Anda di halaman 1dari 19

RSUD Prof. Dr.

MARGONO SOEKARJO
RM
INSTALASI FARMASI

Nama : Ny. S Nomor RM : 0xxxxx


Tgl lahir/Umur:11-06-1967/49 BB : ........... kg; TB : ............. cm; Kamar : Mawar 1
RPM : Obs. Febris hari ke-7 RPD : Tensi dan bronkitis saat masih kecil
Diagnosis : Obs. Febris, anemia, hiponatremia, bronkopneumonia bakteri dd jamur
Merokok : ....... batang/hr; Kopi : ....... gelas/hr; Lainnya : .............................................................................
Alergi : Tidak ada DPJP : dr. R
Pekerjaan : ibu Rumah Tanggan

RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT HARIAN

Diisi oleh Apoteker yang merawat :


ss

Parameter Penyakit / Nilai Normal


13/5 14/5 15/5 16/5 17/5 18/5 19/5 20/5 21/5 22/5
Tanda Vital

Tanggal
Tekanan Darah (mm <120/80 100/ 110/ 120/ 120/ 120/ 120/ 110/ 110/ 120/ 120/
Hg) 80 70 90 80 80 90 80 90 100 70
Nadi (kali per menit) 60-100 90 80 112 140 100 120 100 128 128 120
Suhu Badan (oC) 36-37 37 38 38.6 39.6 37.7 36.4 37.1 37.8 37 35.7
Respirasi (kali per 16-20
22 20 32 28 32 40 36 36 32 32
menit)
demam ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
KELUHAN

mual ++ ++
lemas ++ ++ ++
pusing ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
sesak ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
nafsu makan turun ++ ++ ++
Batuk berdahak ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
dada sakit ++ ++ ++ ++
Kaki kesemutan ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
Laboratorium Rutin / Nilai Normal
Laboratorium Rutin

Tanggal
Hemoglobin 11.2-17.3 8.2 11.9
Hematokrit 40-52 26 46
Eritrosit 4.4-5.9 2.9 5.7
Natrium 134-146 129 136
Kalium 3.4-4.5 3.7
Bakteri urin +1
Fe 50-170 20
GDS < 200 154

Terapi (Nama Obat, Aturan Pakai


Kekuataan)
RUTE

Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam v v v v v v v V v v


PARENTER

Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam H1 H2 H3 H4 H5 stop


Inf. parasetamol 1 gr v
Nebul ventolin v v
Parasetamol k/p 3 x 500 mg v v v v v v v V v v
RUTE

Amitriptilin 1 x 25mg v v v v v v v V v v
Adfer 3x1 v v v v v v v V v v
Ambroxol 3 x 30 mg v v v v v v v v
Azithromisin 1 x 500 mg H1 H2 H3 H4 H5 H6 stop
Fluconazol 2 x 150 mg H1 H2 H3 H4 v
RL 20 tpm v
I.V.F.D.

NaCl 20 tpm v v
NaCl 3 % dalam 500 10 tpm
v v stop
ml
D5 : aminofluid 20 tpm v v v v V v v

Hasil foto thorax 16 mei 2017 : cor tidak membesar, pneumonia, efusi pleura bilateral minimal
Hasil BTA negatif, jamur +
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
RM
PURWOKERTO
INSTALASI FARMASI
Nama : Ny. S Nomor RM :

Tanggal lahir / Umur : 11-06-1967/49 Berat Badan : ................. kg Tinggi Badan.......................cm

PEMANTAUAN TERAPI OBAT (2)

Diisi oleh Apoteker yang merawat :

