Anda di halaman 1dari 43

KARYA ILMIAH AKHIR (KIA)

PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI DI DESA PUTTADA

DISUSUN OLEH :

A. SRIWULAN, S.Kep
B0321707

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2022

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


HALAMAN PENGESAHAN

ii
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun karya
ilmiah akhir ini yang berjudul ”PENGARUH PEMBERIAN JUS

MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH


PADA PASIEN HIPERTENSI DI DESA PUTTADA”.

Dalam menjalani proses penyusunan karya ilmiah akhir ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Penulis sangat menyadari bahwa karya ilmiah
akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak
demi perbaikan karya ilmiah akhir ini. Atas bantuan, arahan, serta motivasi yang
senantiasa diberikan selama penyusunan karya ilmiah akhir ini, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Bapak Dr. Ir. H. Akhsan Djalaluddin, M.S, selaku Rektor Universitas


Sulawesi Barat
2. Bapak Prof. Dr. Muzakkir, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sulawesi Barat
3. Bapak Junaedi Yunding, M.Kep., Sp.Kep.MB, selaku ketua prodi Profesi
Ners
4. Ibu, Masyita Haerianti, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing I yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulisan
dalam penyusunan karya ilmia akhir ini.
5. Ibu, dr. Evawaty, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulisan dalam
penyusunan karya ilmiah akhir ini.
6. Ibu, Weny Anggraini Adhisty, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji I yang
telah memberikan masukan dan arahan dalam proses penyelesaian karya
ilmiah akhir ini.

iii
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
7. Ibu, Kurnia Harli, BSN., MSN selaku penguji II yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam proses penyelesaian karya ilmiah akhir ini.
8. Masyarakat di Desa puttada Kecamatan sendana kabupaten Majene yang
telah banyak membantu saya dalam memperoleh data yang saya perlukan
9. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Program Studi Profesi Ners Universitas
Sulawesi Barat, yang telah memberikan bimbingan selama penulis mengikuti
pendidikan di Universitas Sulawesi Barat.
10. Teristimewa kepada kedua orang tua dan keluarga saya yang telah
memberikan perhatian, motivasi, serta bantuan dukungan material dan moral.
11. Sahabat-sahabat saya yang selalu memberi suport dan telah banyak
membantu saya dalam penyelesaian karya ilmiah akhir ini.
12. Kepada semua pihak, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah akhir ini.

Akhir kata, semoga karya ilmiah akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Terima Kasih

Puttada, 03 Agustus 2022

A. Sriwulan

iv
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang................................................................................ 1


1.2. Tujuan Penulisan............................................................................. 3
1.3. Manfaat Penulisan........................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Hipertensi ......................................................................... 4


2.1.1. Pengertian Hipertensi ......................................................... 4
2.1.2. Etiologi hipertensi .............................................................. 4
2.1.3. Klasifikasi Hipertensi ......................................................... 7
2.1.4. Phatofisiologi Hipertensi .................................................... 8
2.1.5. Gejala Hipertensi ................................................................ 10
2.1.6. Komplikasi Hipertensi ........................................................ 10
2.1.7. Pelaksanaan Hipertensi ....................................................... 12
2.2. Mentimun ...................................................................................... 14
2.2.1. Pengertian Mentimun ......................................................... 14
2.2.2. Manfaat Mentimun ............................................................. 14
2.2.3. Kandungan Mentimun ........................................................ 15

BAB 3 ANALISIS ARTIKEL

3.1. Metode Penelusuran Artikel ......................................................... 16


3.2. Jurnal Database yang Digunakan .................................................. 16
3.3. Temuan artikel pilihan dari kata kunci PICO ............................... 16
3.4. Penjelasan Artikel Pilihan ............................................................ 17

v
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
3.5. Penjelasan Alasan Memilih Artikel .............................................. 21

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI

4.1. Jenis Pelaksanaan .......................................................................... 24


4.2. Waktu Pelaksaan ........................................................................... 24
4.3. Jumlah Pasien ............................................................................... 24
4.4. Prosedur Pelaksanaan ................................................................... 24

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil .............................................................................................. 25


5.2. Pembahasan .................................................................................. 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan.................................................................................... 30
6.2. Rekomendasi.................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.3.1 Klasifikasi Hipertensi .............................................................. 7

Tabel 3.1 Metode Penelusuran Artikel .......................................................... 16

Tabel 4.2 Waktu Pelaksanaan ....................................................................... 24

Tabel 5.1.1 Karakteristik Responden ............................................................ 25

Tabel 5.1.2 Analisis pengaruh pemberian jus mentimun terhadap


penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi ...................................... 26

vii
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi menjadi sebab terjadinya kematian yang terbesar sebanyak
40 juta orang pertahun (Mahbubah et al., 2022). Hipertensi merupakan
menjadi sebab primer penyakit kardiovaskular, yang terkenal sebagai
pembunuh nomor satu di Indonesia, bahkan sepersepuluh dari penyakit
mematikan di dunia (Mahbubah et al., 2022). Hipertensi juga merupakan
penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik (Hapsari, 2016).
World Health Organization (WHO) (2015), menunjukkan sekitar 1,13
miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, yang setara dengan satu
dari setiap tiga orang di seluruh dunia didiagnosis hipertensi. Setiap tahun,
jumlah orang dengan tekanan darah tinggi meningkat. Diperkirakan pada
tahun 2025, 1,5 miliar orang akan terkena hipertensi, dengan 9,4 juta orang
meninggal setiap tahun akibat komplikasi hipertensi (Kemenkes RI, 2019).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan tingkat
hipertensi yang tinggi (Kemenkes RI, 2021). Temuan studi Riskesdas (Riset
Kesehatan Dasar) (2018) mengungkapkan adanya peningkatan prevalensi
hipertensi, dengan prevalensi 25,8% pada tahun 2013 dan 34,1% pada tahun
2018 (Kemenkes RI, 2021). Di Provinsi Sulawesi Barat tepatnya di Desa
Puttada Kecamatan Sendana Kabupaten Majene, pada pengkajian komunitas
(2022) didapatkan 58 jiwa menderita hipertensi.
Hipertensi juga dikenal sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam
karena kondisi ini tidak memiliki gejala yang spesifik. Penyakit tersebut
memiliki kemampuan untuk menyerang siapa saja, kapan saja dan juga dapat
memicu kondisi degeneratif yang mematikan (Sari et al., 2021). Hipertensi
dapat menyebabkan berbagai komplikasi, antara lain kerusakan pada jantung,
otak, ginjal, mata, dan pembuluh darah tepi periper (Purba, 2019).
Hipertensi dapat ditangani baik secara farmakologis maupun
nonfarmakologis (Fauzi, 2014). Terapi obat/farmakologis adalah penggunaan
obat antihipertensi seperti diuretik, penghambat reseptor beta-adrenergik

1
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
(beta-blocker), penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin Receptor
Blocker, ARB), penghambat angiotensin-converting enzyme (ACEinhibitor)
dan antagonis kalsium (Lebalado, 2014). Sementara terapi non farmakologi,
seperti berhenti merokok, aktivitas fisik, memperbanyak asupan buah dan
sayur, serta mengurangi asupan garam dan lemak (Wang et al., 2018).
Alternatif lain yang dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakologi untuk
menurunkan tekanan darah yakni konsumsi mentimun (Purba, 2019).
Buah mentimun memiliki sifat hipotensif (menurunkan tekanan darah)
karena kandungan air dan kalium dalam mentimun mengatur tekanan, yang
kemudian mendorong natrium ke dalam sel dan melebarkan pembuluh darah
(vasodilatasi), sehingga menurunkan tekanan darah. Ion utama dalam cairan
intraseluler adalah kalium, yang berfungsi berlawanan dengan natrium/garam.
Selain itu, mineral magnesium berkontribusi dalam memperlancar aliran
darah dan relaksasi saraf (Purba, 2019). Selain menjaga keseimbangan cairan
dan garam serta mengontrol tekanan darah, jus mentimun juga dapat
menurunkan tekanan darah (Nugraheni, 2016). Mentimun memiliki
kandungan air yang tinggi, yang memiliki efek diuretik dan dapat mengubah
aktivitas sistem renin-angiotensin, yang menurunkan tekanan darah. 100 mg
mentimun mengandung mineral yang cukup untuk menyamai 184 mg atau
1000 mmol (Purba, 2019).
Hasil penelitian (Lebalado, 2014), membuktikan jus buah mentimun
dapat menurunkan tekanan darah. Dimana terjadi penurunan tekanan sistolik
masing-masing turun 10,4 dan 12,0% (p=0,077 dan 0,000). Penelitian
(Ponggohong et al., 2015), juga membuktikan, secara empiris, jus mentimun
memiliki dampak yang sangat besar terhadap penurunan tekanan darah. Hal
ini layak dilakukan karena mentimun kaya akan mineral yang menurunkan
tekanan darah, termasuk potasium (kalium), magnesium, dan fosfor.
Saat ini manajemen penurunan tekanan darah yang diterapkan pada
pasien hipertensi yaitu dengan terapi farmakologi. Pemberian jus mentimun
pada pasien hipertensi belum diterapkan. Melalui proposal program EBN
inilah penulis ingin mengetahui pengaruh pemberian jus mentimun terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

2
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
1.2 Tujuan

Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.

1.3 Manfaat

Dengan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, secara tidak


langsung dapat mencegah terjadinya komplikasi.

3
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi yang juga dikenal sebagai penyakit tekanan darah
tinggi adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah terganggu sehingga
menyebabkan terganggunya suplai oksigen dan nutrisi (C & Meriyani,
2020). Peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
merupakan gejala dari kondisi yang dikenal sebagai hipertensi (Hapsari,
2016). Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi
dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg (Kemenkes RI, 2020).
2.1.2 Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi, atau tekanan darah tinggi, sangat banyak dan
saling bergantung satu sama lain. Setiap orang memiliki kondisi yang
unik, yang berarti bahwa setiap orang memiliki serangkaian faktor
risiko yang unik untuk mengembangkan hipertensi. Faktor risiko dibagi
menjadi dua kategori yaitu yang dapat dikendalikan dan yang tidak
dapat dikendalikan (Sari, 2017).
2.1.2.1 Faktor resiko yang dapat dikendalikan:
a) Obesitas
Obesitas adalah suatu kondisi di mana tubuh telah
mengumpulkan terlalu banyak lemak. Indeks Massa
Tubuh dapat digunakan untuk menghitung obesitas (IMT).
IMT adalah rasio berat badan terhadap tinggi badan.
Jika IMT seseorang lebih dari 25 kg/m2, mereka
dianggap obesitas. Karena aliran darah yang buruk,
obesitas dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Hiperlipidemia, yang lebih sering terjadi pada orang
gemuk dan dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh
darah, merupakan gejala dari kelainan ini (aterosklerosis).
Untuk memasok tubuh dengan oksigen dan nutrisi lain

4
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
yang dibutuhkan, penyempitan ini memaksa jantung untuk
memompa darah lebih kuat, yang meningkatkan tekanan
darah.
b) Merokok
Selain itu, merokok dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi. Merokok menyebabkan detak jantung
meningkat dan kebutuhan oksigen ke otot jantung
meningkat. Rokok biasanya mengandung berbagai zat
berbahaya, termasuk nikotin dan karbon monoksida.
Melalui merokok, bahan kimia ini dihirup dan memasuki
aliran darah di mana mereka merusak endotel arteri dan
mempercepat perkembangan aterosklerosis. Akibatnya,
jantung harus bekerja lebih keras, yang meningkatkan
tekanan darah.
c) Alkohol
Tekanan darah dapat meningkat sebagai akibat dari
pesta minuman keras. Alkohol tidak hanya berbahaya bagi
kesehatan dan tekanan darah kita, tetapi juga dapat
menyebabkan kecanduan. Akibatnya, yang terbaik adalah
menghindari minum karena itu berbahaya dan bermanfaat
bagi kesehatan kita. Viskositas darah, volume sel darah
merah, dan peningkatan kadar kortisol diduga menjadi
penyebab kenaikan tekanan darah ini.
d) Kafein
Kopi merupakan minuman berkafein dengan
kandungan kafein yang tinggi, seperti halnya teh,
meskipun tidak setinggi kopi. Selain merugikan sebagian
orang dengan tekanan darah dalam jangka panjang,
kandungan kafein dapat memiliki konsekuensi negatif
seperti kegelisahan, jantung berdebar-debar, dan sesak
napas.

5
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
e) Narkoba
Penggunaan narkoba tidak diragukan lagi, jelas
buruk, dan sifat adiktifnya dapat meningkatkan tekanan
darah juga. Menjaga gaya hidup sehat sangat penting
untuk menurunkan tekanan darah. Kandungan narkoba
bisa diabaikan, tetapi efek sampingnya besar, namun
deteksi dini sangat diperlukan dan harus diimbangi dengan
gaya hidup sehat.
f) Stres
Stres merupakan faktor risiko tekanan darah tinggi.
Kondisi seperti depresi, kemurungan, kebencian,
ketakutan, dan rasa bersalah merangsang hormon
adrenalin, yang dapat membuat jantung berdetak lebih
cepat dan meningkatkan tekanan darah.
g) Konsumsi Garam Berlebih
Diketahui bahwa terlalu banyak mengonsumsi
garam dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini
disebabkan natrium yang terdapat dalam garam (NaCl),
yang dapat menyedot cairan dari sel dan mencegahnya
dikeluarkan, sehingga terjadi penumpukan cairan di dalam
tubuh. Akibatnya, tekanan dan volume darah meningkat.
h) Keseimbangan Hormonal
Tekanan darah dipengaruhi oleh keseimbangan
hormonal antara progesteron dan estrogen. Dalam situasi
ini, estrogen pada wanita memiliki efek menjaga dinding
pembuluh darah tetap kuat dan mencegah pembekuan
darah. Keadaan yang tidak seimbang dapat menyebabkan
penyakit pembuluh darah dan berdampak pada tekanan
darah.
2.1.2.2 Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan:
a) Usia
Usia merupakan faktor risiko hipertensi yang tidak

6
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
dapat diubah. Secara umum, peluang Anda terkena
tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya
usia. Hal ini disebabkan oleh modifikasi struktur
pembuluh darah, seperti penyempitan lumen, pengerasan
dinding pembuluh darah, dan penurunan elastisitas, yang
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
b) Jenis Kelamin
Dalam hal ini, pria lebih mungkin dibandingkan
wanita untuk mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini
terjadi sebagai akibat dari persepsi bahwa pria menjalani
gaya hidup yang kurang sehat dibandingkan wanita.
Namun, kejadian hipertensi pada wanita meningkat setelah
masa menopause. Perubahan hormonal wanita
pascamenopause yang harus disalahkan untuk ini.
c) Keturunan (Genetik)
Peningkatan kemungkinan terkena tekanan darah
tinggi ada pada mereka yang memiliki kerabat dekat
dengan riwayat kondisi tersebut. Kontrol metabolisme
renin dan garam (NaCl) dalam membran sel juga dapat
dipengaruhi oleh faktor genetik.
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi
2.1.3.1 Klasifikasi hipertensi berdasarkan pedoman hipertensi American
College of Cardiology (ACC) / American Heart Association
(AHA) tahun 2017 :
Tabel 2.1.3.1 klasifikasi Hipertensi menurut American College of
Cardiology (ACC) / American Heart Association (AHA)
Kategori Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Meningkat 120-129 mmHg < 80 mmHg
(Elevated)
Hipertensi

7
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
Stadium 1 130-139 mmHg 80-90 mmHg
Stadium 2 ≥ 140 mmHg ≥ 90 mmHg
Sumber: (Whelton & Carey, 2017)
2.1.4 Patofisiologi Hipertensi
Definisi umum hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang
dapat menyebabkan penyakit penyerta tambahan. Tekanan darah di atas
140/90 mmHg merupakan indikasi hipertensi. Terjadinya hipertensi
disebabkan karena proses dimana dinding pembuluh darah menebal dan
kehilangan elastisitasnya. Kondisi ini dapat mempercepat pemompaan
jantung untuk mengatasi resistensi perifer yang semakin tinggi. Dari
semua pasien dengan tekanan darah tinggi, 95% memiliki kemungkinan
genetik atau keturunan mereka akan berisiko terkena tekanan darah
tinggi di masa depan, sementara 5% lainnya menyebabkan kondisi
seperti stroke, penyakit kardiovaskular atau ginjal. Organ penting yang
mempengaruhi dan berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah
tinggi meliputi:
2.1.4.1 Curah Jantung Dan Resistensi Periferal
Resistensi perifer dan curah jantung adalah dua faktor
dasar yang digunakan untuk menghitung tekanan darah. Salah
satu faktor kuncinya adalah peningkatan resistensi perifer.
Curah jantung memiliki dampak yang cukup besar pada
pembuluh darah perifer serta kontrol sirkulasi serebral, yang
pada gilirannya berdampak pada tekanan darah, faktor kunci
dalam gagal jantung. Resistensi perifer dan curah jantung
keduanya dipengaruhi oleh berbagai faktor keturunan dan
lingkungan. Volume plasma dan tingkat obesitas keduanya
didorong oleh curah jantung.
2.1.4.2 Renin-Angiostensin – Aldosterone System
Melalui sejumlah proses, Rennin-Angiostensis-
Aldosterone System (RAAS) mengontrol tekanan darah.
Tingginya proporsi pasien hipertensi laki-laki menjelaskan
mengapa, menurut RAAS (angiotensin-II), hipertensi

8
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
merupakan kondisi berbasis gender. Otak, yang berfungsi
sebagai pusat kendali tubuh, juga mengontrol sistem peredaran
darah. Menurut penelitian, RAS perifer kurang aktif
dibandingkan RAAS otak. Angiotensin-II, suatu neuropeptida
yang terlibat dalam pengaturan tekanan darah, merupakan inti
dari sistem ini, dan reseptor untuk RAAS AT1a dan AT1b
ditemukan di daerah kunci otak. Salah satu tujuannya adalah
untuk menurunkan tekanan darah dengan mengurangi aliran
darah ke ginjal.
2.1.4.3 Perubahan Pembuluh Darah Mikro
Kadar oksida nitrat yang lebih rendah berdampak pada
naiknya radikal bebas oksigen yang dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi. Hal ini menyebabkan perubahan dalam
arteri darah untuk pembukaan arteri kecil, yang mengurangi
sirkulasi darah ke organ sebagai akibat dari tekanan yang
melekat. Kerusakan organ dapat terjadi akibat iskemia atau
pecahnya pembuluh darah.
2.1.4.4 Inflamasi
Inflamasi hebat menyebabkan remodeling vaskular, yang
pada gilirannya menyebabkan hipertensi yang diakibatkan oleh
aktivasi dan proliferasi sel otot polos, sel endotel, dan
fibroblas. Ciri-ciri hipertensi termasuk mediator inflamasi
seperti sitokin, semokin, dan PGE, yang berkontribusi terhadap
peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh penebalan
dinding pembuluh darah.
2.1.4.5 Insulin Sensitif
Berdasarkan modifikasi diet dan relaksasi mikrovaskular,
fungsi hormon insulin juga terganggu oleh suplai glukosa
jaringan yang tidak mencukupi, pada pasien obesitas dan
diabetes, mempengaruhi kadar oksida nitrat endotel,
peradangan dan stres oksidatif (Batool et al., 2018).

9
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
2.1.5 Gejala Hipertensi
Menurut (Kemenkes RI, 2019), tidak semua penderita hipertensi
memiliki gejala yang nyata dan sebagian besar penderita mengetahui
dirinya menderita hipertensi setelah memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan primer dan sekunder. Inilah yang menyebabkan tekanan
darah tinggi disebut sebagai silent killer. Namun, beberapa pasien
mengalami gejala berikut:
a) Sakit Kepala
b) Gelisah
c) Detak jantung cepat
d) Pusing
e) Penglihatan buram
f) Nyeri dada
g) Mudah lelah
2.1.6 Komplikasi Hipertensi
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat mempengaruhi munculnya
komplikasi lain, termasuk kerusakan ginjal, stroke, infark miokard,
gagal jantung dan kerusakan mata. Berikut ini kemungkinan komplikasi
yang dapat muncul (Sari, 2017) :
2.1.6.1 Ginjal
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada
lapisan dalam arteri atau terbentuknya bekuan darah di ginjal,
yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal atau gagal
ginjal. Kapiler dan glomerulus ginjal dapat memburuk secara
bertahap karena tekanan darah tinggi. Unit fungsional ginjal
menerima aliran darah sebagai akibat dari kerusakan
glomerulus. Hal ini dapat mengakibatkan kematian ginjal serta
hipoksia dan kerusakan nefron.
2.1.6.2 Stroke
Stroke merupakan suatu kondisi di mana sel-sel mati di
area otak. Ini mungkin terjadi sebagai akibat dari suplai darah
otak yang terganggu karena pembuluh darah yang tersumbat

