Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INDERA PENDENGARAN

Oleh :

Nama : Rezky Amanda

Nim : 16143010035

Semester : I (Satu)

POLTEKES KEMENKES TERNATE

PRODI D-IV KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang


Manusia menangkap informasi dari lingkungan sekitar yang berupa
rangsangan untuk dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Rangsangan tersebut nantinya
akan ditangkap oleh alat-alat tubuh yang memiliki fungsi khusus tertentu bernama indera.
Alat indera pada pada manusia terdiri dari 5 alat indera, yaitu mata,hidung, telinga, kulit, dan
lidah. . Dengan adanya alat indera ini, manusia dapat memberikan respon sesuai dengan
keinginan. Oleh karena itu alat-alat indera  sangat dibutuhkan oleh kita. Tanpa alat indera
sebagai reseptor dalam tubuh, kita tidak mungkin menyadari perubahan suhu, kita juga tidak
mungkin mendengar atau melihat sesuatu.
Rangsangan dari lingkungan luar dapat berupa gelombang suara. Alat indera yang berperan
dalam hal ini adalah telinga. Telinga merupakan salah satu organ yang dapat mendeteksi
suara dari luar. Selain sebagai alat indera pendengaran, telinga juga berfungsi sebagai alat
keseimbangan. Dengan tugas dan fungsi yang sangat penting dari telinga ini, maka kami akan
mencoba membahas lebih detail mengenai alat indera pada manusia yaitu telinga.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 

a. 2.1   Sistem Pendengaran


Telinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan.
Telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam .Gelombang suara
yang diterima oleh telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis oleh membran
timpani. Getaran ini kemudian di perkuat oleh tulang-tulang padat di ruang telinga
tengah (tympanic cavity) dan diteruskan ke telinga dalam. Telinga dalam merupakan
ruangan labirin tulang yang diisi oleh cairan perilimf yang berakhir pada rumah siput /
koklea (cochlea). Di dalam labirin tulang terdapat labirin membran tempat terjadinya
mekanisme vestibular yang bertanggung jawab untuk pendengaran dan pemeliharaan
keseimbangan. Rangsang sensorik yang masuk ke dalam seluruh alat-alat vestibular
diteruskan ke dalam otak oleh saraf akustik (N.VIII).
Secara umum telingan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga
bagian tengah dan telinga bagian dalam.
1.      Telinga Bagian Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus accus-
ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani).
a. Daun telinga /aurikula disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit
tipis yang melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa
lembar otot lurik yang pada manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi
pada binatang yang lebih rendah yang mampu menggerakan daun telinganya, otot
lurik ini lebih menonjol.
b.Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari daun telinga
melintasi tulang timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian
permukaannya mengandung tulang rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang
mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan modifikasi kelenjar keringat yang
dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret kelenjar sebacea bersama sekret kelenjar
serumen merupakan komponen penyusun serumen. Serumen merupakan materi
bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi sebagai pelindung.
1.
 
2. Telinga Bagian Tengah
Membran timpani menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna. Permukaan
luarnya ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal dari ectoderm, sedangkan
lapisan sebelah dalam disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid rendah turunan
dari endoderm. Di antara keduanya terdapat serat-serat kolagen, elastis dan fibroblas.
Gendang telinga menerima gelombang suara yang di sampaikan lewat udara lewat
liang telinga luar. Gelombang suara ini akan menggetarkan membran timpani.
Gelombang suara lalu diubah menjadi energi mekanik yang diteruskan ke tulang-
tulang pendengaran di telinga tengah.
Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang
terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah
posterior dengan ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring
melalui saluran (tuba auditiva) Eustachius.
Epitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan di dalamnya merupakan
epitel selapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi di bagian anterior pada pada celah
tuba auditiva (tuba Eustachius) epitelnya selapis silindris bersilia. Lamina propria
tipis dan menyatu dengan periosteum.
Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus,
inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum
tulang. Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan inkus
tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes melekat
pada tingkap celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada dua otot kecil yang
berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor timpani terletak dalam
saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan mula-mula ke arah posterior kemudian
mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari
dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus. Tendo otot
stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding posterior dan
berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-otot ini berfungsi
protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi.
Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes, memisahkan
rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh karenanya getaran-
getaran membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-tulang pendengaran ke
perilimf telinga dalam. Untuk menjaga keseimbangan tekanan di rongga-rongga
perilimf terdapat suatu katup pengaman yang terletak dalam dinding medial rongga
timpani di bawah dan belakang tingkap oval dan diliputi oleh suatu membran elastis
yang dikenal sebagai tingkap bulat (fenestra rotundum). Membran ini memisahkan
rongga timpani dari perilimf dalam skala timpani koklea.
Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga timpani dengan nasofarings
lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan biasanya
saling berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel bertingkat, selapis
silindris bersilia dengan sel goblet dekat farings. Dengan menelan dinding tuba saling
terpisah sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah.
Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.
 
3. Telinga Bagian Dalam
Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum
tulang temporalis. Telinga tengah di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa)  yang
di da-lamnya terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan perilimf
sedangkan labirin membranasea berisi cairan endolimf.
a.  Labirin Tulang
Labirin tulang terdiri atas tiga komponen yaitu kanalis semisirkularis,
vestibulum, dan koklea tulang. Labirin tulang ini di sebelah luar berbatasan dengan
endosteum, sedangkan di bagian dalam dipisahkan dari labirin membranasea yang
terdapat di dalam labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan endolimf.
Vestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan dengan
rongga timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingkap oval (fenestra
ovale). Ke dalam vestibulum bermuara 3 buah kanalis semisirkularis yaitu kanalis
semisirkularis anterior, posterior dan lateral yang masing-masing saling tegak lurus. 
Setiap saluran semisirkularis mempunyai pelebaran atau ampula. Walaupun ada 3
saluran tetapi muaranya hanya lima dan bukan enam, karena ujung posterior saluran
posterior yang tidak berampula menyatu dengan ujung medial saluran anterior yang
tidak bermapula dan bermuara ke dalam bagian medial vestibulum oleh krus
kommune. Ke arah anterior rongga vestibulum berhubungan dengan koklea tulang 
dan tingkap bulat (fenestra rotundum).
Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput. Bentuk keseluruhannya
mirip kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu koklea tulang di sebut
mediolus. Tonjolan tulang yang terjulur dari modiolus membentuk rabung spiral
dengan suatu tumpukan tulang yang disebut lamina spiralis. Lamina spiralis ini
terdapat pembuluh darah dan ganglion spiralis, yang merupakan bagian koklear
nervus akustikus.
b. Labirin Membranasea.
Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem
saluran yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin ini
dipisahkan dari labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf. Pada
beberapa tempat terdapat lembaran-lembaran jaringan ikat yang mengandung
pembuluh darah melintasi ruang perilimf untuk menggantung labirin membranasea.
Labirin membranasea terdiri atas:
      1.   Kanalis semisirkularis membranasea
      2.   Ultrikulus
      3.   Sakulus
      4.   Duktus endolimfatikus merupakan gabungan duktus ultrikularis dan duktus

      5.   Sakus endolimfatikus merupakan ujung buntu duktus endolimfatikus.


      6.   Duktus reuniens, saluran kecil penghubung antara sakulus dengan duktus
      7.   Duktus koklearis mengandung organ Corti yang merupakan organ
pendengaran.
 
Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran semisirkularis
(krista ampularis) dan dalam ultrikulus dan sakulus (makula sakuli dan ultrikuli) yang
berfungsi sebagai indera statik dan kinetik.
a. Sakulus dan Ultrikulus
Dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan jaringan ikat tebal yang
mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis
gepeng sampai selapis kuboid rendah. Pada sakulus dan ultrikulus terdapat reseptor
sensorik yang disebut makula sakuli dan makula ultrikuli. Makula sakuli terletak
paling banyak pada dinding sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan vertikal
lurus sementara makula ultrikuli terletak kebanyakan di lantai /dasar sehingga
berfungsi untuk mendeteksi percepatan horizontal lurus.
Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I dan II
serta sel penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari bagian
vestibular nervus  vestibulo-akustikus (N.VIII) akan mempersarafi sel-sel neuroepitel
ini.
Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang membulat berisi inti
dan leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri atas badan akhir saraf
dengan beberapa serat saraf eferen, mungkin bersifat penghambat/ inhibitorik. Sel
rambut tipe II berbentuk silindris dengan badan akhir saraf aferen maupun eferen
menempel pada bagian bawahnya.  Kedua sel ini mengandung stereosilia pada apikal,
sedangkan pada bagian tepi stereosilia terdapat kinosilia. Sel penyokong
(sustentakular) merupakan sel berbentuk silindris tinggi, terletak pada lamina basal
dan mempunyai mikrovili pada permukaan apikal dengan beberapa granul sekretoris.
Pada permukaan makula terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22
mikrometer yang dikenal sebagai membran otolitik. Membran ini mengandung
banyak badan-badan kristal yang kecil yang disebut otokonia atau otolit yang
mengandung kalsium karbonat dan suatu protein. Mikrovili pada sel penyokong dan
stereosilia serta kinosilia sel rambut terbenam dalam membran otolitik. Perubahan
posisi kepala mengakibatkan perubahan dalam tekanan atau tegangan dalam membran
otolitik dengan akibat terjadi rangsangan pada sel rambut. Rangsangan ini diterima
oleh badan akhir saraf yang terletak di antara sel-sel rambut.
 
b.  Kanalis Semilunaris
Kanalis semisirkularis membranasea mempunyai penampang yang oval. Pada
permukaan luarnya terdapat suatu ruang perilimf yang lebar dilalui oleh trabekula.
Pada setiap kanalis semisirkularis ditemukan sebuah krista ampularis, yaitu badan
akhir saraf sensorik yang terdapat di dalam ampula (bagian yang melebar) kanalis.
Tiap krista ampularis di bentuk oleh sel-sel penyokong dan dua tipe sel rambut yang
serupa dengan sel rambut pada makula. Mikrovili, stereosilia dan kinosilianya
terbenam dalam suatu massa gelatinosa yang disebut kupula  serupa dengan membran
otolitik tetapi tanpa otokonia.
Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya di rangsang oleh gerakan endolimf
akibat percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan tergeraknya
stereosilia dan kinosilia. Dalam makula sel-sel rambut juga terangsang tetapi
perubahan posisi kepala dalam ruang mengakibatkan suatu peningkatan atau
penurunan tekanan pada sel-sel rambut oleh membran otolitik.
c. Koklea (Rumah Siput)
Koklea tulang berjalan spiral dengan 23/4 putaran sekiitar modiolus yang juga
merupakan tempat keluarnya lamina spiralis. Dari lamina spiralis menjulur ke dinding
luar koklea suatu membran basilaris. Pada tempat perlekatan membran basilaris ke
dinding luar koklea terdapat penebalan periosteum yang dikenal sebagai ligamentum
spiralis. Di samping itu juga terdapat membran vestibularis (Reissner)  yang
membentang sepanjang koklea dari lamina spiralis ke dinding luar. Kedua membran
ini akan membagi saluran koklea tulang menjadi tiga bagian yaitu :
      1.   Ruangan atas (skala vestibuli)
      2.   Ruangan tengah (duktus koklearis)
      3.   Ruang bawah (skala timpani).
Antara skala vestibuli dengan duktus koklearis dipisahkan oleh membran
vestibularis  (Reissner). Antara duktus koklearis dengan skala timpani dipisahkan oleh
membran basilaris. Skala vesibularis dan skala timpani mengandung perilimf dan di
dindingnya terdiri atas jaringan ikat yang dilapisi oleh selapis sel gepeng yaitu sel
mesenkim, yang menyatu dengan periosteum disebelah luarnya. Skala vestibularis
berhubungan dengan ruang perilimf vestibularis dan akan mencapai permukaan dalam
fenestra ovalis. Skala timpani menjulur ke lateral fenestra rotundum yang
memisahkannya dengan ruang timpani. Pada apeks koklea skala vestibuli dan timpani
akan bertemu melalui suatu saluran sempit yang disebut helikotrema. Duktus
koklearis berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens tetapi berakhir buntu
dekat helikotrema pada sekum kupulare.
Pada pertemuan antara lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat ganglion
spiralis yang sebagian diliputi tulang. Dari ganglion keluar berkas-berkas serat saraf
yang menembus tulang lamina spiralis untuk mencapai organ Corti. Periosteum di
atas lamina spiralis menebal dan menonjol ke dalam duktus koklearis sebagai limbus
spiralis. Pada bagian bawahnya menyatu dengan membran basilaris.
Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh serat-serat
kolagen. Permukaan bawah yang menghadap ke skala timpani diliputi oleh jaringan
ikat fibrosa yang mengandung pembuluh darah dan sel mesotel.  Membran
vestibularis merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis yang diliputi oleh epitel
selapis gepeng pada bagian yang menghadap skala vestibuli
d. Duktus Koklearis
Epitel yang melapisi duktus koklearis beragam jenisnya tergantung pada
lokasinya, diatas membran vestibularis epitelnya gepeng dan mungkin mengandung
pigmen, di atas limbus epitelnya lebih tinggi dan tak beraturan. Di lateral epitelnya
selapis silindris rendah dan di bawahnya mengandung jaringan ikat yang banyak
mengandung kapiler. Daerah ini disebut stria vaskularis dan diduga tempat sekresi
endolimf.
e. Organ Corti
Organ Corti terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-sel rambut. Sel-sel yang
terdapat di organ Corti adalah :
1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian
basal  yang lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta bagian
leher yang  sempit dan agak melebar di bagian apeks.
2. Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya lebih 
panjang. Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan dalam.
3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada membrana
basilaris. Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang bagaian basal sel
rambut luar yang mengandung serat-serat saraf aferen dan eferen pada bagian
basalnya yang melintas di antara sel-sel falangs dalam untuk menuju ke sel-sel rambut
luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut luar terdapat dalam suatu ruang yaitu
terowongan Nuel. Ruang ini akan berhubungan dengan terowongan dalam.
4.  Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel
falangs luar sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.
5.  Sel batas membatasi sisi dalam organ corti.
6.  Sel  Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak
antara sel falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel
Claudius terletak di atas sel-sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.
Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana tektoria yang
merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa.  Dalam keadaan hidup membran ini
menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.

f.  Ganglion Spiralis


Ganglion spiralis merupakan neuron bipolar dengan akson yang bermielin dan
berjalan bersama membentuk nervus akustikus. Dendrit yang bermielin berjalan
dalam saluran-saluran dalam tulang yang mengitari ganglion, kehilangan mielinnya
dan berakhir dengan memasuki organ Corti untuk selanjutnya berada di antara sel
rambut. Bagian vestibular N VIII memberi persarafan bagian lain labirin.
Ganglionnya terletak dalam meatus akustikus internus tulang temporal dan aksonnya
berjalan bersama dengan akson dari yang berasal dari ganglion spiralis. Dendrit-
dendritnya berjalan ke ketiga kanalikulus semisirkularis dan ke makula sakuli dan
ultrikuli.
Telinga luar menangkap gelombang bunyi yang akan diubah menjadi getaran-getaran
oleh membran timpani. Getaran-getaran ini kemudian diteruskan oleh rangkaian
tulang –tulang pendengaran dalam telinga tengah ke perilimf dalam vestibulum,
menimbulkan gelombang tekanan dalam perilimf dengan pergerakan cairan dalam
skala vestibuli dan skala timpani. Membran timpani kedua pada tingkap bundar
(fenestra rotundum) bergerak bebas sebagai katup pengaman dalam pergerakan cairan
ini, yang juga agak menggerakan duktus koklearis dengan membran basilarisnya.
Pergerakan ini kemudian menyebabkan tenaga penggunting terjadi antara stereosilia
sel-sel rambut dengan membran tektoria, sehingga terjadi stimulasi sel-sel rambut.
Tampaknya membran basilaris pada basis koklea peka terhadap bunyi berfrekuensi
tinggi , sedangkan bunyi berfrekuensi rendah lebih diterima pada bagian lain duktus
koklearis. 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Jadi dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa telinga adalah suatu
alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga juga dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu telinga luar, telinga dalam, dan telinga bagian dalam dan tersusun dari berbagai
saraf yang ada pada telinga.
 
3.2  Saran
Dari pembahasan diatas mungkin saja masih banyak kekurangan dalam
penyampaian materi maupun cara penyusunannya maka saya mengharapkan saran
dari para pembaca makalah ini dan semoga bermanfaat.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Wonodirekso, S dan Tambajong J (editor) (1990), Organ-Organ Indera Khusus dalam


Buku Ajar  Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta,  
Indonesia Hal.574-583.
Fawcett, D.W (1994), The Ear in: A Textbook of Histology (Bloom and Fawcett), 
12th edition, Chapman and Hall, New York, USA, pp. 919-941diFiore,
MSH (1981), Organs of Special Sense and Associated Structures, in Atlas of Human
Histology, 5th edition,  Lea and Febiger, Philadelphia, USA, pp.256-257.
Young, B and Heath, J.W. (2000), Special Sense Organs in Wheater’s Functional  
Histology, 4th edition, Churchill Livingstone, London, UK, pp 380-405
Gartner, LP and Hiatt, J.L. (1997), Special Senses in: Color Textbook of Histology, 
W.B. Saunder Company, USA, pp. 422-442

Anda mungkin juga menyukai