuhi persyaratan secara biologis.
Berikut merupakan salah satu paremeter dari makanan dan minuman yaitu
ALT Bakteri
2.3 Rekayasa Sanitasi Lingkungan Industri
2.3.1 Ozon
Ozon merupakan sebuah molekul gas yang terdiri dari tiga buah
atom oksigen. Ozon merupakan gas yang tak hampir tidak larut dalam
air (0,03 mg/100ml) pada suhu 20°C, berdekomposisi menjadi oksigen
dalam waktu singkat, dan efektif dalam pendispersian untuk aktivitas
anti mikroba.
Efektivitas ozon untuk membunuh mikroorganisme dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain, suhu, semakin rendah suhu makin
tinggi maka kelarutan ozon dalam bahan tersebut sehingga mempunyai
banyak waktu untuk membunuh mikro organisme.
Ozon memiliki keunggulan yaitu dapat memenuhi ruangan rak
penyimpanan alat makan sehingga dapat menjangkau seluruh bagian
permukaan alat makan, selain itu sifat ozon yang oksidatornya kuat,
ozon sangatlah unggul dalam membunuh kuman, detoksifikasi
(menetralkan zat racun) dan ozon tidak menimbulkan residu karena
ketika O3 kontak dengan udara akan menjadi Oksigen.

8
1. Lemari Sterilisasi Ozon
Alat yang digunakan dalam sterilisasi alat makan yaitu adalah
lemari sterilisai ozon terdiri dari 2 buah reaktor sterilisasi alat makan
alat ini dilengkapi oleh blower yang digunakan untuk mengerikan alat
makan, agar alat makan yang basah menjadi kering.
Gambar 2. 1
Desain Reaktor/Lemari Sterilisasi Menggunakan Ozon

2. Alat dan Bahan Pembuatan Bilik Sterilisasi Sederhana


Mengunakan Ozon
Dalam penelitian ini peneliti melakukanpembuatan box sterilisasi
sederhana sebagai prototype dari Lemari sterilisasi ozon.
Gambar 2. 2
Desain Alat Sterilisasi ozon

9
Dalam pembuatan box sterilisasi ozon, peneliti menggunakan alat
dan bahan sebagai berikut:
Tabel 2. 1
Alat dan Bahan Pembuatan box Sterilisasi Ozon
No Alat dan Bahan Spesifikasi Fungsi
1 Box sterofoam 40cm x 20cm x 15cm Tempat pensterilan
tebal 3cm
2 Sterofoam Tebal 3cm Membuat tempat ozon
lembaran Generator
3 Ozon Generator 15g/h, 220v, 10w, Pembangkit Ozon
146 x 56 x 40mm
4 Saklar Push on-off locking On- Off
12mm
5 Kotak plastic Bentuk bundar Tempat penyimpanan media
diameter 5cm
6 Isolatip Isolatip perekat Penyambung kotak ozon
generator dengan box sterilisasi
7 Tali tis Panjang 20cm Perekat ozon
generator pada box sterilisasi
8 Piring 1 Buah Media uji

3. Cara Kerja
Ozon dapat dibangkitkan melalui sintesis ozon, yaitu ionisasi
oksigen menggunakan reaktor plasma. Dalam tahap ini, Blower
meniupkan oksigen (O2) melewati Plasma ozon. Ketika oksigen (O2)
melalui tegangan tinggi akan mengalami ionisasi, yaitu proses
terlepasnya suatu atom atau molekul dari ikatannya kemudian menjadi
ion-ion oksigen dalam kondisi plasma. Dimana plasma adalah partikel
gas bermuatan yang terdiri dari ion positif, ion negatif, elektron dan
radikal bebas yang kombinasinya akan membentuk ozon. Oksigen
berubah menjadi ozon ketika melalui tegangan tinggi yang ada didalam
sistem reaktor plasma.
4. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah post test with control. Penelitian
ini ingin mengetahui perbedaan waktu kontak ozon terhadap Penurunan
Angka Lempeng Total Bakteri pada alat makan (piring) di PT. X,
10
dengan diberikan perlakuan yaitu dengan variasi waktu kontak ozon
selama 10 menit dan 15 menit.
Sampel alat makan dalam penelitian ini adalah alat makan piring
yang berada di Kantin PT. X. Pada satu perlakuan dibutuhkan 3 buah
sampel yaitu 1 buah alat makan untuk perlakuan 10 menit, 1 buah alat
makan untuk perlakuan 15 menit dan 1 buah kontrol. Pengulangan
dalam penelitian ini adalah 9 buah pengulangan, maka jumlah sampel
piring yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 kali
pengulangan x 3 buah sampel alat makan = 27 buah alat makan yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.

