Anda di halaman 1dari 122

Telinga Telinga tengah

Telinga luar
Telinga dalam
Auricula(daun
telinga)
Liang telinga (MAE)
Membran timpani
Tulang pendengaran
Cavum timpani
Tuba eustachius
Koklea
Canalis semisircularis
Vestibula
Incus
Stapes
Maleus
Anatomi
Telinga Luar
Auricula (daun telinga)
Terdiri dari tulang rawan dan kulit
Terdapat konka, tragus, antitragus, helix, antihelix
dan lobulus
Daerah yang tidak terdapat tulang rawan disebut
lobulus
Liang Telinga (MAE)
Panjang + 2, 5 cm, berbentuk huruf S
1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak
terdapat kelenjar minyak dan kelenjar serumen
2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan
sedikit kelenjar serumen
Bagian tersempit liang teligah tengah (dekat gendang
telinga) isthmus meatus acustici externi

Membran Timpani
Terdiri dari jaringan fibrosa elastis
Bentuk bundar dan cekung dari luar
Terdapat bagian yang disebut pars flaksida,
pars tensa dan umbo
Telinga Tengah
Tulang-tulang Pendengaran
Terdiri dari Maleus, Incus dan Stapes
Merupakan tulang terkecil pada tubuh manusia
Cavum Timpani
Merupakan ruangan yang berhubungan dengan tulang
Mastoid, sehingga bila terjadi infeksi pada telinga tengah
dapat menjalar menjadi mastoiditis
Tuba Eustachius
Bermula dari ruang timpani ke arah bawah sampai
nasofaring
Struktur mukosanya merupakan kelanjutan dari mukosa
nasofaring
Telinga Tengah
Telinga Dalam
Koklea
Skala vestibuli yang berhubungan dengan
vestibular berisi perilimfe
Skala timpani yang berakhir pada jendela bulat,
berisi perilimfe
Skala media / duktus koklearis yang berisi
endolimfe
Dasar skala vestibuli disebut membran basalis,
dimana terdapat organ corti dan sel rambut
sebagai organ pendengaran

Kanalis Semi Sirkularis
Terdiri dari 3 duktus semisirkular, masing-masing
berujung pada ampula
Pada ampula terdapat sel rambut, krista dan
kupula
Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh
dalam hal rotasi
Vestibula
Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung
makula
Berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh
dalam hal posisi



Histologi
Struktur Histologi
Pinna Terdiri atas suatu lempeng yang tidak teratur di tulang rawan
elastis, ditutupi secara ketat oleh kulit
MAE Epitel berlapis skuamosa yang berlanjut dari kulit, terdapat
folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar seruminosa di
dalam submokosa
Membran timpani Permukaan luarnya dilapisi epidermis tipis dan permukaan
dalamnya dilapisi epitel selapis kuboid. Terdapat lapisan
jaringan ikat kasar yang terdiri atas serat kolagen, elastin, dan
fibroblas
Telinga tengah Dilapisi epitel selapis gepeng yang berada di atas lamina
propria tipis, yang melekat erat pada periosteum di bawahnya
Maleus, inkus, stapes Memiliki sendi sinovial dan ditutupi epitel selapis gepeng
Sakulus, utrikulus Terdiri atas lembaran-lembaran tipis jaringan ikat yang dilapisi
epitel selapis gepeng. Terdapat makula.
Duktus koklearis Terbagi menjadi : skala vestibuli, skala media, skala timpani.
Terdapat organ corti yang mengandung sel-sel rambut.
1 Inner hair cells
2 Outer hair cells
3 Phalangeal cells
Scanning electron microscopy; magnification: 2000

