Anda di halaman 1dari 1

METODE ANALISA SUPOSITORIA BISAKODIL

Identifikasi
A. 1
1. Masukkan suppositoria setara ±150 mg bisakodil ke dalam labu Erlenmeyer.
2. Tambahkan 75 ml heksan P, panaskan diatas tangas uap sampai melebur
3. Saring melalui penyaring kaca masir dengan porositas sedang menggunakan pompa hisap
udara
4. Cuci residu dengan ±100 ml heksan P hangat hingga bebas lemak, lanjutkan penghisapan
hingga residu kering
5. Larutkan residu dengan membilas saringan dengan ±50 ml aseton P hangat, kumpulkan filtrate
dalam gelas piala 150 ml, uapkan diatas tangas uap sampai ±5 ml.
6. Pada cairan residu tambahkan ±75 ml air, panaskan diatas tangas uap selama 15 menit,
dinginkan
7. Gores dinding bagian dalam gelas piala untuk mempercepat penghabluran, saring hablur dan
keringkan pada suhu 100 selama ±15 menit.
8. Hablur melebur pada suhu 129⁰ - 135⁰ dan memenuhi uji identifikasi A pada bisakodil
B. 2
1. Waktu retensi puncak utama kromatogram larutan uji sesuai dengan larutan baku seperti yang
diperoleh pada penetapan kadar
Penetapan Kadar
Fase Gerak
Buat campuran Natrium asetat 0,074 M dalam air (atur pH hingga 7,4 dengan penambahan asam asetat P
2,5%) dengan asetonitril P (55:45), saring dan awaudarakan.
Larutan Baku
Timbang bisakodil BPFI, larutkan dalam asetonitril P hingga kadar ± 0,5 mg/ml
Larutan Uji
Timbang supositoria setara 100 mg bisakodil, masukan ke dalam corong pisah 500 ml, tambahkan 150 ml n
– heksan P, kocok hingga supositoria larut. Tambahkan 50 ml asetonitril P, kocok selama 1 menit dan biarkan
memisah. Alirkan lapisan bagian bawah ke dalam labu terukur 200 ml, ekstraksi lapisan n – heksan yang
tersisa dalam corong pisah dua klai, tiap kali dengan 50 ml asetonitril P, kumpulkan lapisan bawah ke dalam
labu tentukur diatas

Anda mungkin juga menyukai