Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANANAN DAN MINUMAN

PEMBUATAN MEDIA PEMERIKSAAN (TPC, JAMUR, MPN COLI)

Dosen Pembimbing:
1. Dr. Isnawati, S.KM, M.Kes
2. Rahmawati, S.KM, M.Kes
3. Budiyanti Mulyaningsih, S.Si., M.Sc

Disusun oleh:
Kelompok 7

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2022/2023
LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANANAN DAN MINUMAN
PEMBUATAN MEDIA PEMERIKSAAN(TPC, JAMUR, MPN COLI)
Disusun oleh:
Tanggal Tanda tangan
Nama Nim
kumpul Praktikan Pembimbing
Alya Noor
P07133220005
Rahmadiani
Dhea Putri Dilla
P07133220013
Ramadhina

Hiliyatus Zahro P07133220026

Izzatun Nisa P07133220030


20
Khairatul Ulya P07133220031
Februari
Muhammad
2022
Cahyadi P07133220043
Darmawan
Muhammad
P07133220050
Prayogo Pangestu
Mutiara Hikmah P07133220055

Ratna Permata Sari P07133220066

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum
Penyehatan Makanan Minuman-A ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Penyehatan Makanan Minuman-A. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk memberikan informasi tentang Cara Pembuatan Media Pemeriksaan Jamur,
TPC Dan MPN Coli Pada Makanan dan Minuman.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Isnawati, S.KM, M.Kes, Ibu
Rahmawati, S.KM, M.Kes dan Ibu Budiyanti Mulyaningsih, S.Si., M.Sc yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.

Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjarbaru, 15 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum
.................................................................................................

.................................................................................................
1
C. Manfaat Praktikum
.................................................................................................
.................................................................................................
1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Metode Total Plate Count (TPC)................................................... 2
B. Jamur............................................................................................. 2
C. Metode MPN (Most Probable Number) Coliform........................ 3

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................... 5
B. Jenis Kegiatan................................................................................ 5
C. Uraian Kegiatan............................................................................. 5
D. Alat dan Bahan.............................................................................. 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil............................................................................................... 9
1. TPC/Jamur......................................................................... 9
2. MPN Coli........................................................................... 9
B. Pembahasan................................................................................... 10

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................
17
B. Saran.............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

4.1 tabel MPN Coli makanan 9

4.2 tabel MPN Coli minuman 10

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang
berukuran sangat kecil dan hanya bisa diamati dengan bantuan mikroskop.
Mikroorganisme ada yang tersusun dari satu sel (uniseluler) dan ada yang
tersusun atas beberapa sel (multiseluler).
Media/medium pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang
terdiri atas campuran nutrisi yang digunakan oleh suatu mikroorganisme
untuk tumbuh dan berkembangbiak pada media tersebut. Terdapat
berbagai jenis media pertumbuhan mikroorganisme. Dalam praktikum kali
ini diperlukan media PCA, PDA, LBDS, LBSS, dan BGLB untuk
pemeriksaan angka kuman, bakteri golongan Coli, dan pemeriksaan
kapang dan khamir pada sampel makanan dan minuman.

B. Tujuan Praktikum
B.1. Tujuan Umum
Pembuatan media pemeriksaan TPC, Jamur, dan MPN
Coliform.

B.2. Tujuan Khusus


1. Memahami definisi media.
2. Mengetahui macam-macam media dan kegunaannya.
3. Dapat menerapkan langkah-langkah pembuatan media.

C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa mampu membuat media pertumbuhan angka kuman,
jamur, dan bakteri golongan Coli.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Total Plate Count (TPC)


