Anda di halaman 1dari 9

TUGAS REMEDIAL ESSAY LITERATURE REVIEW

BLOK BASIC SYSTEM ORGAN OF SPECIAL SENSE, REPRODUCTION, AND


URINARY TRACT

Nama : Wan Chairani Raisha Kirana

NPM : 2108260250

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2021/2022
JUDUL:

TELINGA: PEMERAN PENTING DALAM PENDENGARAN DAN


KESEIMBANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada tiap – tiap diri manusia, tercipta bersampingan bersama alam. Sebagai manusia,
alam sangat penting untuk kehidupan kita. Maka dari itu kita harus melestarikan alam dengan
baik. Dan agar kita bisa menjaga keseimbangan alam serta mengetahui perubahan alam yang
terjadi, Allah SWT memberikan kita sebuah anugerah berupa indera agar kita bisa
beradaptasi.1

Indera sendiri berguna untuk menyadari segala bentuk perubahan dari lingkungan
sekitar kita, baik perubahan yang di dalam serta luar tubuh kita. Umumnya, manusia memiliki
lima indera antara lain; mata (oculi), hidung (nasal), lidah (lingua), kulit (dermis), telinga
(auris). Kelima indera ini biasa disebut dengan panca indera. Masing – masing dari panca
indera tersebut memiliki peran – peran tersendiri, seperti halnya indera penglihatan
merupakan peran dari mata, indera penciuman merupakan peran dari hidung, indera pengecap
merupakan peran dari lidah, indera peraba merupakan peran dari kulit serta indera
pendengaran merupakan peran dari telinga.2,3

Pada masa sekarang, sering sekali terjadi misskomunikasi atau bisa di bilang salah
paham ketika sedang berinteraksi maupun sedang berkomunikasi dengan lawan bicara. Hal
ini tak jarang dapat berdampak tidak baik untuk kehidupan sehari – hari seperti saat bekerja,
belajar, dan berhubungan sosial dengan manusia lainnya. System yang sangat berpengaruh
disini mungkin saja adalah system pendengaran. Jika kita kesulitan untuk mendengar, dan
obrolan yang ditangkap sama otak kita itu salah, maka akan terjadi misskomunikasi tadi.6

Sistem pendengaran ialah sistem yang berguna untuk mendengar. Indera yang terkait
dengan sistem tersebut adalah telingan (auris). Telinga sendiri merupakan organ untuk
mendengar dan berfungsi juga untuk keseimbangan. Telinga memiliki peranan penting untuk
hal tersebut. Maka dari itu kita harus tahu bagaimana cara telinga untuk menjaga
keseimbangan, apa hubungan telinga dengan indera – indera lain dan berbagai macam
mengenai telinga lainnya.5

BAB II

ISI

2.1 PEMBAHASAN

Telinga adalah organ pendengaran yang menerima gelombang suara, gelombang


udara, lalu gelombang mekanik yang berubah menjadi suatu energi elektris dan akan di
lanjutkan ke otak untuk dimengerti serta disadari. Selain mendengar, telinga juga mempunyai
peran dalam keseimbangan. Telinga mempunyai tiga bagian, antara lain; telinga bagian luar,
telinga bagian tengah, telinga bagian dalam.5,7

Telinga bagian luar terdiri dari aurikula (daun telinga), meatus acusticus eksterna
(liang telinga), hingga membran timpani di bagian lateral. Aurikula meliputi tulang rawan,
otot serta kulit sebagai penutupnya. Kembali ke meatus acusticus pada lapisan tulang
rawannya, ia berbentuk corong yang sepertiga lateralnya hampir tertutupi. Sedangkan dua
pertiga lainnya dibentuk dari kulit yang menempel dan bersambung dengan membran
timpani. Aurikula dibentuk dengan bermacam – macam tonjolan, cekungan dan bentuk
meatus acusticus yang lurus serta berkepanjangan 2,5 cm. nantinya akan mengakibatkan
resonansi bunyi 3500 Hz. Kalau sepertiga luarnya sendiri terdiri atas tulang rawan dimana
banyak berisi kelenjar serumen serta rambut. Dan dua pertiga bagian dalamnya terdiri atas
tulang yang sedikit serumen.2,3

Telinga tengah membentuk kubus terdiri atas membrane tempani, cavum timpani,
tuba eustachius, serta tulang pendengaran. Membrane timpani pada bagian atasnya disebut
pars flaksida (membrane shrapnell) terdiri atas dua lapisan, antara lain; lapisan luar meliputi
sambungan dari epitel kulit emautus acusticus dan lapisan dalam yang dilapisi sel kubus
bersilia. Sedangkan membrane timpani pada bagian bawahnya disebut pars tensa (membrane
propria) memiliki sebuah lapisan tengah, ialah lapisan yang tersusun atas serat elastin serta
serat kolagen.4

Telinga tengah ada dua otot, antara lain;

- musculus tensor timpani


- musculus stapedius

Kedua otot tersebut berguna untuk pertahanan, memperkuat rantai osikula,


memelankan bunyi yang terlalu keras, sampai bisa melindungi organ koklea dari kerusakan.2

Tulang pendengaran meliputi martil (maleus), landasan (inkus), serta sanggurdi


(stapes), berurut dari luar ke dalam layaknya rantai yang tersambung dari membrane timpani
dan tertuju pada rongga telinga dalam. Membrane timpani tempat melekatnya prosesus
longus maleus, maleusnya sendiri menempel di inkus, sedangkan inkus menempel di stapes.
Stapes terdapat di tingkap lonjong, tersambung pada koklea. Persedian merupakan
persambungan dari tulang – tulang pendengaran. Daerah nasofaring dan telinga tengah
dihubungkan oleh tuba eustachius.4

Bagian tulang temporalis yang terdapat pada belakang telinga merupakan prosessus
mastoideus. Antrum mastoideus yang tersambung ke rongga telinga tengah merupakan ruang
udara yang terdapat pada bagian anteriornya.2

Telinga dalam terbagi atas dua, antara lain;

 Labirin tulang
- Koklea
- Vestibulum
- Kanalis semisirkularis
 Labirin membranosa
- Utriculus
- Sakulus
- Ductus koklearis
- Ductus semisirkularis

Lapisan tipis pada periosteum internal (endosteum) melapisi rongga labirin tulang
serta sebagian besarnya mengandung trabekula, tersusun seperti spons.3

Rumah siput (koklea) membentuk dua setengah lingkungan. Puncak koklea biasa
disebut helikotrema, dia menyambungkan perilimfia skala vestibuli pada bagian atas serta
skala timpani pada bagian bawah. Dari antara skala vestibuli serta skala timpani ada skala
media (ductus koklearis). Dasar skala vestibuli (membrana vestibularis / Reissner’s
membrane), dasar skala media (membrana basilaris). Di membrane tersebut terdapat organ
corti yang berisi organel yang memiliki peran penting guna mekanisme saraf perifer
pendengaran.2

Organ corti tersusun atas satu baris sel rambut dalam, mengandung 3.000 sel.
Sedangkan sel rambut luar mengandung 12.000 sel. Saraf aferen dan juga saraf eferen
ujungnya melekat di ujung inferior sel rambutnya tersebut. Di permukaan sel rambut ada
stereosilia dimana ia menempel pada selubung yang atas daei selubung tersebut seperti datar,
disebut membrane tektoria. Membrane ini disekresi dan juga disokong oleh limbus.2

Saraf pendengaran (nervus auditorius) terbagi atas dua, antara lain nervus vestibular
(keseimbangan), nervus kokhlear (pendengaran). Serabut saraf vestibular akan tertuju ke
nucleus vestibularis yang ada di titik diantara pons serta medulla oblongata, selanjutnya ke
cerebellum. Serabut saraf nervus kokhlear bermula dipancarkan ke suatu nucleus yang ada
tepat di posterior thalamus, selanjutnya disalurkan lagi ke pusat penerima akhir di korteks
otak yang terdapat di inferior lobus temporalis.3