10
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
atau pecah. Aterosklerosis dan tekanan darah tinggi yang tidak
terkontrol hanyalah dua dari banyak faktor yang dapat
menyebabkan penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah ini.
Stroke biasanya terjadi secara tidak terduga dan dapat
membahayakan otak.
2.1.6.3 Penyakit Jantung
Karena suplai oksigen, penyimpanan energi dan nutrisi,
dan penghapusan zat beracun, jantung dapat beroperasi secara
normal. Kapasitas jantung untuk memompa darah dengan benar
terganggu jika salah satu dari ketiga keadaan ini terganggu. Otot
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah saat
tekanan darah tinggi. Jantung membesar sebagai akibat dari
pengerahan tenaga ini ke titik di mana suplai oksigen tidak
mencukupi untuk mendukungnya. Serangan jantung atau bahkan
gagal jantung dapat terjadi akibat berkurangnya aliran oksigen
ini. Selain itu, gumpalan darah dan timbunan lemak di dinding
pembuluh darah, yang dapat membuat pembuluh darah menjadi
kaku dan menyempit (aterosklerosis), dapat menyebabkan
kekurangan oksigen. Kehadiran aterosklerosis juga dapat
menyebabkan arteri darah menyempit dan tersumbat, membuat
jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah melaluinya.
2.1.6.4 Kerusakan Mata
Kerusakan mata, termasuk kebutaan, juga bisa diakibatkan
oleh tekanan darah tinggi. Ketika ini terjadi, tekanan darah
tinggi yang terus-menerus, juga dikenal sebagai hipertensi, dapat
membahayakan bagian dalam arteri yang memasok mata dan
menyebabkan pembentukan gumpalan darah, yang dapat
menyebabkan kebutaan.
2.1.6.5 Infark Miokard
Infark Miokard dapat berkembang ketika gumpalan darah
terbentuk dan mencegah aliran darah melalui saluran darah ini,
atau ketika aterosklerosis di arteri koroner gagal menyediakan

11
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
oksigen yang cukup untuk otot jantung. Infark dapat terjadi
akibat iskemia jantung, kebutuhan oksigen miokard yang tidak
terpenuhi, hipertensi kronis dan ventrikel, dan hipertensi yang
tidak diobati. Waktu konduksi listrik ventrikel berubah sebagai
akibat dari hipertrofi ventrikel, yang menyebabkan
meningkatkan risiko disritmia, hipoksia jantung, dan
perkembangan trombus.
2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu non farmakologi dan
farmakologi (Sari, 2017) :
2.1.7.1 Non Farmakologi
a) Batasi makanan olahan dan garam
Mengurangi konsumsi garam menyesuaikan kebiasaan
makan pasien. Kurangi konsumsi garam baiknya 5 gram
atau 1 sendok makan per hari agar dapat menurunkan
tekanan darah.
b) Pola konsumsi makanan
Konsumsilah makanan yang kaya isoflavon, potasium,
magnesium, dan kalsium.
c) Berhenti merokok
Nikotin dalam rokok membuat jantung dan arteri bekerja
lebih keras, mengurangi aliran darah, dan meningkatkan
tekanan darah. Karena nikotin dalam rokok menyebabkan
pelepasan hormon adrenalin yang meningkatkan tekanan
darah, merokok memiliki dampak yang signifikan terhadap
tekanan darah. Cara terbaik bagi pasien hipertensi untuk
memperbaiki gaya hidup dan mencegah penyakit
kardiovaskular adalah dengan berhenti merokok.
d) Kontrol stres
Relaksasi melalui yoga, meditasi, hipnosis, dan terapi
murotal dan relaksasi benson, yang mengatur sistem saraf,
dan terapi musik klasik pada akhirnya dapat menurunkan

12
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
tekanan darah.
e) Olahraga
Tekanan darah sistolik dapat diturunkan 4 hingga 9 mmHg
dengan olahraga, seperti aktivitas aerobik atau jalan cepat
selama 30 hingga 45 menit, tiga hingga empat kali per
minggu.
f) Mengurangi obesitas
Berat badan merupakan salah satu faktor risiko hipertensi
yang paling erat kaitannya di antara yang dapat diatasi.
Orang gemuk lebih rentan daripada orang kurus untuk
memiliki tekanan darah tinggi. Untuk setiap penurunan 10
kg, tekanan darah bisa turun 5 hingga 20 mmHg.
2.1.7.2 Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi adalah penatalaksanaan tekanan
darah dengan obat-obatan kimiawi, antara lain :
a) Diuretik
Untuk membantu ginjal membuang kelebihan air dan garam
ekstra dari tubuh melalui urin, obat antihipertensi diuretik
diminum. Karena lebih sedikit cairan yang ada di dalam
tubuh, jantung dapat memompa lebih mudah, yang
menurunkan tekanan darah. Hydrochlorothiazide dan
chlorthalidone adalah contoh diuretik.
1). Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor
Obat-obat ini menyebabkan vasodilatasi dan
pengurangan pelepasan aldosteron, yang
mengakibatkan retensi garam, air, dan kalsium dengan
mengurangi produksi angiotensin II. Akibatnya,
tekanan darah menurun.
2). Vasodilator
Vasodilator diresepkan untuk mengendurkan otot
pembuluh darah agar tidak menyempit dan menurunkan
tekanan darah. Prazosin dan hydralazine adalah dua

13
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
contoh obat antihipertensi vasodilator.
3). Inhibitor adrogenik (Beta blocker, alfa blocker, alfa
beta-blocker).
Penghambat adrenergik membantu memblokir
pelepasan renin, tetapi angiotensin tidak diaktifkan.
Baik angiotensin I maupun angiotensin II tidak
diproduksi. Angiotensin II memainkan peran penting
dalam meningkatkan tekanan darah.
2.2 Mentimun
2.2.1 Pengertian Mentimun
Mentimun (Cucumis sativus) merupakan tanaman yang sering
disebut buah mentimun. Buah ini termasuk dalam kategori sayuran
karena sering dipergunakan untuk keperluan sayur mayur dan
memasak. Buah yang berair ini sangat segar dan bisa dimakan
langsung serta dijadikan lalapan. Buah mentimun adalah buah buni
yang berdinding luar lebih kuat dan tebal, sedangkan daging buah
mentimun berwarna hijau bercampur dengan biji mentimun
(Handoyo, 2014).
2.2.2 Manfaat Mentimun
Adapun manfaat mengomsumsi buah mentimun adalah tidak
hanya meningkatkan cita rasa makanan, tetapi juga mengandung
nutrisi yang cukup untuk kesehatan tubuh. Selain itu, buah mentimun
juga banyak digunakan dalam produk kecantikan, untuk menjaga
kesehatan tubuh, dan untuk mengobati berbagai penyakit seperti
tekanan darah tinggi. Beberapa manfaat kandungan mentimun
termasuk menurunkan tekanan darah. Melalui vasodilatasi, kalium
dapat menurunkan tekanan darah, yang mengurangi retensi perifer
total dan peningkatan curah jantung. Mentimun adalah metode yang
bagus untuk meningkatkan konsumsi serat dan air Anda karena
mengandung sekitar 95% air. Dimana mentimun mengandung banyak
air, mereka bersifat diuretik dan menurunkan tekanan darah.

14
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
Air mentimun juga dapat mengubah aktivitas sistem renin-
angiotensin untuk menjaga kesehatan dan aktivitas ginjal. Sistem saraf
pusat dan perifer diatur oleh kalium, yang berdampak pada tekanan
darah. Karena kalium (potasium) adalah ion dominan dalam cairan
intraseluler, cara kerjanya berbeda dari natrium. Kalium bekerja
dengan cara yang berlawanan dengan natrium: mengomsumsi banyak
kalium meningkatkan konsentrasinya dalam cairan intraseluler, yang
cenderung mengeluarkan cairan dari ruang ektraseluler dan
mengurangi tekanan darah (Amin, 2015).
2.2.3 Kandungan Mentimun
Banyak mineral, termasuk potasium, magnesium, dan vitamin C,
hadir dalam mentimun. Bersama dengan natrium, kalium memiliki
tujuan dalam menjaga keseimbangan asam-basa. Kalium membantu
konduksi saraf dan relaksasi otot bersama kalsium. Banyak proses
biologis, termasuk penciptaan glikogen dan protein serta metabolisme
energi, dikatalisis oleh kalium dalam sel. Kalium sangat penting untuk
pertumbuhan sel (Tjiptaningrum & Erhadestria, 2016).
Ion utama dalam cairan intraseluler adalah kalium. Dengan
memompa kalium dari cairan ekstraseluler ke dalam sel dan natrium
keluar dari sel, kalium bekerja pada pompa Na-K. Ginjal adalah
pengatur utama kalium dalam tubuh dan mempertahankan kadar
kalium darah dengan mengatur ekskresi. Kadar kalium yang tinggi
dapat menurunkan volume darah dan tekanan darah sekaligus
meningkatkan ekskresi natrium (Lebalado, 2014).