Menurut Joyevan & Purnaman (2017) menyatakan bahwa menghitung atau
menentukan banyak mikroba dalam suatu bahan (makanan dan minuman)
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar masalah bahan makanan itu tercemar
oleh mikroba. Semakin sedikit total mikroba yang tercemar menurut jumlah angka
total standart yang di tentukan suatu lembaga maka makanan tersebut masih bisa
terbilang baik dan memenuhi syarat. Namun apabila jumlah total mikroba yang
tercemar lebih dari angka total standart maka makanan itu dianggap tidak baik dan
tidak layak untuk di konsumsi. Kandungan mikroba pada suatu makanan dapat
digunakan untuk menentukan tingkat kerusakan pada makanan, serta dapat
ditentukan oleh tingkat kelayakan untuk dikonsumsi.
Metode Total Plate Count (TPC) merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba yang terdapat dalam satu sample atau sediaan,
metode ini biasanya juga disebut degan metode ALT (Angka Lempeng Total)..
TPC memberikan gambaran tentang kualitas dan hygiene suatu bahan secara
keseluruan, akan tetapi metode ini memiliki kemampuan yang terbatas dalam
mengidentifikasi sumber kontaminasi bakteri. Prinsip dari metode ini adalah
menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada medium,
kemudianmikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung, selanjutnya akan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop (Nunik & Junianto, 2012)

B. Jamur
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan,
sintesis sel, keperluan energy dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya.
medium biakan berisi air, sumber energi zat hara sebagai sumber karbon,

2
3

nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen. hydrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace


element). Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan faktor
pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau mukleotida (Waluyo, 2016).
Media hiakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam
bentuk padat, semi-padat dan cair. Media padat diperoleh dengan penambahan
agar. Agar berasal dari ganggang merah. Agar digunakan sebagai pemadat karena
tidak dapat diuraikan oleh mikroba dan membeku pada suhu diatas 45°C.
Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam media adalah 1,5 2,0% (Waluyo,
2016).
Jamur lazimnya dapat berkembangbiak dengan baik pada media yang
mengandung karbohidrat tinggi dengan kisaran pH antara 5-6, sedangkan media
yang mengandung protein dengan pH sekitar 7 merupakan media yang baik untuk
perkembangbiakan bakteri. Media biakan dapat digunakan untuk tujuan (Ristiati,
2015).

C. Metode MPN (Most Probable Number) Coliform


Metode teknik Most Probable Number (MPN) atau Angka yang paling
mungkin (APM) adalah metode untuk memperkirakan jumlah kepadatan mikroba
pada sampel secara tidak langsung (Rahayu dan Nurwitri, 2012). Metode ini
digunakan untuk menetapkan adanya bakteri coliform dalam contoh air dan
memperoleh indeks berdasarkan tabel MPN untuk menyatakan perkiraan jumlah
coliform dalam sampel (Novel dkk, 2010). Metode MPN menggunakan medium
cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada
suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan
mengamati timbulnya kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung durham
untuk mikroba pembentuk gas. Pegenceran yang digunakan pada umumnya
adalah tiga atau lima seri tabung (Fardiaz, 1993).
Media yang digunakan untuk metode MPN adalah lactose Broth (LB) dan
Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB). Sebagai sampel, jika digunakan
lactose Broth (LB) adanya bakteri yang dapat memfermentasikan laktosa
4

ditunjukan dengan terbentuknya gas di dalam tabung durham. Brilliant Green


Lactose Bile Broth (BGLBB) digunkan dengan maksud untuk media penyubur
bagi bakteri coliform, merupakan medium selektif yang mengandung asam bile
sehingga dapat menghambat bakteri gram positif atau bakteri selain bakteri
coliform (Rahayu dan Nurwitri, 2012).
Uji coliform di dalam air dengan menggunakan pengujian fermentasi
dalam tabung. Tiga pengujian secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu: uji
pendugaan (presumtive test), uji penguat (confirmed test), dan uji lengkap
(completed test). Uji kualitatif coliform tidak harus selalu dilakukan secara
lengkap, tergantung dari berbagai faktor misalnya, waktu, biaya, tujuan analisis,
dan faktor-faktor lainnya (Kuswiyanto, 2015). Pemeriksaan bakteri coliform
dengan metode MPN di bagi menjadi 3 ragam yaitu (Soemarno, 2000):
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, Tanggal : Senin, 31 januari 2022
Waktu : 09.00 – 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

