Anda di halaman 1dari 83

POLUSI BISING

REFERAT Pembimbing
NELLY AGUSTINA, S.KED dr. Taufik Hidayat, Sp.THT-KL
712019
Click icon to add picture

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang
menangkap dan merubah bunyi berupa energi mekanis menjadi
energi elektris

Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu


telinga luar, tengah dan dalam.

Di dalam labirin tulang terdapat labirin membran tempat


terjadinya mekanisme vestibular yang bertanggung jawab
untuk pendengaran dan pemeliharaan keseimbangan
LATAR BELAKANG
Suatu benda jika bergetar akan menghasilkan bunyi dengan
frekuensi tertentu yang akan menjadi ciri khas benda tersebut.
Suatu kebisingan terdiri atas campuran sejumlah gelombang dari
berbagai frekuensi yang ditentukan oleh getaran sumber bunyi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI TELINGA
Telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah atau cavitas tympani dan telinga
dalam atau labyrinthus. Telinga dalam berisi organ pendengaran dan keseimbangan
1. TELINGA LUAR

 Terdiri dari auricula dan meatus acusticus externus. Auricula mempunyai


bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan getaran udara.
Meatus acusticus externus adalah saluran berkelok yang menghubungkan
auricula dengan membrana tympanica. Meatus acusticus externus berfungsi
menghantarkan gelombang suara daari auricula ke membrana timpanica.
1. TELINGA LUAR

Saraf sensorik yang menyarafi kulit


Aliran limfe menuju ke nodi
yang melapisi meatus berasal dari
parotidei superficiales, mastoidei,
nervus auriculotemporalis dan
dan cervicales superficiales
ramus auricularis nervi vagi.
1. TELINGA LUAR
2. TELINGA TENGAH

• Ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis.


