Anda di halaman 1dari 9

STEP 7 ANATOMI TELINGA

Dapus : Veraldy, A. 2014. Anatomi dan Fisiologi Telinga. Semarang: FK Undip

Telinga merupakan organ pendengaran sekaligus juga organ keseimbangan. Telinga


terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam .Gelombang suara yang diterima oleh
telinga luar di ubah menjadi getaran mekanis oleh membran timpani. Getaran ini kemudian di
perkuat oleh tulang-tulang padat di ruang telinga tengah (tympanic cavity) dan diteruskan ke
telinga dalam. Telinga dalam merupakan ruangan labirin tulang yang diisi oleh cairan perilimf
yang berakhir pada rumah siput / koklea (cochlea). Di dalam labirin tulang terdapat labirin
membran tempat terjadinya mekanisme vestibular yang bertanggung jawab untuk pendengaran
dan pemeliharaan keseimbangan. Rangsang sensorik yang masuk ke dalam seluruh alat-alat
vestibular diteruskan ke dalam otak oleh saraf akustik (N.VIII).

Secara umum telingan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, telinga
bagian tengah dan telinga bagian dalam.

1. Telinga Bagian Luar


Telinga luar terdiri atas daun telinga (auricle/pinna), liang telinga luar (meatus accus-
ticus externus) dan gendang telinga (membran timpani).

a. Daun telinga /aurikula disusun oleh tulang rawan elastin yang ditutupi oleh kulit tipis yang
melekat erat pada tulang rawan. Dalam lapisan subkutis terdapat beberapa lembar otot lurik yang
pada manusia rudimenter (sisa perkembangan), akan tetapi pada binatang yang lebih rendah yang
mampu menggerakan daun telinganya, otot lurik ini lebih menonjol.

b. Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari daun telinga melintasi
tulang timpani hingga permukaan luar membran timpani. Bagian permukaannya mengandung
tulang rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea
dan modifikasi kelenjar keringat yang dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret kelenjar sebacea
bersama sekret kelenjar serumen merupakan komponen penyusun serumen. Serumen merupakan
materi bewarna coklat seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi sebagai pelindung.

2. Telinga Bagian Tengah

Membran timpani menutup ujung dalam meatus akustiskus eksterna. Permukaan luarnya
ditutupi oleh lapisan tipis epidermis yang berasal dari ectoderm, sedangkan lapisan sebelah
dalam disusun oleh epitel selapis gepeng atau kuboid rendah turunan dari endoderm. Di antara
keduanya terdapat serat-serat kolagen, elastis dan fibroblas. Gendang telinga menerima
gelombang suara yang di sampaikan lewat udara lewat liang telinga luar. Gelombang suara ini
akan menggetarkan membran timpani. Gelombang suara lalu diubah menjadi energi mekanik
yang diteruskan ke tulang-tulang pendengaran di telinga tengah.

Telinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang terletak di
bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah posterior dengan ruang-
ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring melalui saluran (tuba auditiva)
Eustachius.

Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus,
inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum tulang.
Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan inkus tergantung pada
ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes melekat pada tingkap celah oval
(fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada dua otot kecil yang berhubungan dengan ketiga tulang
pendengaran. Otot tensor timpani terletak dalam saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan
mula-mula ke arah posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk
melintasi rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang
maleus. Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding
posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-otot ini berfungsi
protektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi.

Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes, memisahkan
rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh karenanya getaran-getaran
membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-tulang pendengaran ke perilimf telinga
dalam. Untuk menjaga keseimbangan tekanan di rongga-rongga perilimf terdapat suatu katup
pengaman yang terletak dalam dinding medial rongga timpani di bawah dan belakang tingkap
oval dan diliputi oleh suatu membran elastis yang dikenal sebagai tingkap bulat (fenestra
rotundum). Membran ini memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala timpani koklea.

Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga timpani dengan nasofarings


lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan biasanya saling
berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel bertingkat, selapis silindris bersilia
dengan sel goblet dekat farings. Dengan menelan dinding tuba saling terpisah sehingga lumen
terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah. Dengan demikian tekanan udara pada
kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.

3. Telinga Bagian Dalam

Telinga dalam adalah suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang
temporalis. Telinga tengah di bentuk oleh labirin tulang (labirin oseosa) yang di da-lamnya
terdapat labirin membranasea. Labirin tulang berisi cairan perilimf sedangkan labirin
membranasea berisi cairan endolimf.

a. Labirin Tulang
Labirin tulang terdiri atas tiga komponen yaitu kanalis semisirkularis, vestibulum, dan
koklea tulang. Labirin tulang ini di sebelah luar berbatasan dengan endosteum, sedangkan di
bagian dalam dipisahkan dari labirin membranasea yang terdapat di dalam labirin tulang oleh
ruang perilimf yang berisi cairan endolimf.

Vestibulum merupakan bagian tengah labirin tulang, yang berhubungan dengan rongga
timpani melalui suatu membran yang dikenal sebagai tingkap oval (fenestra ovale). Ke dalam
vestibulum bermuara 3 buah kanalis semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis anterior, posterior
dan lateral yang masing-masing saling tegak lurus. Setiap saluran semisirkularis mempunyai
pelebaran atau ampula. Walaupun ada 3 saluran tetapi muaranya hanya lima dan bukan enam,
karena ujung posterior saluran posterior yang tidak berampula menyatu dengan ujung medial
saluran anterior yang tidak bermapula dan bermuara ke dalam bagian medial vestibulum oleh
krus kommune. Ke arah anterior rongga vestibulum berhubungan dengan koklea tulang dan
tingkap bulat (fenestra rotundum).

Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput. Bentuk keseluruhannya mirip
kerucut dengan dua tiga-perempat putaran. Sumbu koklea tulang di sebut mediolus. Tonjolan
tulang yang terjulur dari modiolus membentuk rabung spiral dengan suatu tumpukan tulang yang
disebut lamina spiralis. Lamina spiralis ini terdapat pembuluh darah dan ganglion spiralis, yang
merupakan bagian koklear nervus akustikus.

b. Labirin Membranasea.

Labirin membransea terletak di dalam labirin tulang, merupakan suatu sistem saluran
yang saling berhubungan dilapisi epitel dan mengandung endolimf. Labirin ini dipisahkan dari
labirin tulang oleh ruang perilimf yang berisi cairan perilimf. Pada beberapa tempat terdapat
lembaran-lembaran jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah melintasi ruang perilimf
untuk menggantung labirin membranasea.

Labirin membranasea terdiri atas:

1. Kanalis semisirkularis membranasea

2. Ultrikulus
3. Sakulus

4. Duktus endolimfatikus merupakan gabungan duktus ultrikularis dan duktus sakularis.

5. Sakus endolimfatikus merupakan ujung buntu duktus endolimfatikus.

6. Duktus reuniens, saluran kecil penghubung antara sakulus dengan duktus koklearis.

7. Duktus koklearis mengandung organ Corti yang merupakan organ pendengaran.

Terdapat badan-badan akhir saraf sensorik dalam ampula saluran semisirkularis (krista
ampularis) dan dalam ultrikulus dan sakulus (makula sakuli dan ultrikuli) yang berfungsi sebagai
indera statik dan kinetik.

a. Sakulus dan Ultrikulus

Dinding sakulus dan ultrikulus dibentuk oleh lapisan jaringan ikat tebal yang
mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis gepeng sampai
selapis kuboid rendah. Pada sakulus dan ultrikulus terdapat reseptor sensorik yang disebut
makula sakuli dan makula ultrikuli. Makula sakuli terletak paling banyak pada dinding sehingga
berfungsi untuk mendeteksi percepatan vertikal lurus sementara makula ultrikuli terletak
kebanyakan di lantai /dasar sehingga berfungsi untuk mendeteksi percepatan horizontal lurus.

Makula disusun oleh 2 jenis sel neuroepitel (disebut sel rambut) yaitu tipe I dan II serta
sel penyokong yang duduk di lamina basal.Serat-serat saraf dari bagian vestibular nervus
vestibulo-akustikus (N.VIII) akan mempersarafi sel-sel neuroepitel ini.

Sel rambut I berbentuk seperti kerucut dengan bagian dasar yang membulat berisi inti dan
leher yang pendek. Sel ini dikelilingi suatu jala terdiri atas badan akhir saraf dengan beberapa
serat saraf eferen, mungkin bersifat penghambat/ inhibitorik. Sel rambut tipe II berbentuk
silindris dengan badan akhir saraf aferen maupun eferen menempel pada bagian bawahnya.
Kedua sel ini mengandung stereosilia pada apikal, sedangkan pada bagian tepi stereosilia
terdapat kinosilia. Sel penyokong (sustentakular) merupakan sel berbentuk silindris tinggi,
terletak pada lamina basal dan mempunyai mikrovili pada permukaan apikal dengan beberapa
granul sekretoris.
Pada permukaan makula terdapat suatu lapisan gelatin dengan ketebalan 22 mikrometer
yang dikenal sebagai membran otolitik. Membran ini mengandung banyak badan-badan kristal
yang kecil yang disebut otokonia atau otolit yang mengandung kalsium karbonat dan suatu
protein. Mikrovili pada sel penyokong dan stereosilia serta kinosilia sel rambut terbenam dalam
membran otolitik. Perubahan posisi kepala mengakibatkan perubahan dalam tekanan atau
tegangan dalam membran otolitik dengan akibat terjadi rangsangan pada sel rambut. Rangsangan
ini diterima oleh badan akhir saraf yang terletak di antara sel-sel rambut.

b. Kanalis Semilunaris

Kanalis semisirkularis membranasea mempunyai penampang yang oval. Pada permukaan


luarnya terdapat suatu ruang perilimf yang lebar dilalui oleh trabekula. Pada setiap kanalis
semisirkularis ditemukan sebuah krista ampularis, yaitu badan akhir saraf sensorik yang terdapat
di dalam ampula (bagian yang melebar) kanalis. Tiap krista ampularis di bentuk oleh sel-sel
penyokong dan dua tipe sel rambut yang serupa dengan sel rambut pada makula. Mikrovili,
stereosilia dan kinosilianya terbenam dalam suatu massa gelatinosa yang disebut kupula serupa
dengan membran otolitik tetapi tanpa otokonia.

Dalam krista ampularis, sel-sel rambutnya di rangsang oleh gerakan endolimf akibat
percepatan sudut kepala. Gerakan endolimf ini mengakibatkan tergeraknya stereosilia dan
kinosilia. Dalam makula sel-sel rambut juga terangsang tetapi perubahan posisi kepala dalam
ruang mengakibatkan suatu peningkatan atau penurunan tekanan pada sel-sel rambut oleh
membran otolitik.

c. Koklea (Rumah Siput)

Koklea tulang berjalan spiral dengan 23/4 putaran sekiitar modiolus yang juga
merupakan tempat keluarnya lamina spiralis. Dari lamina spiralis menjulur ke dinding luar
koklea suatu membran basilaris. Pada tempat perlekatan membran basilaris ke dinding luar
koklea terdapat penebalan periosteum yang dikenal sebagai ligamentum spiralis. Di samping itu
juga terdapat membran vestibularis (Reissner) yang membentang sepanjang koklea dari lamina
spiralis ke dinding luar. Kedua membran ini akan membagi saluran koklea tulang menjadi tiga
bagian yaitu :
1. Ruangan atas (skala vestibuli)

2. Ruangan tengah (duktus koklearis)

3. Ruang bawah (skala timpani).

Antara skala vestibuli dengan duktus koklearis dipisahkan oleh membran vestibularis
(Reissner). Antara duktus koklearis dengan skala timpani dipisahkan oleh membran basilaris.
Skala vesibularis dan skala timpani mengandung perilimf dan di dindingnya terdiri atas jaringan
ikat yang dilapisi oleh selapis sel gepeng yaitu sel mesenkim, yang menyatu dengan periosteum
disebelah luarnya. Skala vestibularis berhubungan dengan ruang perilimf vestibularis dan akan
mencapai permukaan dalam fenestra ovalis. Skala timpani menjulur ke lateral fenestra rotundum
yang memisahkannya dengan ruang timpani. Pada apeks koklea skala vestibuli dan timpani akan
bertemu melalui suatu saluran sempit yang disebut helikotrema. Duktus koklearis berhubungan
dengan sakulus melalui duktus reuniens tetapi berakhir buntu dekat helikotrema pada sekum
kupulare.

Pada pertemuan antara lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat ganglion spiralis
yang sebagian diliputi tulang. Dari ganglion keluar berkas-berkas serat saraf yang menembus
tulang lamina spiralis untuk mencapai organ Corti. Periosteum di atas lamina spiralis menebal
dan menonjol ke dalam duktus koklearis sebagai limbus spiralis. Pada bagian bawahnya menyatu
dengan membran basilaris.

Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh serat-serat
kolagen. Permukaan bawah yang menghadap ke skala timpani diliputi oleh jaringan ikat fibrosa
yang mengandung pembuluh darah dan sel mesotel. Membran vestibularis merupakan suatu
lembaran jaringan ikat tipis yang diliputi oleh epitel selapis gepeng pada bagian yang menghadap
skala vestibuli

d. Duktus Koklearis

Epitel yang melapisi duktus koklearis beragam jenisnya tergantung pada lokasinya, diatas
membran vestibularis epitelnya gepeng dan mungkin mengandung pigmen, di atas limbus
epitelnya lebih tinggi dan tak beraturan. Di lateral epitelnya selapis silindris rendah dan di
bawahnya mengandung jaringan ikat yang banyak mengandung kapiler. Daerah ini disebut stria
vaskularis dan diduga tempat sekresi endolimf.

e. Organ Corti

Organ Corti terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-sel rambut. Sel-sel yang terdapat di
organ Corti adalah :

1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian basal yang
lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta bagian leher yang sempit dan
agak melebar di bagian apeks.

2. Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya lebih panjang.
Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan dalam.

3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada membrana basilaris.
Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang bagaian basal sel rambut luar yang
mengandung serat-serat saraf aferen dan eferen pada bagian basalnya yang melintas di antara sel-
sel falangs dalam untuk menuju ke sel-sel rambut luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut luar
terdapat dalam suatu ruang yaitu terowongan Nuel. Ruang ini akan berhubungan dengan
terowongan dalam.

4. Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel falangs luar
sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.

5. Sel batas membatasi sisi dalam organ corti.

6. Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak antara sel
falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel Claudius terletak di atas sel-
sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.

Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana tektoria yang merupakan
suatu lembaran pita materi gelatinosa. Dalam keadaan hidup membran ini menyandar di atas
stereosilia sel-sel rambut.

f. Ganglion Spiralis
Ganglion spiralis merupakan neuron bipolar dengan akson yang bermielin dan berjalan
bersama membentuk nervus akustikus. Dendrit yang bermielin berjalan dalam saluran-saluran
dalam tulang yang mengitari ganglion, kehilangan mielinnya dan berakhir dengan memasuki
organ Corti untuk selanjutnya berada di antara sel rambut. Bagian vestibular N VIII memberi
persarafan bagian lain labirin. Ganglionnya terletak dalam meatus akustikus internus tulang
temporal dan aksonnya berjalan bersama dengan akson dari yang berasal dari ganglion spiralis.
Dendrit-dendritnya berjalan ke ketiga kanalikulus semisirkularis dan ke makula sakuli dan
ultrikuli.

Telinga luar menangkap gelombang bunyi yang akan diubah menjadi getaran-getaran
oleh membran timpani. Getaran-getaran ini kemudian diteruskan oleh rangkaian tulang –tulang
pendengaran dalam telinga tengah ke perilimf dalam vestibulum, menimbulkan gelombang
tekanan dalam perilimf dengan pergerakan cairan dalam skala vestibuli dan skala timpani.
Membran timpani kedua pada tingkap bundar (fenestra rotundum) bergerak bebas sebagai katup
pengaman dalam pergerakan cairan ini, yang juga agak menggerakan duktus koklearis dengan
membran basilarisnya. Pergerakan ini kemudian menyebabkan tenaga penggunting terjadi antara
stereosilia sel-sel rambut dengan membran tektoria, sehingga terjadi stimulasi sel-sel rambut.
Tampaknya membran basilaris pada basis koklea peka terhadap bunyi berfrekuensi tinggi ,
sedangkan bunyi berfrekuensi rendah lebih diterima pada bagian lain duktus koklearis.

Anda mungkin juga menyukai