B. Jenis Kegiatan
Melakukan praktikum berupa pembuatan media pemeriksaan TPC,
Jamur dan MPN Coli..

C. Uraian Kegiatan
Uraian kegiatan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. TPC/Jamur
a. Pembuatan Media :
1) NaCl 0,85% 9 ml (0,85 gr/100ml)
0,85 gr NaCl x gr NaCl
=
100 ml aquadest 400 ml aquadest
x = 3,4 gr
a) Timbang Nacl sebanyak 3,4 gr
b) Tambahkan aquadest sebanyak 400 ml kemudian aduk
sampai larut
c) Pipet 9 ml larutan NaCl ke dalam tabung
d) Tutup tabung dengan kapas
e) Steril 15 menit pada suhu 121℃ (di autoclave)

2) NaCl 0,85% 9 ml (0,85 gr/100ml)


0,85 gr NaCl x gr NaCl
=
100 ml aquadest 400 ml aquadest
x = 3,4 gr

5
6

a) Timbang NaCl sebanyak 3,4 gr


b) Tambahkan aquadest 400 ml kemudian aduk sampai larut
c) Dengan gelas ukur ambil 90 ml larutan NaCl masukkan ke
dalam botol
d) Steril 15 menit pada suhu 121℃ (di autoclave)

3) Plate Count Agar (22,5 gr/lt)


22,5 gr PCA x gr PCA
=
1000 ml aquadest 400 ml aquadest
x = 9 gr
a) Timbang Plate Count Agar (PCA) sebanyak 9 gr
b) Tambahkan aquadest 400 ml
c) Panaskan dan aduk sampai mendidih
d) Masukkan ke dalam Erlenmeyer dan tutup dengan kapas
e) Steril 15 menit pada suhu 121℃ (di autoclave)
f) Untuk media Jamur PCA diganti dengan Potato Deksrtose Agar
(PDA)

2. MPN Coli
a. Pembuatan Media :
1) Lactose Broth Double Strength (LBDS) → 26 gr/lt
26 gr LBDS x gr LBDS
=
1000 ml aquadest 200 ml aquadest
x = 5,2 gr
a) Timbang LBDS sebanyak 5,2 gr
b) Tambahkan aquadest 200 ml
c) Panaskan dan aduk hingga larut, biarkan sampai mendidih
d) Pipet 10 ml larutan LBDS, masukkan ke dalam tabung +
tabung durham
e) Tutup tabung dengan kapas
f) Steril 15 menit pada suhu 121℃ (di autoclave)

2) Lactose Broth Single Strength (LBSS) → 13 gr/lt


7

13 gr LBDS x gr LBDS
=
1000 ml aquadest 50 ml aquadest
x = 0,65 gr
a) Timbang LBSS sebanyak 0,65 gr
b) Tambahkan aquadest 50 ml
c) Panaskan dan aduk hingga larut, bairkan sampai mendidih
d) Pipet 10 ml larutan LBSS, masukkan ke dalam tabung +
tabung durham
e) Tutup tabung dengan kapas
f) Steril 15 menit pada suhu 121℃ (di autoclave)

3) Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) → 40 gr/lt


400 gr BGLB x gr BGLB
=
1000 ml aquadest 100 ml aquadest
x = 4 gr
a) Timbang BGLB sebanyak 4 gr
b) Tambahkan aquadest 100 ml
c) Panaskan dan aduk hingga larut, biarkan sampai mendidih
d) Pipet 4 ml larutan BGLB, masukkan ke dalam tabung +
tabung durham
e) Tutup tabung dengan kapas
f) Steril 15 menit pada suhu 121℃ (di autoclave)

D. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. TPC/Jamur
a. Alat :

1) Kaca arloji 5) Gelas ukur


2) Beaker glass 6) Pipet ukur 10 ml
3) Erlenmeyer 7) Spatula
4) Tabung reaksi 8) Neraca
8

9) Kompor listrik 10) Autoclave

b. Bahan :
1) NaCl
2) Plate count agar
3) Aquadest
4) Kapas

2. MPN Coli
a. Alat :

1) Kaca arloji 6) Pipet ukur 10 ml


2) Beaker glass 7) Spatula
3) Tabung reaksi 8) Neraca
4) Tabung durham 9) Kompor listrik
5) Gelas ukur 10) Autoclave

b. Bahan :
1) Lactose Broth Double Strength
2) Brilliant Green Lactose Broth
3) Aquadest
4) Kapas
9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. TPC/Jamur
Untuk pembuatan media TPC/Jamur diperlukan cairan pengencer dengan
pengenceran pertama 90 ml dan pengenceran kedua 9 ml.
Setelah dilakukan pengenceran sampel maka selanjutnya adalah
pembuatan media PCA dengan hitungan ; 7 x 3 = 21 petri x 15 ml
= 315 ml ~ 400 ml
22,5 gr 9 gr 200
PCA = = (aquades) > (Erlenmeyer)
1000 ml 400 ml 200