• Cavitas tympani berbentuk celah sempit yang dilapisi oleh
membrana mucosa.
• Ruang ini berisi tulang-tulang pendengaran yang berfungsi
meneruskan getaran membrana tympani (gendang telinga)
ke perilympha telinga dalam
2. TELINGA TENGAH
Di depan  berhubungan dengan nasopharynx melalui tuba auditiva dan di
belakang dengan antrum mastoideum.
Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior, dinding posterior,
dinding lateral dan dinding medial.
Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang disebut tegmen tympani yang
merupakan bagian dari pars petrosa ossis temporalis. Lempeng ini
memisahkan cavitas timpani dari meningen dan lobus temporalis cerebri di
dalam fossa cranii media.
2. TELINGA TENGAH
Lantai dibentuk oleh lempeng tipis tulang yang mungkin sebagian diganti
oleh jaringan fibrosa. Lempeng ini memisahkan cavitas timpani dari bulbus
superior vena jugularis interna.
Dinding anterior dibentuk dibawah oleh lempeng tipis tulang yang
memisahkan cavitas timpani dari arteria carotis interna.
Pada bagian atas dinding anterior terdapat muara dari dua buah saluran.
Dibagian atas dinding posterior terdapat sebuah lubang besar yang tidak
beraturan yaitu aditus ad antrum.
Dibawah ini terdapat penonjolan yang berbentuk kerucut, sempit, kecil
disebut pyramis.
Dari puncak pyramis ini keluar tendo musculus stapedius.
Dinding lateral sebagian besar dibentuk oleh membrana timpanica.
Dinding medial dibentuk oleh dinding lateral telinga dalam.
Bagian terbesar dari dinding memperlihatkan penonjolan bulat disebut
promotorium yang disebabkan oleh lengkung pertama cochlea yang ada
dibawahnya.
Di atas dan belakang promontorium terdapat fenestra vestibuli, yang
berbentuk lonjong dan ditutupi oleh basis stapedis.
Pada sisi medial fenestra terdapat perilympha scalae vestibuli telinga dalam.
Di bawah ujung posterior promontorium terdapat fenestra cochlea, yang
berbentuk bulat dan ditutupi oleh membrana tympanica secundaria.
Medial dari fenestra ini terdapat perilympha pada ujung buntu scala
tympani.
MEMBRAN TIMPANI
Membran timpani adalah membrana fibrosa tipis yang berwarna kelabu
mutiara. Membrana ini terletak miring, menghadap ke bawah, depan, lateral.
Permukaannya cekung ke lateral, dan pada cekungan yang paling dalam
terdapat lekukan kecil disebut umbo yang dibentuk oleh ujung manubrium
mallei.
Jika membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini menghasilkan
kerucut cahaya yang memancr ke anterior dan inferior dari umbo.
Membrana timpani berbentuk bulat dengan diameter lebih kurang 1 cm.
Pinggirnya tebal dan melekat di dalam alur pada tulang.
TULANG-TULANG
PENDENGARAN
Ossicula auditus adalah tulang-tulang pendengaran, terdiri dari malleus,
incus, dan stapes.
Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan mempunyai caput, collum,
crus longum atau manubrium, sebuah processus anterior dan lateralis.
Caput berbentuk bulat dan bersendi di posterior dengan incus.
Collum adalah bagian sempit di bawah caput.
Manubrium berjalan ke bawah dan belakang dan melekat dengan erat pada
permukaan medial membrana timpanica.
TULANG-TULANG
PENDENGARAN
Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus.
Corpus berbentuk bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei.
Crus longum berjalan ke bawah belakang dan sejajar dengan manubrium
mallei.
Ujung bawahnya melengkung ke medial dan bersendi dengan caput
stapedis.
TULANG-TULANG
PENDENGARAN
oStapes mempunyai caput, collum, dua lengan dan sebuah basis.
oCaput kecil dan bersendi dengan crus longum incudis.
oCollum sempit dan merupakan tempat insersi musculus stapedius.
oOtot-otot ossicula adalah musculus tensor tympani dan musculus stapedius.
TUBA AUDITIVA
Tuba auditiva menghubungkan dinding anterior cavitas timpani ke
nasopharynx.
Sepertiga bagian posteriornya adalah tulang dan dua pertiga bagian
anteriornya adalah kartilago.
Pada saat turun, tuba berjalan di pinggir atas musculus constrictor pharynges
superior.
Tuba berfungsi menyeimbangkan tekanan udara di dalam cavitas timpani
dengan nasopharynx
3. TELINGA DALAM
o Labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial terhadap
teling tengah. Terdiri dari labyrinthus osseus, tersusun dari sejumlah rongga
di dalam tulang;
oLabyrinthus membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus dan ductus
membranosa di dalam labyrinthus osseus
3. TELINGA DALAM
•Labyrinthus osseus terdiri dari tiga bagian: vestibulum, canalis semicircularis
dan cochlea.
•Ketiganya merupakan rongga-rongga yang terletak di dalam substantia
compacta tulang. Mereka dilapisi oleh endosteum dan berisi cairan bening,
perilympha yang di dalamnya terdapat labyrinthus membranaceus
3. TELINGA DALAM
•Vestibulum  bagian tengah labyrinthus osseus, terletak posterior terhadap
cochlea dan anterior terhadap canalis semisircularis.
•Di dalam vestibulum terdapat sacculus dan utriculus labhyrinthus
membranosa.
•Ketiga canalis semisircularis  canalis semisircularis superior, posterior dan
lateral bermuara ke bagian posterior vestibulum.
3. TELINGA DALAM
Setiap canalis mempunyai sebuah pelebaran diujungnya disebut ampulla.
Canalis bermuara ke dalam vestibulum melalui lima lubang, salah satunya
dipergunakan bersama oleh dua canalis.
 Di dalam canalis terdapat ductus semisircularis.
Canalis semisircularis superior terletak vertikal dan tegak lurus terhadap
sumbu panjang os petrosum.
Canalis semisircularis posterior juga vertikal, tetapi terletak sejajar dengan
sumbu panjang os petrosum.
Canalis semisircularis lateralis terletak horizontal pada dinding medial
aditus ad antrum, di atas canalis nervi facialis.
3. TELINGA DALAM
Cochlea berbentuk seperti rumah siput. Cochlea bermuara ke dalam bagian anterior
vestibulum. Umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus cochleae, dan
modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah putaran.
Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar meatus acusticus
internus. Modiolus ditembus oleh cabang-cabang nervus cochlearis
3. TELINGA DALAM
Perilympha di dalam scala vestibuli dipisahkan dari cavitas tympani oleh basis
stapedis dan ligamentum annulare pada fenestra vestibuli. Perilympha di dalam scala
tympani dipisahkan dari cavitas tympani oleh membrana tympanica secundaria pada
fenestra cochleae
LABYRINTHUS
MEMBRANACEUS
Terletak di dalam labyrinthus osseus. Labyrinthus ini berisi endolympha dan
dikelilingi oleh perilympha.
Labirinthus membranaceus terdiri atas utriculus dan sacculus, yang terdapat
di dalam vestibulum osseus; tiga ductus semisircularis, yang terletak di dalam
canalis semisircularis osseus; dan ductus cochlearis yang terletak di dalam
cochlea
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli yang ada.
Utriculus dihubungkan tidak langsung dengan sacculus dan ductus
endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis
Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus. Ductus
endolyphaticus, setelah bergabung dengan ductus utriculosaccularis akan
berakhir di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus endolymphaticus.
Saccus ini terletak di bawah duramater pada permukaan posterior pars
petrosa ossis temporalis. Pada dinding utriculus dan sacculus terdapat
receptor sensoris khusus yang peka terhadap orientasi kepala akibat gaya
berat atau tenaga percepatan lain.
2.2 HISTOLOGI TELINGA
Saluran dilapisi dengan epitel
TELINGA LUAR skuamosa berlapis yang berlanjut
terdiri atas suatu lempeng kartilago dengan kulit auricula dan di dekat
elastis iregular berbentuk corong, folikel rambutnya, kelenjar sebasea,
yang ditutupi secara erat oleh kulit dan kelenjar keringat apokrin
dan menghantarkan gelombang termodifikasi yang disebut kelenjar
suara ke dalam telinga seruminosa ditemukan pada
submukosa
2.2 HISTOLOGI TELINGA

Dinding meatus acusticus externus Sisi luarnya dilapisi epidermis dan


ditunjang oleh kartilago elastis di permukaan dalamnya dilapisi epitel
sepertiga luarnya, sedangkan os selapis kuboid yang menyatu
temporale menutup bagian dalam. dengan lapisan rongga timpani di
Pada ujung bagian dalam meatus telinga tengah
acusticus externus terdapat suatu
lembar epitelial yang disebut
membran timpani atau gendang
telinga.
MEATUS ACUSTICUS
EXTERNUS Potongan dinding ini di sepertiga luar
meatus acusticus memperlihatkan
lapisan kulit yang mengandung folikel
rambut kecil (F), kelenjar sebasea (SG)
dan kelenjar keringat apokrin
termodifikasi yang disebut kelenjar
seruminosa (CG). Sekresi dari kedua
kelenjar membentuk suatu produk
kuning berminyak atau menyerupai
lilin yang disebut serumen (C), yang
memiliki faktor antimikroba yang
membantu meatus tidak nyaman bagi
mikroorganisme
HISTOLOGI TELINGA TENGAH
Rongga timpani terutama dilapisi oleh selapis epitel kuboid yang berada di
lamina propria yang sangat melekat pada periosteum. Di dekat tuba
auditorius, epitel selapis ini secara berangsur berubah menjadi epitel
bertingkat silindiris bersilia yang melapisi tuba tersebut.
Membran timpani berhubungan Maleus menempel pada jaringan ikat
dengan tingkap lonjong melalui membran timpani dan stapes melekat
sederetan tiga tulang keciI, ossicula pada jaringan ikat membran di
auditus, yang menghantarkan getaran tingkap lonjong. Tulang-tulang ini
mekanis membran timpani ke telinga berartikulasi di sendi sinovial yang
dalam. Ossicula dinamai dengan bersama-sama periosteum
malleus, incus, dan stapes. sepenuhnya dilapisi epitel selapis
gepeng
HISTOLOGI TELINGA DALAM

Telinga dalam berada sepenuhnya di dalam os temporale, di mana sederetan ruang


yang saling berhubungan labirin bertulang, menampung serangkaian saluran
kontinu berlapis epitel yang terisi cairan dan bilik yang membentuk labirin
membranosa yang lebih kecil
SACCULUS DAN UTRICULUS

Sacculus dan urticulus adalah jaringan ikat yang dilapisi epitel selapis gepeng.
Telinga dalam. Regio internal
telinga terdiri atas sebuah rongga di
os temporale, labirin tulang, yang
menampung suatu labirin
membranosa berisi-cairan. Labirin
membranosa mencakup organ
vestibular untuk sensasi
kesetimbangan dan keseimbangan
(sacculus, utriculus, dan ductus
semicircularis) dan koklea untuk
sensasi pendengaran
Macula vestibularis dan sel-selnya. (a): Dua
area sensoris, macula, berada di dinding
epitelial utriculus dan sacculus di kompleks
vestibular. Kedua makula serupa secara
histologis dan mengandung sel
mekanoreseptor yang disebut sel rambut yang
menggunakan gravitasi dan pergerakan
endolimfe untuk mendeteksi orientasi kepala
yang diam dan percepatan linear pada kepala
yang bergerak. (b): Gambaran rinci dinding
makula memperlihatkan bahwa makula terdiri
atas sel rambut, sel penyokong, dan ujung
cabang vestibular saraf kranial kedelapan.
permukaan apikal sel rambut dilapisi oleh
lapisan atau membran otolitik gelatinosa dan
ujung basal sel memiliki hubungan sinaps
dengan serabut saraf. (c): Diagram sebuah sel
rambut memperlihatkan sejumlah besar
stereosilia lurus, yang memiliki berkas aktin,
dan sebuah kinosilia panjang, sebuah silia
dengan ujungnya yang sedikit membesar
2.3 FISIOLOGI TELINGA
Pendengaran terdiri dari dua aspek: identifikasi suara ("apa") dan lokalisasinya ("di
mana"). Kita mula-mula akan mempelajari karakteristik gelombang suara, kemudian
bagaimana telinga dan otak memproses masukan suara untuk menghasilkan
pendengaran.
GELOMBANG SUARA
Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat yang terdiri dari
daerah-daerah bertekanan tinggi akibat kompresi (pemadatan) molekul udara
bergantian dengan daerah-daerah bertekanan rendah akibat penjarangan
(peregangan) molekul udara. Setiap alat yang mampu menghasilkan
gangguan pola molekul udara seperti itu adalah sumber suara. Contoh
sederhana adalah garpu tala
TELINGA LUAR BERPERAN
DALAM LOKALISASI SUARA
Reseptor-reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang berisi
cairan.
Karena itu, gelombang suara di udara harus dapat disalurkan ke arah dan
dipindahkan ke telinga dalam, dengan mengompensasi pengurangan energi
suara yang terjadi dalam proses alami ketika gelombang suara berpindah dari
udara ke air
Telinga luar terdiri dari pinna (daun telinga), meatus auditorius eksternus
(saluran telinga), dan membran timpani (gendang telinga)
LOKALISASI SUARA UNTUK SUARA YANG
DATANG DARI KANAN ATAU KIRI DITENTUKAN
BERDASARKAN DUA PETUNJUK.

Pertama, gelombang suara mencapai telinga yang lebih dekat dengan sumber
suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba di telinga satunya.
Kedua, suara menjadi kurang intens ketika mencapai telinga yang jauh,
karena kepala berfungsi sebagai penghalang suara yang secara parsial
menghambat perambatan gelombang suara.
Korteks pendengaran mengintegrasikan semua petunjuk ini untuk menentukan
lokasi sumber suara. Kita sulit mengetahui lokasi sumber suara hanya dengan satu
telinga.
Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa korteks pendengaran menentukan lokasi
suara berdasarkan perbedaan dalam waktu pola lepas muatan neuron, bukan oleh peta
ruang seperti yang diproyeksikan titik demi titik di korteks penglihatan oleh retina
yang memungkinkan kita mengetahui lokasi benda yang terlihat
Membran timpani bergetar bersama gelombang suara di telinga luar.
Membran timpani, yang membentang merintangi pintu masuk ke telinga
tengah, bergetar ketika terkena gelombang suara.
Daerah-daerah bertekanan tinggi dan rendah yang berselang-seling dan
ditimbulkan oleh gelombang suara menyebabkan gendang telinga yang
sangat peka melekuk ke dalam dan keluar seiring dengan frekuensi
gelombang suara.
TULANG-TULANG TELINGA TENGAH MENGUBAH
GETARAN MEMBRAN TIMPANI MENJADI
GERAKAN CAIRAN DI TELINGA DALAM.

Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan


telinga dalam.
Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai tiga tulang kecil, atau
osikulus (maleus, inkus, dan stapes), yang dapat bergerak dan membentang di
telinga tengah
Sewaktu membran timpani bergetar sebagai respons terhadap gelombang suara,
rangkaian tulang-tulang tersebut ikut bergerak dengan frekuensi yang sama,
memindahkan frekuensi getaran ini dari membran timpani ke jendela oval.
Tekanan yang terjadi di jendela oval yang ditimbulkan oleh setiap getaran akan
menimbulkan gerakan cairan telinga dalam mirip gelombang dengan frekuensi yang
sama seperti gelombang suara asal. Namun, seperti telah disebutkan, diperlukan
tekanan yang lebih besar untuk menggetarkan cairan. Sistem osikulus memperkuat
tekanan yang ditimbulkan oleh gelombang suara di udara melalui dua mekanisme
agar cairan di koklea bergetar.
Kokhlea mengandung organ Corti, organ indera pendengaranyang seukuran kacang
polong dan berbentuk mirip siput ini adalah bagian telinga dalam yang mendengar.
Organ Corti, yang terletak di atas membran basilaris di seluruh panjangnya,
mengandung sel rambut yang merupakan reseptor suara.
Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut permukaannya mengalami
perubahan bentuk secara mekanis akibat gerakan cairan di telinga dalam.
Karena cairan tidak dapat mengalami penekanan, maka tekanan disebarkan melalui
dua cara ketika stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan
jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris.
Pada bagian-bagian awal jalur ini, gelombang tekanan mendorong maju perilimfe di
kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikotrema, dan masuk ke dalam
kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar
menonjol keluar mengarah ke rongga telinga tengah untuk mengompensasi peningkatan
tekanan.
Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval ke arah luar ke telinga
tengah, perilimfe mengalir ke arah berlawanan, menyebabkan jendela bundar menonjol
ke dalam. Jalur ini tidak menyebabkan penerimaan suara tetapi hanya menghilangkan
tekanan.
Gelombang tekanan di kompartemen atas disalurkan melalui membran vestibularis
yang tipis, menuju duktus kokhlearis, dan kemudian melalui membran basilaris di
kompartemen bawah, tempat gelombang ini menyebabkan jendela bundar menonjol
keluar masuk bergantian.
Perbedaan utama pada jalur ini adalah bahwa
transmisi gelombang tekanan melalui membran
basilaris menyebabkan membran ini bergerak
naik-turun, atau bergetar, sesuai gelombang
tekanan. Karena organ Corti berada di atas
membran basilaris maka sel-sel rambut juga
bergetar naik turun sewaktu membran basilaris
bergetar.
PERAN SEL RAMBUT DALAM
Sel rambut dalam dan luar memiliki fungsi berbeda.
Sel rambut dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanis suara (getaran cairan
koklea) menjadi impuls listrik pendengaran (potensial aksi yang menyampaikan
pesan pendengaran ke korteks serebri).
Karena berkontak dengan membran tektorium yang kaku dan stasioner, maka
stereosilia sel-sel reseptor ini tertekuk maju-mundur ketika membran basilar
mengubah posisi relatif terhadap membran tektorium
 Deformasi mekanis maju-mundur rambur-rambut ini secara bergantian
membuka dan menutup saluran ion berpintu mekanis di sel rambut sehingga
terjadi perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian
yaitu potensial reseptor-dengan frekuensi yang sama seperti frekuensi
rangsangan pemicu semula.
 Sel rambut dalam berhubungan melalui suatu sinaps kimiawi dengan ujung
serat-serat saraf aferen yang membentuk nervus auditorius (kokhlearis).
Depolarisasi sel-sel rambut ini (ketika membran basilaris terangkat)
meningkatkan laju pelepasan neurotransmiter, yang meningkatkan frekuensi
lepas muatan di serat aferen.
CONT....

• Sebaliknya, laju lepas muatan berkurang sewaktu sel-sel rambut ini mengeluarkan lebih
sedikit neurotransmiter ketika mengalami hiperpolarisasi akibat pergeseran ke arah yang
berlawanan. Karena itu, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan
bergetar membran basilaris yang menekuk rambut-rambut sel reseptor maju-mundur.
•Deformasi mekanis rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup saluran sel
reseptor, menghasilkan perubahan potensial berjenjang di reseptor yang menyebabkan
perubahan dalam frekuensi potensial aksi yang dikirim ke otak.
•Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat diterima
oleh otak sebagai sensasi suara
PERAN SEL RAMBUT LUAR
Sementara sel-sel rambut dalam mengirim sinyal auditorik ke otak melalui serat
aferen, sel rambut luar tidak memberi sinyal ke otak tentang suara yang datang. Sel-
sel rambut luar secara aktif dan cepat berubah panjang sebagai respons terhadap
perubahan potensial membran, suatu perilaku yang dikenal sebagai elektromotilitas
Sel rambut luar memendek pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolarisasi.
Perubahan panjang ini memperkuat atau menegaskan gerakan membran basilaris.
Modifikasi pergerakan membran basilaris seperti ini meningkatkan respons sel
rambut dalam, reseptor sensorik pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan
mereka sangat peka terhadap intensitas suara dan dapat membedakan berbagai nada
suara
2.4 MEKANISME PENDENGARAN
Mekanisme Pendengaran Telinga Luar dan Tengah
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea.
Proses mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi fisik
berupa stimulus bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi
yaitu pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap
penghantaran impuls saraf ke kortek pendengaran.
MEKANISME PENDENGARAN TELINGA
LUAR DAN TENGAH

Aurikula berfungsi untuk mengetahui arah dan lokasi suara dan membedakan
tinggi rendah suara. Aurikula bersama MAE dapat menaikkan tekanan
akustik pada MT (membran timpani) pada frekuensi 1,5 –5 kHz yaitu daerah
frekuensi yang penting untuk presepsi bicara, selanjutnya gelombang bunyi
ini diarahkan ke MAE menyebabkan naiknya tekanan akustik sebesar 10-15
dB pada MT
Gelombang suara kemudian diteruskan ke MT dimana pars tensa
MT merupakan medium yang ideal untuk transmisi gelombang
suara ke rantai osikular. Hubungan MT dan sistem osikuler
menghantarkan suara sepanjang telinga-telinga tengah ke koklea.
Tangkai maleus terikat erat pada pusat membran timpani, maleus
berikatan dengan inkus, inkus berikatan dengan stapes dan basis
stapes berada pada foramen ovale.
Hal ini diperlukan karena cairan memiliki inersia yang jauh lebih
besar dibandingkan udara, sehingga dibutuhkan tekanan besar
untuk menggetarkan cairan, selain itu didapatkan mekanisme reflek
penguatan, yaitu sebuah reflek yang timbul apabila ada suara yang
keras yang ditransmisikan melalui sistem osikuler ke dalam sistem
saraf pusat, reflek ini menyebabkan konstraksi pada otot stapedius
dan otot tensor timpani
Otot tensor timpani menarik tangkai maleus ke arah dalam sedangkan
otot stapedius menarik stapes ke arah luar. Kondisi yang berlawanan ini
mengurangi konduksi osikular dari suara berfrekuensi rendah dibawah
1.000 Hz. Fungsi dari mekanisme ini adalah untuk melindungi koklea
dari getaran merusak disebabkan oleh suara yang sangat keras ,
menutupi suara berfrekuensi rendah pada lingkungan suara keras dan
menurunkan sensivitas pendengaran pada suara orang itu sendiri
MEKANISME PENDENGARAN
TELINGA DALAM
Koklea mempunyai dua fungsi yaitu menerjemahkan energi suara kesuatu bentuk
yang sesuai untuk merangsang ujung saraf auditorius yang dapat memberikan kode
parameter akustik sehingga otak dapat memproses informasi dalam stimulus suara.
 Koklea di dalamnya terdapat proses transmisi hidrodinamik yaitu perpindahan
energi bunyi dari foramen ovale ke sel-sel bersilia dan proses transduksi yaitu
pengubahan pola energi bunyi pada OC menjadi potensial aksi dalam nervus
auditorius.
MEKANISME PENDENGARAN
TELINGA DALAM
Mekanisme transmisi terjadi karena stimuli bunyi menggetarkan perilimph dalam
skala vestibuli dan endolimph dalam skala media sehingga menggetarkan membrana
basilaris.
Membrana basilaris merupakan suatu kesatuan yang berbentuk lempeng-lempeng
getar sehinga bila mendapat stimuli bunyi akan bergetar seperti gelombang disebut
traveling wave.
Proses transduksi terjadi karena perubahan bentuk membran basilaris. Perubahan
tersebut karena bergesernya membrana retikularis dan membrana tektorial akibat
stimulis bunyi
MEKANISME PENDENGARAN
TELINGA DALAM
Amplitudo maksimum pergeseran tersebut akan mempengaruhi sel rambut
dalam dan sel rambut luar sehinga terjadi loncatan potensial listrik. Potensial
listrik ini akan diteruskan oleh serabut saraf aferen yang berhubungan dengan
sel rambut sebagai impuls saraf ke otak untuk disadari sebagai sensasi
mendengar.
POLUSI BISING
Adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara
yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
Polusi bising atau pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume
tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak
menyenangkan
Frekuensi bunyi adalah jumlah gelombang bunyi yang diterima oleh telinga
setiap detik dengan satuan Herz (Hz). Frekuensi bunyi yang bisa diterima
oleh telinga manusia berkisar antara 16 – 20.000 Hz dan paling umum untuk
komunikasi/pembicaraan adalah berkisar antara 250 – 3000 Hz
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang ditimbulkan oleh getaran
dari suatu sumber bunyi dan merambat melalui media udara atau penghantar
lainnya.
Manakala bunyi tersebut tidak dikehendaki karena dinilai mengganggu atau
