Anda di halaman 1dari 27

PENELITIAN SEDERHANA

HYGIENE DAN SANITASI PENJAMAH MAKANAN


DI RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG

Oleh :
NI KADEK RINI WIDIASTUTI
NIM. P07131217078

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
DENPASAR
2020
PENELITIAN SEDERHANA
HYGIENE DAN SANITASI PENJAMAH MAKANAN
DI RSUD KABUPATEN KLUNGKUNG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) MSPM RS
Program Studi Gizi dan Dietetika Program Sarjana Terapan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Oleh :

NI KADEK RINI WIDIASTUTI


NIM. P07131217078

Instruktur Lapangan, Pembimbing,

Ketut Suciptawati.,SST Ni Made Dewantari.,SKM,M.FOR


NIP. 196609101989032020 NIP. 196404171946032023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan judul
“Hygiene Dan Sanitasi Penjamah Makanan Di RSUD Kabupaten Klungkung”.
Penulis menyadari dalam penyusunan usulan penelitian ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbaga pihak karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ni Made Dewantari.,SKM,M.FOR sebagai dosen pembimbing yang telah


memberikan banyak koreksi, saran dan penuntun penulisan dalam usulan
penelitian ini
2. Ketut Suciptawati.,SST sebagai instruktur lapangan yang juga memberikan
banyak koreksi, saran dan penuntun penulisan dalam usulan penelitian ini.
3. Dewa Ayu Trisnayanti,S.Gz yang juga memberikan banyak koreksi, saran
dan penuntun penulisan dalam usulan penelitian ini.

Besar harapan penulis semoga proposal penelitian ini dapat dijadikan


pedoman dalam penulisan skripsi. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membantu untuk kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis
mengharapkan proposal ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Denpasar, September 2020

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
KATA PENGANTAR........................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................. v
DAFTAR TABEL................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Penjamah Makanan ................................................................... 5
B. Hygiene dan Sanitasi .................................................................. 6
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep........................................................................ 12
B. Definisi Operasional Variabel..................................................... 13
BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian............................................................................ 14
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 14
C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 14
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.......................................... 14
E. Alat dan Instrumen Penelitian..................................................... 15
F. Pengolahan dan Analisis Data..................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Kerangka Konsep............................................................................. 12

v
DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Pedoman Pelayanan Gizi RS ........................................................... 9


2. Definisi Operasional ........................................................................ 13

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan suatu tempat atau sarana yang menyelenggarakan

kegiatan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di

rumah sakit salah satunya adalah pelayanan gizi. Pelayanan gizi di rumah sakit

adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien

berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh. Kegiatan

Pelayanan Gizi Rumah Sakit meliputi: asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat

inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan pengembangan (Kemenkes R.I,

2013).

Untuk menunjang kegiatan pelayanan medis, rumah sakit biasanya juga

melakukan kegiatan penyelenggaraan makanan yang berada di unit instalasi gizi.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang sehat

dan tidak membahayakan bagi para pasien adalah higiene sanitasi makanan yang

baik di rumah sakit. Hygiene penjamah makanan dan sanitasi adalah upaya untuk

mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan peralatan sehingga dapat

menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Standar hygiene penjamah

makanan dan sanitasi di Instalasi gizi harus lebih ditingkatkan karena rentannya

pasien yang masuk rumah sakit serta kuman patogen yang cukup tinggi di

lingkungan rumah sakit. Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar

dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan keracunan akibat bahan

1
kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat pula menimbulkan

alergi (Mirawati, 2011).

Berdasarkan penelitian Ela Nurseha, dkk (2016), perilaku penjamah makanan

di Instalasi Gizi masih kurang. Disebutkan dalam penelitian ini, 13 (100%)

penjamah makanan tidak menggunakan alat pelindung pernapasan, suka

menggaruk anggota 3 badan pada saat pengolahan, banyak berbicara,

menggunakan fasilitas yang bukan untuk keperluannya seperti 8 (61%) penjamah

makanan menggunakan sendok atau garpu ketika mencicipi makanan, 5 (38%)

menggunakan pengaduknya langsung untuk mencicipi makanan, 6 (46%)

penjamah makanan menggunakan penjepit makanan ketika kontak dengan

makanan dan 7 (53%) penjamah makanan menggunakan tangan terbuka ketika

kontak dengan makanan. Hal tersebut dapat menjadi penyebab kontaminasi atau

cemaran bakteriologis terhadap makanan.

Ada beberapa kebiasaan yang perlu diperhatikan oleh para penjamah

makanan untuk menjamin keamanan makanan yang diolah yaitu berpakaian harus

selalu bersih dan memakai pakaian kerja atau celemek. Rambut harus selalu

ditutup menggunakan topi atau jala rambut untuk mengantisipasi rambut jatuh

kedalam makanan yang sedang diolah atau disajikan. Penjamah yang sedang sakit

flu, demam, diare sebaiknya tidak dilibatkan terlebih dahulu dalam proses

pengolahan makanan, pekerja yang memiliki luka pada tangan harus ditutup

menggunakan pelindung kedap air, dan penjamah makanan harus melakukan

rectal swab setiap 6 bulan sekali.

2
RSUD Kabupaten Klungkung merupakan salah satu rumah sakit yang

menyediakan pelayanan khususnya dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit

bagi pasien rawat inap. Untuk menyediakan makanan kepada pasien instalasi gizi

mulai dari proses persiapan bahan makanan sampai penyajian makanan agar tidak

terjadi kontaminasi silang perlu memperhatikan personal hygiene dan sanitasi

penjamah makanan, instalasi gizi di RSUD Kabupaten Klungkung dibantu oleh 13

orang pramusaji dan 4 orang ahli gizi di produksi makanan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

sederhana tentang hygiene dan sanitasi penjamah makanan di RSUD Kabupaten

Klungkung

B. Rumusan Masalah

“Bagaimanakah hygiene dan sanitasi penjamah makanan di instalasi gizi

RSUD Kabupaten Klungkung?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hygiene dan sanitasi penjamah makanan di instalasi gizi

RSUD Kabupaten Klungkung

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan kepatuhan hygiene dan sanitasi penjamah makanan di

instalasi gizi RSUD Kabupaten Klungkung

b. Membandingkan kepatuhan hygiene dan sanitasi penjamah makanan

sesuai SPO (Standar Prosedur operasional) dengan yang ada di RSUD

Kabupaten Klungkung

3
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau informasi

khususnya kepada instalasi gizi mengenai hygiene dan sanitasi penjamah makanan

di RSUD Kabupaten Klungkung

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

pelayanan penyelenggaraan makanan institusi, khususnya dalam hygiene dan

sanitasi penjamah makanan di instalasi gizi RSUD Kabupaten Klungkung

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penjamah Makanan

1. Pengertian penjamah makanan

Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan

makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,

pengangkutan, sampai dengan penyajian. Penjamah makanan tercermin dari setiap

individu yang mengarah kepada kebiasaan-kebiasaan dan kebersihan pribadi

(Depkes. 2006 dalam Arisna, 2013). Untuk mencegah terjadinya pencemaran,

terdapat syarat untuk menjamah makanan menurut Departemen kesehatan

Republik Indonesia (2004), yaitu menutup luka terbuka, menggunakan hairnet

atau penutup kepala, tidak menderita penyakit menular seperti flu, batuk

influenza, diare dan lainnya, menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan

pakaian. Mencuci tangan setiap kali akan menangani makanan, menggunakan alat

saat menjamah makanan agar tidak bersentuhan langsung dengan kulit, tidak

merokok atau menggaruk anggota badan, dan tidak batuk maupun bersin didepan

makanan tanpa menutupnya (Depkes,2004 dalam Rahmadhani, 2017).

Menurut Mirawati, 2011 penjamah makanan harus melakukan pemeriksaan

kesehatan setiap enam bulan atau satu tahun. Harus ada supervisor yang

memonitoring karyawan yang menderita luka, bisul, penyakit pernapasan, atau

infeksi lain dalam melaporkan karyawan yang mungkin memiliki atau membawa

penyakit menular. Penjamah makanan yang carrier (pembawa kuman patogen)

berpotensi menularkan kepada masyarakat umum atau pasien di rumah sakit.

Dimana carrier merupakan sumber kontaminasi yang lebih penting dari pada

5
kasus klinis yang sudah jelas sehingga deteksi carrier penting sebagai tindakan

pencegahan dan pengendalian penularan penyakit khususnya pada penjamah

makanan (Nova, 2013).

2. Pengetahuan penjamah makanan

Untuk menjamin mutu makanan dari setiap petugas yang terlibat dalam

penyehatann makanan hendaknya mengeetahui tugas dan tanggung jawabnya,

antara lain penyakit yang ditularkan melalui makanan, kebersihan pribadi,

kebiasaan yang berkaitan dengan pengolahan makanan serta cara – cara pengolah

makanan yang sehat ( Depkes, 2006).

Pelatihan tersebut meliputi :

a. Pengetahuan dasar tentang prakter sanitasi

b. Teknik penanganan peralatan dan pengolahan makanan

c. Pengawasan selama bertugas

B. Hygiene Dan Sanitasi

1. Pengertian hygiene dan sanitasi

Higiene dan sanitasi mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat

dipisahkan antara satu dengan yang lain. Higiene dan sanitasi merupakan usaha

kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada

manusia. Usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi

lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit

karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi

lingkungan yang sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan

lingkungan disebut higiene (Depkes RI, 2009).

6
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan

kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman

dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan mulai dari sebelum

makanan diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan,

penyajian, sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk

dikonsumsikan kepada pasien. (Direktorat Hygiene dan Sanitasi, Dinjen

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular).

2. Hygiene dan sanitasi makanan

Hygiene adalah suatu kesehatan preventif yang menitik beratkan kegiatannya

kepada usaha kesehatan individu. Sanitasi adalah usaha kesehatan lingkungan

lebih banyak memperhatikan masalah kebersihan untuk mencapai kesehatan.

Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang menitik beratkan

pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan

minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan

mulai dari sebelum makanan di produksi, selama proses pengolahan, penyiapan,

pengangkatan, penjualan, sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap

untuk dikonsumsi oleh konsumen.

3. Hygiene tenaga penjamah makanan

Kebersihan diri dan kesehatan penjamah makanan merupakan kunci

kebersihan dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat. Karena penjamah

makanan juga merupakan salah satu vektor yang dapat mencemari bahan pangan

baik berupa cemaran fisik, kimia maupun biologis.

7
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan prinsip-prinsip personal

hygiene.

1. Mengetahui sumber cemaran dari tubuh

Tubuh manusia selain sebagai alat kerja juga merupakan sumber cemaran

bagi manusia lain dan lingkungannya termasuk makanan dan minuman. Sumber

cemaran tersebut antara lain : Sumber cemaran dari tubuh manusia yaitu tangan,

rambut, mulut, hidung, telinga, organ pembuangan (dubur dan organ kemaluan).

Cara-cara menjaga kebersihan diri adalah sebagai berikut :

a. Mandi secara teratur dengan sabun dan air bersih dengan cara yang baik dan

benar.

b. Menyikat gigi dengan pasta gigi dan sikat gigi, sebelum tidur, bangun tidur

dan sehabis makan.

c. Berpakaian yang bersih.

d. Membiasakan diri selalu membersihkan lubang hidung, lubang telinga dan

kuku secara rutin, kuku selalu pendek agar mudah dibersihkan.

e. Membuang kotoran ditempat yang baik sesuai dengan persyaratan kesehatan,

setelah buang air besar maupun kecil selalu mencuci tangan dengan sabun

dan air bersih.

f. Menjaga kebersihan kulit dari bahan-bahan kosmetik yang tidak perlu.

Sumber cemaran lain yang penting yaitu luka terbuka/koreng, bisul atau

nanah dan ketombe/kotoran lain dari rambut. Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam upaya pengamanan makanan yaitu :

a. Luka teriris segera ditutup dengan plester tahan air.

8
b. Koreng atau bisul tahap dini ditutup dengan plester tahan air.

c. Rambut ditutup dengan penutup kepala yang menutup bagian depan sehingga

tidak terurai.

Sumber cemaran karena perilaku yaitu tangan yang kotor, batuk, bersin atau

percikan ludah, menyisir rambut dekat makanan, perhiasan yang dipakai. Sumber

cemaran karena ketidaktahuan. Ketidaktahuan dapat terjadi karena pengetahuan

yang rendah dan kesadarannya pun rendah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya

penyalahgunaan bahan makanan yang dapat menimbulkan bahaya seperti :

a. Pemakaian bahan palsu.

b. Pemakaian bahan pangan rusak/rendah kualitasnya.

c. Tidak bisa membedakan bahan pangan dan bukan bahan pangan.

d. Tidak bisa membedakan jenis pewarna yang aman untuk bahan makanan.

2. Menerapkan perilaku-perilaku untuk mencegah pencemaran, seperti yang

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.

Pedoman pelayanan gizi RS

Parameter Syarat
1. Kondisi kesehatan Tidak menderita penyakit mudah
menular : batuk, pilek, influenza, diare,
penyakit menular lainnya.
2. Menjaga kebersihan diri Mandi teratur dengan sabun dan air
bersih
Menggosok gigi dengan pasta dan sikat
gigi secara teratur, paling sedikit dua
kali dalam sehari, yaitu setelah makan
dan sebelum tidur
Membiasakan membersihkan lubang

9
hidung, lubang telinga, dan sela-sela
jari secara teratur
Mencuci rambut/keramas secara rutin
dua kali dalam seminggu
Kebersihan tangan : kuku dipotong
pendek, kuku tidak dicat atau kutek,
bebas luka
3. Kebiasaan mencuci tangan Sebelum menjamah atau memegang
makanan
Sebelum memegang peralatan makan
Setelah keluar dari WC atau kamar
kecil
Setelah meracik bahan mentah seperti
daging, ikan, sayuran dan lain-lain
Setelah mengerjakan pekerjaan lain
seperti bersalaman, menyetir
kendaraan, memperbaiki peralatan,
memegang uang dan lain-lain
4. Perilaku penjamah makanan Tidak menggaruk-garuk rambut, lubang
dalam melakukan kegiatan hidung atau sela-sela jari/kuku
Tidak merokok
pelayanan penanganan
Menutup mulut saat bersin atau batuk
makanan Tidak meludah sembarangan diruangan
pengolahan makanan
Tidak menyisir rambut sembarangan
terutama diruangan persiapan dan
pengolahan makanan
Tidak memegang, mengambil,
memindahkan dan mencicipi makanan
langsung dengan tangan (tanpa alat)
Tidak memakan permen dan sejenisnya
pada saat mengolah makanan
5. Penampilan penjamah Selalu bersih dan rapi, memakai
makanan celemek
Memakai tutup kepala
Memakai alas kaki yang tidak licin
Tidak memakai perhiasan
Memakai sarung tangan, jika

10
diperlukan
Sumber: Kemenkes RI. Permenkes RI No 78 Tentang Pedoman Pelayanan Gizi RS. 2013

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Hygiene dan Sanitasi Makanan

Faktor Operasioanal Faktor Personal

Penanganan Makanan 11Personal Hygiene


Secara Higenis
Penjamah Makanan

Gambar 1

Kerangka konsep penelitian

Penjelasan kerangka konsep

Di Instalasi Gizi dalam proses penyelenggaraan makanan perlu diterapkan

hygiene dan sanitasi makanan. Dalam penerapan hygiene dan sanitasi makanan di

pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor oprasional dan faktor personal

(Adams dan Motarjemi, 2001). Faktor oprasional adalah penanganan makanan

secara hygiene yang diterapkan oleh penjamah makanan, sedangkan faktor

personal adalah personal hygiene penjamah makanan.

B. Definisi Operasional

Tabel 2.

Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Hygiene dan Kesesuaian Pengamatan 1. Sesuai Ordinal
sanitasi penerapan langsung 2. Tidak
penjamah hygiene dan dengan sesuai

12
makanan sanitasi menggunakan
penjamah ceklist
makanan hygiene dan
dengan sanitasi
standar
prosedur
operasional

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional dengan desain

Deskriptif.

13
B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Klungkung

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2020

C. Populasi Dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh tenaga penjamah

makanan yang berada di Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Klungkung yang

berjumlah 17 orang

D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung, meliputi :

a) Hygiene dan sanitasi penjamah makanan

b) Kesesuaian penerapan hygiene dan sanitasi penjamah makanan di

instalasi gizi RSUD Kabupaten Klungkung

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung

dilokasi,meliputi data tempat di Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Klungkung.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara melakukan

pengamatan langsung diruang penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD

Kabupaten Klungkung. Data dikumpulkan dengan menggunakan checklist

kesesuaian penerapan hygiene dan sanitasi penjamah makanan. Data

dikategorikan menjadi dua yaitu : a) sesuai b) tidak sesuai.

14
E. Pengolahan Dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan cara menggabungkan atau

merekapitulasi hasil pengamatan melalui checklist kesesuian penerapan hygiene

dan sanitasi penjamah makanan.

2. Analisis Data

Dari hasil pengolahan data yang diperoleh, kemudian data ditabulasikan

dalam bentuk tabel dan dinarasikan secara deskriptif mengenai kesesuaian

penerapan hygiene dan sanitasi penjamah makanan di Instalasi Gizi RSUD

Kabupaten Klungkung.

F. Alat Dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Checklist kesesuaian penerapan hygiene dan sanitasi penjamah makanan

2. Alat tulis

15
DAFTAR PUSTAKA

Arisna, 2013. Tinjauan perilaku penjamah makanan dengan pengolahan


makanan di Instalasi gizi Rumah sakit umum daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
Kabupaten Aceh Barat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hygiene Tenaga Penjamah.


Jakarta: Departemen Kesehatn Republik Indonesia; 2006.

Depkes RI. 2009. Modul Kursus Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman.
Jakarta: Depkes RI Sub Direktorat Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan.

Kemenkes. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Saki (PGRS). Jakarta:


Kemenkes.

Kemenkes R.I. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta.

Mirawati, 2011. Analisis personal Hygiene dan food handling pada


penyelenggaraan makanan Di RSUP Dr. Mohammad Hoesien Palembang. Jurnal
ilmu kesehatan masyarakat Vol.2.
Nova, 2013. Hygiene dan sanitasi pengolahan makanan di instalasi gizi
rumah sakit umum daerah gambiran kota Kediri. jurnal preventia Vol.1.

Nurseha, Ela, dkk. 2016. Pelaksanaan Higiene Penjamah Makanan dan


Sanitasi Lingkungan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Holistic Purwakarta Tahun
2016. (online). Available : ejournal.stikesholistic.ac.id/file.php?
file=jurnal&id=542&cd=0b2173ff6ad6a6 fb09c95f6d50001df6&name=3.pdf.

16
LAMPIRAN

17
LAMPIRAN 1

FORM IDENTITAS RESPONDEN

Identitas Sampel Tgl Pengambilan Data :

1. Nama :

2. Tanggal Lahir :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Agama :

6. Alamat :

7. No Tlp :

8. Pendidikan Terakhir :

9. Pekerjaan :

10. Lama Bekerja :

18
LAMPIRAN 2

FORM FORMULIR PERSONAL HYGIENE

RSUD KAB. KLUNGKUNG

Bulan :

No Parameter Monitoring Tgl

Kebersihan Pribadi
1 Rambut bersih, Rapi tidak
berketombe
2 Kuku dipotong pendek,
bersih & tidak
menggunakan cat kuku
3 Tidak menggunakan
kosmetik
4 Tidak menggunakan
perhiasan
5 Tidak berkumis dan
berjenggot
6 Mandi sebelum melakukan
proses produksi
Menggunakan APD Sesuai
Ketentuan
7 Baju Kerja
8 Celemek kerja
9 Tutup kepala
10 Alas kaki
11 Masker
12 Sarung tangan
Menggunakan Alat Khusus
Saat Mencicipi/
Memegang Masakan
Matang
13 Sendok/Garpu
14 Sendok Nasi/sayur/lauk

Total Sesuai :
Total Tidak Sesuai :
Persentase :

Keterangan √: sesuai,
x:Tidak sesuai
Persentase : Total Jumlah Sesuai X 100 %

Total sesuai dan tidak sesuai

19
Penilaian kategori menurut Sopiyudin (2004), adalah sebagai berikut :

100 % - 76% dari total skor = baik

76% - 56% dari total skor = cukup

< 55% dari total skor = kurang

20

Anda mungkin juga menyukai