REFERAT Pembimbing
NELLY AGUSTINA, S.KED dr. Taufik Hidayat, Sp.THT-KL
712019
Click icon to add picture
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang
menangkap dan merubah bunyi berupa energi mekanis menjadi
energi elektris
Sacculus dan urticulus adalah jaringan ikat yang dilapisi epitel selapis gepeng.
Telinga dalam. Regio internal
telinga terdiri atas sebuah rongga di
os temporale, labirin tulang, yang
menampung suatu labirin
membranosa berisi-cairan. Labirin
membranosa mencakup organ
vestibular untuk sensasi
kesetimbangan dan keseimbangan
(sacculus, utriculus, dan ductus
semicircularis) dan koklea untuk
sensasi pendengaran
Macula vestibularis dan sel-selnya. (a): Dua
area sensoris, macula, berada di dinding
epitelial utriculus dan sacculus di kompleks
vestibular. Kedua makula serupa secara
histologis dan mengandung sel
mekanoreseptor yang disebut sel rambut yang
menggunakan gravitasi dan pergerakan
endolimfe untuk mendeteksi orientasi kepala
yang diam dan percepatan linear pada kepala
yang bergerak. (b): Gambaran rinci dinding
makula memperlihatkan bahwa makula terdiri
atas sel rambut, sel penyokong, dan ujung
cabang vestibular saraf kranial kedelapan.
permukaan apikal sel rambut dilapisi oleh
lapisan atau membran otolitik gelatinosa dan
ujung basal sel memiliki hubungan sinaps
dengan serabut saraf. (c): Diagram sebuah sel
rambut memperlihatkan sejumlah besar
stereosilia lurus, yang memiliki berkas aktin,
dan sebuah kinosilia panjang, sebuah silia
dengan ujungnya yang sedikit membesar
2.3 FISIOLOGI TELINGA
Pendengaran terdiri dari dua aspek: identifikasi suara ("apa") dan lokalisasinya ("di
mana"). Kita mula-mula akan mempelajari karakteristik gelombang suara, kemudian
bagaimana telinga dan otak memproses masukan suara untuk menghasilkan
pendengaran.
GELOMBANG SUARA
Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat yang terdiri dari
daerah-daerah bertekanan tinggi akibat kompresi (pemadatan) molekul udara
bergantian dengan daerah-daerah bertekanan rendah akibat penjarangan
(peregangan) molekul udara. Setiap alat yang mampu menghasilkan
gangguan pola molekul udara seperti itu adalah sumber suara. Contoh
sederhana adalah garpu tala
TELINGA LUAR BERPERAN
DALAM LOKALISASI SUARA
Reseptor-reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang berisi
cairan.
Karena itu, gelombang suara di udara harus dapat disalurkan ke arah dan
dipindahkan ke telinga dalam, dengan mengompensasi pengurangan energi
suara yang terjadi dalam proses alami ketika gelombang suara berpindah dari
udara ke air
Telinga luar terdiri dari pinna (daun telinga), meatus auditorius eksternus
(saluran telinga), dan membran timpani (gendang telinga)
LOKALISASI SUARA UNTUK SUARA YANG
DATANG DARI KANAN ATAU KIRI DITENTUKAN
BERDASARKAN DUA PETUNJUK.
Pertama, gelombang suara mencapai telinga yang lebih dekat dengan sumber
suara sesaat sebelum gelombang tersebut tiba di telinga satunya.
Kedua, suara menjadi kurang intens ketika mencapai telinga yang jauh,
karena kepala berfungsi sebagai penghalang suara yang secara parsial
menghambat perambatan gelombang suara.
Korteks pendengaran mengintegrasikan semua petunjuk ini untuk menentukan
lokasi sumber suara. Kita sulit mengetahui lokasi sumber suara hanya dengan satu
telinga.
Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa korteks pendengaran menentukan lokasi
suara berdasarkan perbedaan dalam waktu pola lepas muatan neuron, bukan oleh peta
ruang seperti yang diproyeksikan titik demi titik di korteks penglihatan oleh retina
yang memungkinkan kita mengetahui lokasi benda yang terlihat
Membran timpani bergetar bersama gelombang suara di telinga luar.
Membran timpani, yang membentang merintangi pintu masuk ke telinga
tengah, bergetar ketika terkena gelombang suara.
Daerah-daerah bertekanan tinggi dan rendah yang berselang-seling dan
ditimbulkan oleh gelombang suara menyebabkan gendang telinga yang
sangat peka melekuk ke dalam dan keluar seiring dengan frekuensi
gelombang suara.
TULANG-TULANG TELINGA TENGAH MENGUBAH
GETARAN MEMBRAN TIMPANI MENJADI
GERAKAN CAIRAN DI TELINGA DALAM.
• Sebaliknya, laju lepas muatan berkurang sewaktu sel-sel rambut ini mengeluarkan lebih
sedikit neurotransmiter ketika mengalami hiperpolarisasi akibat pergeseran ke arah yang
berlawanan. Karena itu, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan
bergetar membran basilaris yang menekuk rambut-rambut sel reseptor maju-mundur.
•Deformasi mekanis rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup saluran sel
reseptor, menghasilkan perubahan potensial berjenjang di reseptor yang menyebabkan
perubahan dalam frekuensi potensial aksi yang dikirim ke otak.
•Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat diterima
oleh otak sebagai sensasi suara
PERAN SEL RAMBUT LUAR
Sementara sel-sel rambut dalam mengirim sinyal auditorik ke otak melalui serat
aferen, sel rambut luar tidak memberi sinyal ke otak tentang suara yang datang. Sel-
sel rambut luar secara aktif dan cepat berubah panjang sebagai respons terhadap
perubahan potensial membran, suatu perilaku yang dikenal sebagai elektromotilitas
Sel rambut luar memendek pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolarisasi.
Perubahan panjang ini memperkuat atau menegaskan gerakan membran basilaris.
Modifikasi pergerakan membran basilaris seperti ini meningkatkan respons sel
rambut dalam, reseptor sensorik pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan
mereka sangat peka terhadap intensitas suara dan dapat membedakan berbagai nada
suara
2.4 MEKANISME PENDENGARAN
Mekanisme Pendengaran Telinga Luar dan Tengah
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea.
Proses mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi fisik
berupa stimulus bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi
yaitu pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap
penghantaran impuls saraf ke kortek pendengaran.
MEKANISME PENDENGARAN TELINGA
LUAR DAN TENGAH
Aurikula berfungsi untuk mengetahui arah dan lokasi suara dan membedakan
tinggi rendah suara. Aurikula bersama MAE dapat menaikkan tekanan
akustik pada MT (membran timpani) pada frekuensi 1,5 –5 kHz yaitu daerah
frekuensi yang penting untuk presepsi bicara, selanjutnya gelombang bunyi
ini diarahkan ke MAE menyebabkan naiknya tekanan akustik sebesar 10-15
dB pada MT
Gelombang suara kemudian diteruskan ke MT dimana pars tensa
MT merupakan medium yang ideal untuk transmisi gelombang
suara ke rantai osikular. Hubungan MT dan sistem osikuler
menghantarkan suara sepanjang telinga-telinga tengah ke koklea.
Tangkai maleus terikat erat pada pusat membran timpani, maleus
berikatan dengan inkus, inkus berikatan dengan stapes dan basis
stapes berada pada foramen ovale.
Hal ini diperlukan karena cairan memiliki inersia yang jauh lebih
besar dibandingkan udara, sehingga dibutuhkan tekanan besar
untuk menggetarkan cairan, selain itu didapatkan mekanisme reflek
penguatan, yaitu sebuah reflek yang timbul apabila ada suara yang
keras yang ditransmisikan melalui sistem osikuler ke dalam sistem
saraf pusat, reflek ini menyebabkan konstraksi pada otot stapedius
dan otot tensor timpani
Otot tensor timpani menarik tangkai maleus ke arah dalam sedangkan
otot stapedius menarik stapes ke arah luar. Kondisi yang berlawanan ini
mengurangi konduksi osikular dari suara berfrekuensi rendah dibawah
1.000 Hz. Fungsi dari mekanisme ini adalah untuk melindungi koklea
dari getaran merusak disebabkan oleh suara yang sangat keras ,
menutupi suara berfrekuensi rendah pada lingkungan suara keras dan
menurunkan sensivitas pendengaran pada suara orang itu sendiri
MEKANISME PENDENGARAN
TELINGA DALAM
Koklea mempunyai dua fungsi yaitu menerjemahkan energi suara kesuatu bentuk
yang sesuai untuk merangsang ujung saraf auditorius yang dapat memberikan kode
parameter akustik sehingga otak dapat memproses informasi dalam stimulus suara.
Koklea di dalamnya terdapat proses transmisi hidrodinamik yaitu perpindahan
energi bunyi dari foramen ovale ke sel-sel bersilia dan proses transduksi yaitu
pengubahan pola energi bunyi pada OC menjadi potensial aksi dalam nervus
auditorius.
MEKANISME PENDENGARAN
TELINGA DALAM
Mekanisme transmisi terjadi karena stimuli bunyi menggetarkan perilimph dalam
skala vestibuli dan endolimph dalam skala media sehingga menggetarkan membrana
basilaris.
Membrana basilaris merupakan suatu kesatuan yang berbentuk lempeng-lempeng
getar sehinga bila mendapat stimuli bunyi akan bergetar seperti gelombang disebut
traveling wave.
Proses transduksi terjadi karena perubahan bentuk membran basilaris. Perubahan
tersebut karena bergesernya membrana retikularis dan membrana tektorial akibat
stimulis bunyi
MEKANISME PENDENGARAN
TELINGA DALAM
Amplitudo maksimum pergeseran tersebut akan mempengaruhi sel rambut
dalam dan sel rambut luar sehinga terjadi loncatan potensial listrik. Potensial
listrik ini akan diteruskan oleh serabut saraf aferen yang berhubungan dengan
sel rambut sebagai impuls saraf ke otak untuk disadari sebagai sensasi
mendengar.
POLUSI BISING
Adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara
yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
Polusi bising atau pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume
tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak
menyenangkan
Frekuensi bunyi adalah jumlah gelombang bunyi yang diterima oleh telinga
setiap detik dengan satuan Herz (Hz). Frekuensi bunyi yang bisa diterima
oleh telinga manusia berkisar antara 16 – 20.000 Hz dan paling umum untuk
komunikasi/pembicaraan adalah berkisar antara 250 – 3000 Hz
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang ditimbulkan oleh getaran
dari suatu sumber bunyi dan merambat melalui media udara atau penghantar
lainnya.
Manakala bunyi tersebut tidak dikehendaki karena dinilai mengganggu atau
timbul di luar kemauan orang yang bersangkutan maka bunyi tersebut
dinyatakan sebagai kebisingan.
Kebisingan dinyatakan dalam suatu logaritma yaitu desibel (dB).
Intensitas bunyi adalah besarnya tekanan atau energi yang dipancarkan oleh
suatu sumber bunyi dengan satuan decible atau yang biasa disingkat dB.
Satuan desibel berkisar antara 0 – 140 dB.
Intensitas bunyi 0 dB(A) adalah intensitas bunyi terlemah yang dapat
didengar oleh manusia, sedangkan intensitas bunyi 140 dB(A) adalah
intensitas bunyi yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada indera
pendengaran manusia.
