ILMU PENYAKIT
TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN KEPALA LEHER
OTALGIA
KARANGANYAR
Oleh :
Ginanjar tenri sultan G99141121
Pembimbing : dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
BOYOLALI
2015
1. Keluhan utama di bidang THT-KL
a. Telinga
Penurunan pendengaran
b. Hidung
-
Hidung tersumbat
c. Tenggorok
-
Nyeri tenggorok
Batuk
Suara serak
Amandel (tonsilitis)
d. Kepala-leher
-
Pusing berputar
Sesak
Benjolan di leher
Gangguan keseimbangan
Gambar
2.
Membran
Timpani
Bagian-bagiannya :
-
Bagian atas atau Pars Flaksid (membran shrapnell), terdiri dari 2 lapisan :
luar
bagian
yang
disebut
dengan
atik.
2) Telinga Tengah
3) Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin osea, yaitu sebuah rangkaian
rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi
cairan perilimfe & labirin membranasea, yang terletak lebih dalam
dan memiliki cairan endolimfe.
b. Histologi Telinga
1) Telinga Luar
a) Aurikula
Suatu lempeng tulang rawan elastik yang kuning dengan
ketebalan 0,5 1 mm, diliputi oleh perikondrium yang banyak
mengandung serat-serat elastis.
Seluruh permukaannya diliputi kulit tipis dengan lapisan
subkutis yang sangat tipis (hipodermis) pada permukaan
anterolateral.
Ditemukan rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat,
yang umumnya kurang berkembang. Dalam lapisan subkutis dan
menempel pada perikondrium terdapat beberapa lembar otot
lurik.
b) Liang telinga luar (Meatus akustikus eksternus)
Membentang dari aurikula sampai membran timpani. Pada
potongan melintang, saluran ini bentuknya oval dan liang
telinganya tetap terbuka karena dindingnya kaku. Sepertiga
bagian luar mempunyai dinding tulang rawan elastis yang
meneruskan diri menjadi tulang rawan aurikula, dan duapertiga
bagian dalam berdinding tulang.
Saluran ini dilapisi kulit tipis tanpa jaringan subkutis.
Lapisan-lapisan demis yang lebih dalam bersatu dengan
perikondrium atau periosteum.
Pada
bagian
luar
banyak
ditemukan
rambut
yang
rongga
timpani
dengan
nasofaring,
yang
terdiri
dari
bagian-bagian
yang
saling
anterior,
sakulus
yang
bentuknya
hampir
sferis,
ini
bergabung
membentuk
duktus
10
terdapat
ligamentum
penebalan
spiralis.
periosteum
Membran
yang
vestibularis
disebut
(Reissner),
11
12
Nyeri telinga: lokasi, terus menerus atau hilang timbul, faktor yang
mempengaruhi kualitas nyeri
keluhan sistemik
b. Pemeriksaan Fisik
-
Tanda vital
Tragus pain
Hidung
Cavum oris
Faring
Sinus
Limfonodi
Leher
c. Pemeriksaan Penunjang
-
Audiometri
14
15
Otalgia
Tragus pain
Otoskopi
Otitis Media
Otitis Eksterna
Karateristik CAE
Hiperemis
Furunkel
OE Maligna
Miselia
Otorrea
Otorrea
Otorrea
Pruritus
Ya
Tidak
OE Lokalisata
OE Maligna
Otomicosis
Tampak buram
Bula
Tampak Buram
Edem
Perdarahan
Bergelembung
Terdapat cairan
Mencembung
OMA
Retraksi
OMA Hemoragik
OMA Sekretorik
Atelektasis
16
penyebabnya
biasanya
Staphylococcus
aureus
atau
17
eksudat
yang
purulen
di
cavum
timpani
18
e) Stadium resolusi
Membran timpani tampak berangsur normal kembali, sekret
tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup.
2) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
OMSK merupakan infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah
terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,
bening atau berupa nanah. Otitis media akut dengan perforasi
membran timpani menjadi otitis media supuratif kronis apabila
prosesnya sudah lebih dari 8 minggu/2 bulan. Beberapa faktor yang
menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat
diberikan, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah
atau higiene buruk.
OMSK terbagi atas 2 jenis yaitu OMSK tipe Benigna dan OMSK
tipe Maligna. Sedangkan berdasarkan aktivitas sekret yang keluar
dikenal juga OMSK aktif (sekret yang masih keluar dari kavim
timpani secara aktif) dan OMSK tenang (keadaan kavum timpani
terlihat basah atau kering).
a) OMSK Tipe Benigna
Proses peradangan pada OMSK tipe ini terbatas pada mukosa
saja dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di
sentral. Pada OMSK ini tidak terdapat kolesteatoma. Gejalanya
berupa discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, ketika
pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan
pembersihan dan penggunaan antibiotik lokal biasanya cepat
menghilang, discharge mukoid dapat konstan atau intermitten.
Discharge terlihat berasal dari rongga timpani dan orifisium tuba
eustachius yang mukoid dan setelah satu atau dua kali pengobatan
local bau busuk berkurang
b) OMSK Tipe Maligna
OMSK tipe ini disertai adanya kolesteatoma. Perforasi
membran timpani biasanya tipe atik atau marginal. Sekret pada
19
20
c. Mastoiditis
Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid
yang terletak pada tulang temporal. Gejala klinisnya berupa nyeri otot
leher, penurunan daya pengecapan/Hypoguesia, abnormalitas nervus
kranialis, pusing, paralise nervus fascialis, kelemahan otot wajah
unilatral, sakit kepala, vertigo, demam, malaise, otalgi dengan membrane
timpani normal, pembengkakan daerah mastoid, kehilangan pendengaran,
mastoid tenderness/ nyreri tekan mastoid, otorrhea/draining eardan
Postauricular Swelling Edema
d. Penyebab lain
1) Fraktur Basis Kranii
Fraktur yang terjadi sepanjang dasar tengkorak, biasanya
termasuk tulang
21
5. Penatalaksanaan otalgia
Penatalaksanaan otalgia bergantung pada penyebabnya.
a. Pada otitis eksterna difusa, pengobatannya adalah memasukkan tampon
antibiotika ke dalam liang telinga, supaya terjadi kontak yang baik antara
obat dengan kulit yang meradang.
b. Terapi otitis eksterna sirkumskripta tergantung pada keadaan furunkel.
Bila sudah menjadi abses, dilakukan aspirasi. Bila dinding furunkel tebal,
dilakukan insisi kemudian drainase. Secara lokal dapat diberikan
antibiotika dalam bentuk salep, seperti:
-
22
Pada stadium oklusi diberikan obat tetes hidung (HCl efedrin 0,5%
untuk anak <12 tahun atau HCl efedrin 1% untuk dewasa) dan
pemberian antibiotika.
23
24
25
b. Analgetik
-
d. Kortikosteroid
-
26
Arif M., kuspuji T., Rakhmi S., Wahyu I.W., Wiwiwk S. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Arief MT. 2004. Histologi Umum Kedokteran.Surakarta: CSGF.
Efiaty A.S., Nurbaiti I., Jenny B., Ratna D.R. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tengggorokan Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi.
Guyton AC dan Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta:EGC
George
Krucik,
MD.
2013.
Ear
Discharge.
available
from:
http://www.EarDischarg.Causes.Treatment.Prevention.htm. Diunduh 26
Januari 2015.
Li
JC.
2013.
Otalgia.
available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/845173-overview#a0104. Diunduh
pada 23 Maret 2014.
Kepmenkes.
2014.
Formularium
nasional.
available
from:
https://www.scribd.com/doc/250910683/2014-KEPMENKES-NO-159FORMULARIUM-NASIONAL-pdf. Diunduh 23 Maret 2015.
Yoo MH and Park HJ. 2013. Diagnosis and Treatment of Otalgia Korean J
Otorhinolaryngol-Head Neck Surg. 2013 Apr;56(4):191-200.
27