Anda di halaman 1dari 112

SISTEM PENDENGARAN

Ismafiaty, M.kep
ANATOMI & FISIOLOGI
Sistem Pendengaran
Telinga
Telinga merupakan indra pendengaran bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Selain itu juga membantu menjaga
keseimbangan. Informasi yang masuk ke telinga dan posisi
kepala disampaikan oleh saraf pendengaran ke otak untuk
diartikan.
Telinga
• Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi
• Telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.
• Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi
dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Anatomi

TELINGA DIBAGI MENJADI 3


BAGIAN
1. TELINGA LUAR
2. TELINGA TENGAH
3. TELINGA DALAM
Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari :
1. Daun telinga (Aurikel/Pinna)
Terbuat dari kartilago dan dibungkus kulit
2. Saluran telinga (meatus auditorius eksternus)
Lubang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada
sepertiga bagian luar, sedangkan 2/3 bagian dalam rangkanya terdiri dari
tulang. Panjangnya sekitar 2,5-3cm.
Terdapat kelenjar serumen  untuk menjaga gendang telinga lentur dan
menangka[ debu
3. Membran timpani (gendang telinga)
Selaput atau membran tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga 
untuk menghantar getaran suara dari udara menuju tulang pendengaran di
dalam telinga tengah.
Gendang telinga (Membran timpani) secara anatomi dibagi 2 :
• Pars tensa, sebagain besar gendang telinga merupakan pars
tensa, terdiri dari 3 lapis, bagian luar lanjutan kulit liang telinga,
di tengah jaringan ikat, dan bagian dalam yang mengarah ke
telinga tengah, merupakan lanjutan mukosa telinga tengah.
• Pars flaksida, bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya
terdiri dari dua lapis tanpa jaringan ikat di bagian tengah.

Kerusakan gendang telinga berupa bolong/pecah (perforasi)