Tanggal Asuhan Kefarmasian


& Jam Subyektif Obyektif Assesment (DRP) Planning
13 Mei  Demam, mual,  Respirasi (16-  Pada kasus ini pasien  Pemberian NaCl 3% dihentikan
20211 lemas, kaki 20x/ menit) mengalami hyponatremia, di rekomendasi dengan
kesemutan 22x/menit maka pemberian NaCl 3 % pemberian NaCl 0,9 % untuk
(diatas nilai perlu dikaji ulang hiponatrium
normal)  Pasien mengalami demam  Pemberian infus RL tidak tepat
 Hematokrit (40- namun pemberian inj.pct untuk indikasi karena bukan first
52)  dan pct k/p secara line hiponatrium
26 (dibawah Bersama (hari yang sama)  Tidak disarankan penggunaan
nilai normal) dikhawatirkan akan paracetamol tablet dihari
 Eritrosit (4,4- overdosis pertama sebaiknya cukup
5,9)   Pemberian Dosis adfer dengan inj. paracetamol
2,9 (dibawah yang terlalu tinggi  Aturan pakai adfer menjadi 2x1
nilai normal)  Penggunaan ranitidin yang  Pemberian Ranitidin Bisa
 Natrium (134- tidak tepat, selain itu diberikan tapi hanya selama 2
146)  penggunaan ranitidin hari untuk mengatasi mual
129 (dibawah dapat meningkatkan  Rekomendasikan penghentian
nilai normal) tingkat keparahan amitriptilin
pneumonia  Rekomendasikan pemeriksaan
 Pasien mengalami kaki leukosit untuk pemberian
kesemutan antibiotik yang tepat
 Penggunaan amitriptilin  Rekomendasikan data riwayat
yang tidak tepat penggunaan obat
 Pemberian adfer perlu  Pasien mengalami kaki
dikaji ulang kesemutan direkomendasikan
 Diagnosa pneumonia pemberian obat neuropati
akibat bakteri dd  Penghentian amitriplin
jamurbakteri oleh S.  Adfer sebaiknya diberikan 2 x1
pneumoniae, H.  Direkomendasi adfer sudah
influenzae, M. benar untuk mengatasi anemia
pneumoniae, C. pada pasien. Dimana pada hari
pneumoniae, Legionella sp pertama juga nila HB pasien
maka Fluoroquinolone d rendah. Anemia dapat
or β-lactam + macrolide menyebabkan pasien sesak,
b /tetracycline lemas, pusing dikarena pasokan
hb yang rendah tidak cukup
mengangkut O2
 Kombinasi
ceftriaxone+azithromycin
minimal 5 hari

14 Mei  Demam, mual,  Suhu Badan  Pasien mengalami  Dihentikan penggunaan Nacl dan
2021 lemas, pusing, (36-37oC) anemia yang ditandai direkomendasikan
sesak, nafsu 38oC (diatas dengan nilai Fe yang D5:aminofluid untuk
makan menurun, nilai normal) rendah memberikan nutrisi karena
batuk berdahak,  Fe (50-170)   Terdapat keluhan pasien mengalami mual
kaki kesemutan
20 (dibawah tambahan yaitu nafsu sehingga nafsu makan menurun
nilai normal) makan menurun, dan lemas.
 Bakteri urine  pusing selain keadaan  Direkomendasi adfer sudah
+1 lemas benar untuk mengatasi anemia
 Pasien mengalami pada pasien. Dimana pada hari
batuk berdahak dan pertama juga nila HB pasien
sesak rendah. Anemia dapat
 Pasien mengalami menyebabkan pasien sesak,
kesemutan lemas, pusing dikarena pasokan
 Pemberian Adfer hb yang rendah tidak cukup
dikaji ulang mengangkut O2. Adfer 2x1
 Hasil lab pasien terdapat  Direkomendasikan penggunaan
bakteri urin +1 ambroxol karena mengalami
 Pasien masih mengalami batuk berdahak.
demam  Pasien mengalami kaki
kesemutan direkomendasikan
pemberian obat neuropati
 Dilanjutkan penggunan adfer
(2x1)
 Pemberian ceftriaxone selain
untuk rekomendasikombinasi
azithomycin pneumonia akibat
bakteri juga untuk isk dimana
hasil lab pasien terdapat bakteri
urin +1
 Diberikan penggunaan pct untuk
mengatasi demam pasien
15 Mei  Demam, pusing,  Nadi (60-  Pasien mengalami nafsu  Pemberian D5: aminofluid untuk
2021 sesak, nafsu 100x/menit)  makan menurun memberikan nutrisi karena
makan menurun, 112x/menit  Nilai natrium pasien normal pasien mengalami nafsu makan
batuk berdahak,  Pasien mengalami batuk
(diatas nilai berdahak menurun.
kaki kesemutan normal)  Penghentian nacl karena nilai
 Pemberian amitriplin yang
 Suhu Badan tidak tepat natrium pasien telah normal
(36-37oC)  Pasien mengalami demam  Pemberian ambroxol untuk
38,6oC (diatas  Sesak nafas dimana batuk berdahak
nilai normal) respirasi dna nadi belum  Rekomendasi penghentian
berada diangka nilai normal
 Respirasi (16- amitriptilin
 Pasien tidak mengalami
20x/menit)  mual lagi dan masih  Pemberian pct oral
32x/menit mengalami kaki kesemutan  Penghentian inj. Ranitidine
(diatas nilai  Penurunan dosis adfer karena sebelumnya digunakan
normal) untuk mengatasi mual
 Pasien mengalami kaki
kesemutan direkomendasikan
pemberian obat neuropati
 Adfer diberikan 2x1