Fungsi Komponen
Utama Telinga
Struktur Letak Fungsi
Telinga luar Mengumpulkan dan
memindahkan gelombang suara
ke telinga tengah
Pinna Lempeng tulang rawan yang
terbungkus kulit dan terletak di
kedua sisi kepala
Mengumpulkan gelombang suara
dan menyalurkannya ke saluran
telinga; berperan dalam lokalisasi
suara
Meatus
auditorius
externa
Saluran dari eksterior melalui
tulang temporalis ke membran
timpani
Mengarahkan gelombang suara ke
membran timpani; mengandung
rambut2 penyaring dan
mensekresikan kotoran telinga
untuk menangkap partikel asing
Membran
timpani
Membran tipis yang memisahkan
telinga luar dan tengah
Bergetar secara sinkron dengan
gelombang suara yang
mengenainya, menyebabkan
tulang-tulang pendengaran telinga
tengah bergetar
Struktur Letak Fungsi
Telinga
Tengah
Memindahkan getaran membrana
timpani ke cairan koklea, dalam
prosesnya memperkuat energi suara
Maleus,
incus,
stapes
Rangkaian tulang yang dapat
bergerak yang berjalan melintasi
rongga telinga tengah
Berosilasi secara sinkron dengan
getaran membran timpani serta
menimbulkan gerakan seperti
gelombang di perilimfe koklea dengan
frekuensi yang sama
Telinga
dalam :
koklea
Tempat sistem sensorik untuk
mendengar
Jendela
oval
Membran tipis di pintu masuk
koklea; memisahkan telinga
tengah dari skala vestibuli
Bergetar bersama dengan gerakan
stapes yang melekat padanya; gerakan
jendela oval menyebabkan perilimfe
koklea bergerak
Skala
vestibuli
dan skala
timpani
Kompartemen atas dan bawah
koklea
Mengandung perilimfe yang dibuat
bergerak oleh gerakan jendela oval
yang didorong oleh getaran tulang-
tulang telinga tengah
Struktur Letak Fungsi
Duktus
koklearis
(skala media)
Kompartemen tengah
koklea
Mengandung endolimfe; tempat
membrana basilaris
Membran
basilaris
Membentuk lantai duktus
koklearis
Bergetar bersama dengan gerakan
perilimfe; mengandung ogan orti, organ
indera untuk mendengar
Organ corti Terletak di bagian atas dan
di sepanjang membrana
basilaris
Mengandung sel rambut, reseptor untuk
suara, yang mengeluarkan potensial
reseptor sewaktu tertekuk akibat gerakan
cairan di koklea
Membran
tektorial
Membran stasioner yang
tergantung di atas organ
corti
Tempat rambut sel-sel reseptor yang
terbenam didalamnya menekuk dan
membentuk potensial reseptor ketika
membran basilaris yang bergetar
terhadap membran tektorial yang
stasioner
Jendela
bundar
Membran tipis yang
memisahkan skala timpani
dari telinga tengah
Bergetar bersama dengan gerakan cairan
di perilimfe untuk meredam tekanan di
dalam koklea; tidak berperan dalam
penerimaan suara
Struktur Letak Fungsi
Telinga dalam :
apartus
vestibularis
Tempat sistem sensorik untuk
keseimbangan, dan memberikan masukan
yang penting untuk mempertahakan
postur dan keseimbangan
Kanalis
semisirkularis
Tiga saluran semisirkuler
yang tersusun 3 dimensi
Mendekteksi akselerasi (percepatan) atau
deselerasi (perlambatan) rasional atau
angular
Utrikulus Struktur seperti kantung di
rongga bertulang antara
koklea dan kanalis
semisirkularis
Mendeteksi perubahan posisi kepala
menjauhi sumbu vertikal dan
mengarahkan akselerasi dan deselerasi
linear secara horisontal
Sakulus Terletak di samping
utrikulus
Mendeteksi perubahan posisi kepala
menjauhi sumbu horisontal dan
mengarahkan akselerasi dan deselerasi
linear secara vertikal
Fisiologi
Pendengaran
Telinga luar dan tengah mengubah gelombang
suara dari hantaran udara menjadi getaran
cairan di telinga dalam
Pinna
Bentuk : menahan gelombang suara yang berasal
dari belakang dapat membedakan suara apakah
berasal dari belakang atau depan
Untuk menentukan kanan atau kiri :
Gelombang suara mencapai telinga yang terletak lebih
dekat ke sumber suara sedikit lebih cepat daripada telinga
yang satunya
Suara terdengar kurang kuat sewaktu mencapai telinga
yang terletak lebih jauh
Kanalis telinga
Terdapat rambut-rambut halus dan kelenjar seruminosa
untuk menangkap partikel asing sehingga tidak
mencederai membran timpani
Membran timpani
Bergetar sewaktu terkena gelombang suara
Gelombang suara tinggi dan rendah membran timpani
menekuk keluar masuk seirama dengan frekuensi
gelombang suara
Tuba eustachius
Menghubungkan telinga tengah ke faring sehingga
terpajan ke atmosfer
Terbuka (menguap, menelan,menguyah) tekanan udara
di dalam telinga sama dengan tekanan atmosfer

Osikula (maleus, inkus, stapes)
Membran timpani bergetar rantai tulang
bergerak jendela oval gerakan seperti
gelombang pada cairan telinga
Dua mekanisme untuk memperkuat gelombang
suara :
Luas permukaan membran timpani > jendela oval
Efek pengungkit tulang-tulang pendengaran
Otot halus di telinga tengah berkontraksi secara
refleks sebagai respon terhadap suara keras yang
berkepanjangan