terutama disebabkan infeksi telinga tengah (Otitis Media), tetapi
dapat juga karena trauma  Tuli konduktif
Telinga Tengah
Telinga tengah :
• Terdapat rongga udara di belakang gendang telinga
• Gelombang udara disalurkan melalui 3 tulang pendengaran (martil
atau malleus, landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes) 
untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran
timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
• Ujung dari saluran Eustachius juga berada di telinga tengah yang
berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada telinga luar
dengan telinga tengah  Menelan dan menguap dapat
menyeimbangkan tekanan
Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari :
1. Koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran 
merubah energi/gelombang suara menjadi impuls listrik dan
meneruskannya melalui saraf pendengaran ke otak sehingga otak
dapat memproses informasi yang terkandung di dalam bunyi
tersebut.
2. Vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis (Kanalis
semisirkularis horizontal, Kanalis semisirkularis vertikal superior, dan
Kanalis semisirkularis vertikal posterior)  sebagai organ
keseimbangan.
• Koklea terdiri dari tiga ruang yang
berisi cairan yang spiral di sekitar inti
tulang yang berisi saluran pusat yang
disebut saluran koklea. Berdasarkan
panjangnya, saluran koklea terbagi atas
tiga terowongan oleh dua membran
yaitu membran basilar dan membran
vestibular, yang meregang dari
modiolus ke dinding luar.
• Saluran tengah berisi organ reseptr
untuk pendengaran yaitu organ corti
(organ spiral) reseptor ini dikenal
sebagai sel rambut yang berisi akhir
saraf kranial VIII
Proses Pendengaran
1. Daun telinga mengarahkan suara ke meatus auditorius eksterna
2. Saat gelombang suara menyentuh atau menghantam membran
timpani, gelombang suara yang bertekanan tinggi dan rendah secara
bergantian menyebabkan membran timpani bergetar ke dalam dan
ke luar. Membran timpani bergetar perlahan sebagai respons
terhadap suara frekuensi rendah (nada rendah) dan bergetar cepat
ketika merespons suara frekuensi tinggi (nada tinggi).
3. Area tengah membran timpani terhubung ke malleus, yang
berfungsi menggetarkan seluruh daerah membran timpani. Getaran
ini diteruskan dari malleus ke incus dan kemudian menuju ke stapes.
4. Saat stapes bergerak maju mundur, footplate berbentuk oval yang
diikat oleh ligamen ke sekeliling oval window, akan bergetar di oval
window. Getaran pada oval window kira-kira 20 kali lebih kuat
daripada getaran pada membran timpani, karena osikula auditori
secara efisien mengirimkan getaran kecil yang tersebar di area
dengan permukaan yang lebar (membran timpani) menjadi
getaran yang lebih besar pada arean dengan permukaan yang
lebih kecil (oval window).
5. Pergerakan stapes ke oval window mengatur tekanan cairan pada
perilimfe di koklea. Bersamaan dengan oval window yang
menonjol ke dalam, hal ini akan menyebabkan penekanan pada
perilimfe pada skala vestibuli.
6. Tekanan gelombang suara yang disalurkan dari skala vestibuli ke
skala timpani dan akhirnya ke round window, menyebabkankan
round window menonjol keluar ke telinga tengah.
7. Tekanan gelombang suara berjalan melalui perilimfe dari skala
vestibuli, kemudian menuju membran vestibular, dan kemudian
berpindah dari dalam endolimfe yang berada di dalam duktus
koklearis.
8. Tekanan gelombang suara di endolimfe menyebabkan membran
basilar bergetar, yang nantinya menyebabkan berpindahnya sel
rambut organ corti melawan membran tektorial. Pada akhirnya,
hal ini menyebabkan pembengkokan stereosilia dan akhirnya
menghasilkan impuls saraf di neuron tingkat pertama di serabut
saraf koklea.
9. Berbagai macam frekuensi gelombang suara menyebabkan beberapa
area membran basilar bergetar lebih kuat daripada area lain. Setiap
segmen membran basilar diatur untuk nada tertentu. Struktur membran
basilar yang lebih sempit dan kaku di dasar koklea (yang lebih dekat
dengan oval window), akan menyebabkan suara frekuensi tinggi (nada
tinggi) menyebabkan getaran maksimal di area ini. Menjelang puncak
koklea, membran basilar lebih lebar dan lebih fleksibel. Suara frekuensi
rendah (nada rendah) menyebabkan getaran maksimal dari membran
basilar di sana. Tingkat kerasnya suara ditentukan oleh intensitas
gelombang suara. Gelombang suara dengan intensitas tinggi
menyebabkan frekuensi impuls saraf yang lebih tinggi yang dapat
mencapai otak. Suara yang lebih keras juga dapat merangsang lebih
banyak sel rambut.
Proses Pendengaran
• Proses pendengaran meliputi transmisi getar dan impuls saraf,
ketika gel.Suara masuk ke saluran telinga  getaran disampaikan
 gendang telinga melleus, incus, stapes, oval window, perilimph,
endolimph dalam cochlea dan sel rambut dari organ corti  sel
rambut dihasilkan impuls yang dibawa oleh saraf VIII ke otak.
• Area auditory untuk pendengaran dan interpretasi ada di lobus
temporal cortex serebri.
Keseimbangan
• Utricle dan saccule mrp membran antara cochlea dan semicircular
canal, yg berisi sel rambut yang menempel pada struktur gelatin
tdd: otolith dan kristal calcium karbonat
• Sel rambut bengkok sbg respon thd penarikan gravitasi pada
otolith sbg akibat dari perubahan posisi kepala
• Impuls dihasilkan dan dibawa oleh cabang vestibular saraf cranial
viii ke cerebellum, otak tengah dan lobus temporal cerebrum
• Cerebellum dan otak tengah menggunakan informasi ini untuk
menjaga keseimbangan
Usia dan Telinga
• Kerusakan pada organ korti mulai nampak setelah usia 60 thn
• Kerusakan sel rambut tidak dapat digantikan
• Suara nada tinggi biasanya hilang pertama kali (presbycusis)
dimana pendengaran masih adekuat untuk nada rendah. Nada
tinggi spt: F, S, K, SH. Diperberat apabila di lingkungan yang ribut
shg mempersulit pembicaraan
PEMERIKSAAN FISIK
SISTEM PENDENGARAN
Peralatan
Otoskop
• Digunakan untuk m’inspeksi kanalis eksternus &
membrana timpani.
• Umumnya tdd pegangan yg b’isi baterai sbg sumber
energi, tombol daya, jendela intip, & ujung periksa
dgn bbg ukuran spekulum (disposable/non)
• Pilih spekulum yg plg besar yg dpt dimasukkan ke
lubang telinga tnp m’buat sakit.
• Jenis yg non-disposable hrs diperhatikan desinfeksinya.
• Otoskop pneumatik digunakan untuk m’nentukan mobilitas
membrana timpani. Balon karet dipasang pd otoskop &
p’meriksa m’remasnya (m’nyemprotkan udara) smbl
m’p’hatikan tampilan membrana timpani. Normlnya
membrana timpani akan b’gerak keluar masuk. Membrana
timpani yg tdk baik geraknya biasanya dikaitkan dgn
infeksi telinga tengah.
Garpu Tala
• Digunakan untuk m’uji tuli konduktif
• Ukuran b’beda-beda512 & 1024 Hz
• Pegang barang garpu & pukulkan ujung garpu ke
tangan/p’mukaan lain. Selalu pegang garpu pd batangnya
untuk m’hindari p’redaman getaran.
Pemeriksaan dan Fokus Dokumentasi