16 Mei  Demam, pusing,  Nadi (60-  Pasien mengalami  Direkomendasikan ventolin


2021 sesak, batuk 100x/menit)  keluhan tambahan nebulizer (saba-salbutamol)
berdahak, dada 140x/menit selain dari sesak dan prn
sakit, kaki (diatas nilai batuk berdahak yaitu  direkomendasikan
kesemutan normal) dada sakit D5:aminofluid untuk
 Suhu Badan  Suhu badan pasien memberikan nutrisi karena
(36-37oC) masih diatas normal pasien mengalami pusing diduga
39,6oC (diatas demam akibat anemia defisensi fe dan
nilai normal)  Terapi untuk HCAP juga sesak karena kurang suplai
 Respirasi (16- yang didasarkan o2 karena hb rendah dan tidak
20x/menit)  faktor resiko infeksi maks. mengangkut o2
28x/menit patogen MDR atau  Pemberian pct k/p
(diatas nilai tidak. Jika tidak ada  Lanjutkan pemberian
normal) resiko MDR ambroxol
 Hasil foto levofloksasin,  Pasien mengalami kaki
Thorax  ampisilin kesemutan direkomendasikan
cor tidak  Akibat suspect pemberian obat neuropati
membesar, bakteri  Hasil BTA negatif dan jamur
pneumonia, ESBLrekomendasik positif maka
efusi pleura an carbapenem direkomendasikan
bilateral  Kaki kesemutan pada fluconazole 400 mg PO
minimal Hasil pasien perhari dikarenakan terjadi
BTA negatif, pneumonia akibat fungal
jamur + lung infection
17 Mei  Demam, pusing,  Suhu Badan  Pasien mengalami sesak  Direkomendasikan ventolin
2021 sesak, batuk (36-37oC) dan dadak sakit disertai nebulizer (saba-salbutamol)
berdahak, dada 37,7oC (diatas dengan batuk berdahak prn
sakit, kaki nilai normal) maka dengan symptom  Pemberian pct k/p
kesemutan  Respirasi (16- atau gejala seperti  Lanjutkan pemberian
20x/menit)  tersebut penggunaan saba ambroxol
32x/menit perlu dipertimbangan  Pasien mengalami kaki
(diatas nilai  Pasien mengalami demam kesemutan direkomendasikan
normal)  Masih mengalami pemberian obat neuropati
 Pemberian  kesemutan  Penghentian terapi kombinasi
Nebulizer  Penggunaan ceftriaksone azithromycin+ceftriaksone
ventolin minimal selama 5 hari karena terapi tersebut untuk
 Pemberian  Pasien didiagnosa pneumonia akibat bakteri
azitromycin mengalami anemia  Dilakukan rekomendasi untuk
1x500mg pemberian fluconazole 400 mg
 D5 : aminofluid PO perhari dikarenakan terjadi
dengan 20 tpm pneumonia akibat fungal lung
infection
 direkomendasikan
D5:aminofluid untuk
memberikan nutrisi karena
pasien mengalami pusing diduga
akibat anemia defisiensi fe

18 Mei  Demam, pusing,  Nadi (60-  Pasien mengalami batak  Pemberian ambroxol dan telah
2021 sesak, batuk 100x/menit)  berdahak sesuai dosis
berdahak, dada 120x/menit  Demam pasien belum  Penggunaan nebulizer ventolin
sakit, kaki (diatas nilai mengalami penurunan dihentikan (prn)
kesemutan normal) dinilai suhu normal  Pemberian pct k/p dengan dosis
 Respirasi (16-  Adfer perlu dikaji ulang yang telah sesuai
20x/menit)   Respirasi dan nadi masih  Pemberian adfer sebaiknya 2 x1
tidak normal
40x/menit  kombinasi
(diatas nilai  Pengkajian ulang
azithromycin+ceftriaxone untuk
kombinasi
normal) pneumonia akibat bakteri untuk
azithromycin+ceftriaxone
 Pemberian direkomendasikan dihentikan
 diagnosa anemia fe
azitromycin  direkomendasikan
1x500mg D5:aminofluid untuk
 D5 : aminofluid memberikan nutrisi karena
dengan 20 tpm pasien mengalami pusing diduga
akibat anemia defisensi fe
19 Mei  Demam,  Suhu Badan  Pasien mengalami batak  Pemberian ambroxol dan telah
2021 pusing, sesak, (36-37oC) berdahak sesuai dosis
nafsu makan 37,5oC (diatas  Demam pasien belum  Pemberian pct k/p dengan dosis
menurun, kaki nilai normal) mengalami penurunan yang telah sesuai
kesemutan  Respirasi (16- dinilai suhu normal  Pemberian adfer sebaiknya 2 x1
20x/menit)   Adfer perlu dikaji ulang  kombinasi
36x/menit  Respirasi dan nadi masih azithromycin+ceftriaxone untuk
(diatas nilai tidak normal pneumonia akibat bakteri untuk
normal)  Pengkajian ulang direkomendasikan dihentikan
 Pemberian kombinasi  direkomendasikan
azitromycin azithromycin+ceftriaxone D5:aminofluid untuk
1x500mg memberikan nutrisi karena
 D5 : aminofluid pasien pusing akibat anemia
dengan 20 tpm

20 Mei  Demam,  Nadi (60-  Pasien mengalami batak  Pemberian ambroxol dan telah
2021 pusing, sesak, 100x/menit)  berdahak sesuai dosis
batuk 128x/menit  Demam pasien belum  Pemberian pct k/p dengan dosis
berdahak, kaki (diatas nilai mengalami penurunan yang telah sesuai
kesemutan normal) dinilai suhu normal  Pemberian adfer sebaiknya 2 x1
 Suhu Badan  Adfer perlu dikaji ulang  kombinasi
(36-37oC)  Respirasi dan nadi masih azithromycin+ceftriaxone untuk
37,8oC (diatas tidak normal
pneumonia akibat bakteri untuk
nilai normal)  Pengkajian ulang direkomendasikan dihentikan
 Respirasi (16- kombinasi
20x/menit)  azithromycin+ceftriaxone
36x/menit
(diatas nilai
normal)
 Pemberian
azitromycin
1x500mg
21 Mei  Demam, pusing,  Nadi (60-  Pasien mengalami batak  Pemberian ambroxol dan telah
2021 sesak, batuk 100x/menit)  berdahak dan dada sesuai dosis
berdahak, dada 128x/menit mengalami sakit lagi  Penggunaan nebulizer ventolin
sakit, kaki (diatas nilai  Demam pasien belum direkomendasikan karena
kesemutan normal) mengalami penurunan terjadi gejala dada sakit pada
 Respirasi (16- dinilai suhu normal pasien (prn)
20x/menit)   Adfer perlu dikaji ulang  Pemberian pct k/p dengan dosis
32x/menit  Respirasi dan nadi masih yang telah sesuai
tidak normal
(diatas nilai  Pemberian adfer sebaiknya 2 x1
 Pengkajian ulang
normal)  kombinasi
 Pemberian kombinasi
azithromycin+ceftriaxone
azitromycin azithromycin+ceftriaxone
untuk pneumonia akibat
1x500mg  Pusing yang masih dialami
bakteri untuk
 D5 : aminofluid dengan diagnosa anemia
direkomendasikan dihentikan
dengan 20 tpm  direkomendasikan
D5:aminofluid untuk
memberikan nutrisi karena
pasien mengalami pusing

22 Mei  Nafsu makan  Nadi (60-  Pasien mengalami batak  Pemberian ambroxol dan telah
2017 menurun, 100x/menit)  berdahak sesuai dosis
batuk 120x/menit  Demam pasien belum  Pemberian pct k/p dengan dosis
berdahak, (diatas nilai mengalami penurunan yang telah sesuai
kaki normal) dinilai suhu normal  Pemberian adfer sebaiknya 2 x1
kesemutan  Respirasi (16-  Adfer perlu dikaji ulang  kombinasi
20x/menit)   Respirasi dan nadi masih azithromycin+ceftriaxone untuk
32x/menit tidak normal pneumonia akibat bakteri untuk
(diatas nilai  Pengkajian ulang direkomendasikan dihentikan
normal) kombinasi  direkomendasikan
 D5 : aminofluid azithromycin+ceftriaxone D5:aminofluid untuk
dengan 20 tpm  Pusing yang masih dialami memberikan nutrisi karena
dengan diagnosa anemia pasien mengalami pusing diduga
akibat anemia
 direkomendasikan
D5:aminofluid untuk
memberikan nutrisi karena
pasien mengalami penurunan
nafsu makan
Lampiran
1. D5: Aminofluid
Aminofluid
Aminofluid merupakan cairan penyuplai nutrisi, dan diberikan kepada penerima melalui
parenteral. Cairan ini mengandung elektrolit, glukosa dan protein dan biasanya akan diberikan
sebelum dan setelah tindakan medis seperti operasi. Dalam 1000 ml aminofluid mengandung
energi 420 kalori, dalam 24 jam pasien menghabiskan 1000 ml larutan aminofluid, sehingga
asupan zat gizi pasien untuk energi mendapatkan tambahan sebesar 420 kalori

Dextrose 5%

D5% atau dextrose merupakan parenteral yang berfungsi sebagai pengganti cairan dan kalori,
dalam 1000 ml D5% mengandung energi 200 kalori dan karbohidrat 50 gram, dalam 24 jam
pasien menghabiskan 1000 ml larutan D5%, sehingga asupan zat gizi pasien untuk energi
mendapatkan tambahan sebesar 200 kalori. Nafsu makan turun, lemas, pusing terjadi pada
tanggal 14 mei MAKA seharusnya sdh diberikan D5%: aminofluid.

2. Nebulizer Ventolin
Pada gejala batuk berdahak, dada sakit dan sesak
nafas yang terjadi karena ada obstructive dapat
direkomendasikan SABA apabila gejala tersebut
terjadi

3. Natrium Chlorida 0,9%

Pasien didiagnosis hiponatremia: terapi dipandu oleh laju


perkembangan dan derajat Natrium, gejala yang menyertai, keadaan
keseimbangan air, dan dengan mempertimbangkan penyebab yang
mendasarinya.
Natrium asimtomatik ringan: biasanya tidak memerlukan terapi khusus.
Natrium ringan hingga sedang kronis karena, mis. penyakit usus atau
ginjal yang kehilangan garam: berikan NaCl oral oral suplemen sambil
memastikan asupan cairan yang memadai.
Natrium pengenceran kronis, yang sering tanpa gejala, dapat dikelola
dengan mengoreksi penyebab yang mendasarinya. Pembatasan
cairan mungkin diperlukan, terutama dalam jangka pendek, dan obat-
obatan yang mengganggu dengan aksi ADH harus dihentikan jika
memungkinkan.
Natrium akut (atau kronis) yang parah mungkin memerlukan
penggunaan NaCl 0,9% melalui infus IV (yang secara efektif hipertonik
dalam keadaan ini). Pada Natrium yang sangat parah, penggunaan
NaCl 1,8% secara hati-hati mungkin diperlukan.

4. Ringer Laktat
5. Antibiotik
Pnemonia akibat dari bakteri

Pneumonia karena
bakteri
Beta
laktam+markrolidaCe
ftriaxone+azithromycin

(Dipiro ed 11, hal 587)

Fluconazole
Pneumonia akibat jamur
Clinical practice guidelines for the management
of candidiasis: 2009 update by the Infectious
Diseases Society of America & Barkauskas CE,
Perfect JR. Candida pneumonia: what we know
and what we don’t. Curr Fungal Infect Rep.
2009;3:21-31.
Sumber : United Kingdom Medicines Information

Dosisi
fluconazole

Judul : IDN Medis


Antibiotik azithromycin

Dosisi
Azithromycin

Antibiotik Ceftriaxone

DOSIS
6. Ambroxol

Pendekatan dasar dalam pengobatan bronkitis dan pneumonia adalah dengan menggunakan zat ekspektoran,
mukolitik, dan nutrisi yang mendukung kekebalan. Meskipun antibiotik memiliki nilai terbatas pada bronkitis
akut, NAMUN TETAP berperan dalam mengobati pneumonia.

7. Paracetamol

(Dipiro ed 11)
Efek samping parasetamol jarang terjadi dan biasanya ringan,
meskipun reaksi hematologis termasuk trombositopenia, leukopenia,
pansitopenia, neutropenia, dan agranulositosis telah dilaporkan. Ruam
kulit dan reaksi hipersensitivitas lainnya kadang-kadang terjadi.
Hipotensi telah dilaporkan jarang dengan penggunaan parenteral.
Overdosis dengan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati
yang parah dan kadang-kadang nekrosis tubulus ginjal akut (Martindale)

8. Adfer

Anemia kekurangan zat Fe. Anemia krn trauma atau endogen, anemia hemoragik selama masa
pertumbuhan, usia lanjut & masa penyembuhan, hamil, laktasi, anemia krn malnutrisi atau diet.
Anemia karena fe ataupun kurangnya HB dapat menyebabkan kurangnya suplai O2 ke dalam
tubuh sehingga akan menyebabkan sesak nafas, lemas, dan pusing

9. Infus paracetamol

Parasetamol(asetaminofen)
Solusi 10mg/mL dalam botol 50-mL dan 100-mL
• Parasetamol memiliki aktivitas analgesik dan antipiretik dan beberapa aktivitas anti-inflamasi.
• Ini digunakan secara IV untuk pengobatan jangka pendek nyeri sedang dan demam saat pemberian
oleh: rute lain tidak mungkin atau sesuai.
• Ini memberikan pereda nyeri dalam 5-10 menit dan memberikan efek antipiretiknya dalam 30 menit.
Pemeriksaan pra-perawatan
• Hindari pada gangguan hati berat.
• Perhatian pada gangguan hati yang tidak berat, gangguan ginjal, alkoholisme, malnutrisi kronis
karena cadangan glutathione hati yang rendah dan dehidrasi.
Dosis
• Dewasa 50 kg: 1 g setiap 4--6 jam bila diperlukan. Maksimum 4 g dalam periode 24 jam.
• Dewasa <50 kg: 15 mg/kg (1,5 mL/kg) setiap 4--6 jam bila diperlukan. Maksimum 60 mg/kg setiap
hari (tanpa melebihi 3 g dalam periode 24 jam).

10. Inj. Ranitidine

Profilaksi mual

11. Amithriptlyn

Pemberian
Amitriptline pada
tanggal 13 mei-22 mei dengan
indikasi sebagai antidepresant.
NAMUN tidak ada gejala yang dilami pasien menunjukkan bahwa pasien membutuhkan terapy antidepresan.
MAKA dari efektifitas obat amitriptyline yang menyebabkan tidak terjadi perbaikan kondisi yang signifikan hal
ini ditujukkan pada hari kedua setelah pemberian amitriptylin masih mengalami sesak napas dan batuk berdahak
hingga hari terakhir rawat inap yaitu tanggal 22 mei.
Amitriptyline sendiri memiliki efeksamping antikolinergik yang dapat menghambat asetilkolin agar tidak
berikatan dengan reseptor sehingga menghambat pergerakan otot-otot secara tak sadar termasuk di paru-paru.
Sehingga amitriptyline dapat memperparah kondisi pasien.
Interaksi obat: Meningkatkan konsentrasi serum dengan antijamur (misalnya flukonazol,
terbinafin).
Daftar Pustaka

Gray, Alistair., Wright, Jane, et al., 2011. Injectable Drugs Guide. London: Pharmaceutical Press, London, United
Kingdom

Mims, 2021. https://www.mims.com/ . diakses pada tanggal 12-13 Mei 2021

Medscape. 2021. https://www.medscape.com/pharmacists diakses pada tanggal 12-13 Mei 2021

GINA, AHA 2020. Pocket Guidline For Asthma Managment and Prevention. Based Global Intiative For
ASTHMA

Pappas PG, Kauffman CA, Andes D, et al. Clinical practice guidelines for the management of candidiasis: 2009
update by the Infectious Diseases Society of America. Clin Infect Dis. 2009;48:503-535.

Barkauskas CE, Perfect JR. Candida pneumonia: what we know and what we don’t. Curr Fungal Infect Rep.
2009;3:21-31.

Barbara G. Wells_ Joseph T. DiPiro_ Terry L. Schwinghammer_ Cecily DiPiro - Pharmacotherapy Handbook,
Tenth Edition-McGraw-Hill Education _ Medical (2017)

Martindale 36 edition

Kollef, M.H. Dkk. 2008

Mahdayana I., Sudjatmiko, Sumarno, dan Padolo E., Studi Penggunaan Profilaksis Stress Ulcer pada Pasien Bedah
Digestif di RSUD dr. Soetomo Surabaya. PHARMACEUTICAL JOURNAL OF INDONESIA 2020. 5(2): 73-78

Assessment and Treatment of Fungal Lung Infections. https://www.uspharmacist.com/article/assessment-and-


treatment-of-fungal-lung-infections diakses pada tanggal 12-13 Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai