sudut masuk
Caranya:
- Anak dibawa ke ruang khususyang bebas
dari bising.
- Sebelum tes dimulai kaki garputala dipukul
dengan palu kayu.
- Bila tidak mendengar maka kaki garputala
dipasang pada mastiod anak.
BEBERAPA KELEMAHAN TES
RINNE
1. Penderita konduktif ringan, jika dites ini
hasilnya tidak akan didapat.
2. Jika salah satu telinga masih ada yang
positif, maka hasilnya juga negatif
TES WEBER
Caranya:
a. Anak yang mau dites didudukkan di kursi
dan berhadapan dengan pengetes.
b. Setelah siap garputala dipukul pelan
kemudian dipasang pada mastoid/tulang
pendengaran anak, kemudian dicatat
sampai berapa detik anak itu dapat
mendengar bunyi garputala tersebut.
c. Jika anak tidak mendengar, maka
garputala dipindahkan pada mastoid
pengetes, apabila pengetes mendengar
maka anak yang dites tadi mengalami tuli
konduktif. Hal ini merupakan perbandingan
kepekaan telinga yang dites dan yang
mengetes
TES AUDIOMETER
Perkembangan dan kemajuan di bidang
teknologi yang sangat pesat ini banyak
memberikan dampak yang positif terhadap
berbagai aspek kehidupan, termasuk di
dalamnya anak yang kurang beruntung dalam
pendengarannya. Dengan perkembangan
tersebut maka anak tunarungu bisa
menikmati pendengarannya seperti anak
normal.
Kini telah terdapat bermacem-macem bentuk
dan jenis audiometer yang dapat digunakan
untuk mengetes pendengaran lewat udara
(air conduction) dan lewat tulang
pendengaran (bon conduction). Adapun
cara menggunakan audiometer tersebut
dapat dipelajari dengan petunjuk, langkah-
langkah pengetesnya:
PERSIAPAN
1. Usahakan lubang telinga anak yang mau
diperiksa itu bersih.
2. Sediakan suatu ruangan yang tenang agar
anak tidak salah menjawab pada saat
dites.
3. Menata alat yang akan diperlukan ,
supaya dalam pelaksanaan tidak banyak
waktu terbuang.
PELAKSANAAN
1. Anak didudukkan di atas kursi pada
ruangan khusus.
2. Usahakan anak dalam kondisi
menyenangkan/ tidak stress.
3. Anak diberi penjelasan tentang hal-hal
yang akan terjadi. Contoh bila mendengar
bunyi angkat tangan kiri/kanan, dan kalau
tidak mendengar jangan angkat tanganmu.
4. Setelah anak paham maka anak dicoba
sekali untuk meyakinkan petunjuk yang
telah diberikan tadi.
5. Setelah anak paham maka segeralah tes
dilakukan, tes dimulai dengan bunyi yang
frekwensinya tinggi dan volume besar lalu
frekwensi rendah dan volume kecil.
CARA MEMBACA AUDIOMETER
1. Telinga Kiri
A. tes melalui udara digunakan tanda X
B. Tes melalui tulang digunakan tanda ]
2. Telinga Kanan
A. Tes melalui udara digunakan tanda O
B. Tes melalui tulang digunakan tanda [
Tanda tersebut sudah disetujui secara
Internasional, yang berarti bahwa tanda-tanda
tersebut sama artinya di negara lain. Kita sebagai
tenaga di lapangan akan dituntut dapat membaca
Audiogram, karena anak yang masuk ke SLB-B
disarankan untuk dapat menunjukkan Audiogram
yang dibawa dari dokter THT sebagai tingkat
ketunarunguan yang dialami anak tersebut.
Untuk menafsirkan data ketunarunguan yang
terdapat dalam audiogram tersebut sering
digunakan indeks Fletcher, indek ini dimaksudkan
untuk mengungkapkan tingkat ketunarunguan
yang dialami seorang anak ke dalam suatu nilai.
Contoh: berapa decibel tingkat kehidupan
kemampuan mendengar anak tersebut?,
pertanyaan tersebut bisa dijawab dengan melihat
audiogram yang dibawa anak tersebut.
Adapun caranya dengan menggunakan
indeks fletcher, yaitu dengan
menjumlahkan tingkat kehidupan
pendengaran pada frekwensi 500, 1000
dan 2000hz, kemudian dibagi 3
sehingga didapat tingkat ketunarunguan
seseorang dalam satu nilai (decibel)
PENGGUNAAN AUDIOGRAM
1. Periksa liang/lubang telinga;
2. Berikan petunjuk yang akan dilakukan oleh
pasien;
3. Pemasangan haed phone;
4. Mencantumkan frekwensi yang akan
dimulai, contoh: 1000, 2000, 4000 atau
1000, 500, 250
5. Mencari kekerasan yang pantas dan
menyenagkan bagi pasien, misalnya
60dB (pasien yang masih bisa
mengulang ucapan dari belakang)
6. Mencantumkan telinga mana yang mau
dites lebih dahulu, kanan atau kiri;
7. Frekwensi diputar, misalnya dari 1000 maka
intensitasnya yang ditentukan tadi misalnya
60db, lalu diberi bunyi, apabila tidak
mendengar turun10, tidak mendengar lagi
turun 10 dst. Apabila mendengar maka naik
5, mendengar lagi naik 5 dst, baik yang
tidak mendengar maupun mendengar tetap
dicatat diaudiogram.
8. Untuk pengetesan lewat udara, telinga
kanan tandanya adalah 0 (bundaran
warna merah), kemudian setelah
diperoleh hasail untuk setiap frekwensi
maka hubungkanlah bundaran-
bundaran sebagai berikut: 0—0—0—0
dst.
9. Demikian caranya seperti no. 7, dan yang
perlu diingat jangan melupakan merubah
dari kanan ke kiri pada audiometersebagai
tanda digunakan tanda X ( tanda silang
berwarna biru) kemudian hubungkan
antara satu frekwensi dengan frekwensi
lainnya dengan garis lurus: X—X—X—X
dst.
10. Setelah melalui aliran udara (AC) selesai
diperiksa selanjutnya untuk tulang (BC),
caranya hampir sama hanya berbeda
pada maksimal kekerasan yaitu pada
frek. 250 hanya 30 db, frek. 500 hanya
50 db dan1000, 2000, 4000 untuk 60db,
sedangkan frek. 8000 dan seterusnya
tidakdiperiksa.
11. Untuk memberi tanda pada tulang adalah
telinga kanan: [, (kurung siku warna
merah) dan hubungkan garis putus-
putus. Mis: [ - [ - [ - [ dst. Sedangkan
untuk telinga kiri ] (kurung siku warna
biru), dan hubungkan garis putus-putus,
mis: ] - ] - ] - ] dst.
12. SETELAH MELALUI UDARA DAN MELALUI
HANTARAN TULANG SELESAI DIPERIKSA
MAKA PERLU DIPERHATIKAN
AP 500 + AP 2000
2
Yaitu untuk menentukan berat ringannya gangguan
14. Setelah selesai pemeriksaan maka
kembalikan seperti semula alat-alat
dan jangan lupa memberi
semangat pada penderita bahwa
telah beruntung cepat diketahui
kekurangannya.