Jamur PDA : 7 x 2 = 14 petri x 15 ml

= 210 ml ~ 300 ml

39 gr 11,7
PDA = = → erlenmeyer 300 ml → tutup pakai kapas
100 ml 300

2. MPN Coli
4.1 tabel MPN Coli makanan

Medium LBDS 10ml LBSS LBSS


1ml 0,1ml
1 2 3 4 5 1 1
Tes perkiraan (presumptive + + + + + + +
test)
Tes penegasan (confirmative + + + + + + +
test)

10
11

4.2 tabel MPN Coli minuman

Medium LBDS 10ml LBSS LBSS


1ml 0,1ml
1 2 3 4 5 1 1

Tes perkiraan (presumptive + + + + + + -


test)
Tes penegasan + + + + + + +
(confirmative test)

Setelah pembuatan media MPN Coli dengan menggunakan metode 5, 1, 1


yaitu 5 tabung (10 ml) LBDS, 1 tabung (1 ml) LBSS, dan 1 tabung (0,1)
LBSS. Maka dilanjutkan dengan pembuatan BGLB dengan ukuran tabung
reaksi kecil yang sudah diisi dengan tabung durham 10 ml dengan jumlah
menyesuaikan dengan jumlah tabung reaksi LBDS dan LBSS. Maka
sampel dimasukan kedalam media yang sudah dibuat dan setelahnya
sampel akan dimasukan kedalam inkubator selama dua hari agar sampel
makanan atau minuman menunjukan apakah sampel tersebut mengandung
bakteri atau tidak.

B. Pembahasan

1. TPC/Jamur

Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan


mikroorganisme di atas atau di dalamnya, medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat
hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan
osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang
akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum
12

digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan.


Percobaan kali ini yaitu pembuatan medium NA instant, NA manual, NB
instant dan PDA instant . NA ( nutrient agar ) digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA
(nutrient agar), dimana dalam pembuatan NA instant terlebih dahulu
dengan cara menimbang bahan yang sudah tersedia dan diproduksi secara
paten kedalam neraca analitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan
kemudian memasukkan bahan kedalam erlenmeyer 250 ml, dimana bahan
tersebut adalah aquades 150 ml, NA 4,2 gram menggunakan microwave
dan sesekali diaduk, tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah
untuk menghomogenkan NA dengan aquades, dimana dengan pemanasan
dapat mempercepat pelarutan dari NA dan aquades. Setelah dipanaskan
beberapa menit larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning
kecoklatan hal ini menandakan larutan telah homogen.

Sama halnya dengan pembuatan NA manual, yaitu dengan menimbang


bahannya tersendiri, yaitu iodium chloride, yeast, peptone dan agar dan
terakhir ditambahkan aquadest. Lalu dibuat media miring dan tegak yang selanjutnya
akan diautoklaf NB ( Natrium Brost ) pun sama, yang digunakan pada
praktikum kali ini menggunakan yang instant, dimana sudah ada dalam
bentuk sediaan yang sudah dibuat oleh pabrik. Kemudian dimasukkan
kedalam autoklaf dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas dan
dilapisi kertas aluminium diluarnya. PDA ( Potato Dextrose Agar )
digunakan untuk menumbuhkan fungi atau jamur. Pembuatan medium
pada percobaan ini dengan menggunakan PDA ( Dextrose Agar ) instant
dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara memasukkan
9,75 gram PDA instant lalu 250 ml aquades , kemudian dipanaskan
menggunakan microwave dan sesekali diaduk, diikuti oleh pengadukan
dengan tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini untuk menghomogenkan PDA
dengan aquades. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari
keruh menjadi kuning tua. Setelah itu dimasukkan kedalam autoklaf tetapi
sebelum dimasukkan mulut erlenmeyer ditutup dengan kapas dan
13

kemudian dibungkus dengan kertas, hal ini bertujuan agar meminimalkan


kontaminasi. Jika terjadi kesalahan, faktor yang menyebabkan kesalahan
pada praktikum ini ialah saat menuangkan ekstrak tidak hati-hati akan
menyebabkan ekstrak tumpah, tidak tepat saat menimbang komposisi
media akan menyebabkan tidak homogennya media yang dibuat..

Autoklaf menggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga


memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan
dengan udara panas biasa. Autoklaf memiliki kelebihan yaitu alat perebus
yang bertekanan tinggi. (Permatasari et all, 2013). Alat ini sering
digunakan dalam teknik pensterilan karena tingkat koefisien dan sifat alat
yang tidak merusak kandungan dalam media pertumbuhan yang dipakai
yaitu NA, NB, PDA. Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk
menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan. Sterilisasi merupakan suatu proses (kimia dan fisika) yang
membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme. Sterilisasi yang
digunakan dalam percobaan ini adalah secara fisika yaitu menggunakan panas,
dimana panas yang digunakan adalah bersama uap air yang biasanya disebut
sterilisasi basah. Pada praktikum perlu dilakukan sterilisasi sebelum
menggunakan alat dan bahan. Peralatan seperti lumpang dan alu, cawan
petri, media, tabung reaksi, alat yang digunakan dalam penanaman bakteri
terlebih dahulu disterilisasikan menggunakan autoklaf. Cara sterilisasi
yang tepat tergantung pada jenis dan sifat bahan yang disterilkan dan yang
kita praktikumkan kali ini adalah metode pemanasan dengan uap air dan
pengaruh tekanan (autoklaf ). Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas
lempengan saringan dan tidak lagsung mengenai air di bawahnya.
Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100˚C)
pada tekanan 15 lb temperatur121˚C.

2. MPN Coliform
14

Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode yang


digunakan untuk menghitung koliform di dalam air dengan menggunakan
pengujian fermentasi dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya adalah
uji penduga (Presumtive Test), uji penegas (Confirmed Test), dan uji
pelengkap (Completed Test)  Output metode MPN adalah nilai MPN.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentuk koloni dalam sampel (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri
pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang
merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu
bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora,
memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu
24 jam inkubasi pada 37º C (Dwidjoseputro, 1994).
E.coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka
E.coli sering disebut sebagai coliform fekal. Bakteri coliform adalah
golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia
dan merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri indikator
adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi
positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform
jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri
patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).
Media Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksi
kehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan
ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.
Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk
organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah
15

presumptive test untuk coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi


0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa (lay, 1992)
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti Staphylcoccus. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan
mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin
dan methylene blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun
demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain
juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp. dan dapat
menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk
mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB
(levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan
jenis bakteri E.coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB
yang menggunakan eosin dan methylene blue sebagai indikator
memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa
dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan
bakteri E.coli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa
(Hastowo, 1992).
Media BGBB (Brilliant Green Bile Broth) digunakan untuk
mengkonfirmasi hasil tes positif dugaan. Brilliant Green Bile Broth
(BGBB) juga disebut sebagai  Brilliant Green Lactose Bile Broth
(BGLBB). Enzimatik Intisari dari Gelatin adalah sumber karbon dan
nitrogen digunakan untuk kebutuhan pertumbuhan umum di Brilliant
Green lactose Bile Broth. Oxbile dan Brilliant Green menghambat bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif banyak, selain E.coli. Laktosa
merupakan sumber karbohidrat. Bakteri yang fermentasi laktosa dan
menghasilkan gas yang terdeteksi  Penggunaan utama dari media ini
adalah untuk mengidentifikasi keberadaan E.coli pada makanan. Selama
inkubasi 24 jam pada suhu 37 °C E.coli akan memfermentasi laktosa
16