SKALA INTENSITAS
KEBISINGAN DAN
SUMBERNYA
NILAI AMBANG BATAS (NAB)
NAB kebisingan merupakan nilai yang mengatur tentang tekanan bising rata-
rata atau level kebisingan berdasarkan durasi pajan bising yang mewakili
kondisi individu yang terpajan tanpa menimbulkan gangguan pendengaran.
NILAI
AMBANG
BATAS
KEBISINGAN
SUMBER KEBISINGAN
Bising industri, adalah kebisingan di dalam lingkungan pabrik, bengkel dan
sejenisnya yang dirasakan oleh karyawan maupun masyarakat di sekitar
industri.
Bising rumah tangga, adalah bising yang disebabkan oleh alat rumah tangga
dan mempunyai intensitas kebisingan yang tidak terlalu tinggi.
Bising spesifik, adalah bising yang disebabkan oleh kegiatan khusus,
misalnya pemasangan tiang pancang tol atau bangunan.
JENIS KEBISINGAN
Steady State Noise (STN) kebisingan dimana fluktuasi dari intensitasnya
tidak lebih dari 6 dB. Contoh suara yang ditimbulkan oleh kompresor, kipas
angin, dapur pijar, suara mesin gergaji dan suara yang ditimbulkan oleh
katup.
Impact/Impulse Noise kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber tunggal
atau bunyi yang pada saat tertentu terdengar secara tiba-tiba. Contoh bunyi
yang ditimbulkan oleh ledakan. Sedangkan impulsive berulang terjadi pada
mesin produksi di industri
JENIS KEBISINGAN
Intermitten/Interuted Noise kebisingan dimana suara terus mengeras dan
kemudian melemah secara perlahan. Sebagai contoh kebisingan yang
ditimbulkan oleh kendaraan lalu lintas atau pesawat udara yang tinggal
landas.
DAMPAK BISING
Terbagi dua Dampak terhdap indra pendengaran dan dampak bukan
terhadap indera pendengaran
1) Dampak terhadap indera pendengaran, terbbagi 3:
A) Trauma akustik gangguan pendengaran yang disebabkan oleh pemaparan
tunggal terhadap intensitas kebisingan yang sangat tinggi dan terjadi secara tiba-tiba
B) Ketulian sementara (Temporary Threshold Shift/TTS) gangguan pendengaran
yang dialami seseorang yang bersifat sementara. Daya dengarnya sedikit demi
sedikit pulih kembali. Waktu pemulihan kembali berkisar dari beberapa menit
sampai beberapa hari (3-7 hari) namun tidak lebih dari sepuluh hari
DAMPAK BISING
C) Ketulian permanen (Permanent Threshold Shift/PTS)
gangguan pendengaran yang terjadi apabila seseorang mengalami
Temporary Threshold Shift/TTS dan kemudian terpajan
kembali sebelum pemulihan secara lengkap sehingga akan terjadi
akumulasi sisa ketulian TTS.
DAMPAK BUKAN TERHADAP
TELINGA
1) Gangguan komunikasi
2) Gangguan tidur
3) Gangguan pelaksanaan tugas
4) Stres, perasaan tidak senang dan mudah marah
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendengaran merupakan salah satu organ yang penting dalam
tubuh kita. Organ ini dapat mempengaruhi kualitas hidup
seseorang. Proses mendengar adalah proses yang tidak sederhana,
agar dapat mendengar manusia harus memiliki organ pendengaran
dan fungsi pendengaran yang baik. Sistem organ pendengaran
dibagi menjadi perifer dan sentral.
KESIMPULAN
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang ditimbulkan oleh
getaran dari suatu sumber bunyi dan merambat melalui media
udara atau penghantar lainnya. Manakala bunyi tersebut tidak
dikehendaki karena dinilai mengganggu atau timbul di luar
kemauan orang yang bersangkutan maka bunyi tersebut
dinyatakan sebagai kebisingan.
TERIMA KASIH