Oleh :
2020
I. Latar Belakang
Moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran
agama secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem atau berlebih-
lebihan saat mengimplementasikannya. Cara pandang dan sikap moderat dalam
beragama sangat penting bagi masyarakat plural dan multikultural seperti Indonesia,
karena hanya dengan cara itulah keragaman dapat disikapi dengan bijak, serta toleransi
dan keadilan dapat terwujud. Oleh karena itu pemahaman tentang moderasi beragama
harus dipahami secara kontekstual bukan secara tekstual, artinya bahwa Indonesia dalam
beragama di Indonesia bukan Indonesia yang dimoderatkan, tetapi cara pemahaman
dalam beragama yang harus moderat karena Indonesia memiliki banyaknya kultur,
budaya dan adat istiadat. Moderasi dapat menjawab berbagai problematika dalam
keagamaan dan peradaban global, yang tidak kalah penting bahwa muslim moderat
mampu menjawab dengan lantang disertai dengan tindakan damai dengan kelompok
berbasis radikal, ekstrimis dan puritan yang melakukan segala halnya dengan tindakan
kekerasan.
Masyarakat Kota Malang memeluk beragam jenis agama, yaitu Islam. Hindu,
Kristen, Katolik, Budha, Konghuchu, dan lain-lain. Informasi lebih lengkap, dapat dilihat
pada tabel berikut
Toleransi atau tasamuh dalam islam menurut buku karya Zuhairi Miswari bahwa
di dalam al-Qur’an menulis semua toleransi dalam sikap saling menghargai, menerima,
serta menghormati keragaman budaya dan perbedaan berekspresi. Dalam QS. Al
Mumtahanan ayat 8-9, Allah SWT berfirman agar setiap muslim berperilaku baik kepada
umat beragama lain selama tidak ada sangkut pautnya dalam agama. Hal tersebut juga
menjelaskan bagaimana batasan toleransi dalam islam
Orang tua mengajarkan sikap toleransi dalam kehidupan dan rasa cinta kepada
budaya Indonesia kepada anak sedari dini ( dengan begitu anak akan terbiasa dengan
perbedaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat )
B. Sikap saling menghormati sesama muslim dalam hal mengekspresikan diri
dengan tidak menggunakan cara-cara kekerasan
1) Memperkuat ikatan persaudaraan sesama muslim
2) Saling tolong menolong dalam hal kebajikan satu sama lain memberi dan
menerima saran, pendapat, atau nasehat
3) Menghargai hasil karya orang lain untuk medorong seseorang tersebut terus
menghasilkan karya terbaik
VI. Kegiatan
1) Sikap saling menghargai dan menerima keberadaan orang lain dalam
berkeyakinan
Orang tua mengajarkan sikap toleransi dalam kehidupan dan rasa cinta
kepada budaya Indonesia kepada anak sedari dini ( dengan begitu anak akan terbiasa
dengan perbedaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat )
Kegiatan : sosialisasi tentang pola asuh dan penyebaran angket pola asuh
Outcome : mengetahui perubahan oang tua dalam hal pola asuh dan orang
tua dapat memahami bagaimana mengajarkan sikap toleransi kepada putra-
putrinya
Kegiatan 1
Kegiatan : latihan rutinan banjari dan penampilan sholawat banjari malam
jum’at legi
Sasaran : adek-adek TPQ dan jama’ah jajuli
Output : latihan banjari dan acara sholawat banjari malam jum’at legi
Outcome : antusias jama’ah dalam mensukseskan acara malam jajuli dan
meningkatkan skill banjari
Kegiatan 2
Kegiatan : mengajar TPQ dan ice breaking ( tim psikologi + PAI)
Sasaran : santri TPQ al-Ikhlas
PJ : Duwi dan Hanin
Output : mengaji dan ice breaking
Outcome : santri TPQ lebih rileks dan memperdalam ketauhidan
3) Komitmen kebangsaan, menerima Pancasila sebagai ideologi negara, Undang
Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi, serta Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai pilihan bentuk negara
Sasaran : Jama’ah tahlil laki dan ibu-ibu majlis ta’lim masjid al-Ikhlas