Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN PENYAKIT IKAN

STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA, ISOLASI BAKTERI,


PENGAMATAN KOLONI DAN PEWARNAAN BAKTERI

DosenPengampu : 1. Dr. Pande Gde Sasmita Julyantoro, S.Si., M.Si


2. Alfi Hermawati Waskita Sari., S.Pi., MP
3. I Wayan Darya Kartika, S.Pi., M.Si
4. Dr. Devi Ulinuha, S.Pi., MP
5. Endang Wulandari Suryaningtyas, S.Pi.,M.P
Asisten Dosen: 1. Aristiani Rusdi Oktaviyanti S.Pi
2. Ibnu Fajar S.Pi
3. Ni Kadek Dewi Purnamasari
4. Ni Luh Komang Ayu Maitri Jayanthi

Disusun Oleh :
Arya Maulana Rabani
2013521032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum
Mikrobiologi dan Penyakit Ikan dengan baik dan tentunya tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlihat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Mikrobiologi
dan Penyakit Ikan, dikhususkan kepada:

1. Bapak Dr. Pande Gede Sasmita Julyantoro, S.Si., M.Si selaku dosen
pengampu dan koordinator dosen mata kuliah Mikrobiologi dan Penyakit
Ikan.
2. Ibu Alfi Hermawati Waskita Sari, S.Pi., MP selaku dosen pengampu mata
kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
3. Bapak I Wayan Darya Kartika, S.Pi., M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
4. Ibu Dr. Devi Ulinuha, S.Pi., MP selaku dosen pengampu mata kuliah
Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
5. Ibu Endang Wulandari Suryaningtyas, S.Pi., M.P selaku dosen pengampu
mata kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
6. Asisten dosen pengampu yang telah membimbing dan membantu kami
selama keberlangsungan praktikum hingga terselesaikanya laporan akhir
praktikum Mikribiologi dan Penyakit Ikan

Penulis menyadari bahwa laporan praktikum Mikrobiologi dan Penyakit


Ikan ini masih memiliki banyak sekali kekurangan didalamnya. Sehingga dalam
kesempatan ini juga penulis bermaksud untuk meminta kritik dan saran dari
semua pihak demi terciptanya laporan praktikum yang lebih baik kedepannya.
Penulis juga berharap agar laporan praktikum ini bisa menambah pengetahuan dan
wawasan bagi rekan – rekan mahasiswa dan para pembaca.

Bukit Jimbaran, 12 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..............................................................................................................v

BAB I.................................................................................................................................1

STERILISASI & PEMBUATAN MEDIA.........................................................................1

A. Hasil pembuatan media.........................................................................................1


Tabel 1.1 Hasil pembuatan Media..............................................................................1
B. Pembahasan Strelisasi...................................................................................................1
B. Pembahasan Pembuatan Media.....................................................................................3
Tabel 1.2 Alat yang digunakan pada praktikum strelisasi dan pembuatan media.......4
Tabel 1.3 Bahan yang digunakan pada praktikum praktikum strelisasi dan
pembuatan media.......................................................................................................8
BAB II.............................................................................................................................11

PENGENCERAN DAN KULTUR BAKTERI................................................................11

A. Hasil pengenceran dan Isolasi Bakteri.........................................................................11


Gambar 2.1 Hasil Pengenceran dan Kultur Bakteri..................................................11
B. Pembahasan Pengenceran dan Isolasi Bakteri.............................................................11
Tabel 2.1 Alat yang digunakan pada praktikum pengenceran dan Isolasi Bakteri....13
Tabel 2.2 bahan yang digunakan pada praktikum pengenceran dan Isolasi Bakteri. 14
BAB III............................................................................................................................17

PENGAMATAN DAN ENUMERASI............................................................................17

A. Hasil Enumerasi Dan Pengamatan.......................................................................17


Gambar 3.1 Hasil Enumerasi dan pengamatan Bakteri............................................17
B. Pembahasan Enumerasi dan Pengamatan Bakteri................................................17
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Enumerasi dan
Pengamatan Bakteri.................................................................................................18
BAB IV............................................................................................................................20