Gelombang suara
Getaran jendela
bundar
Getaran membran
basilaris
Gerakan cairan di dalam
koklea
Getaran jendela oval
Getaran tulang-
tulang telinga
Getaran membran
timpani
Perubahan kecepatan pembetukan potensial
aksi yang terbentuk di saraf auditorius
Perubahan potensial berjenjang
di sel reseptor
Pembengkokan sel-sel rambut organ korti
perubahan posisi sel rambut tersebut dalam
kaitannya dengan membran tektorial
Penghamburan energi
(tidak ada persepsi suara)
Perambatan potensial aksi ke korteks auditorius
di lobus temporalis otak untuk persepsi suara
2
1
Kelainan Telinga
Luar
Inflamasi auricle
Herpes zoster
oticus
Fistula preauricula
Otitis eksterna
Miringitis bulosa
Kelainan Telinga
Tengah
Otitis media akut
Otitis media
serosa
Otitis media
kronik
Kolesteatoma
Mastoiditis
Kelainan Telinga
Dalam
Labirinitis
Vestibular
neuritis
Kelainan
Telinga Luar
Perikondritis Aurikula
Definisi
Radang tulang rawan daun telinga, terjadi bila trauma atau
radang efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium
& kartilago telinga luar
Etiologi
Infeksi Stafilokokus, Streptokokus, Pseudomonas aeruginosa
Gigitan serangga
Komplikasi pembedahan, hematoma, otitis eksterna,
pseudokista
Faktor predisposisi
Luka bakar
Aspirasi & insisi hematoma auris
Diabetes mellitus

Pemeriksaan fisik
Aurikula merah, panas, bengkak, nyeri tekan
Diagnosa banding
Polikondritis berulang
Erisipelas
Penatalaksanaan
Antibiotik parenteral & topikal
Cairan di bawah perikondrium & nekrosis
pembedahan
Prognosis
Pengobatan antibiotika gagal komplikasi
Komplikasi
Cauliflower ear



Inflammation of Auricle
Herpes Zoster Otikus
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella
zoster
Patofisiologi
Virus ini menyerang salah satu atau lebih dermatom saraf
kranial. Dapat mengenai saraf trigeminus, ganglion
genikulatum dan radiks servikalis bagian atas.
Keadaan ini disebut juga sindroma Ramsay Hunt
Gejala klinis
Tampak lesi kulit yang vesikuler pada kulit di daerah muka
sekitar liang telinga, otalgia dan terkadang disertai paralisis
otot wajah
Komplikasi
Pada keadaan berat ditemukan gangguan pendengaran
berupa tuli sensorineural
Penatalaksanaan
Pengobatan sesuai dengan tatalaksana Herpes zoster
Herpes Zoster Otikus
Fistula Preaurikular
Fistul preaurikular merupakan kelainan
herediter yang dominan
Gambaran Klinis
Dapat ditemukan di depan tragus, berbentuk bulat
atau lonjong dengan ukuran seujung pensil
Dari muara fistula sering keluar sekret yang
berasal dari kelenjar sebasea
Terdapat obstruksi dan infeksi fistula, sehingga
terjadi pioderma atau selulitis fasial


Pemeriksaan penunjang
Untuk menentukan panjang fistul dilakukan
pemeriksaan radiologik (fistulografi)
Penatalaksanaan
Bila tidak ada keluhan tidak dilakukan tindakan
operasi
Tindakan operasi baru diperlukan bila sering
timbul infeksi dan keluarnya sekret yang
berkepanjangan sehingga mengganggu aktivitas
Dalam operasi fistul harus diangkat seluruhnya
untuk mencegah kekambuhan

Fistula Preaurikular
Otitis
Eksterna
Definisi
Radang liang telinga akut maupun kronis
disebabkan oleh bakteri dapat terlokalisir atau
difus, telinga rasa sakit
Etiologi
Pseudomonas (41 %)
Streptokokus (22%)
Stafilokokus aureus (15%)
Bakteroides (11%)


Epidemiologi
Didapati 4 dari 1000 orang, kebanyakan pada usia
remaja dan dewasa muda
Tanda dan gejala
Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada
telinga bagian luar
Faktor resiko
Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma
mekanik dan goresan atau benda asing dalam
liang telinga
Patofisiologi
Saluran telinga membersihkan kotoran dengan cara
membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga
melalui saluran telinga
Membersihkan dengan cotton bud mengganggu
mekanisme pembersihan ini mendorong sel-sel kulit
yang mati ke arah gendang telinga kotoran menumpuk
Ketika mandi/berenang + penimbunan sel-sel kulit yang
mati dan serumen mudah terjadi infeksi

Klasifikasi
Otitis eksterna akut :
- Otitis eksterna sirkumskripta (Furunkel/ bisul)
- Otitis eksterna difus
- Otitis eksterna maligna
Otitis eksterna kronik
Otitis Eksterna Sirkumskripta
Definisi
Infeksi pada 1/3 luar liang telinga, khususnya
adneksa kulit, yakni pilosebaseus (folikel rambut &
kelenjar sebaseus) dan kelenjar serumen
Etiologi
Disebabkan Infeksi bakteri Staphylococcus aureus
& Staphyloccus albus
Faktor resiko
Sering timbul pada seseorang yang menderita
diabetes
Tanda dan gejala
Adanya benjolan di telinga
Rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat, dapat sangat
mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah
makanan)
Pendengaran berkurang, bila furunkel menutup liang telinga
Rasa sakit bila daun telinga ditarik atau ditekan
Rasa nyeri juga dapat timbul saat membuka mulut
Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga
Penatalaksanaan
Tergantung pada keadaan furunkel
Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk
mengeluarkan nanah
Lokal: diberikan antibiotika dalam bentuk salep (polimixin B
atau bacitracin atau antiseptik)
Jika furunkel tebal dilakukan insisi

Otitis Eksterna Difus
Definisi
Infeksipada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri
Etiologi
Pseudomonas
Staphylococcus albus
Escherecia coli

Tanda dan gejala
Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem
yang batasnya tidak jelas, liang telinga sempit
Tidak terdapat furunkel (bisul)
Nyeri tekan tragus
Kelenjar getah bening regional kadang membesar
dan nyeri tekan
Terdapat sekret berbau (tidak mengandung musin)
Penatalaksanaan
Pembersihan liang telinga menggunakan tampon
yang mengandung antibiotik
Antibiotik sistemik kadang-kadang perlu berikan
Otitis Eksterna Maligna
Suatu tipe khusus dari
infeksi akut difus di liang
telinga luar
Faktor resiko
Pada penderita DM,
serum pHnya lebih tinggi
lebih mudah terkena
otitis media maligna
akibat adanya faktor
imunocompromize dan
mikroangiopat
Tanda dan gejala
Rasa gatal di liang telinga
Nyeri
Pembengkakan di telinga
Sekret yang banyak
Saraf fasial dapat terkena sehingga menyebabkan
paralisis atau paresis fasial
Peradangan dapat meluas secara progresif ke
lapisan subkutis dan ke organ sekitarnya
Penatalaksanaan
Pemberian antibiotika
Pembersihan luka (debrideman) secara radikal


Otitis Eksterna Kronik
Infeksi liang telinga yang berlangsung lama dan
ditandai oleh terbentuknya jaringan parut
(sikatriks)
Etiologi
- Pengobatan infeksi bakteri dan jamur yang tidak baik
- Trauma berulang
- Benda asing
- Alat bantu dengar (hearing aid)
- Penggunaan cetakan (mould) pada hearing aid
Penatalaksanaan
Terapi otitis eksterna kronik dengan operasi
rekonstruksi liang telinga
Bullous Myringitis
Bullous Myringitis
Peradangan pada membran timpani karena
Mycoplasma pneumoniae
Disertai dengan gangguan pendengaran dan sakit
telinga
Setelah 3 minggu, myringitis menjadi akut dan, dalam
waktu 3 bulan menjadi kronis
Epidemiologi :
Di Amerika Serikat Sekitar 8% dari anak usia 6
bulan sampai 12 tahun dengan acute otitis media
myringitis bulosa akut

Tanda dan gejala
Hasil pemeriksaan otoscopic :
Merah, refleks cahaya menurun / hilang sepenuhnya
Myringitis granulosa : TM ditutupi dengan jaringan
granulasi
Myringitis kronis : TM perforasi, dengan tepi meradang dan
jaringan granulasi.

Diagnosis Banding
Komplikasi Otitis Media
Infeksi telinga luar
Penyakit inflamasi telinga luar
Malignant External Otitis
Otitis Media dengan efusi


Penatalaksanaan
Analgesik, obat anti-inflamasi, antipruritics, dan
antihistamin
Myringoplasty
Prognosis
Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan myringitis
memiliki prognosis yang baik
Komplikasi
Kehilangan pendengaran (sensorineural baik dan
konduktif)
Perforasi membran timpani
Facial Paralysis
Vertigo / pusing

Kelainan Telinga
Tengah
OTITIS MEDIA
Definisi
Peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum
mastoid dan sel-sel mastoid
Otitis media
Otitis media akut Otitis media sub akut
Otitis media
kronik
Otitis Media Akut
Etiologi
Streptokokus hemolitikus
Stafilokokus aureus
Pneumokokus
Hemofillus influenza
E. coli
Streptokokus anhemolitikus
Proteus vulgaris
Pseudomonas aurugenosa
Hemofillus influenza sering ditemukan pada anak
berusia di bawah 5 tahun
Faktor resiko
Faktor pertahanan tubuh yang terganggu. Sumbatan Tuba
Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis
media.
Pada anak makin sering terserah karena Tuba Eustachius
pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal
ISPA
Stadium OMA
Stadium Tanda & Gejala
Stadium oklusi tuba eustachius Gambaran retraksi membran timpani
akibat terjadinya tekanan negatif di dalam
telinga tengah akibat absorpsi udara.
Kadang membran timpani tampak normal
(tidak ada kelainan) atau berwarna keruh
pucat.
Efusi mungkin telah terjadi tidak dapat
dideteksi.
Stadium hiperemis (stadium
pre-supurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebar di
membran timpani atau seluruh membran
timpani tampak hiperemis serta edem.
Sekret yang telah terbentuk mungkin
masih bersifat eksudat yang serosa
sehingga sukar terlihat.
Stadium Tanda & Gejala
Stadium supurasi Edema yang hebat, hancurnya sel epitel superfisial,
terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani
membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga
luar.
Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu , rasa nyeri di
telinga bertambah hebat.
Iskemia, tromboflebitis pada vena-vena kecil, nekrosis
mukosa dan submukosa.
Stadium perforasi Terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir
dari telinga tengah.
Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu
badan , dan anak dapat tidur nyenyak.
Stadium resolusi Bila membran timpani tetap utuh membran timpani
perlahan-lahan akan normal kembali.
Bila sudah terjadi perforasi sekret akan berkurang dan
akhirnya kering.
Gejala Klinik
Riwayat batuk pilek sebelumnya
Nyeri di dalam telinga
Gangguan pendengaran
Pada anak kecil Suhu tubuh 39,5C (pada
stadium supurasi)
Anak gelisah dan susah tidur
Terapi
Stadium oklusi ( obat tetes hidung HCL efedrin 0,5%
dalam larutan fisiologik(< 12 tahun) atau HCl efedrin
1% (>12 tahun))
Stadium presupurasi (antibiotik dianjurkan selama 7
hari. Pada anak diberikan Ampisilin 50-100 mg/kg
BB/hari atau Amoksilin 40 mg/kg BB/hari atau
Eritromisin 40 mg/kg BB/hari
Stadium supurasi ( tindakan yang paling ideal yaitu
MIRINGOTOMI)
Stadium perforasi (pengobatan cuci telinga dengan
H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat)
Myringotomy -
Grommet
Tindakan insisi pada
pars tensa membran
timpani, agar terjadi
drainase sekret dari
telinga tengah ke
telinga luar
Otitis Media Supuratif Kronis
Definisi
Infeksi kronis pada telinga tengah dengan perforasi membran
tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang
timbul. Sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa
nanah.
Perjalanan penyakit
OMA dengan peforasi membran timpani OMSK >2bulan
<2bulan Otitis Media Supuratif Subakut
Letak Perforasi
Perforasi sentral di pars tensa, sedangkan di seluruh perforasi
masih ada sisa membran timpani
Perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum
Perforasi atik perforasi yang terletak di pars flaksida


Klasifikasi
Tipe tubotimpani = tipe rhinogen (benigna)
Adanya perforasi sentral atau pars tensa dan
gejala klinik yang bervariasi dari luas dan
keparahan penyakit
Tipe atikoantral = tipe tulang (maligna)
Ditemukan adanya kolesteatoma dan berbahaya
lebih sering mengenai pars flaksida
Terbentuk kantong retraksi bertumpuknya
keratin sampai menghasilkan kolesteatoma


Etiologi
OMSK otitis media berulang pada anak,jarang
dimulai setelah dewasa
Faktor infeksi berasal dari nasofaring
(adenoiditis,tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai
telinga tengah melalui tuba Eustachius
Fungsi tuba Eustachius yang abnormal faktor
predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft
palate dan Downs syndrom
Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia)
dan cell-mediated (seperti infeksi HIV, sindrom
kemalasan leukosit) dapat manifestasi sebagai sekresi
telinga kronis
Histopatologi
1. Terdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral
2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit
3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak,
tergantung pada beratnya infeksi sebelumnya.
4. Pneumatisasi mastoid
Gejala Klinis
Telinga Berair (Ottorhoe)
Gangguan Pendengaran
Nyeri Telinga (Otalgia)
Vertigo





Pemeriksaan Klinik
Pemeriksaan Audiometri
OMSK tuli konduktif, tapi dapat pula dijumpai adanya tuli
sensotineural

Pemeriksaan Radiologi
1. Proyeksi Schuller
2. Proyeksi Mayer atau Owen
3. Proyeksi Stenver
4. Proyeksi Chause III

Pemeriksaan Bakteri
OMSK Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus.
OMSA Streptokokus pneumonie,H. influensa, dan Morexella
kataralis.
OMSK (bakteri lain ) E.Coli,Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob
Bacteriodes sp

OMSK Benigna Tidak Aktif
Tidak memerlukan pengobatan, jangan mengorek telinga, air
jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang
dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas.
Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi
rekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah
infeksi berulang serta gangguan pendengaran
OMSK Benigna Aktif
1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani
2. Pemberian antibiotika :
topikal antibiotik ( antimikroba)
sistemik
Penatalaksanaan
Antibiotik topikal
1. Polimiksin B atau polimiksin E
- Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif,
Pseudomonas, E.Koli, Klebeilla, Enterobakter, tetapi
resisten terhadap gram positif, Proteus, B. fragilis
- Toksik terhadap ginjal dan susunan saraf
2. Neomisin
- Obat bakterisid pada kuman gram positif dan negatif,
misalnya : Stafilokokus aureus, Proteus sp.
- Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas.
- Toksik thdp ginjal dan *telinga (*lamanya tidak lebih dari 1
minggu. )
3. Kloramfenikol bersifat bakterisid
OMSK Maligna - operasi

OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna:
1.Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy)
2.Mastoidektomi radikal
3.Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
4.Miringoplasti
5.Timpanoplasti
6.Pendekatan ganda timpanoplasti(Combined approach
tympanoplasty)

Tujuan menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran
timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan
pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.
Komplikasi
Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten membrane
timpani
2. Erosi tulang pendengaran
3. Paralisis nervus fasial

B. Komplikasi telinga dalam
1. Fistel labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf ( sensorineural)

C. Komplikasi ekstradural
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis


D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Meningitis
2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitis
Otitis Media Serosa /
Efusi
Definisi
Keadaan terdapatnya sekret nonpurulen di
telinga tengah, sedangkan membran timpani
utuh
Epidemiologi
Di Amerika Serikat :
Sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 15 tahun,
dengan insiden tertinggi di bawah 5 tahun, dan
menurun saat umur 6 tahun
80% anak-anak pernah mengalami Otitis Media
Serosa sebelum umr 10 tahun
Insiden tertinggi saat musim dingin
Ras : tinggi pada orang Native American,
terutama Eskimo
Jenis Kelamin : Pria sedikit > tinggi dari wanita
Umur : tertinggi di bawah 2 tahun
Faktor Predisposisi
Adenoid hipertrofi
Adenoitis
Sumbing palatum (cleft-palate)
Barotrauma
Tumor nasofaring
Sinusitis
Rinitis
Defisiensi imunologik/metabolik
Patofisiologi
Faktor utama Disfungsi tuba Eustachius
Disfungsi tuba Eustachius absorbsi dan/
difusi dari nitrogen dan oksigen pada sel
mukosa telinga tengah Tekanan negatif
jika tekanannya berlangsung lama dan besar
merangsang pembentukan sekret dari
mukosa akumulasi serosa dengan dasar
serosa yang steril tempat ideal bakteri
untuk berproliferasi Otitis Media Serosa
Etiologi
Penyebab yang berperan utama adalah terganggunya
fungsi tuba Eustachius, yang dapat disebabkan :
Kelainan anatomi
Trauma
ISPA
Alergi
Klasifikasi
1. Otitis media serosa akut
2. Otitis media serosa kronik (glue ear)
Definisi : keadaan terbentuknya sekret di
telinga tengah secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh gangguan fungsi tuba
Etiologi :
1. Sumbatan tuba
2. Virus
3. Alergi
4. Idiopatik
Gejala :
Pendengaran berkurang
Rasa tersumbat pada telinga
Diplacusis binauralis
Terasa ada cairan bergerak saat posisi berubah
Sedikit nyeri saat awal gangguan pada tuba
Pemeriksaan Penunjang :
Otoskopi
MRI
CT scan umumnya untuk mengetahui komplikasi
Tympanometry
Language test
Diagnosis
Otoskopi :
Membran timpani retraksi
Tampak gelembung udara / permukaan cairan dalam
kavum timpani
Languange test :
Keterlambatan kemampuan berbahasa, terutama untuk
anak-anak masa pre-school
Dengan air
fluid level
Penatalaksanaan
Farmakologi :
Vasokonstriktor lokal (tetes hidung)
Antihistamin
Non-farmakologi :
Manuver Valsava
Miringitomi
Pipa ventilasi / Grommet
Transudat otitis media serosa
Otitis Media Kronik (glue ear)
Definisi : terbentuknya sekret di telinga
tengah secara bertahap tanpa rasa nyeri
Etiologi :
Gejala sisa dari otitis media akut
Gangguan tuba
Infeksi virus
Alergi
Tanda dan Gejala
Sekret kental seperti lem glue ear
Persaan tuli yang lebih menonjol (40-50 dB)
Diagnosis
Otoskopi :
Membran timpani utuh, retraksi
Suram, kuning kemerahan / keabu-abuan
Penatalaksanaan
Farmakologi :
Dekongestan tetes hidung
Kombinasi antihistamin-dekongestan
Non-farmakologi :
Miringitomi
Pipa ventilasi (Grommet)
Protokol Penatalaksanaan
(University Of California, San Diego, School
of Medicine)
Komplikasi
Infeksi telinga
Kista di telinga tengah
Kerusakan pada membran timpani /
tympanosclerosis
Kehilangan pendengaran permanen sampai total
Keterlambatan kemampuan berbahasa
Prognosis
Secara umum, baik
Otitis media serosa akut menghilang dalam
beberapa minggu-bulan
Otitis media serosa kronik lebih lambat

Pencegahan
Hindari menjadi perokok pasif
Pada anak-anak :
Hindari pemberian asupan makanan pada saat anak-
anak posisi terlentang
Hindari kontak berlebihan dengan anak-anak lain pada
tempat perawatan/pelatihan bayi (daycare)
Hindari anak-anak yang terinfeksi otitis media serosa
Choleasteatoma
Definsi
adalah suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi
epitel (keratin)
Etiologi
Tuba eustachian yang tidak berfungsi dengan baik
karena terdapatnya infeksi pada telinga tengah
Perforasi telinga tengah yang disebabkan oleh infeksi
kronik
Gejala Klinis
Nyeri
Pendengaran berkurang
Perasaan penuh
Pusing