• Pinna: ukuran, bentuk, integritas kulit, posisi, respons pd


palapasi tlg mastoid & tragus
• Meatus auditorius eksternus: patensi, keluaran, inflamasi,
serumen, p’tumbuhan rambut
• Membrana timpani: karakteristik permukaan, warna, tanda
khusus, refleks cahaya, konfigurasi
• Ketajaman pendengaran: p’dengaran umum, tes Weber, tes
Rinne
Prosedur

INSPEKSI & PALPASI TELINGA LUAR


a. Inspeksi telinga luar, p’hatikan bentuk, integritas
kulit, posisi dan kesimetrisan
b. Palpasi aurikula antara ibu jari & telunjuk, p’hatikan
adanya nyeri tekan atau lesi
c. Palpasi pros. mastoideus, normalnya tdk nyeri.
Nyeriinfeksi telinga tengah
d. Tekan tragus kearah dlm & luar m’deteksi nyeri yg
m’indikasikan infeksi telinga dalam
INSPEKSI KANALIS AUDITORIUS EKSTERNUS MELALUI OTOSKOP

Jika klien m’nampakkan gejala infeksi telinga, inspeksi telinga


yg sehat t’lebih dulu
a. Jelaskan prosedur. Minta klien m’miringkan kepala sdkt
kearah bahu yg b’lawanan
b. Pilih spekulum yg dpt m’akomodasi p’meriksaan & masih
t’rasa nyaman bagi klien. Nyalakan otoskop.
c. Pegang otoskop dgn tangan dominan & tahanlah dgn 2 cara:
• Bagi anak-anak & org yg kurang kooperatif, letakkan
tangan yg m’megang otoskop untuk m’nahan kepala klien
untuk m’bantu m’stabilkan instrumen
• Bagi org yg kooperatif, perawat dpt
m’megang otoskop dgn posisi keatas krn
upaya m’stabilkan tdk diperlukan.
dgn tangan yg bebas, penganglah bag
superior aurikula dgn lembut, tariklah keatas
& ke blkng jika org dewasa. Aurikula ditarik
kebwh pd anak kecil & bayi.
d. Masukkan otoskop & dorong dgn lembut untuk
m’inspeksi membrana kanalis auditorius
eksternus mll lensanya
INSPEKSI MEMBRANA TIMPANI