PEWARNAAN GRAM...................................................................................................20

ii
A. Hasil Pewarnaan Gram........................................................................................20
Gambar 4.1 Hasil Pewarnaan Gram.........................................................................20
B. Pembahasan Pewarnaan Gram.............................................................................20
Tabel 4.1 Alat yang digunakan pada praktikum pewarnaan gram............................21
Tabel 4.2 Bahan yang digunakan pada praktikum pewarnaan gram.........................23
BAB V.............................................................................................................................26

PENUTUP.......................................................................................................................26

A. Kesan...................................................................................................................26
B. Pesan...................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

LAMPIRAN.....................................................................................................................29

iii
BAB I
STERILISASI & PEMBUATAN MEDIA
A. Hasil pembuatan media

Tabel 1.1 Hasil pembuatan Media

Media Larutan aquades Hasil

Nutrient Agar (NA) 2,8 gr 100 ml 100 gram NA

TCBS8,91 gr 100 ml 100 gram TCBS

EMBA 3,75 gr 100 ml 100 gram EMBA

B. Pembahasan Strelisasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi ada 3
teknik yaitu strelisasi fisik, strelisasi kimia, strelisasi mekanik. Dalam. Sterilisasi
fisik terdiri dari pemanasan kering, pemanasan basah dan radiasi. Tujuan dari
sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada
percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu autoclave.

Alat yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi untuk
sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi
alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu
tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untkmelisiskan mikroba. Adapun bagian-
bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk meletakkan alat dan
saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap,
terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah
selama 15 menit pada suhu 121oC.

Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas
rang atau dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang
ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan alumuniumfoil dan
bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukan untuk menghindari

1
terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat
yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalamautoclave, selanjutnya
tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka
sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam
bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan
tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.

Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi
menyatakan bahwa pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat
gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama
1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).

Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literatur
yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan
bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985)

Sterilisasi gelombang pendek/Sinar ultravioletdigunakan untuk membantu


mengurangi kontaminasi di udara. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme
(germisida) dipancarkan secara eksklusif pada gelombang 253,7 nm . Sinar UV
menembus udara bersih dan air murni dengan baik, Untuk kebanyakan pemakaian
lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh mikroorganisme
dibatasi pada permukaan yang dipaparkan. (Lachman, 1994).Ketika sinar UV
melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah
kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tertinggi
atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas
atom-atom utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit
utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya
mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk menunjukkan lapisan
absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang. Kerugian penggunaan
radiasi sinar UV adalah penetrasinya terbatas.

2
Sterilisasi Kimia yaitu reaksi alkilasi. pada reaksi ini
terjadipengantian gugus atom hydrogen pada sel mikroba dengan gugus
alkil, sehinga metaolisme dan reproduksi sel terganggu. Proses
sterilisasi mengunakan autoclave khusus pada suhu yang lebih rendah
(36-60oC) serta konsentrasi gas tidak kurangdari 400 mg/liter, dengan
proses sebagai berikut:

1. Setelah peralatan media dimasukkan, gas etilen oksida dipompa


kedalam kamar (chamber) selama 20-30 menit pada kelembapan 50-
75%.
2. Selesai waktu pemaparan dengan gas etilenoksida,diikuti oleh tahap
arerasi/pertukaran udara, yaitu proses membuang gas etilen oksida pada
sterilisator maupun pada peralatan medis,alat-alat optic, pacemaker,
dan lain lain yang sulit disterilkan dengan cara lain. Afinitasnya yang
tingi akan berakibat timbulnya residu pada peralatan medis yang telah
di sterilisasikan. Gas etilenoksida cukup toksik .
Sterilisasi Mekanik Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam
suhu ruangan dan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22µ
atau 0.45µ) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi ini
ditujukan untuk bahan yang peka panas, misalnya larutanenzim dan
antibiotik.beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan
mengalami perubahan atau penguraian. filter berkefeld, filter chamberland, dan
filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan
benda yang akan disaring

