Anda di halaman 1dari 60

KELOMPOK 2

DAINUL TITI Amna sari 18620005


MAFRUDHOTIN NADZIFAH 18620012
ABDUL MU’IS 18620036
M. NAUFAL riskananda 18620048
Al-Qur’an Surah Al-Infithar Ayat 7
‫اك فَعَ َدلَ َك‬ َ َ‫الَّ ِذي َخلَقَ َك ف‬
َ ‫س َّو‬
“Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu
seimbang”
Al-Qur’an Surah an-nahl Ayat 78
‫ش ْيئ ۚا َّو َجعَ َل‬
َ ‫طهتِ ُك ْم ََل ت َ ْعلَ ُم ْو َن‬ ُ ُ‫َوهللاُ ا َ ْخ َر َج ُك ْم ِم ْن ب‬
ٰ ‫ط ْو ِن ا ُ َّم‬
ْ َ ‫ار َو ْاَلَ ْف ِئ َدةَ ۙ لَعَلَّ ُك ْم ت‬
‫شك ُُر ْو َن‬ َ ‫ص‬َ ‫س ْم َع َو ْاَلَ ْب‬
َّ ‫لَ ُك ْم ال‬
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu
bersyukur”
ANATOMI DAN FISIOLOGI

PENDENGARAN
Mendengar EQUILIBRIUM

Mendengar penting untuk perkembangan


Pergerakan tubuh, posisi,
secara normal dan kemampuan bicara
dan koordinasi
serta berkomunikasi

1 2

FUNGSI TELINGA
ANATOMI DAN FISIOLOGI
01 AURIS EKSTERNA 02 AURIS MEDIA 03 AURIS INTERNA
1. Aurikulum 1. Kavum Timpani 1. Koklea (Organ auditivus)
2. Meatus Akustinus 2. Tuba eustachius 2. Labirin vestibuler
Eksterna 3. Antrum dan sel-sel
3. Membran Thympani masoid
AURIS EKSTERNA
1. Aurikulum = pina = daun telinga
• Pipih, berlekuk
• Kerangka tulang rawan (Kartilago atau kondrium), kecuali lobulus
• Diliputi kulit yang melekat pada perikondrium

Pada proses mendengar:


Aurikulum berfungsi menangkap dan mengumpulkan
gelombang bunyi dan menentukan arah sumber bunyi (pada
binatang aurikulum dapat digerakkan)
AURICLE
AURICLE
Helix

Crus Helix

Anthelix Tragus

Concha

External Lobulus
Helix Auditory
Meatus
Meatus Akustikus Eksternus (MAE)
1. Tabung bengkok, penampang ± 0,5 cm, panjang ± 2,5 – 3 cm
2. 1/3 luar rangka tulang rawan (pars kartilago), kulit berambut, sel serumen
3. 2/3 dalam rangka tulang (pars oseus)
4. meningkatkan sensitivitas telinga dalam regio 3000 Hz - 4000 Hz

Pada proses mendengar:


Melanjutkan gelombang bunyi meresonansi (± 12-15 dB)
Membran timpani
1. Selaput putih mutiara
2. Bentuk oval – kerucut
3. Terdiri dari Pars flaksida (2
lapis) dan Pars tensa (3 lapis)
4. Berfungsi menyalurkan getaran
di udara ke tulang-tulang kecil
telinga tengah
AURIS MEDIA
Kavum timpani
❖ Terdiri dari 3 bagian:
• Epitimpanum• Mesotimpanum •Hipotimpanum

❖ Merupakan kotak 6 dinding yang dibentuk oleh:


• Lateral membran timpani
• Medial promontorium → labirin
• Superior tegmen timpani → fosa kranii media (lobus temporalis)
• Inferior bulbus vena jugularis
• Anterior muara tuba Eustachius, arteri karotis interna posterior
• Posterior aditus ad antrum, antrum, sel-sel mastoid
Kavum timpanium
KAVUM TIMPANIUM
❖ Isi kavum timpani
• Osikula : maleus, inkus, stapes
• Muskulus : tensor timpani, stapedius
• Lain-lain : ligamen, saraf (korda timpani)

Pada proses mendengar


❖ membran timpani & osikulae → memperkuat gelombang bunyi 22 kali
❖ tensor timpani & stapedius → mengurangi gelombang bunyi yang terlalu keras
Kavum timpanium
TUBA EUSTACHIUS
1. Panjang 35 mm
2. Menghubungkan kavum timpani
dengan nasofaring
• drainase
• ventilasi (pertahankan tekanan udara
dan oksigenasi)
Antrum dan sel-sel mastoid
❖ Berhubungan dengan kavum timpani lewat
aditus ad antrum
❖ Pneumatisasi (2 pengertian) :
• Proses pembentukan sel-sel mastoid
• Jenis → tergantung jumlah sel
mastoid : normal, hiper, hipo-
pneumatik dan sklerotik
AURIS INTERNA
Organ auditus (koklea)
1.Rumah Siput → 2½ lingkaran, panjang ±3.5 cm
Tiga ruangan
- skala vestibuli
Berisi cairan perilimf
- skala timpani
- skala media (Berisi cairan endolimf dan organ Corti

Skala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh membran reissner,


skala media dan skala timpani dipisahkan oleh membran basilar
koklea
1. Gendang telinga bergerak, osikulus
di telinga tengah menyebabkan
stapes menekan membran lentur
yang menutupi jendela oval koklea
dan menyalurkan tekanan ke cairan
ke dalam koklea.

2. Getaran ini menyebabkan gerakan


di membran basilaris fleksibel.
Gerakan inilah yang merangsang
sel-sel rambut atau hair cells di
organ corti untuk kemudian
menghasilkan pulsa-pulsa listrik
(potensial aksi).
ORGAN STATUS (VESTIBULER)
Pada proses mendengar Organ Corti merupakan reseptor pendengaran,
rangsang bunyi (mekanis) menjadi listrik (cochlear microphonic)
ORGAN CORTI Membran sektorial
Organ Corti
Membran Reissner
Duktus Koklea

Ligamen
spiral

Dari tingkap
lonjong

Ganglion

Ke tingkap
Membran
bulat
basal

Serabut saraf Rambut sel luar

Rambut sel dalam


FISIOLOGI ORGAN PENDENGARAN
ORGAN STATUS : LABIRIN VESTIBULER
Terdiri dari
❖ Utrikulus → Makula Utrikularis
❖ Sakulus → Makula Sakularis
❖ 3 Kanalis Semisirkularis :
• Horisontal,
• Vertikalis ant,
• Vertikalis Post
Reseptor:
➢ Makula Utrikulus/Sakulus → gerak lurus/linier
➢ Krista Ampularis → gerak berputar/sentrifugal
SKEMA LABIRIN
FISIOLOGI PENDENGARAN
Bunyi ditangkap daun telinga → membran timpani → tulang
pendengaran → fenestra ovale → menggerakkan perilimfe pada skala
vestibuli → melalui membran reissner mendorong endolimfe
menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan membran tektoria
→defleksi stereosilia sel rambut → kanal ion terbuka → tejadi
pertukaran ion → depolarisasi sel rambut → pelepasan neurotransmitter
→ potensial aksi saraf auditorius → nukleus auditorius → korteks
pendengaran di lobus temporalis
TINJAUAN BIOFISIKA PROSES MENDENGAR
Suara
Audiosonik
Suara didefinisikan sebagai
tekanan, tegangan, Suara yang dapat
perpindahan partikel yang didengar oleh
disebarkan dalam medium manusia memiliki
dengan kekuatan internal frekuensi dari
sekitar 20 Hz
hingga 20.000 Hz
❑ Kecepatan bunyi yaitu jarak yang ditempuh bunyi
dalam waktu satu detik
Manusia dapat mendengar sesuatu
apabila gelombang bunyi dari Getaran yang telah dihantarkan
sumber bunyi masuk ke lubang akan terus merambat
telinga memasuki koklea

Pendengaran juga dapat


meningkatkan kekuatan dari
getaran bunyi sampai 20 kalinya
Anatomi dan
fisiologi mata
Rongga mata
Rongga orbita adalah rongga yang berisi
bola mata dan terdapat tujuh tulang yang
membentuk dinding orbita
Rongga orbita di bentuk oleh beberapa tulang utama :
Bagian atas : os frontale
Bagian bawah : maxilla
Dinding lateral : zygoma, ala mayor os sphenoidale
Dinding medial : os lacrimale, os maxilla, os sphenoidale,
ethmoidale
Kelopak mata
1. Kelopak mata merupakan alat penutup
mata yang berguna melindungi bola mata
2. Alis mata, berfungsi untuk melindungi mata
dari keringat
3. Bulu mata, bulu atau rambut pendek yang
terletak pada ujung kelopak mata
4. Aparatus lakrimalis, adalah saluran yang
mengalirkan air mata ke dalam
konjungtiva.
5. Konjungtiva, membran tipis yang menutupi
permukaan dalam
KONJUNGTIVA
Konjungtiva adalah membran tipis
bening yang melapisi
permukaan bagian dalam
kelopak mata dan dan
menutupi bagian depan sklera
(bagian putih mata)

Konjungtiva dibagi menjadi tiga


bagian yaitu :
1. Konjungtiva tarsal
2. Konjungtiva bulbi
3. Konjungtiva forniks
SISTEM LAKRIMAL
Sistem lakrimal (kelenjar air mata)
berbentuk oval dan berukuran kurang
lebih 2 cm, serta terletak pada sudut
luar, disebelah atas rongga orbita.

Sistem lakrimalis terdiri atas dua bagian:


1. Sistem Produksi
2. Sistem Ekskresi
Bola mata
● Kornea, berfungsi untuk memfokuskan bayangan
dengan membiaskan atau membelokkan berkas
cahaya.
● Sklera, berfungsi melindungi bagian dalam bola
mata
● Pupil, berguna untuk mengatur cahaya yang
masuk ke mata.
● Iris, merupakan bagian terdepan dari tunika
vaskulosa okuli
● Selaput koroid, berfungsi memberikan nutrisi
pada tunika
● Bintik kuning, bagian yang bertanggung jawab
tehadap pada tajam penglihatan
● Lensa mata, berguna dalam mengatur
pembentukan cahaya
● Retina, merupakan lapisan terdalam pada bola
mata dan berfungsi sebagai penangkap bayangan
Otot penggerak bola mata

Musculus rectus lateralis : memutar mata keluar


Musculus rectus medialis : memutar mata ke dalam
Musculus rectus superior : memutar mata ke atas dan dan rotasi ke
dalam
Musculus rectus inferior : memutar mata ke bawah dan rotasi ke dalam
Musculus obliqus superior: memutar mata ke atas dan rotasi ke luar
Biofisika proses
melihat
Daya akomodasi mata
Daya akomodasi
Kemampuan otot mata untuk menebalkan atau
memipihkan lensa mata

Titik jauh (punctum Titik dekat (punctum


remotum = pr) proximum= pp)

Titik terjauh yang titik terdekat yang


masih dapat dilihat masih dapat dilihat
dengan jelas oleh dengan jelas oleh
mata, jaraknya tak mata (± 25 cm). Pada
terhingga. Pada titik titik dekat ini lensa
jauh ini, lensa mata mata akan
akan memipih mencembung
maksimal maksimal.
(Takeshi et al, 2013)
Mata normal
(emetropi)
Memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak
berhingga

Sebagian besar populasi manusia memiliki mata


yang tidak berakomodasi dalam kisaran normal
yaitu 25 cm sampai tak berhingga, atau memiliki
kelainan mata atau yang dikenal sebagai cacat
mata. Keadaan mata yang tidak normal dapat
dibantu dengan penggunaan kaca mata
Daya lensa
(dioptri)
P= 1/F
P = 1/S + 1/S’

atau

P = 100/S + 100/S’
Dimana :
P : Daya/Kekuatan kaca mata (dioptri)
S : Jarak Benda (cm)
S’ : Jarak Bayangan (cm)
Contoh persoalan
Persoalan 1

Sebuah lensa cembung memiliki jarak fokus 25 cm. Maka kekuatan lens cembung
adalah....

Jawab:

P= 100/F
P= 100/25
P= +4 DIOPTRI
Contoh persoalan
Persoalan 2
Sebuah benda diletakkan 80 cm di depan sebuah lensa cekung. Jika bayangan yang
terbentuk 40 cm bersifat maya, maka hitunglah daya lensa....