dalam kaldu dengan produksi gas dan Gas ini akan terkumpul dalam
sebuah tabung durham terbalik (Hastowo, 1992).
Uji Penduga (Presumptive Test) : satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung
yang berisi Lactose Broth dan tabung durham diinokulasikan dengan
sampel air untuk menguji apakah air tersebut mengandung bakteri yang
bisa memfermentasikan laktosa yang memproduksi gas. Jika setelah
inkubasi gas timbul pada Lactose Broth, diduga ada bakteri coliform di
sampel air tersebut.  Uji penduga merupakan tes pendahuluan tentang ada
tidaknya kehadiran bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan
gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan
E.coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan
gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham yang berupa
gelembung udara. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat
dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif
terbentuknya asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. dan jika
tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif.
Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri, MPN
penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN (Lay, 1992).
Uji penguat atau pelengkap. Merupakan uji dari tabung yang positif
terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi
diinokulasikan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara
aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia
coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilap metalik (Lay, 1992).
Uji penegas untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang
berwarna pada uji penguat atau pelengkap. Uji penegas merupakan suatu
uji sebelum dilakukanya uji pelengkap dimana digunakn media (BGLBB)
Brilliant Green Lactose Bile Broth. Dimana pada media ini di lihat
fermentasi laktosapada bakteri E.coli dengan terbentuknya asam dan
gelembung. Pada uji penegas banyaknya kandungan bakteri E.coli dilihat
dengan menghitung tabung yang terdapat gelembung di dalam tabung
durham dan dihitung MON count dengan melihat hasil dari MPN tabel
17

dikali sepuluh per pengenceran tengah dan dari hasil uji penegas akan
disimpulkan dengan uji penguat atau pelengkap (Dwidjoseputro, 1994).
Hasil pengamatan pada perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan
metode MPN diketahui, pada uji penduga digunkannya media lactose
borth dengan sampel air minum yang digunakan diketahui seri
pengamatan 10 terdapat empat gelembung, pengenceran 1 terdapat empat
gelembung, pengenceran 10-1 terdapat tiga gelembung, dan pengenceran
10-2 terdapat satu gelembung. Pada MPN tabel diketahui 33 nilai MPN
tabelnya dan dari perhitungan MPN count didapatkan hasi 3300 Cfu /100
ml.
Pada uji penegas dengan menggunakan media Brilliant Green Lactose Bile
Broth dapat diketahui seri pengamtannya pada pengenceran 10 terdapat
lima gelembunng, pada pengencera 1 terdapat empat gelembung, dan pada
pengenceran 10-1 terdapat satu gelembung sedangkan pada pengenceran 10-
2
terdapat dua gelembung. Dari hasil pengenceran didapatkan hasl nilai
MPNtabelnya 26, dengan perhitungan mencari Mpn count hasil yang
didapat dari MPN-nya adalah 2600 Cfu/100 ml.
Pada uji penguat atau pelengkap dari setiap seri pengenceran tidak
didapatkan hasil adanya bakteri E.coli yang tumbuh pada sempel air
minum. Jadi, hasil yang didapat adalah nihil atu tidak ada bakteri E.coli
yang tumbuh.
Faktor kesalahan pada percobaan perhitungan jumlah mikroba pada
metode MPN. Trejadi pada cara penggoresan pada media EMBA yang
tidak sesuai dengan alur dan melewati dari garis pembatas kolom, serta
kurang hati-hati dalam melakukan percobaan sehingga terdapat tabung
reaksi yang pecah akibat kecerobohan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil yang kita dapatkan membuat
pembaca dan penulis memahami dan mengerti tentang pembuatan media
untuk pemeriksaan TPC, Jamur, dan MPN Coli sesuai dengan pertunjuk
dan prosedur dari modul praktikum.

B. Saran
Dalam pembuatan media kita harus lebih hati hati dan lebih aseptis
lagi karena bisa mempengaruhi terhadap hasil pemeriksaan selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Budi. 2021. Mikroorganisme atau Mikroba Bagi Kehidupan


Manusia. Diakses Pada Tanggal 18 Februari 2022.
https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/mikroorganisme-atau-
mikroba-bagi-kehidupan-manusia

Diakses Pada Tanggal 18 Februari 2022. https://brainly.co.id/tugas/29941515

LAMPIRAN 1

19
LAMPIRAN 2

20
LAMPIRAN 3

21
22

Anda mungkin juga menyukai