B. Pembahasan Pembuatan Media


Media adalah sebuah wadah pertumbuhan mikroorganisme yang berisi
nutrisi. Media pertumbuhan adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran zat-zat
makanan yang diperlukan mikroorganisme untuk melakukan pertumbuhan. Syarat
media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan kehidupannya
harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut. Media harus
mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber energi
(contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion inorganikessensial dan kebutuhan yang

3
khusus, seperti vitamin Jenis media dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu Media
Padat (Solid), Media Cair (Broth), Media Semi Padat atau Semi Cair (Semi Solid).
Pada praktikum lalu kita membuat 3 jenis media padat yaitu NA, EMBA, dan
TCBS. Pertama, pembuatan media Nutrient Agar (NA) yaitu menggunakan 2,8 gr
media NA lalu ditambahkan dengan aquades sebanyak 100ml yang nantinya akan
menghasilkan 100 ml media Nutrient Agar (NA). Setelah kedua bahan tersebut
dicampur, panaskan campuran tersebut diatas hot plate dengan menggunakan hot
platemagneticstirer sambil diaduk dengan rata sampai mendidih, setelah selesai
pembuatan media NA, sterilisasi alat dengan menggunakan autoklaf.

Selanjutnya yaitu pembuatan Media ThiosulphateCitrateBileSaltsSucrose


Agar (TCBS), untuk pembuatan media TCBS tidak jauh berbeda dengan
pembuatan media NA, langkah pertama yaitu campur media TCBS sebanyak 8,91
gr dengan 100 ml aquades yang dimana nantinya akan menghasilkan 100 ml liter
media TCBS. Lalu panaskan campuran tersebut diatas hot plate menggunakan hot
platemagneticstirer dan diaduk dengan rata hingga mendidih. Setelah selesai
melakukan pembuatan media TCBS, sterilkan dengan sterilisasi kimia media
TCBS tidak tahan panas.

Media yang terakhir yaitu Eosin MethyleneBlue Agar (EMBA), pada


pembuatan media ini langkah-langkah yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan
pembuatan media NA, yang membedakannya yaitu untuk membuat 100 ml liter
media EMBA dibutuhkan 3,75 gr media EMBA dan ditambahkan dengan 100 ml
aquade, lalu panaskan diatashotplate, dan sterilisasikan menggunakan autoklaf.

Tabel 1.2 Alat yang digunakan pada praktikum strelisasi dan pembuatan media
No. Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1 Cawan Petri Alat yang akan
disterilisasi

4
2 Tabung reaksi Alat yang akan
disterilisasi

3 Gelas beker Tempat


menaruh alat
yang akan
disterilisasi

4 Kertas Sebagai
pembungkus
cawan petri

5 Mikrotip biru Alat yang akan


disterilisasi

6 Mikrotip kuning Alat yang akan


disterilisasi

7 Kapas Sebagai
penutup

5
8 Plastik Sebagai
pembungkus
alat

9 Neraca analitik Untuk


menimbang
bahan

10 Erlenmeyer Untuk
mencampur
bahan

11 Hot plate Untuk


memaskan
media

12 MagicStirer Sebagai
pengaduk

6
13 Aluminium foil Untuk menutup
alat dan media

14 Spatula Untuk
mengambil
media yang
akan ditimbang

15 Plasticwrap Untuk
menyegel
media

16 Gelas ukur Untuk


mengukur

17 Autoklaf Alat untuk


sterilisasi

Tabel 1.3 Bahan yang digunakan pada praktikum praktikum strelisasi dan
pembuatan media
No Nama Bahan Gambar Bahan Fungsi

7
1 EMBA Sebagai bahan
praktikum

2 NA Sebagai bahan
praktikum

3 TCBS Sebagai bahan


praktikum

4 Aquades Sebagai bahan


praktikum

Adapun prosedur praktikum strelisasi terdiri dari;

- Prosedur Praktikum Pembungkusan Alat

1. Meletakkan cawan petri pada kertas lalu dibungkus membentuk persegi

8
2. Memasukan cawan petri yang telah dibungkus kertas ke dalam plastik

3. Mengikat plastik hingga rapat sampai kedap udara

4. Memasukan kapas ke dalam gelas beker hingga padat

5. Meletakkan mikrotip biru dan kuning ke dalam gelas dengan posisi berdiri

6. Menutup gelas beker menggunakan kapas hingga rapat

7. Menutup kembali gelas beker menggunakan aluminium foil

8. Memasukkan kelima tabung reaksi ke dalam plastik

9. Mengikat sampai rapat

- Prosedur praktikum sterilisasi menggunakan autoklaf

1. Meletakkan alat dan bahan yang akan disterilisasi ke dalam keranjang

2. Membuka autoklaf

3. Menambah air ke dalam autoklaf, diusahakan air tidak menyentuh


pembatas

4. Meletakkan keranjang yang berisi media dan alat di dalam autoklaf

5. Menutup autoklaf hingga rapat untuk menghindari uap keluar berlebih

6. Mengatur suhu 121 derajat celcius, tekanan 1 atm selama 15 menit

9
7. Setelah 15 menit suhu dan tekanan akan meningkat ditandai dengan
keluarnya uap

8. mengeset kembali timer selama 15 menit, disinilahterjad proses sterilisasi

9. Proses sterilisasi selesai ketika alarm berbunyi

10. Mematikan autoklaf dan ditunggu hingga tekanan turun

11. Membuka autoklaf saat tekanan sudah mencapai 0

Adapun prosedur praktikum pembuatan media terdiri dari;

- Prosedur praktikum pembuatan media NA

1. Untuk pembuatan 100 ml media Nutrient Agar (NA) timbang media NA


sebanyak 2,8 gr dan tambahakan 100 ml aquades.

2. Panaskan diatas hot plate dengan menggunakan hot platemagneticstirer, diaduk


rata sampai mendidih.

3. Steriliasi dengan menggunakan autoklaf.

- Pembutan Media Eosin MethyleneBlue Agar (EMBA)

1. Untuk pembuatan media EMBA menimbang media sebanyak 3,75 gr dan


tambahakan 100 ml aquades.

2. Lalu memanaskan diatas hot plate dengan menggunakan hot


platemagneticstirer, diaduk rata sampai mendidih.

10
3. Melakukan proses sterilisasi dengan menggunakan autoklaf.

-Pembuatan Media TCBS

1. Untuk pembuatan 100 ml liter media TCBS timbang media TCBS


sebanyak 8,9 gr dan tambahakan 100 ml aquades.
2. Panaskan diatas hot plate dengan menggunakan hot platemagneticstirer,
diaduk rata sampai mendidih.
3. Media TCBS tidak boleh disterilkan dengan menggunakan autoklaf
sehingga harus dikerjakan secara aseptis dan steril.

11
BAB II

PENGENCERAN DAN KULTUR BAKTERI

A. Hasil pengenceran dan Isolasi Bakteri

Gambar 2.1 Hasil Pengenceran dan Kultur Bakteri

B. Pembahasan Pengenceran dan Isolasi Bakteri

Menyiapkan tabung reaksi yang didalamnya sudah ada air aquades, lalu
menghancurkan sampel dengan menggunakan mortar yang dilapisi dengan
kertas aluminium. Kemudian menampurkan stempel yang sudah
hanculmengunakan sendok spatula ke dalam tabung reaksi yang telah
disiapkan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan proses di vortex agar
homogen menggunakan mikropipet dimasukkan ke tanbung reaksi pertama,
pada tabung reaksi pertama merupakan pengenceran 10x atau 10ˉ¹, di vortex
lagi pada tabung reaksi 2 agar dihomogen dan disebut pengenceran 100x atau
10ˉ², di vortex lagi agar dihomogen lalu dimasukkan ke tabung reaksi 3 ini
merupakan pengenceran 1000x atau 10ˉ³. Dan berlanjut hingga pengencerah
ke 4.

12
Dapat dilihat hasil pengenceran pada gambar diatasdimana sampel
awal dimasukkan ketabung reaksi pertama yang sudah berisi iraquades
sebanyak 9 ml dan sampelnya sebanyak satu, disana bisa menggunakan 1 ml
atau 1 gram. 1 ml bisa digunakan untuk sampel jika sampelnya itu cair
sedangkan 1 gramnya digunakan untuk sampel yang padat. Di masukkan lalu
di vortex jika melakukan secara berulang terus menerus maka warnanya akan
semakin memudar, dimana pengenceran 10x atau 1:10, 100x atau 1:100,
1000x atau 1:1000, 10.000x atau 1:10.000, 100.000x atau 1:100.000. gambar
diatas merupakan hasil dari yang sudah di encerkan jika sudah di tanam di
media agar, kurang lebih seperti gambar tersebut.
Dalam langkah – langkah isolasi ini ada 3 yaitu : Streakplate,
Spreadplate, dan Pourplate. Streakplate biasanya bertujuan untuk
mendapatkan single koloni, untuk spreadplate untuk mengetahui atau
mendapatkan bakteri aerob dan pourplate ini bisa mendapatkan bakteri
anaerob. Jadi dengan spreadplate ini bakteri – bakteri yang tumbuh bakteri
aerob atau membutuhkan oksiden sedangkan pourplate ini kita juga
mendapatkan bakteri aerob dan anaerob. Jadi bakteri anaerob atau tidak
membutuhkan oksigen bisa tumbuh di dasar hingga kepertengahan medianya
dan bakteri aerob juga bisa tumbuh dipermukaan medianya sedangkan yang
spreadplate hanya bakteri aerob bisa tumbuh karna hanya disebar diatas
medianya.
- Streakplate : jadi kita menggunakan jarum ose, lalu yang dipegang
itu adalah koloni yang sudah didapatkan, diambil lalu dipindahkan
ke media yang baru. Jarum osenya ditempelkan lalu membentuk atau
di zigzagdiatasagarnya.
- Spreadplate : sampel yang sudah di encerkan kita masukkan ke
dalam atau kita tebar mikropipet dan mikrotip, dimasukkan ke atas
media agar lalu menggunakan hockystick dipanaskan diatas api
panas bunsen untuk meminimalisirkonstaminasi sebelum
menyebarkan sampelnya, di diamin dahulu agar tidak terlalu panas
jika telalu panas akan menyebabkan bakteri mati. Lalu baru
dimasukkan (digosokkan keseluruh permukaan medianya.

13
Pengerjaannya harus tetap berada di dekat depan api bunsen agar
meminimalisirkonstaminasi.
- Pourplate : memasukkan sampel yang sudah di encerkan bersamaan
dengan menuangkan medianya (media EMBA), lalu diratakan agar
sampelnya merata keseluruh medianya, jadi dia bisa homogen
dengan medianya.

Dapat dilihat hasilnya:

- Contoh hasil streakplate dari media TCBS dari koloni berwarna


kuning.
- Hasil spreadplate, dari hasilnya dapat disimpulkan ada beberapa jenis
bakteri yang berbeda.
- Hasil pourplate: ada tumbuh dipermukaan, ada ke dalam medianya

Tabel 2.1 Alat yang digunakan pada praktikum pengenceran dan Isolasi Bakteri
No Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1 Tabung reaksi Untuk menaruh
sampel

2 Api bunsen Untuk memanaskan

14
3 Vortex Untuk
menghomogenkan
bahan

4 Cawan petri Untuk meletakkan


media

5 Pipet mikron Untuk menyebar


sampel

Tabel 2.2 bahan yang digunakan pada praktikum pengenceran dan Isolasi Bakteri
1 Aquades Sebagai bahan
praktikum

2 MediaTCBS Sebagai bahan


praktikum

15
3 Media EMBA Sebagai bahan
praktikum

5 Sebagai bahan
praktikum
Daging Ikan Air Laut
dan Tawar

6 Sebagai bahan
praktikum
Usus Ikan Air Laut dan
Tawar

7 Sebagai bahan
praktikum
Insang Ikan Air Laut
dan Tawar

Adapun prosedur praktikum Pengenceran dan Kultur Bakteri adalah


sebagai berikut :

- Pengenceran sampel :

 Menyiapkan tabung reaksi yang didalamnya sudah ada air


aquades,

16
 Lalu menghancurkan sampel dengan menggunakan mortar yang
dilapisi dengan kertas aluminium.
 Kemudian menampurkan stempel yang sudah
hanculmengunakan sendok spatula ke dalam tabung reaksi yang
telah disiapkan.
 Langkah selanjutnya yaitu melakukan proses di vortex
 agar homogen menggunakan mikropipet dimasukkan ke tanbung
reaksi pertama, pada tabung reaksi pertama merupakan
pengenceran 10x atau 10ˉ¹,
 di vortex lagi pada tabung reaksi 2 agar dihomogen dan disebut
pengenceran 100x atau 10ˉ², di vortex lagi agar dihomogen
 lalu dimasukkan ke tabung reaksi 3 ini merupakan pengenceran
1000x atau 10ˉ³.
 Dan berlanjut hingga pengenceran ke 4.

- Isolasi bakteri :

 Streakplate : jadi kita menggunakan jarum ose, lalu yang


dipegang itu adalah koloni yang sudah didapatkan, diambil lalu
dipindahkan ke media yang baru. Jarum osenya ditempelkan
lalu membentuk atau di zigzagdiatasagarnya.
 Spreadplate : sampel yang sudah di encerkan kita masukkan ke
dalam atau kita tebar mikropipet dan mikrotip, dimasukkan ke
atas media agar lalu menggunakan hockystick dipanaskan diatas
api panas bunsen untuk meminimalisirkonstaminasi sebelum
menyebarkan sampelnya, di diamin dahulu agar tidak terlalu
panas jika telalu panas akan menyebabkan bakteri mati. Lalu
baru dimasukkan (digosokkan keseluruh permukaan medianya.
Pengerjaannya harus tetap berada di dekat depan api bunsen
agar meminimalisirkonstaminasi.

17
 Pourplate : memasukkan sampel yang sudah di encerkan
bersamaan dengan menuangkan medianya (media EMBA), lalu
diratakan agar sampelnya merata keseluruh medianya, jadi dia
bisa homogen dengan medianya

BAB III
PENGAMATAN DAN ENUMERASI
A. Hasil Enumerasi Dan Pengamatan

Gambar 3.1 Hasil Enumerasi dan pengamatan Bakteri

B. Pembahasan Enumerasi dan Pengamatan Bakteri

Dalam praktikum ini pada enumerasi bakteri dibagi menjadi dua yaitu
enumerasi secara langsung dan enumerasi secara tidak langsung. Enumerasi
secara langsung yaitu menggunakan bantuan mikroskop sedangkan
enumerasi secara tidak langsung merupakan perhitungan koloni bakteri
dengan menggunakan metode TPC (Total platecount) yaitu total platecount
itu menggunakan metode menghitung bakteri secara langsung dengan
menggunakan mata secara langsung tanpa menggunakan mikroskop. Yang
perlu diketahui dalam perhitungan TPC perlu melakukan pengenceran
bertingkat sehingga didapatkan bakteri yang sesuai yang
diinginkan.Misalnya bakteri itu sesuai dengan syarat perhitungan 30 – 300
koloni tersebut.

18
Proses enumerasi bakteri, Menghitung bakteri pada media Merupakan
bakteri terhitung 1 koloni bakteri karena saling berikatan sehingga tetap
terhitung 1 koloni bakteri. Selanjutnya jumlah bakteri A yang terhitung ada
16 dimana bakteri tersebut termasuk golongan bakteri TSUB yang artinya
terlalu sedikit untuk dihitung, dimana bakteri tersebut tidak memenuhi
syarat dalam perhitungan bakteri. sedangkan untuk bakteri B terhitung 63
jadi memenuhi kriteria untuk dihitung, Jika melebihi batas dari batas
maksimum bakteri tersebut misalkan lebih dari 300, bakteri tersebut
digolongkan atau disebut TBUD (terlalu banyak untuk dihitung).
Selanjutnya, pengamatan koloni bakteri.Untuk pengamatan koloni
bakteri di bagi menjadi 4 yaitu berdasarkan bentuk, permukaan, tepian, dan
penonjolan.

Pengamatan koloni bakteri diatas tersebut.Dan pada gambar diatas


yang sebelah kanan dalat dilihat contoh bakteri vibrio yang tumbuh pada
media TCBS, dimana media yang digunakan berwarna hijau namun ada
terdapat bakteri tumbuh berwarna kuning.Itu disebabkan karena sukrosa
pada media.Media TCBS mengandung komposisi yaitu ada yang
mengandung agar, dan ada terdapat sukrosa. Sukrosa tersebut digunakan
oleh bakteri sebagai sumber energi, sukrosa didalamnya tersebut akan
difermentasikan oleh bakteri dan menurunkan pH dari TCBS tersebut
sehingga menghasilkan warna kuning.

Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Enumerasi dan
Pengamatan Bakteri
No Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1 handcounter Untuk menghitung
bakteri

19
2 spidol Untuk menghitung
bakteri

3 Bakteri yang Untuk


telah menghomogenkan
diinkubasi bahan

Adapun prosedur Enumerasi dan Pengamatan Bakteri

 Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan


 Lalu menandai bakteri yang sudah inkubasi dengan spidol
 Kemudian hitung berapa banyak bakteri dengan menggunakan
handcounter

20
BAB IV
PEWARNAAN GRAM
A. Hasil Pewarnaan Gram

Gambar 4.1 Hasil Pewarnaan Gram

B. Pembahasan Pewarnaan Gram


Mikroorganisme yang diamati memiliki sifat yang khas terhadap
pewarnaan tertentu (pewarnaan gram) yang dapat digunakan untuk
indentfikasi awal. Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu bakteri
gram positif berwarna ungu pada akhir pewarnaan dan bakteri gram negatif
berwarna merah pada akhir pewarnaan, tergantung dari reaksi dinding sel
terhadap tinta safranin atau kristal violet. Bakteri yang diamati pada
mikroskop tersebut merupakan bakteri gram negatif dikarenakan setelah
proses pewarnaan menghasilkan warna merah. Hal ini sesuai dengan pendapat
dari Umsl (2008) bahwa kuman yang mempertahankan warna dasar ungu
disebut kuman Gram positif dan kuman yang mengambil warna kedua merah
disebut kuman Gram negatif.

Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan
dengan kristal violet, poripori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh
alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna ungu (Agus, M. ,2002).

21
Sesuai dengan yang dikutip dari jurnal Agus, M (2002) pada praktikum yang
telah dilakukan juga mendapatkan perbedaan respon terhadap mekanis
pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi
dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram
negatif mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya
tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri,
menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding
sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi
berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram
positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori-pori
mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna
safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna biru. Bakteri gram negative
yang dapat diamati pada saat praktikum yakni bakteri Aeromonashydrophila
dengan sel berbentuk batang (bacilli).

Tabel 4.1 Alat yang digunakan pada praktikum pewarnaan gram


No Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1 Jarum ose Untuk mengapuskan
biakan bakteri

2 Pipet Tetes Untuk meneteskan


aquades

22
3 Bunsen Untuk mensterilisasi
alat

4 Mikroskop Untuk mengamati


koloni bakteri

5 Alat tulis Untuk mencatat hasil


praktikum

6 Objectglass

Tempat
menempatkan objek

Tabel 4.2 Bahan yang digunakan pada praktikum pewarnaan gram


No Nama Bahan Gambar Bahan Fungsi
1 Aquades Sebagai bahan
praktikum

23
2 Safranin Sebagai bahan
praktikum

3 Lugol/Iodin Sebagai bahan


praktikum

4 Kristal violet Sebagai bahan


praktikum

5 Alkohol 70% Sebagai bahan


praktikum

6 Biakan bakteri NA Sebagai bahan


praktikum

24
7 Sebagai bahan
praktikum
Biakan bakteri
EMBA

Prosedur Pewarnaan Gram Bakteri

 Tetesi objek glass dengan aquades steril (Cukup 1 tetes).


 Secara aseptik diambil sedikit biakan bakteri murni dengan
jarum ose.
 Apuskan biakan pada air steril diatas objek glass sampai
homogen.
 Fiksasi apusandiatas api bunsen dengan jarak 15-20 cm.
 Tetesi kristal violet menggunakan mikro pipet, diamkan 1 menit
sampai wana terserap.
 Cuci dengan aquades steril secara perlahan (posisi objek glass
terbalik).
 Fiksasi, selanjutnya ditetesi lugol/iodine dengan mikro pipet dan
diamkan 1 menit sampai warna terserap.
 Cuci segera dengan alkohol 70% (posisi objek glass terbalik).
 Fiksasi kembali, ditetesi safranin 1 menit sampai warna terserap.
 Cuci dengan aquades (posisi objek glass terbalik).
 Fiksasi kembali dan amati di bawah mikroskop.
 Bakteri gram (+) berwarna violet atau ungu, dan bakteri gram (-)
berwarna merah.

25
BAB V
PENUTUP

A. Kesan

Dalam menjalankan praktikum diperlukan ketelitian dalam mengukur suatu


media agar hasil yang didapatkan akurat. diperlukan adanya ketelitian mengenai
penggunaan organ apa yang akan digunakan pada media, dikarenakan pada
praktikum yang sudah dilakukan terdapat kesalahan penggunaan organ .

B. Pesan
Dalam menjalankan praktikum dimohon agaruntukpengumpulan dokumentasi
diberikan dokumentasi yang lengakap dan jelas dikarenakan pada link
pengumpulan dokumentasi sangat kurang untuk menjadi acuan untuk bahan
laporan praktikum.

26
DAFTAR PUSTAKA

Agalloco, J and FJ Carleton. 2008.Validation of Pharmaceutical Process. Third Edition.


New York: Informa. p. 1-4: 187-222

Agus, M. 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang


Press

Atlas, Ronald M. 2004. Handbook of Microbiological Media fourth Edition Volume 1.


United States Of America: CRC Press.

Hasanan,Fitri. 2013. Pembuatan Media TCBS Agar. Online.

Mirsadiq, L. 2013. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian. Surakarta

Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I.


Jakarta: UI Press

Pelczar,M.J; and E.C.S.Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Jakarta : UI-press

Radji, M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran,
107, 118, 201-207, 295, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.

Singleton, P. and D. Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular


Biology 3rd Edition. England: John Wiley and Sons. Ltd.

Suhardi. 2013. The Science of Motivation (Kitab Motivasi). Jakarta : PT Gramedia Umsl,
2008, Staining Bacteria,

Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. UMM Press, Malang: 1-9

Subandi. 2010. Mikrobiologi Perkembangan, Kajian dan Pengamatan Perspektif Islam.


Bandung : Remaja Rosdakaryafiltrasi (Cahyani, 2014).

27
Cahyani,V.R.2014. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.

TilleTille, Patricia M. 2017. BAILEY & SCOTTS DIAGNOSTIC MICROBIOLOGY


FOURTEENTH EDITION.Dakota : ELSEVIER.

RadjiRadji, M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, 107, 118, 201-207, 295, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.

MadiganMadigan, M.T., dan Martinko, J.M. 2006. Brock Biology of


Microorganisms.Eleventh Edition. Pearson Prentice-Hall, Inc. New Jersey.
Hal.143, 943, dan 947.Iud, W. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam
Mikrobiologi. Malang: UMM Pres

28
LAMPIRAN

29
30

Anda mungkin juga menyukai