Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PKL

SEMESTER VII TAHUN AKADEMIK 2021/2022

UJI PENGARUH LAMA MASERASI TERHADAP KADAR TOTAL


FENOL EKSTRAK METANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)

UPT LABORATORIUM HERBAL MATERIA MEDICA BATU

Oleh:
Hafidah Nazlatul Auliyah (NIM.18620062)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2021
LAPORAN PKL
SEMESTER VII TAHUN AKADEMIK 2021/2022

UJI PENGARUH LAMA MASERASI TERHADAP KADAR TOTAL FENOL


EKSTRAK METANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya)

UPT LABORATORIUM HERBAL MATERIA MEDICA BATU

Oleh:
Hafidah Nazlatul Auliyah (NIM.18620062)

Telah disetujui dan disahkan

Pada tanggal ........2021

Pembimbing Program Studi Pembimbing Lapangan

Tyas Nyonita Punjungsari, M.Sc Siti Mudaliyanah, S.Si.,


M.Sc
NIP. 19920507 201903 2 026 NIP. 19850327 201403 2
001

Mengetahui,
Ketua Program Studi

I
Dr. Evika Sandi Savitri, M.P
NIP. 19741018 200312 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat,
karunia, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PKL
dengan judul “Uji Pengaruh Lama Maserasi terhadap Kadar Total Fenol Ekstrak
Metanol Daun Pepaya (Carica papaya)” ini dengan baik. Penulis memahami
bahwa dalam pelaksanaan PKL dan penulisan laporan PKL ini tidak lepas dari
bantuan, do’a, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Evika Sandi Savitri, M.P selaku Ketua Program Studi Biologi, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
2. Ibu Tyas Nyonita Punjungsari, M.Sc selaku dosen pembimbing Prodi yang
telah membimbing selama penelitian dan penyusunan laporan ini.
3. Ibu Siti Mudaliyanah, S.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing lapangan, Ibu
Ratna, Ibu Valensia Arwindo Renata, A.Md, Ibu Retno dan semua karyawan
UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu yang telah membimbing,
memberikan ilmu, dan membantu penulis selama pelaksanaan PKL.
4. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.
5. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
Allah SWT membalas kebaikannya.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini.

Malang, 9 September 2021


Penulis

II
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................I
KATA PENGANTAR........................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................V
DAFTAR TABEL.............................................................................................VI
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................VII
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................3
1.4 Manfaat............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................4
2.1 Pepaya (Carica papaya)..................................................................4
2.1.1 Klasifikasi........................................................................................4
2.1.1 Deskripsi Spesies.............................................................................4
2.2 Ekstraksi...........................................................................................5
2.3 Maserasi...........................................................................................6
2.4 Fitokimia dan screening Fitokimia..................................................6
2.5 Total Fenol.......................................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................8
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................8
3.2.1 Alat...................................................................................................8
3.2.2 Bahan................................................................................................9
3.3 Prosedur Penelitian...........................................................................9
3.3.1 Persiapan Sampel Simplisia Daun Pepaya (Carica papaya)............9

III
3.3.2 Pembuatan Ekstrak Metanol Daun Pepaya (Carica papaya)...........9
3.3.3 Screening Fitokimia Sampel............................................................10
3.3.4 Uji Total Fenol.................................................................................11
3.3.4.1 Preparasi Reagen..............................................................................11
3.3.4.2 Preparasi Sampel..............................................................................12
3.3.4.3 Pengujian..........................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................13
4.1 Hasil Screening Fitokimia................................................................13
4.2 Pengaruh Lama Maserasi terhadap Kadar Total Fenol....................15
BAB V PENUTUP...............................................................................................18
5.1 Kesimpulan......................................................................................18
5.2 Saran................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
LAMPIRAN.........................................................................................................22

IV
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.3.2. Hasil ekstrak daun pepaya (Carica papaya)...............................10


Gambar 3.3.3. Ekstrak sampel sebelum screening.............................................11
Gambar 4.2. Kurva kadar total fenol...............................................................16

V
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Screening Fitokimia................................................................13


Tabel 4.2. Nilai absorbansi dan kadar total fenol..............................................15

VI
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai dan Kurva Standar Asam Galat.............................................22

Lampiran 2. Jurnal Harian dan Dokumentasi Kegiatan Penelitian.....................23

VII
VIII
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan (pengobatan
tradisional) sudah dikenal jauh sebelum pelayanan kesehatan dengan obat
sintetik yang digunakan oleh masyarakat luas. Dan pada saat ini, para
ilmuwan banyak melakukan penelitian kembali terhadap tumbuhan obat.
Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional ini tidak terlepas dari adanya
kandungan metabolit sekunder yang beragam dalam tumbuhan. Metabolit
sekunder ini berperan bagi kelangsungan dan pertahanan hidup spesies.
Selain itu juga bermanfaat bagi manusia (Kristanti, 2008). Manfaat pada
tumbuhan yang dapat digunakan oleh manusia telah dijelaskan dalam Al
Qur’an surah Luqman ayat 10 yang memiliki arti:
“Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan
Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi)
tidak menggoyangkan kamu, dan memperkembangbiakkan segala
macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami
turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala
macam tumbuh-tumbuhan yang baik.”
Ayat tersebut bermakna bahwa Allah telah menciptakan langit dan
bumi, memperkembangbiakan segala macam makhluk bergerak yang ada di
bumi. Allah juga menurunkan air hujan dari langit yang dapat
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang baik. Tumbuhan yang baik di sini
bermaksud tumbuhan yang beraneka ragam, dengan warna yang indah, dan
manfaat yang banyak (Tafsir Kemenag, 2021). Melalui ayat ini dapat
diketahui bahwa setiap tumbuhan memiliki manfaat masing-masing,
khususnya bagi manusia. Di antara pemanfaatan tumbuhan adalah dengan
digunakan sebagai bahan obat alami.
Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat
adalah pepaya (Carica papaya) dari famili Caricaceae. Hampir semua
bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan seperti daun, batang, biji, buah,
dan akarnya (Ariani dkk, 2019). Bagian dari tumbuhan pepaya yang

1
2

digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun. Hal ini dikarenakan
daun pepaya dikenal sebagai neutraceutical (Sabathani dkk, 2018).
Neutraceutical adalah makanan atau bagian dari makanan yang memberikan
manfaat medis atau kesehatan termasuk pencegahan dan pengobatan
penyakit (Rajam et al., 2019). Daun pepaya diketahui dapat bertindak
sebagai antioksidan, antibakteri, antikanker, dan antiinflamasi (Sabathani
dkk, 2018).
Manfaat daun pepaya yang bertindak sebagai antioksidan berpotensi
untuk menjadi sumber bahan antioksidan alami. Antioksidan alami saat ini
lebih banyak diteliti untuk menggantikan antioksidan sintetis karena
dianggap lebih aman digunakan. Hal ini dikarenakan antioksidan sintetis
memiliki efek samping yang kurang baik dan dapat berubah menjadi racun
apabila penggunaannya terlalu berlebihan (Septiana dan Asnani, 2012).
Peranan daun pepaya sebagai antioksidan alami ini dipengaruhi oleh
kandungan fitokimia yang terdapat pada daun pepaya. Bagian daun, akar,
biji, dan kulit batangnya memiliki kandungan kimia yaitu alkaloid, saponin,
flavonoid, dan polifenol (Sabathani dkk, 2018). Aktivitas antioksidan pada
daun pepaya ditandai dengan adanya kandungan polifenol. Beberapa
senyawa antioksidan terpenting yang terdapat dalam buah dan sayuran
adalah polifenol, karotenoid, dan vitamin C. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa senyawa fenolik memiliki potensi antioksidan yang
tinggi sehingga memberikan efek yang menguntungkan bagi kesehatan
manusia (Sancho et al., 2011). Senyawa fenolik diketahui bertindak sebagai
antioksidan karena kemampuannya untuk mendonorkan hidrogen atau
elektron dengan menghasikan zat radikal intermediet yang stabil (Pastrana
et al., 2010) atau menghambat autooksidasi melalui mekanisme radikal
scavenging dengan menyumbangkan satu elektron yang tidak berpasangan
pada radikal bebas (Rahmawan dan Dwiatmaka, 2013).
Senyawa fenolik yang terkandung dalam daun pepaya dapat
dikeluarkan melalui proses ekstraksi dengan metode maserasi. Maserasi
merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan dengan
3

pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan
pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil maserasi adalah waktu, suhu, jenis pelarut,
perbandingan bahan dan pelarut, dan ukuran partikel (Chairunnisa dkk,
2019). Pada penelitian ini dilakukan pengujian pada salah pengaruh yaitu
lama waktu maserasi terhadap kadar total fenol. Oleh karena itu, penelitian
ini penting untuk dilakukan karena dapat mengetahui pengaruh dan lama
waktu maserasi yang optimal di antara perlakuan (1 hari, 3 hari, dan 5 hari)
pada ekstrak metanol daun pepaya sehingga diperoleh kadar total fenol yang
optimal pula.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh lama
maserasi (perlakuan 1 hari, 3 hari, dan 5 hari) terhadap kadar total fenol
ekstrak metanol daun pepaya (Carica papaya)?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama maserasi
(perlakuan 1 hari, 3 hari, dan 5 hari) terhadap kadar total fenol ekstrak
metanol daun pepaya (Carica papaya).

1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat untuk Penulis
Penelitian ini dapat menambah ilmu dan mengembangkan keterampilan
dalam hal uji kadar total fenol, maserasi, dan ekstraksi.
2. Manfaat untuk Pembaca
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dan
pedoman bagi penelitian berikutnya yang serupa.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pepaya (Carica papaya)


2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi tanaman pepaya (Carica papaya) adalah sebagai berikut (Cahaya
dan Ayu, 2017):
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dycotiledone
Ordo : Caricales
Family : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
2.1.2 Deskripsi Spesies
Tanaman pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman yang tumbuh
di daerah yang banyak hujan, curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan
merata sepanjang tahun. Tanaman pepaya ditanam di tanah yang subur,
gembur, mengandung humus, banyak menahan air, dan pH tanah yang ideal
adalah pH 6-7. Tanaman ini lebih menyukai daerah terbuka dan tidak
tergenang air. Tanah yang berdrainase menyebabkan tanaman mudah
terserang penyakit (Cahaya dan Ayu, 2017).
Tanaman Pepaya memiliki batang pohon yang tidak bercabang,
berbentuk bulat, berongga, tidak berkayu, dan terdapat bekas tangkai daun
yang sudah rontok. Tanaman ini memiliki tangkai daun yang panjang dan
terkumpul di ujung batang, daun tunggal dan berbentuk menjari. Buah
pepaya berbentuk bulat memanjang dan menggantung pada batang. Saat
masih muda berwarna hijau dan berubah menjadi kuning kemerahan jika
sudah matang. Buah pepaya memiliki daging buah yang tebal dengan
banyak biji di bagian dalam buah yang berwarna hitam dan berbentuk bulat
6

kecil. Tanaman pepaya selain dimanfaatkan sebagai buah, juga dapat


dimanfaatkan sebagai sayuran dan obat. Bagian tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, biji, buah, dan getahnya (Oktofani
dan Suwandi, 2019). Daun pepaya mengandung berbagai senyawa seperti
flavonoid, enzim papain, sakarosa, dekstrosa, levulosa, protein, karbohidrat,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, air, dan kalori
(Afrianti dkk, 2014). Selain itu, buah, biji, dan daun pepaya juga
mengandung kompenen fenolik (Zunjar et al., 2014).

2.2 Ektraksi
Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan kandungan senyawa
kimia dari jaringan tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari
tertentu. Ekstraksi bertujuan untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. Ekstraksi didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi
pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Proses ekstraksi komponen kimia dalam sel tanaman yaitu, pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang
terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di
dalam dan di luar sel. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju ekstraksi
adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu
pelarut, dan tipe pelarut. Sedangkan ekstrak adalah sediaan pekat yang
diperoleh dari ekstraksi (Hambali dkk, 2014).
Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan senyawa-senyawa (analit) dari suatu sampel dengan
menggunakan pelarut tertentu yang sesuai. Ekstraksi memiliki beberapa
jenis di antaranya adalah ekstraksi padat-cair (leaching) dan ekstraksi cair-
cair. Ekstraksi padat-cair (leaching) merupakan transfer secara difusi analit
dari sampel yang berwujud padat ke dalam pelarutnya. Berdasarkan metode
7

yang digunakan, ekstraksi padat-cair dibedakan menjadi maserasi, perlokasi,


dan sokletasi (Leba, 2017).

2.3 Maserasi
Maserasi merupakan salah satu jenis ekstraksi padat cair yang paling
sederhana. Proses maserasi dilakukan dengan cara merendam sampel pada
suhu kamar menggunakan pelarut yang sesuai sehingga dapat melarutkan
analit dalam sampel. Sampel biasanya direndam selama 3-5 hari sambil
diaduk sesekali untuk mempercepat proses pelarutan analit. Ekstraksi
dilakukan berulang kali sehingga analit terekstraksi secara sempurna.
Kelebihan dari metode maserasi ini adalah alat dan cara yang digunakan
sangat sederhana dan dapat digunakan untuk analit baik yang tahan terhadap
pemanasan maupun yang tidak tahan terhadap pemanasan. Sedangkan
kelemahannya adalah mengandung banyak pelarut (Leba, 2017).

2.4 Fitokimia dan Screening Fitokimia


Perkembangan pemanfaatan bahan alam khususnya tumbuhan di
bidang kefarmasian sedang berkembang pesat. Salah satu cabang ilmu yang
memberikan kontribusi besar dalam pengembangan tersebut adalah
fitokimia (phytochemistry) atau fitonutrien. Fitokimia berasal dari kata
phytochemical, phyto berarti tumbuhan atau tanaman dan chemical berarti
zat kimia yang terdapat pada tanaman. Sedangkan screening fitokimia
merupakan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui
golongan senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman. Screening
fitokimia berupa uji kualitatif yang sebagian besar merupakan reaksi warna
(Nasyanka dkk, 2020).

2.5 Total Fenol


Senyawa fenolik adalah metabolit aromatik dari metabolisme
sekunder tanaman. Fenol memiliki struktur umum dengan cincin aromatik
dengan setidaknya satu gugus hidroksil yang dapat memberikan
8

kemampuan untuk menetralkan spesies reaktif dan membantu tubuh


melindungi diri dari stres oksidatif. Selain itu, fenol berkontribusi pada
warna dan rasa buah serta memiliki aktivitas antikarsinogenik dan
antimutagenik (Sancho et al., 2011). Senyawa fenolik disintesis dalam
tanaman sebagian sebagai respons terhadap tekanan ekologi dan fisiologis
seperti serangan patogen dan serangga, radiasi UV, dan luka. Senyawa
fenolik tumbuhan diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu fenol sederhana
dan polifenol. Klasifikasi ini didasarkan pada jumlah unit fenol dalam
molekulnya. Dengan demikian, fenolat tanaman terdiri dari fenol sederhana,
kumarin, lignin, lignan, tanin terkondensasi dan terhidrolisis, asam fenolat,
dan flavonoid (Khoddami et al., 2013).
Uji total fenol dilaksanakan dengan menggunakan reagen Folin
Ciocalteau. Reagen Folin Ciocalteau digunakan karena senyawa fenolik
dapat bereaksi dengan folin membentuk larutan berwarna yang dapat diukur
absorbansinya. Prinsip dari metode Folin Ciocalteau adalah terbentuknya
senyawa kompleks berwarna biru yang dapat diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 765 nm. Reagen ini mengoksidasi fenolat (garam alkali)
atau gugus fenolat hidroksi mereduksi asam heteropoli (fosfomolibdat-
fosfotungstat) yang terdapat pada reagen Folin Ciocalteau menjadi suatu
kompleks molibdenum tungsten. Senyawa fenolik berekasi dengan reagen
Folin Ciocalteau hanya dalam suasana basa agar terjadi disosiasi proton
pada senyawa fenolik menjadi ion fenolat. Semakin besar konsentrasi
senyawa fenolik maka semakin banyak ion fenolat yang mereduksi
fosfomolibdat-fosfotungstat menjadi kompleks molibdenum tungsten,
sehingga warna biru yang dihasilkan semakin pekat (Alfian dan Susanti,
2012).
9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian dengan judul “Uji Pengaruh Lama Maserasi terhadap
Kadar Total Fenol Ekstrak Metanol Daun Pepaya (Carica papaya)” ini
dilaksanakan dua tahap yaitu tahap pertama pada tanggal 12-22 Juli 2021
untuk persiapan sampel, maserasi, dan ekstraksi. Kemudian dilanjutkan
pada tahap kedua pada tanggal 30 Agustus-2 September 2021. Penelitian
ini dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia dan Laboratorium
Instrumentasi UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian “Uji Pengaruh Lama Maserasi
terhadap Kadar Total Fenol Ekstrak Metanol Daun Pepaya (Carica
papaya)” adalah toples kaca (3 buah), gelas ukur 1000 ml (1 buah), spatula
kayu (1 buah), shaker merek WiseShake SHO-2D (1 buah), kain penyaring
(1 buah), Rotavapor merek buchi R-100 (I Buah), Vacuum controller
merek buchi V-850 (1 buah), chiller merek buchi F-108 (1 buah),
mangkuk kaca ukuran sedang (1 buah), botol kaca (3 buah), tabung reaksi
merek Iwaki (10 buah), rak tabung reaksi (1 buah), pipet tetes (7 buah),
gelas ukur 10 ml merek Iwaki (2 buah), beaker glass 100 ml merek Pyrex
(2 buah), bunsen burner (1 buah), kaki tiga bunsen (1 buah), kawat kasa
pemanas (1 buah), lemari asam merek biobase (1 buah), spatula stainless
lab (1 buah), mikropipet (2 buah), labu ukur 10 ml merek Pyrex (3 buah),
labu ukur 100 ml merek Pyrex (1 buah), botol kaca coklat lab (4 buah),
spektrofotometer UV Vis double beam merek Jasco V-730 (1 buah), kuvet
(2 buah), micropipet yellow tip dan blue tip (15 buah).
11

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian “Uji Pengaruh Lama
Maserasi terhadap Kadar Total Fenol Ekstrak Metanol Daun Pepaya
(Carica papaya)” adalah simplisia serbuk daun pepaya (Carica papaya)
(300 gram), metanol (1500 ml), akuades (500 ml), ekstrak sampel (3,5 ml),
serbuk Mg (secukupnya), larutan HCl (1 ml), FeCl3 (1 ml), reagen
Dragendorffs (1 ml), reagen Bouchardat (1 ml), reagen Meyer (1 ml),
kertas saring (1 lembar), tisu (secukupnya), spirtus (secukupnya), etanol
PA (500 ml), reagen Folin Ciocalteu (7,5 ml), NaOH (1 gram), dan kertas
label (secukupnya).

3.3 Prosedur Penelitian


3.3.1 Persiapan sampel simplisia daun pepaya (Carica papaya)
Sampel simplisia daun pepaya (Carica papaya) didapatkan dari UPT
Materia Medica Batu dalam bentuk serbuk.

3.3.2 Pembuatan Ekstrak Metanol daun pepaya (Carica papaya)


Pembuatan ekstrak metanol daun pepaya (Carica papaya) adalah dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Simplisia daun pepaya (Carica papaya) diletakkan pada toples kaca
sebanyak perlakuan sampel yaitu 3 toples kaca dengan masing-masing
perlakuan untuk lama maserasi 1 hari, 3 hari, dan 5 hari. Setiap toples
kaca diisi dengan 100 gram sampel simplisia.
2. Ditambahkan metanol sebanyak 500 ml menggunakan gelas ukur ke
dalam setiap toples dan dihomogenkan dengan simplisia menggunakan
spatula kayu sampai simplisia terendam. Kemudian dishaker.
3. Sampel dimaserasi sesuai dengan perlakuan lama maserasi yaitu 1 hari,
3 hari, dan 5 hari.
4. Sampel yang telah selesai dimaserasi kemudian disaring dengan
menggunakan kain penyaring sampai ampas simplisia terpisah dengan
larutan.
12

5. Larutan hasil maserasi dievaorasi menggunakan rotavapor suhu 60℃


sampai pelarut metanol habis dan dihasilkan ekstrak cair murni daun
pepaya (Carica papaya).
6. Ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dimasukkan kedalam botol kaca
dan diberi label perlakuan di setiap botol untuk selanjutnya digunakan
uji total fenol.

Gambar 3.3.2 Hasil ekstrak daun pepaya (Carica papaya)

3.3.3 Screening Fitokimia Sampel


Prosedur screening fitokimia sampel ekstrak daun pepaya (Carica papaya)
adalah sebagai berikut:
1. Dipanaskan akuades sebanyak 20 ml menggunakan bunsen burner.
2. Diambil 2 ml ekstrak dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 8 ml akuades yang telah dipanaskan.
3. Ekstrak sampel dan akuades dihomogenkan hingga tercampur
sempurna.
4. Larutan didiamkan terlebih dahulu hingga dingin kemudian disaring.
5. Diambil 1 ml larutan dan dimasukkan ke dalam setiap tabung reaksi
untuk masing-masing uji yaitu sebanyak 7 tabung (alkaloid
Dragendorffs, alkaloid Bouchardat, alkaloid Meyer, fenol, flavonoid,
saponin, dan blanko) kemudian diberi label.
6. Pengujian fitokimia sampel dilakukan di lemari asam.
7. Uji flavonoid dilakukan dengan ditambahkan 0,5 gram bubuk Mg dan
0,5 ml HCl pada larutan. Apabila larutan berubah warna menjadi
13

warna kuning jingga, maka ekstrak sampel positif mengandung


flavonoid.
8. Uji fenol dilakukan dengan ditambahkan 0,5 ml FeCl3 pada larutan.
Apabila larutan berubah warna menjadi lebih gelap dari blanko
menuju biru kehitaman, maka ekstrak sampel positif mengandung
fenol.
9. Uji alkaloid dilakukan dengan menggunakan 3 jenis reagen yaitu
untuk tabung reaksi pertama ditambahkan 0,5 ml reagen Dragendorffs
pada larutan, tabung reaksi kedua ditambahkan 0,5 ml reagen
Bouchardat, dan tabung reaksi ketiga ditambahkan 0,5 ml reagen
Meyer. Larutan yang telah ditambahkan reagen ditunggu selama
beberapa menit. Apabila larutan uji alkaloid Dragendorffs berwarna
merah bata, maka ekstrak sampel positif mengandung alkaloid.
Apabila larutan uji alkaloid Bouchardat dan Meyer terdapat endapan,
maka ekstrak sampel positif mengandung alkaloid.
10. Uji saponin dilakukan dengan ditambahkan 1 ml akuades panas pada
larutan kemudian dikocok. Apabila larutan menghasilkan busa atau
gelembung, maka ekstrak sampel positif mengandung saponin.

Gambar 3.3.3 Ekstrak sampel sebelum screening

3.3.4 Uji Total Fenol


3.3.4.1 Preparasi Reagen
Prosedur preparasi reagen adalah sebagai berikut:
14

1. Dibuat larutan reagen Folin Ciocalteu konsentrasi 7,5% yaitu dengan


diencerkan 7,5 ml reagen Folin Ciocalteu dalam 100 ml akuades
menggunakan labu ukur 100 ml.
2. Dibuat larutan NaOH konsentrasi 1% yaitu dengan diencerkan 1 gram
NaOH dalam 100 ml akuades menggunakan labu ukur 100 ml.
3.3.4.2 Preparasi Sampel
Prosedur preparasi sampel adalah sebagai berikut:
1. Dibuat larutan sampel ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan
konsentrasi 10.000 ppm.
2. Setiap sampel ekstrak daun pepaya (Carica papaya) diambil sebanyak
0,1 ml atau 100 µl dan diencerkan pada 10 ml akuades menggunakan
labu ukur 10 ml. Rumus yang digunakan untuk pengambilan sampel
ekstrak cair adalah:
ml 10.000 x 10 ml
10.000 ppm= = =0,1 ml=100 µl
kl 1.000 .000 ml

3.3.4.3 Pengujian
Prosedur uji total fenol adalah sebagai berikut:
1. Diambil 0,5 ml setiap larutan sampel sebanyak perlakuan yang telah
diencerkan menggunakan mikropipet dan diletakkan pada botol coklat
lab.
2. Ditambahkan 2,5 ml larutan reagen Folin Ciocalteu yang telah
diencerkan ke setiap botol coklat lab.
3. Larutan diinkubasi selama 8 menit dalam suhu ruang.
4. Setelah diinkubasi, ditambahkan 2 ml larutan NaOH 1% pada setiap
botol.
5. Larutan yang telah ditambahkan NaOH diinkubasi selama 60 menit
dalam suhu ruang.
6. Diambil 2 ml etanol PA sebagai blanko dan dimasukkan ke dalam
kuvet untuk diukur nilai absorbansinya menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 730 nm.
15

7. Diambil 2 ml setiap larutan sampel dan diukur nilai absorbansinya


menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 730 nm.
8. Hasil nilai absorbansi sampel dibandingkan dengan persamaan kurva
standar asam galat untuk mengetahui kadar total fenol.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Screening Fitokimia


Beri uraian dulu mengenai penelitian yg kamu lakukan missal screening
fitokimia bertujuan blab la dengan prosedur singkat saja dan didapatkan hasil
….
Hasil screening fitokimia pada ekstrak metanol daun pepaya (Carica papaya)
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Screening Fitokimia

Senyawa Uji Hasil Uji Gambar Keterangan

Terbentuk Positif
Fenol warna hijau biru mengandung
kehitaman fenol

Terbentuk Positif
Flavonoid warna kuning mengandung
jingga flavonoid

Negatif
Tidak terbentuk
Saponin mengandung
busa/gelembung
saponin

Terdapat Positif
Alkaloid (Reagen Endapan mengandung
Meyer) alkaloid
17

Positif
Alkaloid (Reagen Terdapat
mengandung
Bouchardat) Endapan
alkaloid

Terbentuk Positif
Alkaloid (Reagen
warna merah mengandung
Dragendorffs)
bata alkaloid

Hasil screening fitokimia dari sampel menunjukkan bahwa ekstrak


metanol daun pepaya (Carica papaya) mengandung senyawa fenol,
flavonoid, dan alkaloid. Penelitian Akhila and Vijayalakshmi (2015) juga
mengungkapkan bahwa pada daun pepaya terdapat beberapa senyawa
fitokimia aktif. Senyawa tersebut adalah alkaloid, fenolat, flavonoid, dan
asam amino.
Hasil pengamatan didapatkan senyawa fenol ditandai dengan
terbentuknya warna hijau biru kehitaman, senyawa flavonoid terbentuk warna
kuning jingga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Alfian dan Susanti
(2012) bahwa pada uji fitokimia fenol dengan menggunakan pereaksi FeCl3
menghasilkan warna hijau biru kehitaman yang menunjukkan adanya
polifenol, sedangkan uji flavonoid menghasilkan warna kuning intensif.
Senyawa alkaloid ditandai dengan terbentuknya warna merah bata (reagen
Dragendorffs) dan terdapat endapan (reagen Bouchardat dan Meyer).
Menurut Nasyanka dkk (2020) senyawa alkaloid pada pereaksi Dragendorffs
18

ditunjukkan dengan warna merah bata, sedangakan pada pereaksi Bouchardat


dan Meyer ditunjukkan dengan terdapat endapan berwarna putih kekuningan.
Senyawa saponin ditandai dengan terbentuknya buih.

4.2 Pengaruh Lama Maserasi terhadap Kadar Total Fenol


Proses maserasi pada daun pepaya (Carica pepaya) menggunakan
pelarut metanol karena memiliki tingkat kepolaran yang hampir sama dengan
fenol, sehingga senyawa fenol dapat dikeluarkan dan terkandung dalam
ekstrak. Pemilihan pelarut metanol ini dikarenakan senyawa fitokimia yang
dapat diekstrak adalah senyawa yang memiliki tingkat kepolaran sama
dengan pelarut (Hambali dkk, 2014) atau disebut sebagai prinsip like dissolve
like (Yenie dkk, 2013). Senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut
polar, senyawa yang bersifat semipolar akan larut dalam pelarut semi polar,
dan senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut non polar.
Sedangkan pelarut metanol yang digunakan merupakan pelarut yang dapat
melarutkan semua senyawa organik baik polar maupun non polar karena
memiliki gugus polar (-OH) dan gugus non polar (-CH 3) (Sayuti, 2017) dan
sesuai dengan fenol yang juga merupakan senyawa bersifat polar
(Fermanasari dkk, 2016).
Kadar total fenol ekstrak metanol daun pepaya (Carica pepaya) diuji
pada konsentrasi 10.000 ppm. Hasil absorbansi dari masing-masing perlakuan
adalah pada perlakuan lama waktu maserasi 1 hari diperoleh nilai absorbansi
0,1678, perlakuan lama waktu maserasi 3 hari diperoleh nilai absorbansi
0,3261, dan perlakuan lama waktu maserasi 5 hari diperoleh nilai absorbansi
0,6985. Nilai absorbansi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
kurva standar asam galat dan dimasukkan dalam persamaan Y = 0,0017x +
0,1045 untuk mengetahui kadar total fenol sampel. Data nilai absorbansi dan
kadar total fenol pada setiap sampel disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Nilai absorbansi dan kadar total fenol


Lama Nilai Kadar Total Fenol
19

Maserasi Absorbansi (µg/ml)


1 hari 0,1678 37,2353
3 hari 0,3261 130,3529
5 hari 0,6985 349,4118

Kadar total fenol yang diperoleh pada sampel adalah pada perlakuan
lama maserasi 1 hari sejumlah 37,2353 µg/ml, pada perlakuan lama maserasi
3 hari sejumlah 130,3529 µg/ml, dan pada pelakuan lama maserasi 5 hari
sejumlah 349,4118 µg/ml. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan kadar total fenol seiring dengan semakin lamanya waktu
maserasi. Hal ini dapat disebabkan karena semakin lama waktu maserasi yang
digunakan, maka akan semakin banyak pula senyawa yang terekstrak
(Wijayanti dkk, 2016). Banyaknya senyawa yang terekstrak disebabkan
karena selama berlangsungnya maserasi terjadi pemecahan dinding sel bahan
akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga senyawa
yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik (Yenie dkk,
2013). Oleh karena itu, perlakuan lama maserasi memiliki pengaruh terhadap
peningkatan kadar total fenol pada ekstrak metanol daun pepaya (Carica
papaya).

Gambar 4.2 Kurva kadar total fenol

Kurva diatas menunjukkan perlakuan lama maserasi yang


menghasilkan kadar total fenol tertinggi adalah pada perlakuan lama maserasi
20

5 hari yang juga merupakan waktu maserasi optimal untuk mengekstrak


senyawa fenol dari ekstrak metanol daun pepaya dan yang terendah pada
perlakuan lama maserasi 1 hari. Kenaikan lama waktu maserasi akan
meningkatkan hasil total fenol karena kontak antara bahan dan pelarut
menjadi semakin besar sehingga ekstrak yang dihasilkan akan terus
meningkat sampai pada titik jenuh dari pelarut (Prasetya dkk, 2020). Hasil
penelitian Siswarni dkk (2017) juga menunjukkan bahwa lama maserasi 5
hari adalah yang optimal di antara perlakuan lama maserasi 3 hari, 4 hari, dan
5 hari pada kadar kuarsetin kulit terong belanda dan menghasilkan kadar
kuarsetin yang maksimal.

Tambah pargaraf beri argument kamu terhadap hasil penelitian mu


ini untuk menyimpulkan penelitianmu ini sesuai dengan RM.
BAB V
PENUTUP

5.3 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah lama maserasi berpengaruh
terhadap kadar total fenol ekstrak metanol daun pepaya (Carica papaya).
Semakin lama waktu maserasi menghasilkan kadar total fenol yang semakin
banyak pula. Pada perlakuan lama maserasi 1 hari diperoleh kadar total fenol
sejumlah 37,2353 µg/ml, pada perlakuan lama maserasi 3 hari sejumlah
130,3529 µg/ml, dan pada pelakuan lama maserasi 5 hari sejumlah 349,4118
µg/ml. Perlakuan yang optimal adalah pada lama maserasi 5 hari karena
dihasilkan kadar total fenol tertinggi yaitu sejumlah 349,4118 µg/ml.
Semakin lamanya waktu maserasi akan meningkatkan hasil total fenol karena
kontak antara bahan dan pelarut menjadi semakin besar sehingga ekstrak
yang dihasilkan akan terus meningkat sampai pada titik jenuh dari pelarut.

5.4 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya dan yang terkait
adalah agar sampel ekstrak tidak disimpan terlalu lama sehingga senyawa
fitokimia yang ada di dalamnya tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, R., Yenti, R., dan Meustika, D. 2014. Uji Aktifitas Analgesik Ekstrak
Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Putih Jantan yang
Diinduksi Asam Asetat 1%. Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 1 (1): 54-60.

Akhila, S. and Vijayalakshmi, N. G. 2015. Phytochemical Studies on Carica


Papaya Leaf Juice. International Journal of Pharmaceutical Science and
Research. 6 (2): 880-883.

Alfian, R. dan Susanti, H. 2012. Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol
Kelopak Bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan Variasi
Tempat Tumbuh Secara Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 2 (1):
73-80.

Ariani, N., Monalisa, dan Febrianti, D. R. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Pertumbuhan Escherichia coli.
Journal of Current Pharmaceutical Sciences. 2 (2): 160-166.

Cahaya, G. dan Ayu, P. R. 2017. Pengaruh Jus Buah Pepaya (Carica papaya L.)
terhadap Kadar Kolesterol Darah pada Dislipidemia. Majority. 7 (1): 77-82.

Chairunnisa, S., Wartini, N. M., dan Suhendra, L. 2019. Pengaruh Suhu dan
Waktu Maserasi terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus
mauritiana L.) sebagai Sumber Saponin. Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Agroindustri. 7 (4): 551-560.

Fermanasari, D., Zahara, T. A., dan Wibowo, M. A. 2016. Uji Total Fenol,
Aktivitas Antioksidan, dan Sitotoksitas Daun Akar Rambak (Ipomea sp.)
JKK. 5 (4): 68-73.

Hambali, M., Mayasari, F., dan Noermansyah, F. 2014. Ekstraksi Antosianin dari
Ubi Jalar dengan Variasi Konsentrasi Solven dan Lama Waktu Ekstraksi.
Jurnal Teknik Kimia. 20 (2): 25-35.
23

Khoddami, A., Wilkes, M. A., and Roberts, T. H. 2013. Techniques for Analysis
of Plant Phenolic Compounds. Molecules. 18: 2328-2375.

Kristanti, A. N. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press.

Leba, M. A. U. 2017. Buku Ajar Ekstraksi dan Real Kromatografi. Yogyakarta:


Deepublish.

Nasyanka, A. L., Na’imah, J., dan Aulia, R. 2020. Pengantar Fitokimia. Pasuruan:
Penerbit Qiara Media.

Oktofani, L. A. dan Suwandi, J. S. 2019. Potensi Tanaman Pepaya (Carica


papaya) sebagai Antihelmintik. Majority. 8 (1): 246-250.

Pastrana, D. M. R., Yahia, E. M., and Aguilar, G. A. G. 2010. Phenolic and


Carotenoid Profiles of Papaya Fruit (Carica papaya L.) and Their Contents
Under Low Temperature Storage. Journal Science Food Agriculture. 90:
2358-2365.

Prasetya, I. W. G. A., Putra G. P. G., dan Wrasiati, L. P. 2020. Pengaruh Jenis


Pelarut dan Waktu Maserasi terhadap Ekstrak Kulit Biji Kakao (Theobroma
cacao L.) sebagai Sumber Antioksidan. Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Agroindustri. 8 (1): 150-159.

Rahmawan, J. B. P. dan Dwiatmaka, Y. 2013. Penetapan Kandungan Fenolat


Total dan Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Radikal DPPH Fraksi Etil
Asetat Sari Buah Apel Beludru (Diospyros blancoi A. DC.). Jurnal Farmasi
Sains dan Komunitas. 10 (2): 101-110.

Rajam, R. P., Murugesan, G., Vadivelkumar, K., and Menachisundaram, V. 2019


Nutraceuticals-A Review. World Journal of Pharmaceutical Research. 8
(11): 1354-1374.

Sabathani, A., Widjanarko, S. B., dan Yuwono, S. S. 2018. Optimasi Waktu


Ekstraksi dan Rasio Bahan Per Pelarut Ekstrak Daun Pepaya untuk Uji
Aktivitas Antibakteri. Jurnal Teknologi Pertanian. 19 (3): 193-206.
24

Sancho, L. E. G. G., Yahia, E. M., and Aguilar, G. A. G. 2011. Identification and


Quantification of Phenols, Carotenoids, and Vitamin C from Papaya (Carica
papaya L., cv. Maradol) Fruit Determined by HPLC-DAD-MS/MS-ESI.
Food Research International. 44: 1284-1291.

Sayuti, M. 2017. Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi, Bagian, dan Jenis Pelarut
terhadap Rendemen dan Aktifitas Antioksidan Bambu Laut (Isis Hippuris).
Technology Science and Engineering Journal. 1 (3): 166-174.

Septiana, A. T. dan Asnani, A. 2012. Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput


Laut Coklat Sargassum Duplicatum Menggunakan Berbagai Pelarut dan
Metode Ekstraksi. Agrointek. 6 (1): 22-28.

Siswarni, M. Z., Putri, Y. I., dan Rizka, R. P. 2017. Ekstraksi Kuersetin dari Kulit
Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.) Menggunakan Pelarut Etanol
dengan Metode Maserasi dan Sokletasi. Jurnal Teknik Kimia USU. 6 (1): 36-
42.

Tafsir Kemenag, 2021. https://quran.kemenag.go.id diakses pada tanggal 17


september 2021.

Yenie, E., Elystia, S., Kalvin, A., dan Irfhan, M. 2013. Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND. 10 (1): 46-59.

Zunjar, V., Mammen, D., dan Trivedi, B. M. 2014. Antioxidant Activities and
Phenolics Profiling of Different Parts of Carica papaya by LCMS-MS.
Natural Product Research. Hal:1-3.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai dan Kurva Standar Asam Galat

Kadar (ppm) Absorbansi


3,15 0,104
6,25 0,1181
12,5 0,1287
50 0,1941
100 0,2773
26

Lampiran 2. Jurnal Harian dan Dokumentasi Kegiatan Penelitian

JURNAL AKTIVITAS HARIAN


PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
PROGRAM STUDI BIOLOGI ANGKATAN 2018

Form Kendali Pemimbing PKL

Nama Mahasiswa : Hafidah Nazlatul Auliyah


NIM : 18620062
Program Studi : Biologi
Instansi PKL : UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu
Dosen Pembimbing : Tyas Nyonita Punjungsari, S.Pd., M.Sc.

Ttd
No Hari/Tanggal Kegiatan Dokumentasi Pembimbing
Lapangan

1) Perkenalan dan
dan pengenalan
denah lokasi
PKL.
2) Sortasi basah
1. 1 Juli 2021
daun insulin dan
penimbangan
hasil sortasi (Unit
pengolahan pasca
panen)

2. 2 Juli 2021 Pemindahan bibit


tanaman dandang
gendis, cola, dan
27

binahong ke media
tanam dan polybag
(Unit budidaya)

Pemberian materi
tentang proses
maserasi, evaporasi,
3. 5 Juli 2021
dan jenis-jenis
ekstrak oleh petugas
lab (Lab fitokimia)

Rekapitulasi hasil
4. 6 Juli 2021 ekstraksi tahun 2019
(Lab fitokimia)

Pembuatan sabun
5. 7 Juli 2021 padat organik (Lab
Kosmetik)

6. 8 Juli 2021 1) Rekapitulasi hasil


ekstraksi tahun
2020 (Lab
fitokimia)
28

2) Pembuatan kapsul
ramuan obat paru-
paru dan ambeien
(Lab fitokimia)

Pemindahan bibit
tanaman Rosella ke
7. 9 Juli 2021 media tanam dan
polybag (Unit
budidaya)
8. 12 Juli 2021 Persiapan sampel
daun pepaya untuk
miniriset (Unit
pengolahan pasca
panen)
29

1) Peracikan jamu
radang lambung
dan darah tinggi
(Lab peracikan
9. 13 Juli 2021
jamu)
2) Pembuatan sabun
padat (Lab
kosmetik)

1) Pembuatan sabun
padat
2) Pembuatan sabun
cair
10. 14 Juli 2021
3) Pengemasan
sabun padat dan
cair (Lab
kosmetik)
30

1) Pemindahan bibit
tanaman sirih
hitam ke media
tanam dan
polybag (Unit
budidaya)
11. 15 Juli 2021
2) Penimbangan
sampel miniriset
simplisia daun
pepaya untuk
maserasi (Lab
fitokimia)
1) Maserasi sampel
miniriset
simplisia daun
pepaya perlakuan
perendaman 5
12. 16 Juli 2021 hari (Lab
fitokimia)
2) Pembuatan dan
pengemasan hand
sanitizer (Lab
kosmetik)
13. 19 Juli 2021 1) Maserasi sampel
miniriset
simplisia daun
pepaya perlakuan
perendaman 3
hari (Lab
fitokimia)
2) Pengemasan
31

sabun padat,
sabun cair, dan
hand sanitizer
(Lab kosmetik)

1) Maserasi sampel
miniriset
simplisia daun
pepaya perlakuan
perendaman 1
hari (Lab
fitokimia)
14. 21 Juli 2021
2) Penyarian filtrat
hasil maserasi
simplisia daun
pepaya perlakuan
perendaman 5
hari (Lab
fitokimia)

Penyarian filtrat
hasil maserasi
simplisia daun
15. 22 Juli 2021
pepaya perlakuan
perendaman 3 dan 1
hari (Lab fitokimia)
32

1) Evaporasi
Sampel
2) Screening
fitokimia ekstrak
30 Agustus daun pepaya
16.
2021 3) Pengujian total
fenol ekstrak
daun pepaya pada
konsentrasi 1000
ppm

Pengujian total fenol


31 Agustus ekstrak daun pepaya
17.
2021 pada konsentrasi
100.000 ppm

Pengujian total fenol


1 September ekstrak daun pepaya
18.
2021 pada konsentrasi
10.000 ppm
33

2 September Analisis hasil uji


19.
2021 total fenol

Anda mungkin juga menyukai