2.3.2 Sinar Ultra Violet


Sinar ultraviolet – c merupakan sinar yang memiliki panjang
gelombang antara 100 – 400 nm. Sinar ultraviolet – c mempunyai
kemampuan sebagai mutagen dan pada dosis yang tinggi dapat
membunuh sel. Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 253 nm
dalam waktu 5 menit dan 10 menit dapat mengurangi bahkan
menghilangkan total kuman hingga 100%.
1. Lemari Streril Sinar UV
Gambar 2. 3
Gambar diagram mekanis alat Lemari Steril

Keterangan:
1 = Saklar ON/OFF
2 = Tombol Reset Hourmeter
3 = Tombol Mute
11
4 = LCD penampilan Hourmeter
5 = Daun Pintu 1
6 = Daun Pintu 2
7 = Jendela Kaca Gelap
2. Alat dan Bahan Pembuatan Alat
Berikut daftar alat dan daftar bahan untuk Pembuatan Alat
Tabel 2. 2
Tabel daftar alat

Nama Jumlah
Tool set 1set
PC/Laptop 1 buah
USB donloader 1 buah

Tabel 2. 3
Tabel Daftar Bahan

Nama Jumlah
Lampu UV 10W 3 buah
Relay DC 5V 2 buah
Limit Switch 3 buah
Push button 2 buah
Saklar on/off 1 buah
Buzer 1 buah
Fitting + ballast lampu UV 3 buah
Minsis ATMega 328 1 buah
Kabel Secukupnya
Kabel jumper Secukupnya
Konektor Secukupnya
Lemari bahan kayu 1 buah
LED 2 buah
LCD 1 buah

12
3. Cara Kerja
Nama alat lemari streril. Cara kerja alat dalam proses penurunan
bakteri setelah dikontakan dengan sinar ultraviolet dengan variasi jarak
5cm, 10cm, dan 15cm dengan waktu penggunaan 10 menit dalam satu
kali pengulangan. diantaranya panjang gelombang yang digunakan
untuk desinfeksi yaitu antara 200-280 nm efektif untuk membuat
bakteri dan virus menjadi tidak aktif, Cahaya Ultraviolet merusak DNA
mikroorganisme dengan membentuk dimer timin (Thymine dimmers).
Dimer tersebut mencegah mikroorganisme dari transkripsi dan replika
DNA yang akhirnya akan menyebabkan kematian sel. Lalu dapat
dikatakan bahwa adanya penurunan terhadap angka kuman pada alat
makan antara kelompok sebelum dan setelah dikontakan dengan sinar
ultraviolet dengan variasi jarak 5 cm, 10 cm, dan 15 cm selama 15
menit. Adanya penurunan disebabkan karena sinar ultraviolet yang
dipancarkan dapat membuat bakteri kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi dikarenakan pancaran radiasinya. Hal ini berarti bahwa
bakteri menjadi tidak aktif sehingga adanya penurunan angka lempeng
total dari kontrol hingga perlakuan.

13
BAB III
HASIL DAN KESIMPULAN
3.1 Hasil Pembahasan
Proses dalam melakukan rekayasa sanitasi industri dengan
mengendalikan permasalahan di industri PT.X untuk menurunkan angka
lempeng total pada alat makan, yaitu dengan menggunakan alat sterilisasi
ozon dan sinar UV-C.
3.1.1 Alat sterilisasi ozon
Pemaparan ozon pada permukaan alat makan merupakan salah satu
teknik sterilisasi alat makan yang baik digunakan untuk mengurangi
jumlah Angka Lempeng Total Bakteri (ALT) pada alat makan.
Pemeriksaan angka total kuman pada alat makan piring yang diberikan
perlakuan ozon dengan waktu selama 10 menit dan 15 menit, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Hasil Pemeriksaan Angka Lempeng Total Bakteri pada Alat
Makan Piring (Ozon)

Perlakuan
Pengulangan Kontrol
10 Menit 15 Menit
1 8450 10 1
2 78 1 0
3 142 1 1
4 97 7 5
5 7300 4 3
6 7100 10 8
7 5300 13 0
8 5300 17 0
9 550 12 0
Rata-rata 3813 8 2

Berdasarkan tabel diatas, waktu yang dapat menurunkan paling


tinggi dalam menurunkan bakteri pada alat makan piring adalah selama

14
15 menit yaitu pada pengulangan ke dua, ketujuh, kedelapan, dan
kesembilan, hasil Angka Lempeng Total Bakteri (ALT) pada alat makan
adalah 0 koloni/cm2 luas permukaan alat makan.
Ozon mempunyai kelebihan karena ozon memerlukan waktu
singkat dalam membunuh bakteri, tidak ada residu yang berbahaya dan
tidak ada pertumbuhan kembali mikroorganisme setelah pemaparan
dengan menggunakan ozon (ozonisasi). Ozon yang dipaparkan pada
alat makan piring dapat membunuh bakteri dikarenakan sifat ozon
adalah oksidatornya yang sangat kuat untuk desinfeksi. Ketika ozon
kontak dengan bakteri, oksigen akan melepaskan diri dan mengoksidasi
pelindung protein bagian luar yaitu phospholipid dan lipoprotein dari
bakteri tersebut, kemudian atom oksigen yang lain akan berubah
menjadi gas oksigen. Bakteri dapat dihancurkan akibat adanya
kebocoran pada sitoplasma. Semakin lama waktu pemaparan ozon,
maka akan semakin besar penurunan jumlah bakteri pada alat makan,
hal ini disebabkan karena konsentrasi ozon akan semakin tinggi dan
dapat membunuh bakteri, dan semakin lama waktu pemaparan ozon
makan akan semakin banyak bakteri yang akan mengalami lysis dan
mengalami kematin
3.1.2 Alat sterilisasi sinar UV-C
Tabel 3. 2
Hasil Pemeriksaan Angka Lempeng Total Bakteri pada Alat Makan Piring
(sinar ultraviolet-C)

Perlakuan
Pengulangan Kontrol
15 Menit 20 Menit 25 Menit
1 560 224 112 28
2 480 192 87 19
3 675 296 102 27
4 430 151 86 17
5 525 198 95 0
6 730 266 131 0
Rata-rata 567 221 102 15

15
Berdasarkan hasil analisis alat sterilisasi sinar UV-C, persentase
penurunan Angka Lempeng Total Bakteri setelah dikontakkan dengan
Sinar UV-C waktu kontak 15 menit didapatkan rata-rata persentase
penurunan sebesar 61%, waktu kontak 20 menit didapatkan rata-rata
persentase penurunan sebesar 82% dan untuk waktu kontak 25 menit
didapatkan rata-rata persentase penurunan sebesar 97%.
3.2 Kesimpulan
1. Jenis penggunaan alat teknologi untuk menurunkan angka lempeng total
bakteri pada alat makan di kantin PT.X dapat menggunakan alat
sterilisasi dengan menggunakan ozon ataupun alat sterilisasi dengan
menggunakan sinar UV-C.
2. Efektivitas penggunaan alat teknologi untuk mengurangi angka lempeng
total bakteri pada alat makan yaitu alat sterilisasi dengan menggunakan
ozon. Waktu kontak ozon yang paling efektif untuk menurunkan jumlah
bakteri pada alat makan piring adalah selama 15 menit, karena dapat
menurunkan bakteri hingga 0 koloni/cm2 luas permukaan alat makan.
Ozon mempunyai kelebihan karena ozon memerlukan waktu singkat
dalam membunuh bakteri, tidak ada residu yang berbahaya dan tidak ada
pertumbuhan kembali mikroorganisme setelah pemaparan dengan
menggunakan ozon (ozonisasi). Ozon yang dipaparkan pada alat makan
piring dapat membunuh bakteri dikarenakan sifat ozon adalah
oksidatornya yang sangat kuat untuk desinfeksi

16
DAFTAR PUSTAKA

Irawan, D. W. P. (2016). Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman Di


Rumah Sakit. In Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
https://kesling.poltekkesdepkes-sby.ac.id/wp-
content/uploads/2020/03/BUKU-ISBN-PRINSIP-2-HS-MAKANAN-DI-
RS.pdf
Kamaludin, A., Hanurawaty, N. Y., & Septiati, Y. A. (2021). Waktu Kontak Ozon
Dalam Penurunan Angka Lempeng Total Bakteri (Alt) Pada Alat Makan Di
Kantin Pt. X Textile Cimahi. Jurnal Keselamatan Kesehatan Kerja Dan
Lingkungan, 2(2), 95–104. https://doi.org/10.25077/jk3l.2.2.95-104.2021
Mulya, Q. A. N., Wahyudin, D., & Yulianto, B. (2021). Perbedaan Variasi Waktu
Kontak Sinar Uv-C Terhadap Jumlah Angka Total Kuman Pada Alat
Makan. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 2(2), 523–529.
https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php
Puspita, I., Djuhriah, N., & Fikri, E. (2021). EFEKTIVITAS VARIASI LAMA
PAPARAN SINAR ULTRAVIOLET-C TERHADAP PENURUNAN
TOTAL KUMAN PADA ALAT MAKAN Di PANTRY PT. X. Jurnal
Kesehatan Siliwangi, 2(2), 440–446.

17

Anda mungkin juga menyukai