Oleh :
RENTI ANGGRESIA
Nim : 143110228
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI PADANG
Oleh :
RENTI ANGGRESIA
Nim : 143110228
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
TK Al-Qur’an Tahun Lulus 2002
SDN 01 Matur Tahun Lulus 2008
SMP Negeri 3 Lubuk Basung Tahun Lulus 2011
SMA Negeri 2 Lubuk Basung Tahun Lulus 2014
Poltekkes Kemenkes Padang Tahun Lulus 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada
Pasien Diabetes Mellitus di Ruang Interne RSUD Lubuk Basung Tahun 2017”.
Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Diploma III pada Program Studi D-III Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes
Padang. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan KTI ini, sangatlah sulit bagi peneliti
untuk menyelesaikan KTI ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada
:
1. Ibu Hj. Reflita, S.Kp, M.Kep selaku pembimbing I dan Ibu Heppi
Sasmita,M.Kep,Sp.Kep.Jiwa selaku pembimbing II yang telah memberikan
waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan, membimbing dan memberikan
masukan dengan penuh kesabaran dan perhatian dalam penyusunan KTI ini.
2. Ibu Efitra, S.Kp, M.Kes selaku penguji I dan Ibu Ns.Idrawati Bahar, S.Kep,
M.Kep selaku penguji II yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan
masukan dengan penuh kesabaran dan perhatian dalam penyusunan KTI ini.
3. Bapak H. Sunardi, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Padang.
4. Ibu dr. Nurmalis, M.Kes selaku Direktur RSUD Lubuk Basung yang telah
mengizinkan untuk melakukan penelitian ini .
5. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM., M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.
6. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Padang.
7. Staf Dosen Program Studi Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Padang yang telah memberikan bekal ilmu
untuk bekal peneliti.
8. Kepada kedua orang tua tersayang yang telah memberikan dukungan
materil dan moral, semangat doa restu dan kasih sayang. Tiada yang dapat
Ananda utarakan selain doa kepada Allah SWT agar selalu memberikan
rahmat dan karunia_Nya kepada kita.
9. Teman-teman dan sahabat yang telah membantu dalam penyelesaian KTI
ini
Akhir kata peneliti berharap KTI ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri dan pihak
yang telah membacanya, serta peneliti mendoakan semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
LEMBAR ORISINALITAS........................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
ABSTRAK....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................56
B. Saran.....................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Nutrisi merupakan zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Wartonah
& Tarwoto, 2011).
Masalah yang sering terjadi akibat gangguan kebutuhan nutrisi menurut
(Atoilah & Engkus, 2013) yang pertama terganggunya sistem transport dalam
tubuh sehingga menyebabkan vomitus/ emesis (muntah), sindrom dumping
(lemah, mual, cramps, diarhea, peningkatan asam lambung), gallstones
(obstruksi, colosterol, diarhea, nyeri abdomen, nausea, vomitus, joundice),
akalasia (spingter cardia tidak mampu membuka). Kedua sistem injuri yang
berhubungan dengan ulkus peptikum (perlukaan lambung), imflamasi
(peradangan) usus besar , gastritis. Selanjutnya terganggunya sistem digestive
dan absorbsi tubuh yang menyeabkan laktase intolerance, malabsorbsi lemak,
diarhea, konstipasi, kembung / flatulence,diabetes mellitus (penurunan
produksi insulin)
Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar tidak terjadi penurunan atau
peningkatan status nutrisi adalah dengan mengatur pola makan atau asupan
nutrisi merupakan aspek penting yang menentukan resistensi insulin.
Konsumsi makanan tinggi energi dan tinggi lemak, selain aktivitas fisik
rendah, akan mengubah keseimbangan energi dengan disimpannya energi
sebagai lemak simpanan yang jarang digunakan. Asupan energi yang
berlebihan akan meningkatkan resistensi insulin. Diet tinggi kalori, tinggi
lemak dan rendah karbohidrat berkaitan dengan DM tipe 2. Diet kaya akan
energi dan rendah serat akan meningkatkan kenaikan berat badan dan
resistensi insulin (Rendi & Margareth, 2012).
Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol dalam waktu lama akan
menyebabkan komplikasi jangka pendek berupa hipoglikemia/hiperglikemia,
penyakit makrovaskuler (mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner), penyakit mikrovaskuler (mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati, nefropati), neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada
ekstremitas), dan komplikasi jangka panjang berupa neuropati diabetik,
retinopati diabetik, nefropati diabetik, proteinuria, dan kelainan koroner
(Rendi & Margareth, 2012).
Peran perawat dalam upaya mencegah peningkatan kejadian DM dengan
nutrisi yang tidak terkontrol yang dapat memperburuk kondisi penyakit
diperlukan beberapa kegiatan serta pengobatan yang terpadu dalam satu
pengelolaan holistik, meliputi edukasi, pengaturan intake nutrisi, aktivitas
fisik, pemberian obat-obatan, dan pemantauan glukosa darah mandiri
(PGDM) (Brenna et al, 2011). Masalah keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi diantaranya
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan volume
cairan, resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (NANDA Internasional,
2015-2017).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus Sudaryono, dkk (2014) dalam
hubungan antara pola makan, genetik dan kebiasaan olahraga terhadap
kejadian diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Banjarmasin
dari 150 populasi, dijadikan sampel sebanyak 30 orang yang mengalami DM
tipe II dan 30 orang yang hanya melakukan kontrol gula darah menyatakan
bahwa jumlah responden mengalami diabetes yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 34 (56,7%), laki-laki 26 (43,3%).
Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari rekam medik ruang Interne
RSUD Lubuk Basung pada tanggal 17 Januari 2017 didapatkan data jumlah
penderita DM pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 110 kasus DM.
Sedangkan pada tahun 2016 terjadi peningkatan sebesar 15% menjadi 125
kasus penderita DM yang dirawat di Interne RSUD Lubuk Basung. Data tiga
bulan terakhir dari September 2016 terdapat 10 pasien, November 2016
terdapat 8 pasien, bulan Desember 2016 terdapat 6 pasien dengan kasus
Diabetes Mellitus yang dirawat di ruang Interne RSUD Lubuk Basung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Aplikatif
a. Bagi Peneliti
2. Pengembangan Keilmuan
Data dan hasil yang diperoleh dari laporan karya tulis ilmiah ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan pembelajaran
khususnya untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes
mellitus bagi junior di Jurusan Keperawatan Padang.
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. Makanan
yang kita makan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam bentuk energi
sebelum melalui proses pencernaan, absorbsi dan metabolisme. Tubuh
memerlukan energi untuk fungsi-fungsi fisiologis tubuh, pergerakan,
memmpertahankan temperatur, fungsi kelenjar, kerja hormon, pertumbuhan
dan pergantian sel-sel yang rusak. (Wartonah & Tarwoto, 2011).
c. Lambung
e. Usus Besar
Usus besar atau juga disebut kolon merupakan sambungan dari dari usus
halus yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki
panjang 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden,
sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari
usus besar. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih
90%) elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Flora yang terdapat dalam
usus besar berfungsi untuk mrnyintesis vitamin K dan B serta
memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.
f. Hati
Fungsi hati dalam sistem pencernaan adalah menghasilkan cairan empedu,
fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, mempreduksi sel darah
merah, dan menyimpan glikogen.
g. Kantong Empedu
i. Anus
Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan lingkungan
luar tubuh. Di anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk membuka
dan menutup anus. Fungsi utama anus adalah sebagai alat pembuangan
feses melalui proses defekasi (buang air besar).
c. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah
kalori lebih besar dari pada karbohidrat dan protein.
Fungsi lemak yaitu:
1) Sumber energi, memberikan kalori sebanyak 9 kkal dalam 1
gram lemak.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus.
3) Untuk aktifitas enzim seperti fospolipid.
4) Penyusun hormone seperti biosintesis hormon steroid.
Sumber lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung
lebih banyak asam lemak tak jenuh sedangkan lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh.
d. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah kecil dan tidak dapat di produksi dalam tubuh. Vitamin sangat
berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator.
e. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tumbuh karena bagai katalis
dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin tidak menghasilkan energi,
tetapi merupaakan elemen kimia yang berperan dalam mempertahankan
proses tubuh.
f. Air
Merupakan media transpor nutrisi dan sangat penting dalam kehidupan
sel-sel tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk dalam tubuh melalui
minum, sedangkan cairan digestif yang di produksi oleh berbagai organ
saluran pencernaan sekitar 8-9 liter. Sehingga sekitar 10-11 liter cairan
beredar dalam tubuh. Namun demikian dari 10-11 liter cairan yang masuk,
hanya 50-200 ml yang di keluarkan melalui feses, selebihnya direabsorpsi.
4. Fisiologi Nutrisi
Nutrien atau nutrisi diperoleh melalui komsumsi zat-zat makanan. Ada dua
kategori umum nutrisi diantaranya: (Vaughans, 2013)
Makronutrien
Makronutrien termasuk karbohidrat, lemak dan protein. Setiap
makronutrien menyediakan sumber kalori yang merupakan unit
dasar energi yang terkandung dalam zat makanan tertentu.
Melakukan aktivitas yang ekuivalen dengan jumlah kalori yang
dikomsumsi akan mengakibatkan pertambahan maupun
pengurangan berat badan. Makronutrien tersebut ialah:
a) Karbohidrat, merujuk pada kadar gula darah, yang merupakan
sumber energi utama tubuh. Beberapa karbohidrat tidak dapat
dicerna dengan sempurna dan diserap oleh tubuh yang disebut
dengan serat. Namun serat memberi manfaat pada tubuh.
b) Protein, tersusun atas asam amino, protein berperan untuk
pertumbuhan dan perkembangan pembentuk jaringan dan
perbaikan, proses kekebalan dan mengedarkan nutrien lain dan
beberapa medikasi. Dalam ketiadaan karbohidrat, protein dapat
menyediakan energi.
c) Lemak, tipe lemak tertentu penting untuk dimasukkan dalam
menu makanan, namun jenis yang tepat penting karena
menyediakan sumber energi dan juga sarana untuk menyimpan
energi. Lemak juga mengedarkan nutrien lain misalnya
vitamin, insulin dan melindungi organ lain.
Mikronutrien
Mikronutrien termasuk vitamin, mineral dan air dibutuhkan tubuh
dalam jumlah kecil. Mikronutrien tidak menyediakan sumber
energi untuk tubuh namun berperan dalam mengatur proses tubuh.
Kekurangan mikronutrien dapat menghambat kemampuan tubuh
untuk menggunakan makronutrien tertentu.
a) Vitamin , membantu pengaturan aktivitas metabolisme liver
seluler. Ada dua kategori vitamin, yang larut dalam lemak
(A, D, E, K) dan yang larut dalam air (B compleks dan vit
C). Lemak dibutuhkan oleh tubuh untuk menyerap vitamin
yang larut dalam lemak.
b) Mineral, merupakan zat nonorganik yang digunakan tubuh
untuk mengatur berbagai proses tubuh, misalnya postassium
adalah mineral yang berperan mengatur irama jantung.
Mineral yang lebih umum adalah kalsium, zat besi, sodium,
klorida, postassium, yodium, fluorida, seng, fosfor, dan
magnesium
c) Air, diperlukan untuk melakukan proses seluler
5. Fisiologi Pemenuhan Nutrisi
Menurut (Atoilah & Engkus(2013).
a. Ingesti
Istilah ingesti sering kali digunakan pada proses mekanisme
pencernaan terutama yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
Ingesti dapat digambarkan dengan suatu bentuk koordinasi respon
tubuh dalam menerima perintah otak, misalnya kedua tangan
beserta jari-jari untuk mengambil makanan yang terdapat diluar
tubuh manusia lalu dimasukkan kedalam mulut. Kemudian
koordinasi beberapa otot mulut, gigi serta lidah untuk mengunyah
(menghancurkan makanan) mangaduk, mencampur yang dibantu
ole saliva. Diteruskan dengan proses menelan yang terdiri dari tiga
fase volunter, pharyngeal, esophageal untuk meneruskan makanan
yang telah menjadi bolus kedalam lambung melalui eshopagus.
Kerja rugae yang terdapat dalam lambung untuk lebih
menghaluskan bolus. Serta gerakan peristaltik untuk meneruskan
kimus dari lambung hingga ke anus
b. Digesti dan Sekresi
Istilah digesti lebih menggambarkan proses kimia yang terjadi
dalam pencernaan makanan guna mengubah struktur kimia yang
lebih kompleks menjadi struktur yang lebih sederhana agar mudah
untuk diserap. Proses ini sangat dipengaruhi dan dibantu oleh kerja
enzim-enzim yang terdapat dalam sistem pencernaan. Sebagai
contoh dalam sistem digesti karbohidrat enzim amilase mengubah
amilum menjadi amilum menjadi maltosa dan enzim maltosa
menjadi glukosa sehingga karbihidrat dapat diabsorbsi dalam
bentuk glukosa. Sekresi merupakan pengeluaran sisa metabolisme
yang berguna untuk pemenuhan nutrisi, misalnya insulin,
glukagon, ptyalin, amilase, serat HCl lambung.
c. Absorbsi
Absorbsi digambarkan proses penyerapan nutris yang sudah dalam
bentuk senyawa sederhana melalui dinding usus yang dilakukan
oleh mikrovilli untuk dimasukkan kedalam pembuluh darah dan
berikatan dengan darah, selanjutnya dibawa kebagian tubuh yang
memerlukan. Zat gizi yang masuk kedalam jaringan sebagian
dimetabolisme untuk keperluan tubuh diantaranya menghasilkan
energi untuk pergerakan dan sebagian lain sebagai sisa dapat
disimpan sebagai cadangan.
d. Eliminasi
Eliminasi merupakan pengeluaran sisa metabolisme keluar
daritubuh sebagai bahan yang tidak diperlukan tubuh. Eliminasi
yang dikenal ialah eliminasi alvi (defekasi) melalui sistem
pencernaan itu sendiri tepatnya melalui anus berbentuk feses dan
eliminasi urin yang dikeluarkan melalui sistem urinary berbentuk
urin. Sedangkan ekskresi digunakan untuk menggambarkan
pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk lain misalnya keringat
dan uap pernafasan.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Nutrisi
Asupan nutrisi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut
(Saputra,Lyndon 2013) :
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang nutrisi dan manfaatnya dapat
mempengaruhi pola komsumsi seseorang. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi
kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka atau Mitos
Prasangka atau mitos tentang makanan dapat mempengaruhi
asupan nutrisi seseorang. Contohnya mitos bahwa jika ibu hamil
banyak minum air kelapa muda, anak yang dikandungnya akan
memiliki kulit yang putih. Akibatnya ibu hamil yang percaya akan
menambah asupan air kelapa muda dalam dietnya.
c. Kesukaan atau Kebiasaan
Kesukaan akan suatu jenis masakan dapat mengakibatkan gizi yang
tidak seimbang. Contohnya seorang anak yang suka ayam goreng
menginginkan ada masakan ayam dalam menu makanannya,
akibatnya anak tersebut kekurangan asupan nutrisi dari sumber
lain.
d. Ekonomi
Orang dengan status ekonomi tinggi, umumnya dapat memenuhi
asupan nutrisi dengan baik karena mereka memiliki dana untuk
memenuhi kebutuhan pangannya. Orang dengan status ekonomi
yang rendah umumnya tidak dapat memenuhi asupan nutrisi
dengan baik karena keterbatasan dana.
e. Faktor Psikologis
Stres psikologis terkadang membuat pola makan seseorang
berubah. Beberapa orang menjadi tidak berselera makan ketika
sedang stres, tetapi sebagian lain justru selera makannya meningkat
ketika sedang stres. Kedua hal itu menyebabkan perubahan asupan
makanan.
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih. Dapat disebabkan oleh :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
e. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metebolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau pengguanaan karbohidrat secara berlebihan.
Pasien yang dengan diabetes yang tidak memperhatikan kebutuhan
nutrisi akan berdampak terhadap peningkatan kadar gula darah yang
tidak terkontrol, jika kondisi ini tidak diperhatikan akan beresiko
pada pasien saat terjadi luka akan lama penyembuhannya
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien diabetes mellitus biasanya keluhan
berupa poliuria, polifagia, polidipsia, penurunan berat badan,
dan luka yang lama sembuh. Pasien yang mengalami
ketoasidosis terdapat mual, muntah, dan nyeri abdomen. Pada
pasien yang mengalami sindrom HHNK terdiri atas gejala
hipotensi, dehidrasi berat (membran mukosa kering, turgor
kulit jelek), takikardi, dan tanda-tanda neurologis yang
bervariasi (perubahan sensori, kejang-kejang, hemiparise).
Gejala yang timbul pada pasien yang mengalami hipoglikemia
adalah badan gemetar, berkeringat, takikardia dan kecemasan
(Price & Wilson, 2012)
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang biasanya pasien diabetes tipe I,
mengalami poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat
badan, dan ketoasidosis. semuanya terjadi akibat gangguan
metabolik. Pasien dengan diabetes tipe II juga dapat
memperlihatkan gejala poliuria dan polidipsia, tetapi
umumnya asimtomatik (Robbins dkk, 2007)
2) Pola eliminasi
5) Pola pekerjaan
e. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
Biasanya tingkat kesadaran pasien composmentis yaitu kesadaran
normal, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
2) Ukuran antropometri :
a) TB dan BB untuk menetukan status nutrisi, biasanya pada kasus
ini pasien ditemukan dengan status obesitas
b) Lingkar dada, biasanya berat badan mempengaruhi lingkar dada
c) Lingkar lengan atas:
Biasanya pada kasus DM tipe II ditemukan lingkar lengan atas
diatas nilai normal wanita >28,5 cm, pria >28,3 cm
3) Pemeriksaan kepala
4) Pemeriksaan wajah
7) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan
gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan
kuku.
8) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM
mudah terjadi infeksi.
9) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis,
rasa kesemutan dan kebas pada ekstremitas biasanya terjadi pada
pasien diabetes.
10) Sistem gastrointestinal
Pada pemeriksaan fisik sistem pencernaan yang terkait dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi harus mengikuti urutan inspeksi,
auskultasi, perkusi dan palpasi. Hal ini dinilai bahwa bising usus
yang diauskultasi akan dipengaruhi oleh ketukan atau perabaan
tangan pemeriksa (Atoilah & Engkus, 2013). Biasanya pasien akan
mengalami polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
11) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
12) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan,
cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas,
biasanya sering mengalami penurunan kekuatan otot.
13) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
f. Data psikologis
Kondisi psikologi yang sering muncul penurunan harga diri, menarik
diri, hingga frustasi jika sampai di lakukan amputasi.
g. Data spritual
Biasanya pasien dengan status spiritual tinggi akan tetap menjalankan
ibadah tanpa merasa terhalang karna penyakitnya .
h. Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
1) Albumin (> 5,5 g/dl)
3. Rencana Keperawatan
8) Nyeri abdomen
Faktor yang
Berhubungan:
1) Faktor biologis
2) Ketidakmampuan
mencerna
makanan
3) Kurang asupan
makanan
2 Kekurangan volume NOC : NIC
cairan Fluid balance Fluid Management:
Definisi: penurunan 1) Blood pressure 1) Pertahankan catatan
cairan intravaskular, 2) 24-hour intake intake dan output
interstisial atau and output yang adekuat
balance 2) menjaga asupan
intraseluler. Ini mengacu
3) Radial pulse rate akurat dan merekam
pada dehidrasi,
4) Skin turgor keluaran
kehilangan cairan tanpa
5) Moist mucous 3) Monitor status
perubahan kadar natrium
membranes dehidrasi
Batasan Karakteristik: 6) Serum 4) Monitor vital sign
1) Haus electrolytes 5) Monitor masukan
2) Kelemahan 7) Hematokrit makanan / cairan
3) Kulit kering 8) Urine specific intake kalori harian
4) Membram mukosa
gravity 6) Kolaborasi
kering
pemberian Cairan
5) Peningkatan
Hydration IV
frekuensi nadi
1) Skin turgor 7) Monitor status
6) Peningkatan
konsentrasi urine 2) Moist mucous nutrisi
7) Peningkatan suhu membranes 8) Dorong masukan
tubuh 3) Fluid intake oral
8) Penurunan tekanan 4) Urine output 9) Berikan pengganti
darah 5) Serum sodium nesogatrik sesuai
9) Penurunan turgor 6) Tissue perfusion output
kulit 7) Cognitive 10) Dorong keluarga
10) Perubahan status function untuk membantu
mental pasien makan
Nutrition status: Food
Hypovolemia
Faktor yang and Fluid intake Management:
Berhubungan: 1) Oral food intake
1) Dorong pasien untuk
1) Kegagalan 2) Tube feeding menambah intake oral
mekanisme intake 2) Monitor Tingkat Hb
regulasi dan Hematokrit
2) Kehilangan 3) Oral fluid intake 3) Monitor adanya tanda
cairan aktif kelebihan volume
4) Intravenous fluid cairan
intake 4) Monitor adanya tanda
gagal ginjal
5) Parenteral 5) Monitor berat badan
nutritional intake 6) Pelihara IV line
7) Monitor intake output
cairaan
3 NOC :
Resiko ketidakstabilan Blood glucose level NIC :
kadar gula darah 1) Blood glucose
2) Glycosylated Hyperglikemia
Definisi: kerentanan hemoglobin Management:
terhadap variasi kadar 3) Fructosamine
gula darah/glukosa dari 1) Pantau tanda dan
4) Urine glucose
rentang normal yang 5) Urine ketonas gejala poliuria,
dapat mengganggu polidipsia, dan
kesehatan Severity of polifagia
hyperglycemia 2) Memantau keton
Faktor resiko: 1) Increase in urine urine
3) Memantau tekanan
output
1) Asupan diet yang 2) Increased thirst darah dan denyut nadi
tidak cukup 3) Excessive hunger 4) Mengelola insulin
4) Malaise 5) Mendorong asupan
2) Gangguan status 5) Fatigue cairan oral
kesehatan fisik 6) Dry mouth 6) Memberi cairan IV
7) Electrolyte sesuai kebutuhan
3) Gangguan status disturbances 7) Mengelola kalium
kesehatan mental 8) Kolaborasi dengan
dokter tanda gejala
4) Kehamilan hiperglikemia
9) Membantu ambulasi
5) Keterlambatan
jika adanya hipotensi
perkembangan
ortostatik
kognitif 10) Mengidentifikasi
kemungkinan
6) Kurang
penyebab
kepatuhan
hiperglikemia
terhadap
11) Mengantisipasi
manajemen
dimana kebutuhan
diabetes
insulin akan
7) Kurang meningkat
12) Batasi latihan jika
pengetahuan
kadar gula darah >
terhadap
250 Mg/dl, terutama
manajemen
jika adanya keton
penyakit
urine
8) Manajemen 13) Membantu pasien
diabetes tidak untuk menafsirkan
tepat kadar gula darah
14) Memberikan bantuan
9) Pemantauan dalam menyesuaikan
glukosa darah rejimen untuk
tidak adekuat mencegah dan
mengobati
10) Penambahan bb hiperglikemia
berlebihan 15) Menfasilitasi terhadap
diet dan latihan
11) Penurunan bb
berlebihan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi proses keperawatan menurut Dinarti (2009) terdiri dari
rangkaian aktivitas keperawatan dari hari ke hari yang harus dilakukan
dan didokumentasikan dengan cermat. Implementasi merupakan
pengawasan terhadap efektifitas intervensi yang dilakukan, serta menilai
perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan atau hasil yang
diharapkan. Pada tahap ini perawat harus melakukan tindakan
keperawatan yang ada dalam rencana keperawatan. Tindakan dan respon
tersebut dicatat dalam format tindakan keperawatan dan ditulis dalam
kalimat aktif. Manfaat dokumentasi tindakan keperawatan adalah untuk
mengkomunikasikan tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien, serta
menjadi dasar penentuan tugas perawat selanjutnya.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi mengharuskan perawat melakukan pemeriksaan secara kritikal
dan menyatakan respon pasien terhadap intervensi yang telah diberikan.
Evaluasi terdiri dari dua tingkat menurut Dinarti (2009) yaitu:
a. Evaluasi formatif yaitu evaluasi terhadap respon yang segera timbul
setelah intervensi dilakukan. Respon yang dimaksud adalah
bagaimana reaksi pasien secara fisik, emosi, sosial dan spiritual
terhadap intervensi yang baru dilakukan.
b. Evaluasi sumatif disebut juga respon jangka panjang yaitu penilaian
terhadap perkembangan kemajuan ke arah tujuan atau hasil yang
diharapkan. Tujuannya adalah memberikan umpan balik rencana
keperawatan, menilai dan meningkatkan mutu pelayanan, menilai
apakah tujuan dalam rencana tercapai atau tidak, menentukan efektif
atau tidaknya tindakan yang telah diberikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukakan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif dengan pendekatan studi
kasus, yang mengaplikasikan langsung proses keperawatan yang mencakup
pengkajian satu unit penelitian secara intensif (Nursalam,2015). Penelitian ini
menggunakan studi kasus pada asuhan keperawatan dengan gangguan
kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus di ruang Interne RSUD
Lubuk Basung diarahkan untuk mengetahui semua variable yang
berhubungan dengan masalah penelitian dengan melakukan pengkajian secara
rinci dan luas.
F. Rencana analisis
Data yang didapatkan berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan dengan
metode pengumpulan data dengan teknik wawancara. Analisa data dilakukan
berdasarkan data-data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi
data subjektif dan data objektif , sehingga dapat dirumuskan diagnose
keperawatan, kemudian menyusun rencana keperawatan serta melakukan
implementasi dan evaluasi keperawatan. Analisis selanjutnya
membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien
kelolaan dengan teori dan penelitian terdahulu.
BAB IV
DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN KASUS
A. DESKRIPSI KASUS
Penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 Mei 2017 sampai 21 Mei 2017
berlokasi di ruang Interne RSUD Lubuk Basung. Peneliti melakukan
pengkajian dan observasi kepada partisipan yaitu Ny.U dan Tn.Y. Yang akan
dijelaskan sebagai berikut.
Ny.U (partisipan 1) berumur 66 tahun, masuk dengan diagnosa medis Sepsis
ec CAP + DM Tipe 2+ Stroke Hemoragik. Pasien masuk melalui IGD RSUD
Lubuk Basung pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2017 pukul 10.30 WIB,
dengan keluhan pasien pasien demam, nafas sesak, kejang-kejang dan
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 4 E1M1V2. Saat di IGD
dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu 380 mg/dL. Saat diilakukan
pengkajian pasien tidak sadar dengan GCS 4 E1M1V2. Pasien memiliki
riwayat hipertensi, sebelumnya pernah dirawat dengan stroke sekitar 7 tahun
yang lalu (2011), pasien mengetahui ia menderita penyakit DM sejak 5 tahun
yang lalu tetapi tidak pernah memantau gula darah secara rutin. Pada riwayat
kesehatan keluarga adik pasien juga menderita penyakit diabetes.
B. PEMBAHASAN KASUS
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dari proses keperawatan,
dari pengkajian ini dapat kita lihat perbedaan kasus dengan teori yaitu :
a. Identitas pasien
Identitas klien diperoleh dari pasien, keluarga dan status. Menurut analisa
peneliti, pada kasus gangguan nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus ada
kecenderungan faktor jenis kelamin perempuan dimana kebutuhan kalori
pada pria adalah sebesar 30 kal/kg BB sedangkan pada wanita sebesar 25
kal/kg BB, (Inayah, 2014). Serta dalam penelitian yang dilakukan oleh
Agus Sudaryono,dkk (2014) dalam hubungan pola makan, genetik dan
kebiasaan olahraga terhadap kejadian DM menyatakan bahwa jumlah
responden mengalami diabetes yang berjenis kelamin perempuan lebih
tinggi yaitu sebanyak 34 (56,7%), laki-laki 26 (43,3%).
b. Keluhan utama
Berdasarkan pengkajian yang didapatkan dari 2 pasien yang dibawa ke
RSUD Lubuk Basung, keluhan utama yang muncul pada kasus Diabetes
Mellitus adalah pasien dengan kejang-kejang, demam,berkeringat dingin
pada partisipan 1 tidak sadarkan diri dan partisipan 2 terjadi hemiparise
dextra. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan (Price & Wilson,
2012) yaitu keluhan utama pada pasien diabetes mellitus biasanya berupa
poliuria, polifagia, polidipsia, penurunan berat badan, dan luka yang lama
sembuh. Pada pasien yang mengalami sindrom HHNK (Hiperglikemia
Hiperosmolar Non Ketogenik) terdiri atas gejala hipotensi, dehidrasi berat
(membran mukosa kering, turgor kulit jelek), takikardi, dan tanda-tanda
neurologis berupa (perubahan sensori, kejang-kejang, hemiparise).
c. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada 2 pasien Diabetes Mellitus didapatkan
bahwa pasien mengeluh badan terasa lemas, berat badan mengalami
penurunan, nafsu makan menurun sering ada rangsangan mual-muntah..
Keluhan tersebut sejalan dengan teori (Robbins dkk, 2007) yang
mengemukakan dimana pasien dengan diabetes tipe II memperlihatkan
gejala poliuria dan polidipsia.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Sesuai dengan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu pasien
mengatakan pernah dirawat dengan stroke dan memiliki riwayat hipertensi
seta pola hidup tidak sehat. Hal ini sesuai dengan teori (Riyadi &
Sukarmin, 2008) menyatakan bahwa penyakit yang mungkin terjadi
sebagai pemicu timbulnya diabetes mellitus perlu dikaji riwayat penyakit
pankreas, gangguan hormonal, pemberian obat-obatan seperti diuretik
yang dapat menurunkan sekresi insulin, anti radang, atau obat pada
gangguan jantung.
e. Pemeriksaan fisik
Penyakit Diabetes salah satu penyakit yang berpengaruh dengan
pemenuhan nutrisi. Diabetes Mellitus merupakan gangguan kebutuhan
nutrisi yang ditandai gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin. Pasien DM yang tidak memperhatikan kebutuhan
nutrisi akan berdampak terhadap peningkatan kadar gula darah yang tidak
terkontrol. Defisiensi insulin menyebabkan tidak semua glukosa dapat
diubah menjadi glikogen sehingga sebagian besar glukosa akan tetap
berada dalam darah (Alimun,2009).
Pada kasus Tn.Y ditemukan data terjadinya penurunan berat badan sejak 6
bulan terakhir, sering BAK pada malam hari dan merasa lapar. Sesuai
dengan teori apabila terjadi kekurangan insulin maka dapat mengakibatkan
menurunya transpor glukosa melalui membran sel sehingga
mengakibatkan sel-sel kekurangan makanan dan terjadi peningkatan
metabolisme lemak dalam tubuh. Manifestasi yang muncul penderita akan
selalu merasa lapar (poliphagia) namun berat badan mengalami penurunan
(Beck E. Mary,2011).
Sedangkan Ny.U ditemukan data pasien tidak sadar GCS 4 E1M1V2,
badan terlihat kurus, konjungtiva anemis, turgor kulit jelek, terdapat ruam
kemerahan pada area yang tertekan. Diperkuat dengan teori (Price &
Wilson, 2012) pada pasien yang mengalami sindrom HHNK terdiri atas
gejala hipotensi, dehidrasi berat (membran mukosa kering, turgor kulit
jelek), takikardi, dan penurunan status neurologis berupa (perubahan
sensori, kejang-kejang, hemiparise).
2. Diagnosa keperawatan
Pemantauan nutrisi merupakan bagian penting bagi penderita diabetes dan
sering mencakup penurunan berat badan. Tujuannya adalah mencapai dan
mempertahankan kadar glukosa darah dan tekanan darah dalam kisaran
normaluntuk mencegah atau memperlambat munculnya komplikasi kronik
serta memenuhi kebutuhan nutrisi individu (Brunner & Suddarth, 2016).
Menurut NANDA International 2015 masalah keperawatan yang muncul
diantaranya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis, ketidakmampuan mencerna
makanan, kurang asupan makanan, kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi,kehilangan cairan
aktif, resiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan kurang
kepatuhan terhadap manajemen diabetes, manajemen diabetes tidak tepat,
pemantauan glukosa darah tidak adekuat, resiko infeksi berhubungan
dengan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen,
malnutrisi, obesitas, penyakit kronis, penurunan kadar Hb, resiko
kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan metabolisme,
ketidakseimbangan status nutrisi, neutopati perifer, prosedur bedah, resiko
harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh, gangguan
fungsi, gangguan peran sosial.
Data yang didapat berdasarkan pengkajian yang dilakukan, tidak semua
diagnosa yang ada dalam teori gangguan nutrisi pada pasien Diabetes
Melllitus muncul, terdapat 3 diagnosa diantaranya 2 diagnosa yang sama
yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis dan resiko ketidakstabilan gula darah. Kemudian
pada partisipan 1 terdapat diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan
menurunnya status imun.
Diagnosa yang berbeda antara kedua pasien adalah pada partisipan 1
ditegakkan diagnosa resiko infeksi ditemukan data konjungtiva anemis,
turgor kulit jelek, terdapat ruam kemerahan pada area yang tertekan.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
ditemukan. Intervensi keperawatan tersebut terdiri dari Nursing
Interventions Classification (NIC) dan Nursing Outcomes Classification
(NOC). Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus pasien didasarkan
pada tujuan intervensi masalah keperawatan yaituketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis,
resiko infeksi berhubungan dengan menurunya status kesehatan, dan
resiko ketidakstabilan kadar gula darah berhubungan dengan kurang
kepatuhan terhadap manajemen diabetes.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada diagnosaketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis
implementasi yang telah dilakukan adalah berkolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien,
memonitor adanya penurunan berat badan bertujuan untuk mengetahui
adanya penurunan badan, menganjurkan pasien untuk meningkatkan
intake nutrisi,menjelaskan kebutuhan nutrisi pada kasus diabetes,
memonitor kulit kering atau perubahan pigmentasi, rambut mudah rontok,
memonitor kadar albumin. Analisa peneliti, didapatkan masing-masing
pasienanemis dengan Hb dibawah normal.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi yang dilakukan dengan metode SOAP untuk mengetahui
keefektifan dari tindakan keperawatan yang dilakukan. Peneliti melakukan
evaluasi keperawatan terhadap pasien selama 24 jam dengan dua shift
berikutnya peneliti mendokumentasikan melalui catatan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat ruangan yang dinas pada shifttersebut, namun hasil
evaluasi yang didokumentasikan oleh perawat ruangan pada shift sore dan
malam hampir sama dengan evaluasi keperawatan pada shift pagi tanpa
melihat adanya kemajuan ataupun kemunduran kesehatan pasien.
Hasil evaluasi didapatkan pada hari kelima rawatan tanggal 21 Mei 2017,
untuk diagnosa keperawatanketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis didapatkan evaluasi
keperawatanmasalah keperawatan pada partisipan 1 teratasi belum
teratasi , dengan kriteria hasil terjadinya peningkatan hasil labor dengan
nilai Hb12,4 gr/dL, Hematokrit 43%, berat badan pasien menurut IMT
termasuk underweight, turgor kulit masih jelek. Dari hasil pencapaian
krtiteria hasil didapatkan masalah belum teratasi, intervensi dihentikan
pada tanggal 21 Mei 2017 karna keluarga meminta pasien dirawat dirumah
saja. Pada partisipan 2 masalah teratasi pada hari ke 4 dengan kriteria hasil
intake nutrisi klien adekuat, patuh terhadap diit rumah sakit, GDS 274
mg/dl, Hb 14 g/dl, turgor kulit baik, tidak ada tanda anemi terlihat dari
pencapaian kriteria hasil masalah teratasi pada tanggal 21 Mei 2017.
Intervensi dihentikan karena pasien pulang.
Analisa peneliti, dari kriteria hasil yang didapatkan pada perkembangan
pasien 1 seharusnya dilanjutkan sehubungan dengan masih ada kriteria
yang belum teratasi, tetapi dihentikan karena pasien pulang paksa.
Pada diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan
menurunya status kesehatan, untuk partisipan 1 didapatkan hasil evaluasi
masalah kesehatan belum teratasi dengan kriteria hasil klien bebas dari
tanda-tanda infeksi tidak tercapai, terdapat kemerahan pada kulit bagian
tertekan masih adaluas area kemerahan mengecil, dengan Leukosit
8800/mm3. Intervensi dihentikan pada tanggal 21 Mei 2017 karena pasien
pulang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Direktur RSUD Lubuk Basung
Melalui Direktur RSUD Lubuk Basung, perawat di Ruang Interne
diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan pemenuhan nutrisi pada
pasien diabetes mellitus dengan memperhatikan kepatuhan pasien terhadap
diit DM dan memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang baik
dikomsumsi untuk penderita diabetes mellitus khususnya pada pasien
gangguan pemenuhan nutrisi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga terciptanya lulusan
perawat yang profesional, terampil dan bermutu yang mampu memberikan
asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik
keperawatan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti melakukan pengkajian komprehensif dan
mengambil diagnosa keperawatan secara tepat menurut pengkajian
yang didapatkan, melaksanakan tindakan keperawatan dengan lebih
dahulu memahami masalah dengan baik, dan mendokumentasikan
hasil tindakan yang telah dilakukan.
b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
kasus Diabetes Mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
A. PENGUMPULAN DATA
1. Identitas pasien
a. Nama : Ny. U
b. Tanggal lahir : 9 Agustus 1951/ 66 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status kawin : Janda
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : Sekolah Dasar
g. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
h. Tanggal masuk : 14 Mei 2017
i. Alamat : Bula’an Maninjau
j. Tanggal pengkajian : 17 Mei 2017
k. Dx medis : Sepsis ec CAP DM tipe 2+Stroke Hemoragik
2. Identifikasi penanggung jawab
a. Nama : Ny. R
b. Pekerjaan : Pedagang
c. Alamat : Bula’an Maninjau
d. Hubungan : Anak
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama : Ny.U masuk melalui IGD RSUD Lubuk Basung
pada hari Minggu tanggal 14 Mei 2017 pukul 10.30 WIB, dengan
keluhan pasien pasien demam, nafas sesak, kejang-kejang dan
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 4 E1M1V2. Saat di
IGD dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu 380 mg/dL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ditemukan Dipecahkan
No Diagnosa keperawatan Masalah masalah
Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1 Ketidakseimbangan 17-5-2017 21-5-2017
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
faktor biologis
2 Resiko infeksi 17-5-2017 21-5-2017
berhubungan dengan
menurunnya status
kesehatan
3 Resiko ketidakstabilan 17-5-2017 21-5-2017
kadar glukosa darah
berhubungan dengan
pemantauan glukosa
darah tidak adekuat.
No Diagnosa Intervensi
keperawatan NOC NIC
1 Status nutrisi Nutrition Management
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Kriteria hasil: 1) Kolaborasi dengan
kebutuhan tubuh a. Asupan gizi adekuat ahli gizi untuk
berhubungan b. Asupan cairan menentukan jumlah
dengan faktor c. Energy kalori dan nutrisi
biologis d. Berat badan ideal yang dibutuhkan
sesuai dengan tinggi pasien
badan
e. Tidak ada tanda- 2) Berikan informasi
Defenisi: asupan tanda malnutrisi tentang kebutuhan
nutrisi tidak cukup f. Tidak terjadi nutrisi
untuk memenuhi penurunan BB yang
kebutuhan metabolik. Nutrition Monitoring
berarti
1) Monitor adanya
Faktor resiko:
penurunan berat
a. Faktor biologis
badan
b. Faktor ekonomi
c. Faktor psikologis 2) Monitor kulit kering
d. Ketidakmampuan dan perubahan
untuk pigmentasi
mengabsorpsi
nutrien 3) Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
4) Monitor kadar Hb,
Ht
Fasilitasi terhadap
diet dan latihan
5. Memonitor kadar P:
Hb, Ht Intervensi dilanjutkan
Juma 1) Membatasi S:- Renti
t/ Diagnosa pengunjung bila O:
19-5 2 perlu -keadaan umum pasien
2017 lemah
2) Menginstruksikan - terdapat iritasi kulit
pada pengunjung pada daerah tertekan
untuk mencuci - Hb 12 gr/dL
tangan saat -Trombosit 140.000
berkunjung dan /mm3
setelah A: masalah belum
meninggalkan teratasi
pasien P: Intervensi
dilanjutkan
3) Menggunakan
sabun antiseptik
untuk mencuci
tangan
4) Menggunakan
baju dan sarung
tangan sebagai
alat pelindung diri
5) Berkolaborasi
pemberian
antibiotik
6) Memonitor
kerentanan
terhadap infeksi
7) memberikan
perawatan kulit
pada daerah
epidema
8) Menginspeksi
kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase
9) Laporkan
kecurigaan infeksi
Juma 1) Pantau tanda dan S: - Renti
t/ Diagnosa gejala poliuria,
O:
19-5 3 polidipsia, dan
-GDS 189 mg/dL
2017 polifagia -berat badan kurang
dari ideal
2) Memantau tekanan - IMT = 16,4
darah dan denyut A: masalah belum
nadi teratasi
P: intervensi
3) Mengelola
dilanjutkan
masukkan insulin
4) Dorong asupan
cairan oral
5) Memberi cairan IV
sesuai kebutuhan
6) Identifikasi
kemungkinan
penyebab
hiperglikemia
Fasilitasi terhadap
diet dan latihan
LAMPIRAN
9. Program pengobatan
Citicolin 1000 mg/12 jam
Aspilet 1x80 mg
Mecobalanin 1000/mg/24 jam
Fenitoin 2x100 mg
Asam Folat 1x1 mg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ditemukan Dipecahkan
No Diagnosa keperawatan masalah masalah
Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1 17-5-2017 21-5-2017
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
faktor biologis
2 Ketidakstabilan gula 17-5-2017 21-5-2017
darah berhubungan
dengan kurang kepatuhan
pada manajemen diabetes
P:
Intervensi
dilanjutkan
Kamis/ Diagnosa 1. memberikan S:
18-5 1 informasi tentang -pasien mengatakan
2017 kebutuhan nutrisi masih ada
2. Memonitor adanya
rangsangan mual-
penurunan berat
badan muntah setelah
3. Memonitor kulit makan
kering dan
- pasien mengatakan
perubahan
pigmentasi badan masih terasa
4. Memonitor letih
kekeringan, rambut
O:
kusam, dan mudah
patah - pasien diberi diit
5. Memonitor kadar DD 1700 Kkal.
Hb, Ht -Kunjungtiva Renti
- mukosa mulut
pucat
Hb 14 g/dl
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
Kamis/ Diagnosa 1) Pantau tanda dan S:
gejala poliuria,
18-5 2 -Sering merasa
polidipsia, dan
2017 polifagia pusing
2) Memantau tekanan
darah dan denyut Do:
nadi
-mukosa mulut pucat
3) Mengelola
masukkan insulin -kadar gula darah
4) Dorong asupan
tinggi
cairan oral
Renti
5) Memberi cairan IV -gula darah pasien
sesuai kebutuhan
yaitu 332 mg/dl
6) Identifikasi
kemungkinan A:
penyebab Masalah belum
hiperglikemia teratasi
7) Fasilitasi terhadap
diet dan latihan
P:
Intervensi
dilanjutkan
Jumat/ Diagnosa 1. memberikan S:
informasi tentang
19-5 1 -pasien mengatakan
kebutuhan nutrisi
2017 masih ada
2. Memonitor adanya
penurunan berat rangsangan mual-
badan muntah setelah
3. Memonitor kulit makan
kering dan
- pasien mengatakan
perubahan
pigmentasi badan masih terasa
4. Memonitor letih
kekeringan, rambut O: Renti
kusam, dan mudah
patah - pasien diberi diit