15
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
BAB III
ANALISIS ARTIKEL
3.1 Metode Penelusuran Artikel
Tabel 3.1 Metode Penelusuran Artikel
Unsur PICO Anasisi Kata Kunci
(Terapi)
P Rata-rata pasien Hipertensi Hipertensi
mengalami peningkatan
tekanan darah
I Pemberian jus mentimun Jus mentimun
C
O Menurunkan tekanan darah Penurunan tekanan darah

3.2 Jurnal Database yang Digunakan


Menggunakan kata kunci dan beberapa sinonimnya dari analisa PICO,
peneliti memasukkannya ke dalam search engine jurnal sebagai berikut :
a. http://scholar.google.co.id
3.3 Temuan Artikel Pilihan dari Kata Kunci PICO yang digunakan untuk
digunakan sebagai rujukan

Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus Linn) Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Kelurahan
Sindang Barang Kota Bogor
(Purba, 2019)
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 11 Nomor 2, Juli-Desember 2019. ISSN :
2301-4113.

Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Tekanan Darah Lansia


Dengan Hipertensi Di Pstw Sinta Rangkang Tahun 2020
(Christine et al., 2021)
Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI) Vol. 6, No. 1, Juni 2021. P-2527-
5798.

16
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
Pemberian Jus Mentimun untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi di Desa Manunggang Jae Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan
(Daulay et al., 2020)
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Volume 2 No.3 Desember
2020.

Terapi Jus Mentimun Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita


Hipertensi
(Barus et al., 2019)
Jurnal Mutiara Ners Vol.2 No.2, Juli 2019.

Studi Experimen Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Penderita Hipertensi
(Sinaga & Arianti, 2021)
Jurnal Fenomena Kesehatan, Volume 4 Nomor 2 Oktober 2021
3.4 Penjelasan Artikel Pilihan
Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus Linn) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Kelurahan
Sindang Barang Kota Bogor

ABSTRAK
Latar belakang : Menurut World Health Organization (WHO),
memperkirakan bahwa hampir 1 miliar orang di dunia menderita tekanan
darah tinggi pada tahun 2015. Salah satu penyebab utama kematian dini di
dunia adalah hipertensi. Akan ada 1,56 miliar orang dewasa akan mengalami
tekanan darah tinggi pada tahun 2020. Prevalensi hipertensi pada orang
dewasa berusia 18 tahun ke atas adalah 31,7% pada tahun 2007 menurut
pengukuran tekanan darah Rikesdas Indonesia tahun 2013. Sementara itu,
terjadi penurunan 5,9% dari tahun 2013 (naik dari 31,7% menjadi 25,8%).
Riskesdas mencatat 13.612.359 orang, atau 29,4% dari populasi, di Jawa

17
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
Barat menderita hipertensi pada tahun 2013.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus
mentimun (cucumis sativus linn) terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi di Desa Sindang Barang Kota Bogor.
Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Quasy
experiment design dengan racangan non randomized pretest-postest control
group. Sampel sebanyak 20 responden, penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan jus mentimun yaitu sebanyak 100 mg blender bersama dengan
air dilakukan selama 3-7 hari.
Hasil : Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan 0,000 (P<0,05) pada
hasil tekanan darah sebelum dan sesudah kelompok intervensi, selain itu
terdapat perbedaan 0,564 (P>0,05 ) pada hasil tekanan darah sebelum dan
sesudah kelompok kontrol, dan perbedaan hasil tekanan darah antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah 0,000 (P < 0,05).
Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian jus mentimun (cucumissativuslinn)
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Kelurahan
Sindang Barang Kota Bogor tahun 2018.

Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap Tekanan Darah Lansia


Dengan Hipertensi Di Pstw Sinta Rangkang Tahun 2020

ABSTRAK
Latar belakang : Hipertensi merupakan penyakit sosial yang serius, dan
lansia adalah salah satunya. Karena sifat hipotensif, jus mentimun adalah
salah satu metode non-farmakologis untuk menurunkan tekanan darah. Dari
56 peserta PSTW Sinta Rangkang, 17 orang memiliki hipertensi tanpa
penyakit penyerta.
Tujuan : Penelitian bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh jus
mentimun untuk menurunkan tekanan darah lansia penderita hipertensi.
Metode : Sebanyak 17 orang responden yang memenuhi syarat sampel,
diberikan jus mentimun 100 mg selama 7 hari.
Hasil : Analisis data menggunakan uji peringkat Wilcoxon Rank Test

18
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
menunjukkan perbedaan tekanan darah (sistolik dan diastolik) sebelum dan
sesudah pemberian jus mentimun (α = 0,002).
Kesimpulan : Hal ini membuktikan bahwa jus mentimun efektif terhadap
penurunan tekanan darah.

Pemberian Jus Mentimun untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada


Penderita Hipertensi di Desa Manunggang Jae Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan

ABSTRAK
Latar belakang : Karena tingkat pemahaman yang relatif rendah tentang
pengobatan dan manajemen hipertensi, prevalensi hipertensi telah meningkat
dalam beberapa dekade terakhir dan telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang signifikan. Pada prinsipnya, ada dua jenis perawatan yang
tersedia untuk mengobati tekanan darah tinggi: farmakologis dan non-
farmakologis. Salah satu pengobatan nonfarmakologis adalah pemberian jus
mentimun, yang dapat menurunkan tekanan darah.
Tujuan : Demonstrasi pemberian jus mentimun ini bertujuan menurunkan
tekanan darah penderita hipertensi dan melatih masyarakat dalam
menurunkan tekanan darah.
Metode : Sebayak 25 orang penderita hipertensi, diberikan terapi non-
farmakologi yaitu pemberian jus mentimun 150 ml, dengan cara buah
mentimun 100gr, air 50ml, kemudian diserut atau menggunakan blender.
Hasil : Dari hasil kegiatan ini ditemukan 20 orang (80%) penderita hipertensi
mengalami terjadinya penurunan tekanan darah.
Kesimpulan : Kegiatan demonstrasi pembuatan jus timun untuk penderita
hipertensi berhasil dilakukan dengan baik. Demonstrasi tersebut diikuti oleh
25 orang, 20 di antaranya mengalami penurunan tekanan darah.

19
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
Terapi Jus Mentimun Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi

ABSTRAK
Latar belakang : Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah
sistolik di atas 120 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 80 mmHg. Pria
dan wanita memiliki risiko yang sama terkena tekanan darah tinggi.
Mengkonsumsi makanan olahan seperti mentimun yang juga mengandung
silia dan magnesium merupakan salah satu terapi komplementer untuk
menurunkan tekanan darah. Di Indonesia, mentimun adalah sayuran umum
yang dapat di tanam sepanjang tahun dan mengandung silia dan magnesium.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan laju tekanan
darah sebelum dan sesudah pemberian mentimun.
Metode : Penelitian ini dirancang dengan Pre Experiment one group Pre-Post
Test Design. Ada 23 peserta yang terdiri dari pria dan wanita dengan tekanan
darah sistemik yang tidak normal. Sumber data menggunakan kertas
observasi, subjek diberikan jus mentimun sebanyak 100 gr selama 7 hari.
Hasil : Uji normalitas menggunakan Shapiro–Wilk dan analisis sistematik
menggunakan uji rank Wilcoxon dengan nilai p sebesar 0,001 (p<0,05).
Kesimpulan : Pada penelitian ini ditunjukkan adanya perubahan tekanan
darah sebelum dan sesudah pemberian mentimun.

Studi Experimen Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Penderita Hipertensi

ABSTRAK
Latar belakang : Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan meningkatnya tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg. Banyak penyakit, termasuk infark miokard, gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal, sangat dipengaruhi oleh hipertensi.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi jus
mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di

20
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
Desa Buntu Torpedo Kecamatan Sabbang.
Metode : Desain penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan
metodologi one-group pre-test and post-test design. Sampel sebanyak 25
orang diberikan jus mentimun. Selama fase pra-tes, peneliti mengukur
tekanan darah dalam sistolik/diastolik mmHg untuk setiap sampel. Peneliti
kemudian memberi mereka segelas jus mentimun (±200cc). Perlakuan sampel
berlangsung selama seminggu.
Hasil : Setelah dilakukan analisis terhadap data penelitian didapatkan bahwa
terapi jus mentimun efektif untuk penderita hipertensi di Desa Buntu Torpede
Kecamatan Sabang. Dalam uji Wilcoxon Ranks Test, rata-rata peringkat
tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan adalah 13,00 dan
peringkat rata-rata tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah perlakuan
adalah 0,00 dengan nilai p 0,000 (p<0,05). Ini merupakan nilai signifikan 5%,
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata tekanan
darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah perlakuan.
Kesimpulan : Kesimpulannya pemberian jus mentimun kepada pasien
memiliki efek menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien
hipertensi. Oleh karena itu, jus mentimun dapat dijadikan sebagai alternatif
pengobatan nonfarmakologis untuk menurunkan tekanan darah.
3.5 Penjelasan Alasan Pemilihan Artikel
Artikel yang berjudul “Pengaruh pemberian jus mentimun (cucumis
sativus linn) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di
Kelurahan Sindang Barang Kota Bogor” ini ditulis oleh (Purba, 2019) pada
jurnal “Jurnal Ilmiah Wijaya” Volume 11 Nomor 2, Juli-Desember 2019,
yaitu sebuah jurnal yang membahas tentang hasil studi yang berhubungan
dengan keperawatan. Tahun terbitnya juga relatif masih baru (tiga tahun
terakhir). Artikel ini menjawab tentang pertanyaan klinis yang ditemukan
peneliti di Desa Puttada dengan masyarakatnya yang mengalami hipertensi,
penanganan hipertensi dalam artikel ini sangat sederhana sehingga dapat
terlaksana dengan mudah.
Artikel yang berjudul “Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap
tekanan darah lansia dengan hipertensi di Pstw Sinta Rangkang tahun 2020”

21
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
ini ditulis oleh (Christine et al., 2021) pada jurnal “Jurnal Keperawatan
Suaka Insan (JKSI)” Vol. 6, No. 1, Juni 2021, yaitu sebuah jurnal yang
secara khusus membahas tentang hasil studi yang berhubungan dengan
keperawatan. Tahun terbitnya juga relatif masih baru (satu tahun terakhir).
Artikel ini menjawab tentang pertanyaan klinis yang ditemukan peneliti di
Desa Puttada dengan masyarakatnya yang mengalami hipertensi, penanganan
hipertensi dalam artikel ini sangat sederhana sehingga dapat terlaksana
dengan mudah.
Artikel yang berjudul “Pemberian jus mentimun untuk menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Manunggang Jae Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan” ini ditulis oleh (Daulay
et al., 2020) pada jurnal “Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa ( JPMA)”
Volume 2 No.3 Desember 2020, yaitu sebuah jurnal yang membahas tentang
hasil studi yang berhubungan dengan keperawatan. Tahun terbitnya juga
relatif masih baru (dua tahun terakhir). Artikel ini menjawab tentang
pertanyaan klinis yang ditemukan peneliti di Desa Puttada dengan
masyarakatnya yang mengalami hipertensi, penanganan hipertensi dalam
artikel ini sangat sederhana sehingga dapat terlaksana dengan mudah.
Artikel yang berjudul “Terapi jus mentimun menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi” ini ditulis oleh (Barus et al., 2019) pada jurnal
“Jurnal Mutiara Ners” Vol.2 No.2 Juli 2019, yaitu sebuah jurnal yang secara
khusus membahas tentang hasil studi yang berhubungan dengan keperawatan.
Tahun terbitnya juga relatif masih baru (tiga tahun terakhir). Artikel ini
menjawab tentang pertanyaan klinis yang ditemukan peneliti di Desa Puttada
dengan masyarakatnya yang mengalami hipertensi, penanganan hipertensi
dalam artikel ini sangat sederhana sehingga dapat terlaksana dengan mudah.
Artikel yang berjudul “Studi experimen jus mentimun terhadap
penurunan tekanan darah penderita hipertensi” ini ditulis oleh (Sinaga &
Arianti, 2021) pada jurnal “Jurnal Fenomena Kesehatan” Volume 4 Nomor 2
Oktober 2021, yaitu sebuah jurnal yang secara khusus membahas tentang
hasil studi yang berhubungan dengan keperawatan. Tahun terbitnya juga
relatif masih baru (satu tahun terakhir). Artikel ini menjawab tentang

22
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
pertanyaan klinis yang ditemukan peneliti di Desa Puttada dengan
masyarakatnya yang mengalami hipertensi, penanganan hipertensi dalam
artikel ini sangat sederhana sehingga dapat terlaksana dengan mudah.

23
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
BAB IV
RENCANA IMPLEMENTASI
4.1 Tempat Pelaksanaan
Penerapan EBN yang berjudul pengaruh pemberian jus mentimun
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Puttada
dilaksanakan di Desa Puttada Kecamatan Sendana Kabupaten Majene pada
tanggal 25- 1 Juli 2022.
4.2 Waktu Pelaksanaan
Tabel 4.2 Waktu Pelaksanaan
No. Rincian Kegiatan Waktu Subjek
1 Menentukan tujuan dan Mei 2022 Peneliti
mengumpulkan data dasar
2 Menyusun proposal EBN Juni 2022 Peneliti,
dan Konsul pembimbing Pembimbing
3 Presentasi Proposal Juni 2022 Peneliti,
Pembimbing
4 Uji coba program EBN Juni-Juli 2022 Peneliti
5 Evaluasi Agustus 2022 Peneliti,
Pembimbing

4.3 Jumlah Pasien


Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi dilakukan di Desa Puttada Kecamatan Sendana
Kabupaten Majene terdiri dari 5 orang penderita hipertensi.
4.4 Prosedur Pelaksanaan
Intervensi yang diberikan dalam artikel ini sudah sangat jelas yaitu
pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Adapun mekanisme intervensi yaitu: dilakukan pengukuran
tekanan darah sebelum diberikan jus mentimun, memberikan jus mentimun
dan dilakukan kembali pengukuran tekanan darah setelah pemberian jus
mentimun, dimana pemberian jus mentimun dilakukan selama 7 hari berturut-
turut.

24
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Karakteristik Responden
Tabel 5.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik Responden n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 0 0%
Perempuan 5 100%
Umur
≤ 60 tahun 2 40%
> 60 tahun 3 60%
Komsumsi Obat
Komsumsi 2 40%
Tidak Komsumsi 3 60%

Dari pengumpulan data yang dilakukan, didapatkan karakteristik


responden dalam penerapan EBN pemberian jus mentimun terhadap
penurunan tekanan darah. Jumlah responden sebanyak 5 orang (100),
dimana semua responden berjenis kelamin perempuan, dengan kisaran
umur terbanyak yaitu > 60 tahun sebanyak 3 orang (60%), dari 5
responden 2 orang (40%) mengomsumsi obat kimiawi dan 3 orang
(60%) tidak mengomsumsi obat kimiawi, dimana semua responden
yang dipilih yaitu pasien dengan hipertensi.

25
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
5.1.2 Analisis pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi
Tabel 5.1.2 Pengaruh pemberian jus mentimun terhadap penurunan
tekanan darah
Karakteristik Responden Tekanan Darah

Pre Post
Hari Perlakuan Responden n %

Hari ke-1 Ny. Mu 150/90 140/80


Ny. Mi 160/100 160/90
Ny. S 5 100% 150/100 140/100
Ny. T 160/100 150/90
Ny. Ma 150/100 150/90
Hari ke-2 Ny. Mu 130/80 120/80
Ny. Mi 160/90 160/80
Ny. S 5 100% 150/100 140/90
Ny. T 160/90 150/90
Ny. Ma 150/90 140/90
Hari ke-3 Ny. Mu 130/80 120/80
Ny. Mi 160/80 150/80
Ny. S 5 100% 150/90 140/90
Ny. T 150/90 140/90
Ny. Ma 150/90 140/90
Hari ke-4 Ny. Mu 120/80 120/80
Ny. Mi 150/90 150/80
Ny. S 5 100% 140/90 140/80
Ny. T 150/90 140/80
Ny. Ma 140/90 140/80
Hari ke-5 Ny. Mi 4 80% 150/80 140/80
Ny. S 140/90 130/80

26
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
Ny. T 140/90 140/80
Ny. Ma 140/90 140/90
Hari ke-6 Ny. Mi 150/80 140/80
Ny. S 140/90 130/90
4 80%
Ny. T 140/80 140/80
Ny. Ma 140/90 130/90
Hari ke-7 Ny. Mi 140/80 140/80
Ny. S 130/90 130/90
4 80%
Ny. T 140/80 140/80
Ny. Ma 140/90 130/90

Dari pengumpulan data yang dilakukan, didapatkan karakteristik


responden dalam penerapan EBN pemberian jus mentimun terhadap
penurunan tekanan darah. Jumlah responden sebanyak 5 orang, dimana
pasien dengan tekanan darah tinggi sebanyak 5 orang (100%) dan
setelah diberikan intervensi pemberian jus mentimun, 1 orang (20%)
responden pada hari ke-4 mengalami penurunan tekanan darah dalam
batas normal. Pada hari ke-7 sebanyak 4 orang (80%) mengalami
penurunan tekanan darah meskipun tidak dalam batas normal tetapi
pasien sudah merasa nyaman dengan tekanan darah tersebut. Dari data
diatas dapat digambarkan bahwa setelah dilakukan intervensi
pemberian jus mentimun semua pasien yang mengalami tekanan darah
tinggi dapat teratasi, dalam artian bahwa pasien mengalami penurunan
tekanan darah setelah dilakukan pemberian jus mentimun. Hal ini
berarti bahwa pemberian jus mentimun efektif untuk menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi.
5.2 Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan kepada 5 responden dimana 2 responden
mengonsumsi obat kimiawi dan 3 responden mengonsumsi obat herbal,
seperti daun sirsak. Dimana pada saat penelitian dilaksanakan pasien tidak

27
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
mengonsumsi obat medis atau herbal selain jus mentimun. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pengaruh pemberian terapi jus mentimun dengan
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa Puttada. Hasil selisih
penurunan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah pemberian intervensi
dengan nilai maksimal yaitu 10 mmHg dan nilai minimal 10 mmHg.
Sedangkan hasil selisih penurunan tekanan darah diastolik sebelum dan
sesudah pemberian intervensi dengan nilai maksimal yaitu 10 mmHg dan
nilai minimal 10 mmHg. Penurunan maksimal tekanan darah terjadi
dikarenakan oleh pemberian jus mentimun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Barus et al., (2019) yang
menemukan bahwa tekanan darah 23 responden penderita hipertensi di Dusun
IV Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu memiliki perbedaan rerata
tekanan darah sebelum dan sesudah mendapat terapi mentimun (p-value =
0,001). Temuan penelitian ini juga sesuai dengan penelitian (Christine et al.,
(2021) yang membuktikan bahwa pemberian jus mentimun pada responden
mengubah tekanan darah sistolik dan diastolik mereka sebelum dan sesudah
perlakuan dengan selisih α = 0,002. Ada perbedaan tekanan darah antara
sebelum dan sesudah menerima jus mentimun jika hasilnya α kurang dari
0,025.
Terjadinya penurunanan tekanan darah disebabkan karena
potassium/kalium dalam mentimun menghambat sistem renin-angiotensin dan
mengurangi sekresi aldosteron, mengakibatkan penurunan reabsorbsi
natrium/garam dan air tubulus ginjal (Sinaga & Arianti, 2021). Karena
mekanisme ini, diuresis meningkat, mengakibatkan penurunan volume
pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Kalium juga menyebabkan
vasodilatasi perifer, yang menyebabkan penurunan resistensi perifer dan
selanjutnya menurunkan tekanan darah (Sinaga & Arianti, 2021).
Pada penelitian ini diberikan jus mentimun sebanyak 150 ml selama 7
hari, penelitian ini sejalan dengan penelitian (Lebalado, (2014), yang
menyatakan bahwa tekanan darah mampu diturunkan dengan minum 150 ml
jus mentimun setiap hari selama tujuh hari. Dimana sampel yang digunakan
38 orang, termasuk pria dan wanita, dengan tekanan darah sistolik 140-159

28
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg. Kadar kalium (potasium)
membantu mengatur saraf pusat dan perifer yang memengaruhi tekanan
darah. Sumber potasium yang kaya adalah mentimun. Kalium hadir dalam sel
dan bertindak sebagai katalis untuk berbagai proses biologis, termasuk yang
melibatkan metabolisme energi dan produksi protein dan glikogen.
Mengkonsumsi kalium meningkatkan konsentrasi cairan intraseluler, yang
menarik cairan dari ruang ekstraseluler dan mengurangi tekanan darah
(Purba, 2019).

29
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari penerapan pemberian jus mentimun
yakni efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Pemberian jus mentimun merupakan intervensi yang sederhana, dikarnakan
jus mentimun mudah untuk dibuat dan harga mentimun cukup murah,
sehingga dengan mudah untuk diaplikasikan.
6.2 Rekomendasi
Diharapkan penerapan pemberian jus mentimun ini dapat digunakan
sebagai pengobatan alternatif dalam melakukan terapi kesehatn pada
penderita hipertensi sebagai upaya dalam penurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.

30
Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR
DAFTAR PUSTAKA
Amin, A. R. (2015). Mengenal Budidaya Mentimun Melalui Pemanfaatan Media
Informasi. Journal Unhas, XIV(1), 67.
Barus, M., Ginting, A., & Turnip, A. J. (2019). Terapi Jus Mentimun Menurunkan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Mutiara Ners, 2(2), 230–
237. https://doi.org/10.26751/jikk.v13i1.1300
Batool, A., Sultana, M., Gilani, P., & Javed, T. (2018). Risk Factors,
Pathophysiology and Management of Hypertension. International Journal of
Pharma Sciences and Scientific Research, 4(5), 49–61.
https://www.biocoreopen.org/ijpsr/Risk-factors-pathophysiology-and-
management-of-hypertension.php
Brunner, & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 12). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
C, N. N. P., & Meriyani, I. (2020). Gambaran Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kademangan Kabupaten Cianjur.
Jurnal Keperawatan Komprehensif, 6(1), 65.
https://doi.org/10.33755/jkk.v6i1.177
Christine, M., Ivana, T., & Martini, M. (2021). Pengaruh Pemberian Jus
Mentimun Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Pstw Sinta
Rangkang Tahun 2020. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (Jksi), 6(1), 53–58.
https://doi.org/10.51143/jksi.v6i1.263
Daulay, N. M., Hidayah, A., & Simamora, F. A. (2020). Pemberian Jus Mentimun
untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa
Manunggang Jae Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota
Padangsidimpuan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA), 2(3), 22–
26.
Fauzi, I. (2014). Buku Pintar Deteksi Dini Gejala, & Pengobatan Asam Urat,
Diabetes & Hipertensi.
Handoyo, L. E. (2014). Dahsyatnya Kulit Buah & Tanaman Pembasmi Berbagai
Penyakit. Jakarta: Padi.
Hapsari, D. P. (2016). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Manajemen
Hipertensi : Aktivitas Fisik Dan Diet DASH Penderita Hipertensi Di Desa
Salamrejo. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.
Kemenkes RI. (2019a). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.
Https://Kemkes.Go.Id.
https://kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-paling-
banyak-diidap-masyarakat.html
Kemenkes RI. (2019b). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Kementrian Kesehatan
RI, 1–5.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/
infodatin-hipertensi-si-pembunuh-senyap.pdf

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


Kemenkes RI. (2020). Apa itu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) ?
Http://P2ptm.Kemkes.Go.Id/.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/apa-itu-hipertensi-tekanan-darah-tinggi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Hipertensi Penyebab Utama
Penyakit Jantung, Gagal Ginjal, dan Stroke. Https://Www.Kemkes.Go.Id/.
https://www.kemkes.go.id/article/view/21050600005/hipertensi-penyebab-
utama-penyakit-jantung-gagal-ginjal-dan-stroke.html#:~:text=Jakarta%2C 6
Mei 2021 Hipertensi atau tekanan darah,penyakit jantung%2C gagal ginjal
%2C dan stroke di Indonesia.
Lebalado, L. P. (2014). Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis sativus L.)
terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Penderita Hipertensi
[UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG]. In Journal of Nutrition
College. https://doi.org/10.14710/jnc.v3i3.6602
Mahbubah, I., Rahman, H. F., & Hafifah, V. N. (2022). Pengaruh Mentimun
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 4(3), 747–748.
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/
download/83/65
Nugraheni. (2016). Raja Obat Alami: Mentimun A-Z Seri Apotik Dapur (Edisi 1).
Yogyakarta.
Ponggohong, C. E., Rompas, S. S. J., & Ismanto, A. Y. (2015). PENGARUH
PEMBERIAN JUS MENTIMUN TERHADAPTEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSIDI DESA TOLOMBUKAN KEC. PASAN
KAB. MINAHASA TENGGARA TAHUN 2015. Ejournal Keperawatan,
3(2), 1–10.
Purba, S. (2019). Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus Linn)
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Kelurahan
Sindang Barang Kota Bogor. Jurnal Ilmiah Wijaya, 11(2), 123.
https://doi.org/10.46508/jiw.v11i2.63
Sari, L., Ludia, & Hasanah, U. (2021). Penerapan Slow Deep Breathing Terhadap
Tekanan Darah Penderita Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Banjarsari Kota Metro. Jurnal Cendikia Muda, 1(4), 457.
Sari, Y. N. (2017). Berdamai Dengan Hipertensi. Jakarta : Bumi Medika.
https://books.google.co.id/books?
id=yAVjEAAAQBAJ&pg=PA6&hl=id&source=gbs_selected_pages&cad=2
#v=onepage&q&f=false
Sinaga, W., & Arianti, A. (2021). Studi Experimen Jus Mentimun Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi. Jurnal Fenomena
Kesehatan, 04(1), 487–493.
Tjiptaningrum, A., & Erhadestria, S. (2016). Manfaat Jus Mentimun (Cucumis
sativus L.) sebagai Terapi Untuk Hipertensi. volume 5, 115.

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


https://www.jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/806
Wang, S., Yu, M., Zheng, X., & Dong, S. (2018). A bayesian network meta-
analysis on the efficacy and safety of eighteen targeted drugs or drug
combinations for pulmonary arterial hypertension. Drug Delivery, 25(1),
1898–1909. https://doi.org/10.1080/10717544.2018.1523257
Whelton, P. K., & Carey, R. M. (2017). 2017 Guideline for the Prevention,
Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults.
Journal of the American College of Cardiology, 71(19), 4.
https://doi.org/10.1016/j.jacc.2017.07.745
Wicaksana, D. G. (2019). Efektivitas Pemberian Jus Mentimun Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Desa Kersikan
Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun,
Studi Keperawatan. http://repository.stikes-bhm.ac.id/644/

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


LAMPIRAN 1
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
PEMBERIAN JUS MENTIMUN
Pengertian Jus mentimun merupakan sayuran yang tumbuh di segala
musim dan mudah didapat di Indonesia dan memiliki
kandungan kalium dan magnesium.
Tujuan  Membantu untuk menurunkan tekanan darah
 Mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
Prosedur 1. Persiapan Alat
Pembuatan Jus - Serutan/Parut
Mentimun - Buah Mentimun 100gr
- Pisau
- Gelas
- Air
- Sendok
- Baskom Kecil
- Saringan
2. Cara Membuat Jus Mentimun
- Kupas kulit mentimun kemudian keluarkan bijinya lalu
cuci bersih.
- Parut mentimun dan campur hasil sparutan dengan air
50ml.
- Saring sari buah mentimun yang telah tercampur air.
- Setelah proses penyaringan, tuang jus mentimun ke
dalam gelas sebanyak 150 ml/gelas.
3. Cara Pemberian
- Minum jus mentimun satu kali sehari setiap pagi
sebelum makan.
- Minum 1 gelas atau 150 ml jus mentimun selama 7
hari berturut-turut.
- Konsumsi jus mentimun 15-30 menit sebelum makan
(Wicaksana, 2019).

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI KEGIATAN

Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR


Fakultas Ilmu Kesehatan UNSULBAR

Anda mungkin juga menyukai