a. Lalu gerakkan otoskop untuk m’meriksa membrana


timpani. Jika membran tdk t’lihat sblnya, tarik aurikula
ke atas & k’blkg sekali lg untuk lbh m’luruskan kanalis
auditorius. Jgn m’nekan spekulum tll dalam.
b. Inspeksi membrana timpani & perhatikan tanda khsus
dan warna yg tampak (lihat gbr)
c. Observasi gerakan membrana timpani ketika klien
melakukan valsava manuver atau dgn m’gunakan otoskop
penumatik
d. Periksa telinga lainnya
TES SUARA/TES BISIK

a. B’diri dibelakang klien yg akan Anda periksa. Minta kien


u/ m’nutup telinga yg lain dg tangannya.
b. Bisikkan bbrp kata, kemudian minta klien u/ m’ulangi apa
yg Anda katakan.
TES DETIK JAM

a. B’diri dibelakang klien yg akan Anda periksa. Minta


kien u/ m’nutup telinga yg lain dg tangannya.
b. Pegang jam dekat teling yg tdk t’tutup. Minta klien
u/ b’kata “Ya” bila dia dpt m’dengar, atau “Tidak”
bila detik mjd tak t’dengar. Gerakkan jam sampai
kira2 2 feet dari telinga.
TES WEBER

a. Ketukkan garpu tala & letakkan batangnnya


diatas garis tengah dahi klien, atau di atas
garis tengah puncak kepala
b. Tanyakan apakah klien mendengar suara
c. Normalnya t’dengar bilateral.
d. Pd tuli konduktif, suara t’dengar lbh keras pd
telinga yg t’kena. Pd tuli sensorineural suara
t’dengar hanya pd telinga yg sehat
TES RINNE
a. Ketukkan garpu tala & letakkan pd prosesus
mastoideus.
b. Minta klien m’katakan bila suara sdh tdk
t;dengar.
c. Lalu pindahkan garpu tala—yg skrg b’getar lbh
lemah—ke dpn kanalis auditorius eksternus
d. Normlanya suara t’dengar lebih keras saat
garpu b’ada di dpn telinga (AC > BC). Bila BC >
AC klien m’derita tuli konduktif
TES SCHWABACH

a. Ketukkan garpu tala & letakkan dg lembut


pd prosesus mastoideus, catat waktu yg
diperlukan smp klien m’laporkan bhw suara
tak t’dengar lagi
b. Ulangi tes dg letak garpu di prosesus
mastoideus Anda sendiri. Catat waktunya.
c. Jika Anda m’dengar lbh lama dr klienklien
m’derita tuli sensorineural
d. Jika klien m’dengar lbh lama dr Andaklien
m’derita tuli konduktif
GANGGUAN
SISTEM PENDENGARAN
GANGGUAN TELINGA LUAR

Furunkel

Serumen

Benda Asing

Infeksi Otitis Eksternal

Pertumbuhan / Tumor (extose)


Furunkel
• Infeksi  folikel rambut yang Manifestasi Klinis
terletak di saluran telinga  • Nyeri lokal yang intens
staphylococcus aureus 
Kehilangan pendengaran dapat • Bengkak
terjadi ketika furunkel • Warna merah muda
sepenuhnya menutup saluran
telinga. • Purulent Head (+/-)
• Drainase (-) kec. Ruptur
• Pendengaran <<
Serumen

Penumpukan kotoran di saluran telinga 


mempengaruhi aliran suara ke membran
timpani.
Pada dasarnya, sedikit kotoran yang ada di
telinga itu lebih baik karena berfungsi untuk
memberikan pelumasan dan melindungi
telinga dari bakteri dan serangga. Tetapi
jumlah serumen atau kotoran telinga yang
berlebihan dapat menyebabkan masalah
dengan pendengaran dan keseimbangan.
Manifestasi Klinis
Merasa ‘penuh’ di telinga
Hilang pendengaran (+/-)
Nyeri
Gatal
Berdarah
Benda Asing

Benda asing dapat bersifat anorganik atau organik seperti kacang atau
manik-manik, ujung kapas, dan bahkan serangga.

Dapat menyebabkan trauma pada saluran telinga, membran timpani


dan bahkan telinga tengah.

Akan mengalami kelainan pada fungsi pendengaran ataupun telinga,


terlebih jika tidak segera diobati.
Infeksi Otitis Eksternal

Otitis Eksternal  infeksi pada kulit saluran telinga  disebut sebagai


“telinga perenang”  bakteri pseudomonas.

Manifestasi Klinis : rasa sakit, bengkak, keluarnya cairan, gatal dan


gangguan pendengaran konduktif karena pembengkakan.

Antibiotik.
Pertumbuhan / Tumor (extose)

Exostosis  sejenis kelainan pada telinga  tumor jinak


berupa pertumbuhan tulang tertutup oleh kulit  sering
kali terpapar air dingin (mis. Perenang)  tidak menyebabkan
masalah dengan pendengaran  tidak menutup saluran
telinga.
PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
• SUBJEKTIF DATA
• OBJEKTIF DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• NYERI BD INFLAMASI/TRAUMA
• GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: AUDITORY BD PERUBAHAN SENSORY
• RESIKO INJURI BD MEMBERSIHKAN SENDIRI
• DEFISIT PENGETAHUAN BD KURANG INFORMASI TTG PERAWATAN
TELINGA
INTERVENSI KEPERAWATAN
• FOKUS PADA PENGURANGAN NYERI, MENINGKATKAN
PENDENGARAN, MEMELIHARA FUNGSI TELINGA
• KAJI TANDA NON VERBAL DARI NYERI
• FARMAKOLOGI; OPTIMUM ANALGESIK
• NONFARMAKOLOGI; RELAKSASI, MASSASE, MUSIK, GUIDED IMAGERY,
TEKNIK DISTRAKSI
• ANTIBIOTIK/ANTIINFLAMASI TOPIKAL
Penatalaksanaan

• Irigasi sal. Telinga dengan campuran air & Hidrogen Peroxida, jika
serumen tebal & kering, gunakan cerumenolytic
• 3 tts glycerin sblm tidur & 3 tts hidrogen peroxida 2 x 1 hr
• Small curette/ cerumen spoon
• Seranggasenter/ bunyiAlkohol
• Medicine  Antibiotik & steroid jika ada iritasi, Analgetik, Antiseptik
telinga
• Pembedahan
KOMPLIKASI GANGGUAN TELINGA
LUAR
• INFEKSI; CELLULITIS, ABSES, INFEKSI TELINGA TENGAH, SEPTICEMIA.
• METASTASIS
• TULI PERMANEN
• PERUBAHAN WARNA
• SCAR
Gangguan Telinga Bagian Tengah

Otitis Media Mastoditis

Perforasi
Otosklerosis Kolesteatoma Membran
Timpani
Otitis media
• Mrp istilah untuk
peradangan pada telinga
tengah, mastoid, dan tuba
eustachieus
• Peradangan pada
nasopharing peyebab otitis
media
• Radang nasopharing 
mukosa bengkak dan
mengeluarkan sekret  air,
pus, udara  menghambat
ventilasi telinga tengah
Tipe otitis media :
 Otitis Media Akut  tanpa cairan
 Otitis Media Serosa infeksi bakteri pada mukosa
telinga tengah  cairan purulen
 Otitis Media Kronik  cairan purulen terperangkap
didalam selama 3 bulan
MO patogen m’infeksi teliga tgh