Patofisiologi
Teori invaginasi
Kolesteatom timbul akibat terjadi proses invaginasi dari
membran timpani pas flasida karena adanya tekanan
negatif di telinga tengah akibat gangguan tuba
Teori imigrasi
Kolesteatom terbentuk sebagai akibat dari masuknya
epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi
membran timpani
Teori metaplasi
Kolesteatom terjadi akibat metaplasi mukosa kavum
timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama
Teori implantasi
kolesteatom terjadi akibat adanya implantasi epitel
kulit secara iatrogenik ke dalam telinga tengah sewaktu
operasi, setelah blust injury, pemasangan ventilasi tube
atau setelah miringotomi

Klasifikasi
1. Kolesteatoma kongenital
2. Kolesteatoma akuisital
Kolesteatoma Kongenital
Terbentuk pada masa embrionik dan
ditemukan pada telinga dengan membrana
timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi
Lokasi kolesteatom : kavum timpani, daerah
petrosus mastoid atau di cerebellopontin
angle
Kolesteatoma Akuisital
Terbentuk setelah anak lahir
Terbagi atas :
a. Kolesteatom akuisital primer
Terbentuk tanpa di dahului oleh perforasi membran
timpani
Patogenesis : teori invaginasi
b. Kolesteatom akuisital sekunder
Terbentuk setelah adanya perforasi membran timpani
Patogenesis : teori imigrasi atau teori metaplasi
Komplikasi
Tuli konduksi
Tuli sensorineural
Kehilangan pendengaran total
Paralisis fasialis
Fistula labyrinthin

Mastoiditis
Merupakan peradangan pada sel- sel mastoid yang
terletak pada tulang temporal
Biasanya timbul pada anak-anak atau orang dewasa
yang sebelumnya telah menderita infeksi akut pada
telinga tengah
Epidemiologi
Masih belum diketahui secara pasti , tetapi biasanya terjadi
pada pasien-pasien muda dan pasien dengan gangguan
sistem imun
Etiologi
Bakteri gram negatif
Streptococcus aureus
S. Pneumonieae
Patofisiologi
Otitis media yang lama pada penderita penurunan
sistem imun, bentuk tulang mastoiditis


Gejala Klinis
Gejala-gejala awal yang timbul gejala peradangan
pada telinga tengah, seperti demam, nyeri pada
telinga, hilangnya sensasi pendengaran, bahkan kadang
timbul suara berdenging pada satu sisi telinga (dapat
juga pada sisi telinga yang lainnya)
Keluarnya cairan dari dalam telinga yang selama lebih
dari tiga minggu infeksi telinga tengah sudah
melibatkan organ mastoid

Gejala demam biasanya hilang dan timbul
Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang
telinga dan dirasakan lebih parah pada malam
hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-
pasien yang masih bayi dan belum dapat
berkomunikasi.
Hilangnya pendengaran tergantung pada
besarnya kompleks mastoid akibat infeksi.
Pemeriksaan Fisik
Kemerahan pada kompleks mastoid
Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir (warna
bergantung dari bakteri)
Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)
Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)
Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan organ lainnya.
Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnnya.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kultur mikrobiologi
Pengukuran eritrosit dan leukosit
menandakan adanya infeksi
Pemeriksaan cairan sumsum menyingkirkan
adanya penyebaran ke dalam ruangan di
dalam kepala.
Pemeriksaan lainnya: CT-scan kepala, MRI
kepala dan foto polos kepala
Penatalaksanaan
Antibiotik (diberikan secara intravena dan oral), anti nyeri, anti
peradangan lini pertama dalam pengobatan mastoiditis. Tetapi
pemilihan anti bakteri harus tepat sesuai dengan hasil test kultur
dan hasil resistensi.
Pengobatan yang lebih invasif adalah pembedahan pada mastoid
(mastoidectomy) bedah terbuka, hal ini dilakukan jika dengan
pengobatan tidak dapat membantu mengembalikan ke fungsi yang
normal.
Myringitomy untuk menangani otitis media akut
Komplikasi
Destruksi tulang mastoid
Vertigo
Epidural abscess
Facial paralysis
Meningitis
Hilang pendengaran (komplit atau parsial)
Penyebaran infeksi ke otak atau ke bagian tubuh lain
Pencegahan
Penanganan yang tepat dan tuntas pada infeksi telinga
dapat mengurangi resiko terjadinya mastoiditis.