Persarafan telinga dalam dengan Nervus Vestibulokokhlearis (N. akustikus) dibentuk


dari bagian kokhlear dan vestibular, pada meatus akustikus internus, bersatu di diding lateral
akar Nervus Fasialis serta masuk ke batang otak diantara pons dan medulla. Nervus
Kokhlearis bersama ganglion vestibularis (scarpa) ada pada dasar dari meatus akustikus
internus, mereka mempersarafi sel sensoris vestibularis. Sedangkan sel sensoris pendengaran
yang mempersarafinya adalah Nervus Kokhlearis beserta ganglion spiralis corti yang terdapat
pada modiolus.3

Proses pendengaran dimulai dari adanya gelombang suara yang tiba di membrane
tympani, jadi gelombang suara akan memasuki meatus acusticus eksterna yang akan
disalurkan menuju membrane tympani. Orientasi dari saluran pendengaran memiliki beberapa
sensitivitas arah, dimana gelombang suara yang datang dari dekat kepala akan memiliki akses
secara langsung ke membrane tympani. Sedangkan jika suara datang dari arah yang berbeda,
harus dibelokkan ke sudut / harus melewati auricula atau bagian tubuh lainnya.8

Selanjutnya, adanya pergerakan dari membrane tympani yang menyebabkan


perpindahan / pergerakkan pada tulang pendengaran. Ia menyediakan permukaan untuk
pengumpulan suara dan akan menggetarkannya dalam resonansi menjadi suatu gelombang
suara dalam frekuensi adalah 20 sampai 20.000 Hz, Dimana Ketika membrane tympani
bergetar, tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes) juga bergetar. Sehingga dengan cara ini
suara dapat di aktivasikan.5,8
Kemudian adanya pergerakan daripada stapes di oval window menyebabkan
gelombang tekanan pada perilimfe dari skala vestibuli. Secara dasar, ketika stapes bergerak
maju, maka round window akan menonjol ke arah luar yaitu kearah telinga tengah. Sehingga
ketika ada pergerakan pada stapes baik yang masuk ataupun keluar akan memberikan getaran
pada frekuensi di suara yang tiba pada membrane tympani, akibatnya akan terjadi gelombang
tekanan dalam perilimfe yang ada di skala vestiuli. Gelombang tekanan tersebut akan
mendistrosi membrane basilar dalam perjalanannya ke roundwindow / jendela bundar yang
ada di skala tympani. Stapes akan menimbulkan suatu gelombang tekanan yang akan
dijalankan melalui perilimfe untuk mencapai roundwindow. Disini nanti jika suara dengan
frekuensi yang lebih rendah akan memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan
semakin jauh dari oval window ke area dimana akan terjadi distrosi maksimum. Informasi
tentang frekuensi itu akan ditranslate menjadi suatu informasi tentang posisi disepanjang
membrane basilar, semakin keras suara yang didengar, maka semakin banyak juga
pergerakan dari basilar membrane tersebut.8

Adanya getaran yang ada di basilar membrane akan menyebabkan getaran dari rambut
sel terhadap membrane tektorial. Getaran yang mempengaruhi area dari membrane basilar itu
akan memindahkan sel rambut. Pergerakan dari sel rambut ini akan menyebabkan
pergerakkan juga pada streosilia yang mengakibatkan terbukanya ion channel di plasma
membrane dari sel rambut, akibatnya akan masuklah ion yang menyebabkan terjadinya
depolarisasi dari sel rambut yang memicu pengularan dari neurotransmitter dan akan
merangsang neuro sensorik. Sel rambut ini ada di bagian spiral organ yaitu kokhlea. Sel
rambut ini tersusun dari beberapa baris, dimana ketika suara yang sangat halus, itu hanya
akan menstimulasi sedikit dari sel rambut yang ada di satu baris, tetapi ketika intensitas
suaranya itu besar / meningkat, sel rambutnya nanti bukan hanya disatu baris yang aktif tapi
juga sel rambut yang juga berdekatan lainnya juga terstimulasi.5

Sel rambut juga akan bertanggung jawab untuk memberikan area dari koklea untuk
memberikan informasi terhadap intensitas suara yang diterima. Kemudian, informasi tentang
daerah dan intensitas suara yang sudah terstimulasi itu akan disalurkan ke sistem saraf pusat
melalui percabangan kokhlear dari Nervus VIII (Nervus Vestibulokokhlearis) ke inti dari
kokhlea yang ada di medulla oblongata untuk didistribusikan ke saraf pusat yang ada di
otak.2,3
Telinga bekerjasama dengan indera lainnya yang menjadikan telinga memiliki peran
penting dalam keseimbangan tubuh manusia. Seperti contohnya, telinga bekerjasama dengan
mata. Mata denga telinga memiliki kaitan karena adanya jalur saraf yang digunakan bersama
– sama yang memiliki tanggung jawab untuk reflex vestibulo – ocular (VOR). Yang dimana
telinga, khususnya telinga bagian dalam akan membantu menstabilkan gerakan mata ketika
kepala bergerak ke arah yang berlawanan dengan memberi rangsangan pada nucleus
oculomotor yang terdapat pada batang otak yang mempersarafi otot – otot mata. Sehingga
arah pandangan tetap stasioner.9,10

BAB III

KESIMPULAN

Sistem pendengaran merupakan sistem yang berfungsi untuk mendengar. Telinga


merupakan organ pendengaran dan juga memiliki peran penting dalam keseimbangan. Proses
pendengaran diawali dari gelombang suara yang masuk, kemudian secara bertahap sehingga
sampai ke otak dan nantinya akan dinterpretasikan di otak.

Telinga memiliki tiga bagian, yakni telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan
telinga bagian dalam. Telinga luar berfungsi untuk menangkap suara. Telinga tengah
berfungsi untuk menghasilkan getaran. Telinga dalam berfungsi untuk mengubahnya menjadi
impuls saraf. Manusia biasanya memiliki Frekuensi 20 sampai 20.000 Hz.

Peran telinga dalam keseimbangan juga terlihat dari kerjasamanya dengan mata dalam
menyeimbangkan tubuh. Telinga dan mata memiliki jalur saraf yang sama. Dimana mereka
akan bekerja sama untuk menjaga keseimbangan tubuh dan memungkinkan kita merasakan
lingkungan sekitar kita dengan baik.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Nata A. Pendidikan Islam di era milenial. Conciencia. 2018 Jul 1;18(1):10-28.

2. Aizah S. Modul Praktikum Anatomi dan Fisiologi.

3. Pramestiyani M, Oktavia S, Sulung N, Wahyuni TP, Safitri W, Lestari NC, Iriani FA.
Anatomi Fisiologi. Global Eksekutif Teknologi; 2022 Apr 4.

4. Jusri RK, Harmadji S. ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBA EUSTACHIUS.

5. Sánchez López de Nava A, Lasrado S. Physiology, Ear. [Updated 2021 Aug 30]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.

6. Choi JS, Gathman TJ, Huang TC, Adams ME. Association of Hearing Test History
With Awareness of Hearing Loss and Hearing Aid Use in Older Adults. JAMA
Otolaryngol Head Neck Surg. 2022 Jul 14:e221835.

7. Tumboimbela MJ. ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT KESEIMBANGAN


TUBUH. PEDOMAN TATALAKSANA VERTIGO.:4.

8. Marzvanyan A, Alhawaj AF. Physiology, Sensory Receptors. [Updated 2021 Aug 27].
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.

9. Somisetty S, M Das J. Neuroanatomy, Vestibulo-ocular Reflex. 2021 Jul 31. In:


StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–..

10. Feldman AG, Zhang L. Eye and head movements and vestibulo-ocular reflex in the
context of indirect, referent control of motor actions. J Neurophysiol. 2020 Jul
1;124(1):115-133.

Anda mungkin juga menyukai