Jawab:

P = 100/S + 100/S’
P = 100/80 – 100/40
P = 100/80 – 200/80
P = -100/80
P = -1,25 DIOPTRI
Tajam penglihatan
Tajam
penglihatan(visus)
Tajam penglihatan atau visus secara
umum didefinisikan sebagai suatu
kemampuan mata atau daya refraksi
mata untuk melihat suatu objek.
MENENTUKAN TAJAM PENGLIHATAN
Untuk menentukan tajam seseorang maka
dilakukan pemeriksaan visus mata

Menilai ketajaman penglihatan mata


Untuk mengetahui gangguan refraksi mata
Perbandingan
ketajaman mata
pasien dengan
mata orang normal
mengukur jarak maksimum
yang bisa dilihat pasien
Nilai visus
V=d/D
Keterangan:
● V: Ketajaman penglihatan (visus)
● d : Jarak yang dilihat oleh penderita
● D: Jarak yang dapat dilihat oleh
mata normal
Menentukan tajam penglihatan(visus)
SNNELEN CHART
Menghitung jari

Dengan senter Lambaian


Tangan
Snellen Chart (6/6-6/60)
Tidak
normal

Nilai visus

maka pasien hanya bisa


melihat dari jarak 6 meter
sedangkan orang normal
bisa melihat dari jarak 30
meter

6 meter
Pemeriksaan lanjut dengan pinhole
Pinhole Alat untuk memfokuskan titik pada
penglihatan pasien

•Bila visus tetap berkurang => berarti bukan


kelainan refraksi
• Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya
=> berarti merupakan kelainan refraksi
Menghitung jari (6/60-1/60)

Penghitungan jari pada jarak bila tidak dapat menghitung jari


tepat di depan Snellen pada jarak tersebut, maka maju
Chart (5 atau 6m) sampai maksimal jarak 1 meter

1 2 3
Dapat menghitung jari pada jarak
6 m =>visusnya 6/60

Jari dapat dilihat terpisah


oleh orang normal pada jarak
60 meter
Lambaian tangan(1/300) Orang normal dapat melihat gerakan atau
lambaian tangan pada jarak 300 meter

Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di


depan pasien. Dapat berupa lambaian ke
kiri dan kanan, atau atas bawah. Bila
pasien dapat menyebutkan arah
lambaian, berarti visusnya 1/300

4 5 6

Sinar (1/~)
Bila tidak dapat melihat
cahaya, maka dikatakan
visusnya = 0

Penyinaran dapat menggunakan 'pen


light‘ Bila dapat melihat sinar,
berarti visusnya 1/~.
Orang normal dapat melihat adanya sinar
pada jarak tidak berhingga.
GANGGUAN MATA MIOPIA (RABUN JAUH)
Mata miopi adalah mata yang hanya dapat
memfokuskan benda pada jarak dekat.
Titik jauh mata tidak berada pada tak
berhingga tetapi jarak yang lebih dekat,
sehingga benda jauh tidak terlihat jelas

Koreksi mata miopia dengan memakai


lensa minus/negatif yang sesuai untuk
mengurangi kekuatan daya pembiasan
di dalam mata. biasanya pengobatan
dengan kaca mata dan lensa kontak.
Gangguan mata hipermetropia
Hipermetropia atau farsightedness
adalah keadaan gangguan kekuatan
pembiasan mata dimana sinar jauh
tidak cukup dibiaskan sehingga titik
fokusnya terletak di belakang retina.

Koreksi hipermetropia adalah


diberikan koreksi lensa positif
maksimal yang memberikan tajam
penglihatan normal
Gejala – gejala dalam gangguan mata
Miopia Hipermetropia
1) Pusing. 1) Penglihatan tidak fokus ketika
2) Mata mudah lelah. melihat objek yang dekat.
3) Sering menyipitkan mata ketika 2) Harus menyipitkan mata untuk
melihat sesuatu lebih jelas.
melihat benda yang jauh.
3) Mata terasa tegang, sakit atau
4) Penglihatan menjadi kabur jika terbakar
melihat benda yang letaknya 4) Mata lelah atau sakit kepala usai
jauh melihat pada jarak dekat dalam
waktu lama,

Anda mungkin juga menyukai