timbul di luar kemauan orang yang bersangkutan maka bunyi tersebut
dinyatakan sebagai kebisingan.
Kebisingan dinyatakan dalam suatu logaritma yaitu desibel (dB).
Intensitas bunyi adalah besarnya tekanan atau energi yang dipancarkan oleh
suatu sumber bunyi dengan satuan decible atau yang biasa disingkat dB.
Satuan desibel berkisar antara 0 – 140 dB.
Intensitas bunyi 0 dB(A) adalah intensitas bunyi terlemah yang dapat
didengar oleh manusia, sedangkan intensitas bunyi 140 dB(A) adalah
intensitas bunyi yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada indera
pendengaran manusia.
SKALA INTENSITAS
KEBISINGAN DAN
SUMBERNYA
NILAI AMBANG BATAS (NAB)
NAB kebisingan merupakan nilai yang mengatur tentang tekanan bising rata-
rata atau level kebisingan berdasarkan durasi pajan bising yang mewakili
kondisi individu yang terpajan tanpa menimbulkan gangguan pendengaran.
NILAI
AMBANG
BATAS
KEBISINGAN
SUMBER KEBISINGAN
Bising industri, adalah kebisingan di dalam lingkungan pabrik, bengkel dan
sejenisnya yang dirasakan oleh karyawan maupun masyarakat di sekitar
industri.
Bising rumah tangga, adalah bising yang disebabkan oleh alat rumah tangga
dan mempunyai intensitas kebisingan yang tidak terlalu tinggi.
Bising spesifik, adalah bising yang disebabkan oleh kegiatan khusus,
misalnya pemasangan tiang pancang tol atau bangunan.
JENIS KEBISINGAN
Steady State Noise (STN)  kebisingan dimana fluktuasi dari intensitasnya
tidak lebih dari 6 dB. Contoh suara yang ditimbulkan oleh kompresor, kipas
angin, dapur pijar, suara mesin gergaji dan suara yang ditimbulkan oleh
katup.
Impact/Impulse Noise  kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber tunggal
atau bunyi yang pada saat tertentu terdengar secara tiba-tiba. Contoh bunyi
yang ditimbulkan oleh ledakan. Sedangkan impulsive berulang terjadi pada
mesin produksi di industri
JENIS KEBISINGAN
Intermitten/Interuted Noise  kebisingan dimana suara terus mengeras dan
kemudian melemah secara perlahan. Sebagai contoh kebisingan yang
ditimbulkan oleh kendaraan lalu lintas atau pesawat udara yang tinggal
landas.
DAMPAK BISING
Terbagi dua  Dampak terhdap indra pendengaran dan dampak bukan
terhadap indera pendengaran
1) Dampak terhadap indera pendengaran, terbbagi 3:
 A) Trauma akustik  gangguan pendengaran yang disebabkan oleh pemaparan
tunggal terhadap intensitas kebisingan yang sangat tinggi dan terjadi secara tiba-tiba
 B) Ketulian sementara (Temporary Threshold Shift/TTS)  gangguan pendengaran
yang dialami seseorang yang bersifat sementara. Daya dengarnya sedikit demi
sedikit pulih kembali. Waktu pemulihan kembali berkisar dari beberapa menit
sampai beberapa hari (3-7 hari) namun tidak lebih dari sepuluh hari
DAMPAK BISING
C) Ketulian permanen (Permanent Threshold Shift/PTS)
gangguan pendengaran yang terjadi apabila seseorang mengalami
Temporary Threshold Shift/TTS dan kemudian terpajan
kembali sebelum pemulihan secara lengkap sehingga akan terjadi
akumulasi sisa ketulian TTS.
DAMPAK BUKAN TERHADAP
TELINGA
1) Gangguan komunikasi
2) Gangguan tidur
3) Gangguan pelaksanaan tugas
4) Stres, perasaan tidak senang dan mudah marah
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendengaran merupakan salah satu organ yang penting dalam
tubuh kita. Organ ini dapat mempengaruhi kualitas hidup
seseorang. Proses mendengar adalah proses yang tidak sederhana,
agar dapat mendengar manusia harus memiliki organ pendengaran
dan fungsi pendengaran yang baik. Sistem organ pendengaran
dibagi menjadi perifer dan sentral.
KESIMPULAN
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang ditimbulkan oleh
getaran dari suatu sumber bunyi dan merambat melalui media
udara atau penghantar lainnya. Manakala bunyi tersebut tidak
dikehendaki karena dinilai mengganggu atau timbul di luar
kemauan orang yang bersangkutan maka bunyi tersebut
dinyatakan sebagai kebisingan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai