Disusun Oleh :
Arya Maulana Rabani
2013521032
1. Bapak Dr. Pande Gede Sasmita Julyantoro, S.Si., M.Si selaku dosen
pengampu dan koordinator dosen mata kuliah Mikrobiologi dan Penyakit
Ikan.
2. Ibu Alfi Hermawati Waskita Sari, S.Pi., MP selaku dosen pengampu mata
kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
3. Bapak I Wayan Darya Kartika, S.Pi., M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
4. Ibu Dr. Devi Ulinuha, S.Pi., MP selaku dosen pengampu mata kuliah
Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
5. Ibu Endang Wulandari Suryaningtyas, S.Pi., M.P selaku dosen pengampu
mata kuliah Mikrobiologi dan Penyakit Ikan.
6. Asisten dosen pengampu yang telah membimbing dan membantu kami
selama keberlangsungan praktikum hingga terselesaikanya laporan akhir
praktikum Mikribiologi dan Penyakit Ikan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
BAB I.................................................................................................................................1
PEWARNAAN GRAM...................................................................................................20
ii
A. Hasil Pewarnaan Gram........................................................................................20
Gambar 4.1 Hasil Pewarnaan Gram.........................................................................20
B. Pembahasan Pewarnaan Gram.............................................................................20
Tabel 4.1 Alat yang digunakan pada praktikum pewarnaan gram............................21
Tabel 4.2 Bahan yang digunakan pada praktikum pewarnaan gram.........................23
BAB V.............................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
A. Kesan...................................................................................................................26
B. Pesan...................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27
LAMPIRAN.....................................................................................................................29
iii
BAB I
STERILISASI & PEMBUATAN MEDIA
A. Hasil pembuatan media
B. Pembahasan Strelisasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi ada 3
teknik yaitu strelisasi fisik, strelisasi kimia, strelisasi mekanik. Dalam. Sterilisasi
fisik terdiri dari pemanasan kering, pemanasan basah dan radiasi. Tujuan dari
sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada
percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu autoclave.
Alat yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi untuk
sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi
alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu
tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untkmelisiskan mikroba. Adapun bagian-
bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk meletakkan alat dan
saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap,
terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah
selama 15 menit pada suhu 121oC.
Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas
rang atau dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang
ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan alumuniumfoil dan
bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukan untuk menghindari
1
terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat
yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalamautoclave, selanjutnya
tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka
sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam
bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan
tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi
menyatakan bahwa pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat
gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama
1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).
Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literatur
yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan
bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985)
2
Sterilisasi Kimia yaitu reaksi alkilasi. pada reaksi ini
terjadipengantian gugus atom hydrogen pada sel mikroba dengan gugus
alkil, sehinga metaolisme dan reproduksi sel terganggu. Proses
sterilisasi mengunakan autoclave khusus pada suhu yang lebih rendah
(36-60oC) serta konsentrasi gas tidak kurangdari 400 mg/liter, dengan
proses sebagai berikut:
3
khusus, seperti vitamin Jenis media dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu Media
Padat (Solid), Media Cair (Broth), Media Semi Padat atau Semi Cair (Semi Solid).
Pada praktikum lalu kita membuat 3 jenis media padat yaitu NA, EMBA, dan
TCBS. Pertama, pembuatan media Nutrient Agar (NA) yaitu menggunakan 2,8 gr
media NA lalu ditambahkan dengan aquades sebanyak 100ml yang nantinya akan
menghasilkan 100 ml media Nutrient Agar (NA). Setelah kedua bahan tersebut
dicampur, panaskan campuran tersebut diatas hot plate dengan menggunakan hot
platemagneticstirer sambil diaduk dengan rata sampai mendidih, setelah selesai
pembuatan media NA, sterilisasi alat dengan menggunakan autoklaf.
Tabel 1.2 Alat yang digunakan pada praktikum strelisasi dan pembuatan media
No. Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1 Cawan Petri Alat yang akan
disterilisasi
4
2 Tabung reaksi Alat yang akan
disterilisasi
4 Kertas Sebagai
pembungkus
cawan petri
7 Kapas Sebagai
penutup
5
8 Plastik Sebagai
pembungkus
alat
10 Erlenmeyer Untuk
mencampur
bahan
12 MagicStirer Sebagai
pengaduk
6
13 Aluminium foil Untuk menutup
alat dan media
14 Spatula Untuk
mengambil
media yang
akan ditimbang
15 Plasticwrap Untuk
menyegel
media
Tabel 1.3 Bahan yang digunakan pada praktikum praktikum strelisasi dan
pembuatan media
No Nama Bahan Gambar Bahan Fungsi
7
1 EMBA Sebagai bahan
praktikum
2 NA Sebagai bahan
praktikum
8
2. Memasukan cawan petri yang telah dibungkus kertas ke dalam plastik
5. Meletakkan mikrotip biru dan kuning ke dalam gelas dengan posisi berdiri
2. Membuka autoklaf
9
7. Setelah 15 menit suhu dan tekanan akan meningkat ditandai dengan
keluarnya uap
10
3. Melakukan proses sterilisasi dengan menggunakan autoklaf.
11
BAB II
Menyiapkan tabung reaksi yang didalamnya sudah ada air aquades, lalu
menghancurkan sampel dengan menggunakan mortar yang dilapisi dengan
kertas aluminium. Kemudian menampurkan stempel yang sudah
hanculmengunakan sendok spatula ke dalam tabung reaksi yang telah
disiapkan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan proses di vortex agar
homogen menggunakan mikropipet dimasukkan ke tanbung reaksi pertama,
pada tabung reaksi pertama merupakan pengenceran 10x atau 10ˉ¹, di vortex
lagi pada tabung reaksi 2 agar dihomogen dan disebut pengenceran 100x atau
10ˉ², di vortex lagi agar dihomogen lalu dimasukkan ke tabung reaksi 3 ini
merupakan pengenceran 1000x atau 10ˉ³. Dan berlanjut hingga pengencerah
ke 4.
12
Dapat dilihat hasil pengenceran pada gambar diatasdimana sampel
awal dimasukkan ketabung reaksi pertama yang sudah berisi iraquades
sebanyak 9 ml dan sampelnya sebanyak satu, disana bisa menggunakan 1 ml
atau 1 gram. 1 ml bisa digunakan untuk sampel jika sampelnya itu cair
sedangkan 1 gramnya digunakan untuk sampel yang padat. Di masukkan lalu
di vortex jika melakukan secara berulang terus menerus maka warnanya akan
semakin memudar, dimana pengenceran 10x atau 1:10, 100x atau 1:100,
1000x atau 1:1000, 10.000x atau 1:10.000, 100.000x atau 1:100.000. gambar
diatas merupakan hasil dari yang sudah di encerkan jika sudah di tanam di
media agar, kurang lebih seperti gambar tersebut.
Dalam langkah – langkah isolasi ini ada 3 yaitu : Streakplate,
Spreadplate, dan Pourplate. Streakplate biasanya bertujuan untuk
mendapatkan single koloni, untuk spreadplate untuk mengetahui atau
mendapatkan bakteri aerob dan pourplate ini bisa mendapatkan bakteri
anaerob. Jadi dengan spreadplate ini bakteri – bakteri yang tumbuh bakteri
aerob atau membutuhkan oksiden sedangkan pourplate ini kita juga
mendapatkan bakteri aerob dan anaerob. Jadi bakteri anaerob atau tidak
membutuhkan oksigen bisa tumbuh di dasar hingga kepertengahan medianya
dan bakteri aerob juga bisa tumbuh dipermukaan medianya sedangkan yang
spreadplate hanya bakteri aerob bisa tumbuh karna hanya disebar diatas
medianya.
- Streakplate : jadi kita menggunakan jarum ose, lalu yang dipegang
itu adalah koloni yang sudah didapatkan, diambil lalu dipindahkan
ke media yang baru. Jarum osenya ditempelkan lalu membentuk atau
di zigzagdiatasagarnya.
- Spreadplate : sampel yang sudah di encerkan kita masukkan ke
dalam atau kita tebar mikropipet dan mikrotip, dimasukkan ke atas
media agar lalu menggunakan hockystick dipanaskan diatas api
panas bunsen untuk meminimalisirkonstaminasi sebelum
menyebarkan sampelnya, di diamin dahulu agar tidak terlalu panas
jika telalu panas akan menyebabkan bakteri mati. Lalu baru
dimasukkan (digosokkan keseluruh permukaan medianya.
13
Pengerjaannya harus tetap berada di dekat depan api bunsen agar
meminimalisirkonstaminasi.
- Pourplate : memasukkan sampel yang sudah di encerkan bersamaan
dengan menuangkan medianya (media EMBA), lalu diratakan agar
sampelnya merata keseluruh medianya, jadi dia bisa homogen
dengan medianya.
Tabel 2.1 Alat yang digunakan pada praktikum pengenceran dan Isolasi Bakteri
No Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1 Tabung reaksi Untuk menaruh
sampel
14
3 Vortex Untuk
menghomogenkan
bahan
Tabel 2.2 bahan yang digunakan pada praktikum pengenceran dan Isolasi Bakteri
1 Aquades Sebagai bahan
praktikum
15
3 Media EMBA Sebagai bahan
praktikum
5 Sebagai bahan
praktikum
Daging Ikan Air Laut
dan Tawar
6 Sebagai bahan
praktikum
Usus Ikan Air Laut dan
Tawar
7 Sebagai bahan
praktikum
Insang Ikan Air Laut
dan Tawar
- Pengenceran sampel :
16
Lalu menghancurkan sampel dengan menggunakan mortar yang
dilapisi dengan kertas aluminium.
Kemudian menampurkan stempel yang sudah
hanculmengunakan sendok spatula ke dalam tabung reaksi yang
telah disiapkan.
Langkah selanjutnya yaitu melakukan proses di vortex
agar homogen menggunakan mikropipet dimasukkan ke tanbung
reaksi pertama, pada tabung reaksi pertama merupakan
pengenceran 10x atau 10ˉ¹,
di vortex lagi pada tabung reaksi 2 agar dihomogen dan disebut
pengenceran 100x atau 10ˉ², di vortex lagi agar dihomogen
lalu dimasukkan ke tabung reaksi 3 ini merupakan pengenceran
1000x atau 10ˉ³.
Dan berlanjut hingga pengenceran ke 4.
- Isolasi bakteri :
17
Pourplate : memasukkan sampel yang sudah di encerkan
bersamaan dengan menuangkan medianya (media EMBA), lalu
diratakan agar sampelnya merata keseluruh medianya, jadi dia
bisa homogen dengan medianya
BAB III
PENGAMATAN DAN ENUMERASI
A. Hasil Enumerasi Dan Pengamatan
Dalam praktikum ini pada enumerasi bakteri dibagi menjadi dua yaitu
enumerasi secara langsung dan enumerasi secara tidak langsung. Enumerasi
secara langsung yaitu menggunakan bantuan mikroskop sedangkan
enumerasi secara tidak langsung merupakan perhitungan koloni bakteri
dengan menggunakan metode TPC (Total platecount) yaitu total platecount
itu menggunakan metode menghitung bakteri secara langsung dengan
menggunakan mata secara langsung tanpa menggunakan mikroskop. Yang
perlu diketahui dalam perhitungan TPC perlu melakukan pengenceran
bertingkat sehingga didapatkan bakteri yang sesuai yang
diinginkan.Misalnya bakteri itu sesuai dengan syarat perhitungan 30 – 300
koloni tersebut.
18
Proses enumerasi bakteri, Menghitung bakteri pada media Merupakan
bakteri terhitung 1 koloni bakteri karena saling berikatan sehingga tetap
terhitung 1 koloni bakteri. Selanjutnya jumlah bakteri A yang terhitung ada
16 dimana bakteri tersebut termasuk golongan bakteri TSUB yang artinya
terlalu sedikit untuk dihitung, dimana bakteri tersebut tidak memenuhi
syarat dalam perhitungan bakteri. sedangkan untuk bakteri B terhitung 63
jadi memenuhi kriteria untuk dihitung, Jika melebihi batas dari batas
maksimum bakteri tersebut misalkan lebih dari 300, bakteri tersebut
digolongkan atau disebut TBUD (terlalu banyak untuk dihitung).
Selanjutnya, pengamatan koloni bakteri.Untuk pengamatan koloni
bakteri di bagi menjadi 4 yaitu berdasarkan bentuk, permukaan, tepian, dan
penonjolan.
Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Enumerasi dan
Pengamatan Bakteri
No Nama Alat Gambar Alat Fungsi
1 handcounter Untuk menghitung
bakteri
19
2 spidol Untuk menghitung
bakteri
20
BAB IV
PEWARNAAN GRAM
A. Hasil Pewarnaan Gram
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan
dengan kristal violet, poripori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh
alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna ungu (Agus, M. ,2002).
21
Sesuai dengan yang dikutip dari jurnal Agus, M (2002) pada praktikum yang
telah dilakukan juga mendapatkan perbedaan respon terhadap mekanis
pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada struktur dan komposisi
dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram
negatif mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya
tipis. Pemberian alkohol (etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri,
menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding
sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi
berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram
positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori-pori
mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna
safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna biru. Bakteri gram negative
yang dapat diamati pada saat praktikum yakni bakteri Aeromonashydrophila
dengan sel berbentuk batang (bacilli).
22
3 Bunsen Untuk mensterilisasi
alat
6 Objectglass
Tempat
menempatkan objek
23
2 Safranin Sebagai bahan
praktikum
24
7 Sebagai bahan
praktikum
Biakan bakteri
EMBA
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesan
B. Pesan
Dalam menjalankan praktikum dimohon agaruntukpengumpulan dokumentasi
diberikan dokumentasi yang lengakap dan jelas dikarenakan pada link
pengumpulan dokumentasi sangat kurang untuk menjadi acuan untuk bahan
laporan praktikum.
26
DAFTAR PUSTAKA
Radji, M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran,
107, 118, 201-207, 295, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
Suhardi. 2013. The Science of Motivation (Kitab Motivasi). Jakarta : PT Gramedia Umsl,
2008, Staining Bacteria,
27
Cahyani,V.R.2014. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
RadjiRadji, M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, 107, 118, 201-207, 295, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
28
LAMPIRAN
29
30