Corpus alienum

Benda asing merupakan benda yang berasal dari
luar tubuh atau dari dalam tubuhyang dalam
keadaan normal tidak ada
Etiologi
beberapa faktor yang dapat menyebabkan
benda asing diliang telinga yaitu :
Faktor kesengajaan biasanya terjadi pada
anak-anak balita.
Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang
dewasa sewaktu menggunakan alat
alat pembersih telinga
faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana
benda asing masuk kedalamtelinga
Manifestasi klinik
Merasa tidak enak ditelinga
Tersumbat
Pendengaran terganggu : tuli konduktif namun
dapat pula bersifat campuran
Rasa nyeri telinga / otalgia
Pada inspeksi telinga akan terdapat benda
asing
Pemeriksaan dengan Otoskopik Caranya
Bersihkan serumen- Lihat kanalis dan membran
timpani
Interpretasi
Warna kemerahan, bau busuk dan bengkak
menandakan adanyainfeksi- Warna kebiruan
dan kerucut menandakan adanya tumpukan
darah dibelakang gendang -Kemungkinan
gendang mengalami robekan.
Pencegahan
Kebiasaan terlalu sering memakai cottonbud
untuk membersihkan telinga sebaiknya dijauhi
Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian
pada anak-anak, dapat tejadi bahaya diatas
atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat
menyumbat jalan nafas
Penatalaksanaan
Jika benda asing masih hidup, harus dimatikan
terlebih dahulu sebelum dikeluarkan.
Biasanya cukup dengan memasukkan tampon
basah ke liang telinga lalu meneteskancairan,
misalnya larutan rivanol di telinga kurang lebih
10 menit, kemudian benda asingtersebut
diirigasi dengan air bersih untuk
mengelurkannya, atau dengan pinset atau
kapas(yang dililitkan dengan pelilit kapas).
Benda asing yang besar dapat ditarik
dengan pengait serumen, yang kecil bias
diambil dengan cunam atau pengait. Bila ada
laserasi,liang telinga diberikan antibiotic
ampisilin selama 3 hari dan analgetik jika
perlu.


Jika benda asing ringan dan mudah bergerak,
keluarkan dengan suction, jika benda
asingkeras dan sferis, dan pasien tidak
kooperatif, benda asing dapat dikeluarkan
dengan pengait, kuret telinga, atau wire loop.
Forsep alligator dipakai untuk mengeluarkan
benda asing yang lunak seperti kapas
dankertas.
Tangkai yang terbuat dari kayu dan dibalut
kapasswab pada ujungnya dapatdigunakan
untuk mengambil benda asing yang halus,
kering dan bersih denganmemberikan 1 tetes
dari cyanoacrylate (Super Glue).


Benda asing seperti karet busa, bunga, kapas,
dijepit dengan pinset dan ditarik keluar.
Tangkai yang terbuat dari kayu dan dibalut
kapasswab pada ujungnya dapatdigunakan
untuk mengambil benda asing yang halus,
kering dan bersih denganmemberikan 1 tetes
dari cyanoacrylate (Super Glue).
Benda asing seperti karet busa, bunga, kapas,
dijepit dengan pinset dan ditarik keluar.

Korpus alienum yang licin dank eras seperti
batu, manic-manik, biji-bijian pada anak yang
tidak kooperatif harus dikeluarkan dalam
narcosis.
Dengan memakai lampu kepalayang sinarnya
terang, korpus alienum lebih jelas terlihat dan
dikelurkan dengan hati-hatimemakai pengait,
karena tindakan tersebut dapat menyebabkan
trauma pada membranetimpanidan korpus
alienum yang licin tersebut terdorong masuk
melului robekan kedalam kavum timpani


Otosklerosis
Merupakan penyakit pada kapsul tulang
labirin yang mengalami spongiosis di daerah
kaki stapes,menyebabkan stapes menjadi kaku
dan tak dapat menghantarkan getaran suara
ke labirin dengan baik.
Epidemiologi
Insiden paling tinggi pada bangsa kulit putih
(8-10%),
1% pada bangsa jepang
1% pada bangsa kulit hitam
Di Indonesia belum pernah dilaporkan
Perempuan > Laki-laki
Etiologi
Belum pasti , diperkirakan disebabkan
beberapa faktor seperti, faktor keturunan dan
gangguan pendarahan pada stapes.
Gejala klinik
Pendengaran terasa berkurang secara
progresif.
Keluhan lain : tinitus sampai vertigo
Penyakit ini biasanya bilateral
Manifestasi klinik
Timbul bila penyakit ini sudah cukup luas
mengenai ligamen anulus kaki stapes
Awalnya timbul tuli konduktif dan dapat menjadi
kulit campur atau tuli saraf bila sudah
menyebar ke koklea
Pemeriksaan
Biasanya ditemukan timpani utuh, normal dan
dalam batas normal.
Tuba biasanya paten dan tidak terdapat
riwayat trauma /penyakit pada telinga
sebelumnya.
Kemungkinan terlihat (schwarte sign)
Pasien merasa pendengaran terdengar lebih
baik dalam ruangan bising (Paracusis willisi)
Pengobatan
Pengobatan penyakit ini adalah operasi
stapedektomi atau stapedotomi, yaitu stapes
diganti dengan bahan protesis.
Operasi ini merupakan salah satu operasi
bedah mikro yang sangat rumit dalam bidang
THT.
Pada kasus yang tidak dapat dioperasi ABD
dapat sementara membantu pendengaran
pasien.

Anda mungkin juga menyukai