FAKULTAS FARMASI
LAPORAN
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI PT. NATURA NUSWANTARA NIRMALA (NUCLEUS FARMA)
JL. JOMBANG RAYA NO. 18B, TANGERANG SELATAN – BANTEN
PERIODE 09 APRIL – 09 JUNI 2021
Disusun Oleh :
iii
b. apt. Hesty Utami R, M.Clin., PhD., selaku Ketua Program Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penulisan laporan ini. Namun, penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak serta bermanfaat bagi dunia pendidikan,
khususnya dalam bidang farmasi.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
C. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM DAN RUANG LINGKUP TEMPAT PKPA ..... 4
A. Sejarah PT. Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) ..................... 4
B. Visi, Misi Dan Nilai Perusahaan .............................................................. 4
C. Struktur Perusahaan .................................................................................. 5
D. Sertifikasi Nucleus Farma ........................................................................ 6
E. Produk Nucleus Farma ............................................................................. 7
BAB III KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ..................... 9
A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan .............................................................. 9
B. Aspek Administrasi Dan Perundang-Undangan....................................... 9
C. Aspek – Aspek CPOTB .......................................................................... 11
D. Registrasi ................................................................................................ 14
E. PPIC (Production Planning and Inventory Control) ............................. 15
F. Manajemen Material (Flow of Material)................................................ 16
G. Pergudangan ........................................................................................... 16
H. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)................................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 19
A. Aspek-Aspek CPOTB ............................................................................ 19
B. Tugas Khusus ......................................................................................... 30
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 32
A. Simpulan ................................................................................................. 32
B. Saran ....................................................................................................... 33
v
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34
LAMPIRAN .......................................................................................................... 35
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Logo PT. Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) .................. 4
Gambar II. 2 Struktur Organisasi PT. Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus
Farma) ..................................................................................................................... 6
vii
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Produk PT. Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) ................... 7
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, kekayaan tersebut terdiri dari
flora atau tumbuhan dan fauna atau hewan. Hampir setiap suku bangsa di
Indonesia memiliki pengetahuan dan cara tersendiri dalam mengolah flora dan
fauna yang ada. Flora dan fauna tersebut mempunyai banyak manfaat bagi
manusia. Salah satunya dari bidang kesehatan, flora dan fauna dimanfaatkan
secara tradisional, saat ini banyak dijumpai produk kesehatan yang sengaja
diproduksi oleh pabrik dengan bahan dasar dari flora maupun fauna.
Pembuatan produk kesehatan khususnya obat memiliki tanggung jawab
yang sangat besar. Obat yang dikonsumsi oleh masyarakat harus dibuat atau
diproduksi sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk menjamin kualitas dari
obat yang dihasilkan. Begitu juga dengan pembuatan obat tradisional dimana
proses produksinya harus memenuhi standar Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB). Persyaratan di dalam pedoman CPOTB harus dipenuhi
guna memenuhi tujuan untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang
merugikan dari penggunaan obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan
mutu.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 06 Tahun 2012
tentang Industri dan Usahat Obat Tradisional menyatakan bahwa CPOTB
adalah seluruh aspek kegiatan pembuatan obat tradisional yang bertujuan untuk
menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu
yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOTB digunakan
sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam pembuatan obat
tradisional, baik Industri yaitu Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri
Ekstrak Bahan Alam (IEBA) atau Usaha Obat Tradisional yaitu Usaha Kecil
Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT). (1)
1
2
Mutu, efikasi dan keamanan suatu produk dapat dicapai salah satunya oleh
personil yang berkompeten. Seperti yang dipaparkan pada CPOTB, yang
menjelaskan bahwa baik Industri maupun Usaha Obat Tradsional wajib
memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab yang bekerja penuh. Hal inilah
yang mendasari terlaksananya Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang
dilaksanakan di PT. NATURA NUSWANTARA NIRMALA (NUCLEUS
FARMA) dengan tujuan memberikan gambaran kepada calon apoteker
mengenai kompetensi apoteker agar dapat menerapkan ilmu yang telah
diperolehnya sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas
produk obat tradisional untuk tercapainya standar kualitas sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
B. TUJUAN
1. Memahami peran, tanggung jawab dan tugas apoteker dalam industri obat
tradisional khususnya PT. NATURA NUSWANTARA NIRMALA
(NUCLEUS FARMA)
2. Memahami gambaran umum kegiatan yang ada di industri obat tradisional
khususnya PT. NATURA NUSWANTARA NIRMALA (NUCLEUS
FARMA)
3. Memahami ilmu pengetahuan serta pengalaman praktis tentang aspek-
aspek mengenai CPOTB di PT. NATURA NUSWANTARA NIRMALA
(NUCLEUS FARMA)
C. MANFAAT
Gambar II. 1 Logo PT. Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) (3)
4
5
Gambar II. 2 Struktur Organisasi PT. Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma)
9
10
2. Personalia
Pembuatan obat tradisional yang benar mengandalkan sumber daya
manusia. Oleh sebab itu, industri farmasi harus bertanggung jawab
untuk menyediakan personel yang terkualifikasi dalam jumlah
yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tanggung jawab
individual secara jelas dipahami oleh masing-masing dan
didokumentasikan. Seluruh personel hendaklah memahami prinsip
CPOTB yang menyangkut tugasnya serta memperoleh pelatihan
awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi higiene yang
berkaitan dengan pekerjaannya. (7)
5. Dokumentasi
Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan
bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara
jelas dan rinci sehingga memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan
kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan
komunikasi lisan. (7)
6. Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan; dan memenuhi ketentuan CPOTB yang menjamin
senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu
serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar
(registrasi). (7)
7. Pengawasan Mutu
Pengawasan Mutu merupakan bagian dari Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) yang mencakup pengambilan
sampel, spesifikasi dan pengujian serta dokumentasi dan prosedur
pelulusan yang memastikan bahwa dilakukan pengujian yang
diperlukan. Bahan yang tidak lulus pengujian tidak boleh
digunakan untuk produksi dan produk yang tidak lulus tidak boleh
dijual atau didistribusikan. (7)
13
D. REGISTRASI
Registrasi adalah pengumpulan data baik hasil penelitian dan
pengembangan yang berupa formulasi, farmakologi dan toksikologi,
proses produksi dan data teknik lainnya yang diperlukan untuk
pendaftaran (registrasi) produk baru. Di Industri Obat Tradisional
(IOT) atau Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), sistem registrasi
produk baru menggunakan aplikasi ASROT (e-registrasi Produk Obat
Tradisional dan Suplemen Kesehatan). Ketika suatu principal sudah
melakukan penelitian terlebih dahulu oleh bagian R&D sampai skala
pilot, semua berkas produksi sudah lengkap, maka produk tersebut
sudah siap di registrasikan untuk mendapat NIE (Nomor Izin Edar).
Adapun berkas-berkas yang perlu disiapkan adalah (8):
a) CoA Bahan Baku → semua CoA bahan baku seperti zat aktif,
masing-masing eksipien, dan untuk kapsul diperlukan CoA
gelatin kapsul dan sertifikat BSE yang menyatakan gelatin yang
digunakan terbebas dari babi. CoA didapatkan melalui pihak
ketiga.
b) CoA Produk Jadi → terdiri dari data-data seperti, parameter mutu
atau dapat ditambahkan dengan data kadar lemak, karbohidrat,
protein.
c) Jurnal → data ilmiah yang didapat dari penelitian tentang produk
baru tersebut, dan jurnal-jurnal penunjang yang dapat
memperkuat bukti bahwa produk berkhasiat.
15
G. Pergudangan
Fungsi gudang ada 4, yaitu:
• Penerimaan barang (eksternal maupun internal): penerimaan
eksternal meliputi barang untuk produksi (raw material and
packaging material), barang non produksi, barang untuk promosi,
dan obat kembalian. Barang yang datang di letakkan di area
17
PEMBAHASAN
Pedoman CPOTB telah diterapkan oleh Nucleus Farma sampai saat ini. Nucleus
Farma merupakan perusahaan UKOT yang memproduksi sediaan kapsul dan cairan
obat dalam dimana harus menerapkan CPOTB. Sertifikat CPOTB yang diperoleh
Nucleus Farma menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan telah mengikuti acuan
pada aspek-aspek CPOTB. Nucleus Farma telah memenuhi penerapan CPOTB
tahap 1 yaitu sanitasi higiene dan dokumentasi yang mana bab sanitasi dan hygiene
pada CPOTB 2020 terjadi peleburan ke dalam bab personalia, dan bab bangunan-
fasilitas. Nucleus Farma juga terus menerapkan CPOTB untuk memenuhi
sertifikasi CPOTB tahap 2, tahap 3, serta untuk memenuhi perizinan perubahan
status menjadi IOT. Nucleus Farma telah mendapatkan sertifikat izin produksi IOT
pada tanggal 30 April 2021. Penerapan CPOTB tersebut bertujuan untuk
melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang merugikan dari penggunaan obat
yang tidak memenuhi standar mutu dan keamanan, serta meningkatkan nilai tambah
dan daya saing produk obat tradisional Indonesia di era perdagangan bebas. Selain
itu, Nucleus Farma juga mengacu dan menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH)
pada proses produksinya.
A. ASPEK-ASPEK CPOTB
Aspek-aspek CPOTB 2020 yang diterapkan mulai dari sistem mutu industri
obat tradisional, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, produksi, cara
penyimpanan dan pengiriman obat tradisional yang baik, pengawasan mutu,
inspeksi diri, audit mutu dan audit & persetujuan pemasok, keluhan dan
penarikan produk, dokumentasi, kegiatan alih daya, kualifikasi dan validasi
sebagai berikut (9):
1. Sistem Mutu Industri Obat Tradisional (SMIOT)
Pada aspek ini memberikan landasan dan arahan sistem manajemen mutu
bagi perusahaan dalam penentuan kebijakan dan memproduksi obat
19
20
area produksi dari udara luar, serta untuk memenuhi syarat perubahan status
perusahaan dari UKOT menjadi IOT. Pada area produksi telah terdapat pass
box untuk mengirimkan barang dari area produksi ke area pengemasan
sekunder. Didalam pass box, produk akan disinari dengan sinar UV guna
meminimalisir kontaminasi kuman pada waktu pemindahan barang. Pada
industri terdapat laboratorium QC dan laboratorium mikrobiologi yang
terpisah dari area produksi. Namun saat ini lab mikrobiologi di Nucleus
Farma belum dapat difungsikan, sehingga masih dilakukan oleh pihak
ketiga.
Pada area penyimpanan Nucleus Farma terdiri dari gudang bahan baku,
gudang bahan kemas, dan gudang produk jadi. Selain itu juga terdapat
lemari penyimpanan sampel pertinggal produk jadi dan produk rejected.
Namun lemari penyimpanan tersebut diletakkan pada area gudang produk
jadi dikarenakan keterbatasan tempat. Setiap rak dan lemari diberi identitas
serta diberi jarak antar bets agar tidak terjadi ketercampuran. Pembersihan
ruangan dilakukan secara terjadwal dimana setiap proses dicatat dan
didokumentasikan. Terdapat prosedur pembersihan bangunan sehingga
proses pembersihan ruangan dilakukan dengan benar. Petunjuk kerja
pembersihan berisi ruangan yang dibersihkan, bagian yang dibersihkan,
bahan pembersih dan alat pembersih. Terdapat tempat sampah di area
preparasi (kantung plastik sampah). Sampah ditampung secara teratur dan
dikumpulkan di luar area produksi.
4. Peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan sebelumnya sudah melalui tahap
kualifikasi yaitu kualifikasi desain, instalasi, operasional, dan kinerja, serta
dilakukan validasi dan kalibrasi. Hal tersebut dilakukan agar mesin yang
digunakan sudah sesuai dengan User Requirement Specification (URS)
yang telah dibuat. Pada validasi peralatan dilakukan satu kali dalam setahun,
apabila dalam keadaan tertentu diperlukan, maka dapat dilakukan re-
validasi. Pada kalibrasi dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Nucleus Farma saat ini masih menggunakan jasa pihak ketiga
23
dengan batas pengerjaan CAPA sampai bulan Februari 2021. CAPA beserta
bukti perbaikannya akan dikirim ke Balai Besar POM di Serang untuk
diperiksa dan industri menunggu feedback keputusan selanjutnya, apakah
perbaikan dapat diterima oleh BPOM atau tidak. Audit Eksternal oleh
BPOM bertujuan untuk mengawasi dan mengevaluasi masalah potensial
yang mungkin berefek kepada kesehatan dan keamanan masyarakat.
Nucleus Farma juga melakukan Audit Pemasok, audit dilakukan sesuai
prosedur tetap (Protap). Nucleus Farma telah mempunyai beberapa
pemasok yang disetujui seperti PT. Signa Husada, PT. Industri Jamu
Borobudur, PT. Hensan Bersama Sukses, PT. Indogravure, dan lainnya.
Pemasok tersebut sudah dievaluasi oleh Nucleus Farma dan telah
dipertimbangkan riwayat pemasok serta kemampuan pemasok dalam
pemenuhan standar CPOTB.
9. Keluhan dan penarikan produk
Nucleus Farma menangani setiap keluhan dengan melakukan penyelidikan
dan evaluasi secara menyeluruh dan mendalam di mana mencakup:
a. Pengkajian seluruh informasi mengenai laporan atau keluhan.
b. Inspeksi atau pengujian sampel obat yang dikeluhkan dan diterima serta
bila perlu dilakukan pengujian sampel dari bets yang sama.
c. Pengkajian semua data dari dokumentasi termasuk catatan bets, catatan
distribusi, dan laporan pengujian dari produk yang dikeluhkan atau
dilaporkan.
Nucleus Farma bertanggung jawab terhadap keamanan, efikasi dan kualitas
dari produk obat tradisional (jamu) yang telah diproduksi, proses penarikan
kembali produk yang telah didistribusikan dapat dilakukan apabila
ditemukan produk yang cacat dan dapat merugikan kesehatan maupun
keamanan konsumen. Bila terdapat keluhan produk, Nucleus Farma akan
dengan cepat mengambil tindakan perbaikan untuk mencegah terulangnya
kembali keluhan. Setiap keluhan dari konsumen, oleh Nucleus Farma akan
ditanggapi dengan baik dan laporan keluhan ditindaklanjutkan dengan
28
B. TUGAS KHUSUS
Tugas khusus yang kami kerjakan yaitu membuat prosedur tetap IPC (In
Process Control) untuk menyempurnakan dokumentasi prosedur tetap di
Nucleus Farma. Pembuatan prosedur tetap mengacu pada Farmakope VI
Indonesia. Tujuan dibuatnya prosedur tetap adalah menjadi pedoman dalam
melakukan pengujian, meminimalisir kesalahan saat melakukan pengujian dan
agar personil mengerjakan tugasnya secara benar, tepat, dan konsisten sehingga
menghasilkan produk sesuai standar. Tugas yang dibuat adalah sebagai berikut:
1. Prosedur tetap IPC ONOIWA
IPC yang dilakukan untuk produk ONOIWA adalah
a. Mixing
1) Organoleptik bertujuan untuk memberikan nilai estetika sediaan
yang telah dibuat sebelum di distribusikan ke konsumenn serta
memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk yang
dibuat layak pakai. Pengujian dengan cara mengamati bentuk,
warna, rasa dan bau.
b. Filling
1) Keseragaman bobot bertujuan untuk melihat keseragaman dosis
obat yang masuk kedalam tubuh sehingga dosis disetiap sediaan
diharapkan sama dan sesuai dengan keamana terapi dari sediaan
tersebut.
2) Waktu hancur bertujuan menetapkan kesesuaian batas waktu hancur
yang tertera dalam masing-masing monografi.
2. Prosedur Tetap IPC ONOIWA PLUS
a. Mixing
1) Organoleptik
2) Kelarutan
b. Filling
1) Keseragaman bobot
3. Prosedur Tetap IPC ONOIWA MX
a. Mixing
31
1) Organoleptik
2) Homogenitas bertujuan untuk menjamin homogenitas
distribusi campuran bahan dan zat aktif
3) pH bertujuan untuk mengetahui pH suatu bahan atau sediaan
dan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan persyaratan
yang telah ditentukan
b. Filling
1) Volume terpindahkan bertujuan untuk menjamin bahwa
larutan oral sesuai dengan volumenya
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. PT. Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) memiliki 3 (tiga) personel
kunci yaitu seorang Apoteker yang berperan sebagai Manager Quality
Assurance, Manger Quality Control, dan Manager Produksi. Peran personel
kunci tersebut bertujuan untuk memastikan penerapan seluruh aspek
CPOTB dalam seluruh rangakaian kegiatan yang dilakukan di perusahaan,
mulai dari pendaftaran produk, produksi, sampai dengan pemasaran,
sehingga produk yang beredar terjamin mutunya.
2. Secara umum, kegiatan yang dilakukan di PT. Natura Nuswantara Nirmala
(Nucleus Farma) adalah:
a. Produksi
Proses produksi terdiri dari ekstraksi, pengolahan (penimbangan,
mixing, filling/sacheting, polishing) dan pengemasan primer (stripping),
serta pengemasan sekunder dan tersier.
b. Distribusi
Produk jadi kemudian di pindahkan ke gudang produk jadi, yang
selanjutnya bila ada Purchase Order barang akan disiapkan dan
dikirimkan ke distributor.
3. Nucleus Farma telah menerapkan prinsip Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik (CPOTB) dalam rangkaian proses yang ada. Namun masih perlu
penyempurnaan pada setiap aspek CPOTB, seperti manajemen resiko mutu,
dokumentasi, kualifikasi dan validasi.
32
33
B. SARAN
PT. Natura Nuswantara Nirmala (Nucleus Farma) diharapkan dapat
menyesuaikan segala aspek CPOTB yang ada agar bisa memenuhi persyaratan
IOT.
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 06 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha
Obat Tradisional
2. Sejarah Nucleus Farma. Diakses dari https://nucleusfarma.com/ pada tanggal
01 Mei 2021.
3. Logo Nucleus Farma. Diakses dari https://nucleusfarma.com/ pada tanggal 01
Mei 2021.
4. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 14 tahun 2021 tentang
Sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik
5. Produk - produk Nucleus Farma. Diakses dari
https://nucleusfarma.com/products pada tanggal 01 Mei 2021.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor
Kesehatan
7. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional
Yang Baik Badan POM tahun 2011
8. Registrasi Produk Baru Obat Tradisional. Diakses dari
https://asrot.pom.go.id/asrot/ pada tanggal 06 Mei 2021.
9. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan (Draft) Tahun 2020 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
34
LAMPIRAN
Lampiran 1 Prosedur Tetap IPC ONOIWA
Hal 1 dari 49
Prosedur Tetap No.Dokumen :
IN PROCESS CONTROL ONOIWA
FILLING
2 KESERAGAMAN BOBOT
1. Tujuan = melihat keseragaman dosis obat yang masuk kedalam tubuh sehingga
dosis setiap sediaan diharapkan sama dan sesuai dengan keamanan terapi dari
sediaan tersebut.
2. Alat = timbangan analitik
3. Prosedur:
a. Timbang 20 kapsul
b. Timbang lagi kapsul satu per satu
c. Keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul.
d. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
4. Persyaratan = Perbedaan dalam persen bobot inti tiap kapsul terhadap bobot rata-
rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan untuk setiap
2 kapsul tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B
35
WAKTU HANCUR
1. Tujuan = menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-
masing monografi.
2. Alat = disintegration tester
3. Prosedur:
a. Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung dari keranjang
b. Masukkan 1 cakram pada tiap-tiap tabung, gunakan air bersuhu 37°C sebagai
media
c. Naik turunkan keranjang di dalam media cair
d. Amati kapsul, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang
kapsul
e. Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan
12 kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur
sempurna
4. Persyaratan = semua kapsul harus hancur tidak lebih dari 15 menit
36
Lampiran 2 Prosedur Tetap IPC ONOIWA Plus
Hal 37 dari 49
Prosedur Tetap
IN PROCESS CONTROL ONOIWA No.Dokumen :
PLUS
KELARUTAN
1. Tujuan : waktu pada saat solvent (zat pelarut) dapat melarutkan zat terlarut hingga
larut dengan sempurna.
2. Metode : Pengujian berdasarkan waktu minuman serbuk ONOIWA PLUSden larut
secara sempurna dengan satuan detik (s) untuk mengetahui kecepatan kelarutan
serbuk minuman dalam air ketika akan dikonsumsi.
3. Prosedur:
a. Diambil 1 sachet kemudian serbuk dilarutkan dalam air pada suhu 20 – 25 °C
b. Amati sebuk, semua serbuk harus larut
c. Dicatat waktu kelarutan serbuk dalam satuan detik
4. Syarat : Semakin cepat serbuk larut semakin baik kelarutannya.
FILLING
2 KESERAGAMAN BOBOT
1. Tujuan = melihat keseragaman dosis obat yang masuk kedalam tubuh sehingga
dosis setiap sediaan diharapkan sama dan sesuai dengan keamanan terapi dari
sediaan tersebut.
37
2. Alat = timbangan analitik
3. Prosedur:
a. Timbang 20 sachet
b. Timbang lagi sachet satu per satu
c. Keluarkan isi semua sachet, timbang seluruh sachet kosong.
d. Hitung bobot isi sachet dan bobot rata-rata tiap isi sachet.
4. Persyaratan = Perbedaan dalam persen bobot inti tiap sachet terhadap bobot
rata-rata tiap isi sachet tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan
untuk setiap 2 sachet tidak lebih dari yang ditetapkan kolom B
38
Lampiran 3 Prosedur Tetap IPC ONOIWA MX
Hal 1 dari 49
Prosedur Tetap No.Dokumen :
IN PROCESS CONTROL ONOIWA MX
HOMOGENITAS
1. Tujuan: Menjamin homogenitas distribusi campuran bahan dan zat aktif
2. Prosedur:
a. Sampling pada beberapa titik (atas, tengah, bawah) dalam wadah.
b. Diamati secara visual
3. Penafisran Hasil:
Dikatakan homogen bila memperlihatkan distribusi ukuran partikel yang relatif
hampir sama pada berbagai tempat pengambilan sampel.
pH
1. Tujuan : Mengetahui pH suatu bahan atau sediaan dan untuk mengetahui
kesesuaiannya dengan persyaratan yang telah ditentukan
2. Alat : pH meter
3. Prinsip : Pengukuran pH cairan uji berdasarkan beda potensial dari pasangan
elektroda menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
4. Prosedur :
39
a. pH meter dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan larutan dapar baku. Larutan
dapar baku yang dipilih ada dua, dimana pH larutan uji diperkirakan berada di
antara pH kedua larutan dapar baku tersebut dan mempunyai perbedaan pH tidak
lebih dari 4 unit dengan pH larutan uji
b. pH meter yang telah dikalibrasi digunakan untuk mengukur pH larutan
FILLING
2 VOLUME TERPINDAHKAN
1. Tujuan = menjamin bahwa larutan oral sesuai dengan volumenya
2. Alat = gelas ukur terkalibrasi
3. Prosedur:
a. Kocok isi 10 wadah satu persatu
b. Tuang isi perlahan-lahan kedalam gelas ukur
c. Diamkan selama 30 menit
d. Ukur volume tiap wadah
e. Volume rata-rata 10 wadah tidak kurang dari 100%
f. Tidak satupun volume wadah yang <95% dari etiket
4. Syarat = volume rata-rata dari 10 wadah tidak kurang dari 100 %, dan tidak
satupun volume terpindahkan yang kurang dari 95%
40