Proses inflamasi
(bengkak, iritasi ossicle)

p’btukan exudat yg purulen

Tanda & gejala disbabkan oleh tekanan cairan pada ruang telinga dalam

Akumulasi cairan steril diblkng m. tymp


Komplikasi akut dari Otitis Media Akut

Cairan mengental
(Adhesive Otitis Media)
TEST DIAGNOSTIK

 Sel darah putih meningkat


 Kultur dari telinga
 Tuli konduktif ditemukan melalui audiometri,
test rinne, weber dan test bisik
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
• Perforasi • Antibiotik
• Amoxicillin
• Meningkatnya cairan dan
• Penicillin
tekanan  perforasi, nyeri
sebelum ruptur dan menurun • Erythromycin
setelah ruptur, cairan keluar • Cotrimoxazole
melalui membran yang bocor  • Pembedahan
hilang pendengaran • Myringotomy
• Tympanosclerosis • Mastoidectomy
• Rekonstruksi
• Mastoiditis
• Myringoplasty
MASTOIDITIS

• Gangguan sekunder yg disbbkan


oleh otitis media akut/ kronik yg
tdk diobati/ p’obatan tdk
adekuat
Manifestasi Klinis
• Bengkak di blk telinga
• Nyeri dg gerakan minimal dr
pinna, tragus atau kepala
• Pem otoskopik : merah, tebal,
imobilisasi dari m. tymp
• Nodus limpa di post aurikular :
lembut & membesar
• Demam ringan
• Malaise & anorexia
INTERVENSI
Non surgical
• Th/ antibiotik – m’cegah p’sebaran infeksi dr otitis media/
mastoiditis
• Kultur dari drainase telinga atau myringotony

Surgical
• Jk tdk berespon thd th/ antibiotik
• Simple atau Modified Radical Mastoidesctomy dgn
Tympanoplasty
Komplikasi
Jika materi infeksi tdk dibuang tuntas/ terkontaminasi
struktur lain  Kerusakan CN VI (abducens) & CN VII
(facial)
OTOSKLEROSIS

Suatu kondisi ketika terdapat pertumbuhan tulang yang


tidak normal di dalam telinga bagian tengah  paling
sering terjadi pada wanita berusia 15–30 tahun 
gangguan pendengaran, mulai dari gangguan ringan
hingga berat.
FAKTOR RESIKO
 Faktor keturunan
 Jenis kelamin
 Masalah kesehatan tertentu
TANDA DAN GEJALA
• Gangguan pendengaran yang semakin lama semakin memburuk
• Sulit untuk mendengar suara yang rendah dan bisikan
• Cenderung berbicara dengan suara pelan, karena suara sendiri
terdengar keras
• Cenderung lebih mudah mendengar saat suasana di sekitar sedang
bising
• kadang gendang telinga b’warna pink (Schwarte’s sign) akb perubahan
vaskular
• Telinga sering berdenging (tinnitus)
• Pusing
TEST DIAGNOSTIK

• Audiometry
• Imaging
• Test rinne’; lebih baik mendengar melalui konduksi
tulang
TREATMENT
• Alat bantu dengar
• Ossikuloplasty
• Stapedectomy
• Postoperasi posisi teling lebih tinggi pd waktu tidur
• Antiemetik
• Dianjurkan tidak batuk, bersin, muntah, naik pesawat,
mengangkat benda berat, mandi shower
Kolesteatoma

Pertumbuhan kulit secara tidak


terkendali di area telinga tengah
atau belakang gendang telinga 
menyerupai tumor  gangguan
pendengaran bahkan ketulian jika
tidak ditangani.
Kolesteatoma  gangguan pada tuba eustachius  penghubung telinga tengah
dengan saluran di belakang rongga hidung  berfungsi untuk menyamakan tekanan
di dalam dan di luar telinga, serta mengeringkan atau mengeluarkan cairan dari
telinga bagian tengah.

faktor yang memicu gangguan fungsi tuba eustachius adalah:


• Alergi
• Flu dan pilek yang sudah parah
• Infeksi sinus (sinusitis)
• Infeksi telinga tengah (otitis media) yang kronis
Pencegahan
• Bersihkan telinga bagian luar dengan kain lembap, dan hindari
mengorek telinga dengan jari, kuku, atau alat pengorek telinga.
• Gunakan obat tetes telinga yang dijual bebas di apotek untuk
melunakkan gumpalan kotoran agar mudah dikeluarkan.
• Hindari menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran
telinga, karena justru berisiko membuat kotoran terdorong masuk
lebih dalam ke saluran telinga.
Penatalaksanaan

• Membersihkan telinga  obat tetes telinga dan antiobiotik  untuk


mengeluarkan atau mengeringkan cairan yang mengendap di dalam
telinga, serta untuk mengobati infeksi yang mungkin terjadi.
• Pembedahan  mastoidektomi/tympanoplasti
GANGGUAN TELINGA BAGIAN DALAM

• Labirinitis
• Sindrom meniere
• Vertigo
Labirinitis

• Infeksi telinga dalam  radang telinga bagian dalam yang dapat


menyebabkan gangguan keseimbangan  disebut juga dengan
neuritis vestibular.

• Peradangan pada infeksi telinga dalam terjadi pada struktur telinga


bernama labirin yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan. Jika
mengalami iritasi, labirin mengirim sinyal yang keliru ke otak.
Penyebab

• Labirinitis viral  infeksi rubella atau cytomegalovirus  penyebab


paling umum dari tuli bawaan.
• Labirinitis bakteri  meningitis bakterial atau otitis media
• Penyakit lain  sipilis dan HIV.
Tanda dan gejala
• Vertigo
• Tinnitus
• Tuli sensory neural
• Nystagmus
• Lainnya:
• Nyeri
• Demam
• Nausea
• Vomiting
Test diagnostik

• HITUNG DARAH KOMPLIT


• RINNE DAN WEBER MENUNJUKAN TULI
KONDUKTIF ATAU SENSORY NEURAL
TREATMENT
• Duduk atau berbaring jika merasa pusing
• Minum banyak cairan
• Antibiotik
• Sedatif ringan untuk relaksasi
• Antihistamin
• Bedrest
• Hindari memutar kepala tiba-tiba
• Koping utk stress
SINDROM MENIERE

suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan


mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran,
tinnitus dan serangan vertigo

gangguan kronis saluran semisirkular dan labirin telinga dalam


Tanda dan Gejala Lain
• Gangguan keseimbangan tubuh
• Sakit kepala
• Mual dan muntah
• Penglihatan kabur
• Kegelisahan
• Tubuh gemetar
• Keringat dingin
Etiologi
BELUM DIKETAHUI secara pasti namun diduga merupakan :
• Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang
menuju ke labirin.
• Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
• Reaksi alergi
• Gangguan autoimun

Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi


ketidakseimbangan cairan telinga tengah yang abnormal yang disebabkan
oleh malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus.
Patofisiologi
Pemeriksaan
Keluhan yang dialami :
• Tinnitus atau peningkatan tekanan dalam telinga
• Mengalami 2 kali serangan vertigo dengan durasi 20
menit hingga 12 jam
• Kehilangan pendengaran
• Tes pendengaran (audiometri)
Pasien penyakit Meniere cenderung sulit mendengar suara dalam
frekuensi rendah. Oleh karena itu, tes pendengaran atau audiometri
dilakukan untuk mengetahui kemampuan pasien mendengar.
• Tes keseimbangan  Videonystagmography (VNG), Rotary-chair test
(tes kursi putar), Electrocochleography (ECoG),
• MRI atau CT scan otak dapat digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan gejala penyakit Meniere disebabkan oleh kondisi lain,
seperti tumor otak atau multiple sclerosis.
Penatalaksanaan
• Obat-obatan
Obat antimual, Obat diuretik, Gentamicin, Kortikosteroid.
• Terapi
Terapi rehabilitasi saraf vestibular, untuk meredakan gejala vertigo
Meniett, untuk meringankan vertigo, denging, dan rasa penuh
pada telinga yang sulit ditangani, dengan menggunakan alat yang
memberi tekanan pada telinga tengah agar cairan di telinga dalam
berkurang
Alat bantu dengar, untuk memulihkan fungsi pendengaran yang
menurun
• Pembedahan
Bedah kantung endolimfatik
Prosedur ini dilakukan dengan mengempiskan kantung yang menampung
cairan endolimfa atau memasang tabung kecil yang dapat menguras
kelebihan cairan endolimfa.
Operasi pemotongan saraf vestibular
Prosedur ini dilakukan untuk menangani vertigo pada penderita penyakit
Meniere, tanpa mengganggu fungsi pendengaran dari telinga bagian
dalam.
Labyrinthectomy
Prosedur ini dilakukan dengan cara mengangkat bagian telinga dalam yang
mengatur fungsi pendengaran dan keseimbangan, sehingga telinga yang
mengalami penyakit Meniere akan kehilangan kedua fungsi tersebut.
Namun, prosedur ini hanya dilakukan pada penderita yang fungsi
pendengarannya hampir hilang total.
Proses keperawatan
• Data Subyektif:
 mengeluh telinga kanan sering berdenging
 perasaan penuh di bagian dalam telinga.
 Beberapa bulan ini sering terbangun dari tidur
karena merasa berputar (vertigo) selama kira-kira
30 menit dan hilang sendiri
 saat vertigo sampai mual dan muntah.
• Data Obyektif:
 Hasil pemeriksaan Weber suara hanya terdengar
pada telinga kiri
 auditorium menunjukkan adanya sensorineural
hearing loss.
Diagnosa keperawatan

• Gangguan pola tidur b.d gangguan pendengaran


• Resiko kekurangan cairan b.d mual dan muntah
• Resiko jatuh
• Gangguan persepsi sensori
Komplikasi
• Cedera karena jatuh atau kecelakaan, akibat hilang keseimbangan
• Kelelahan
• Kecemasan hingga depresi
• Kehilangan keseimbangan dan kehilangan pendengaran secara
permanen
• Telinga berdenging yang parah
Pencegahan
• Batasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung garam.
• Kurangi konsumsi minuman atau makanan yang mengandung kafein
dan alkohol.
• Berhenti merokok.
Vertigo
• kondisi yang membuat penderitanya mengalami pusing hingga
merasa dirinya atau sekelilingnya berputar  gejala dari penyakit
atau kondisi lain.

• Vetigo  kelainan di dalam telinga  di dalam saraf yang


menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.
Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau
perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.
Etiologi
1. Keadaan lingkungan  Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut).
2. Obat-obatan  Alkohol, Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi  Transient ischemic attack (gangguan fungsi
otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu
bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga  Endapan kalsium pada salah satu kanalis
semisirkularis, Infeksi telinga bagian dalam, Peradangan saraf
vestibuler, Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis  Sklerosis multipel, Patah tulang tengkorak
yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya,
Tumor otak, Tumor yang menekan saraf vestibularis.
Pathway
Manifestasi Klinis
VERTIGO SENTRAL (NON-
NO VERTIGO PERIFERAL (VESTIBULOGENIK)
VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
10 Sensitif pada cahaya terang dan Suara
11 Berkeringat
Pemeriksaaan
• Tes Romberg
• Stepping Test
• post-pointing
• Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
• Tes Kalori
• Elektronistagmografi
• Posturografi
Penatalaksanaan
• Obat-obatan
betahistine  untuk menangani vertigo perifer.
metoclopramide, dimenhydrinate, ondansetron, prometazine, atau
golongan benzodiazepine seperti diazepam dan lorazepam.
Vertigo terkait migraine dapat ditangani dengan pemberian
metoprolol, flunarizine, asam valproat, dan topiramat.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan
kepala.
2. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
3. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
4. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan
berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
5. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran
arteri terhambat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai